Episode sebelumnya...
Bagus Rania kemudian saling memandang dan cekikikan kembali karena merasa lucu, ancaman seperti itu tidak ada apa-apa nya bagi anak-anak bandel seperti Bagus dan Rania. Semboyannya adalah masuk telinga kanan keluar telinga kiri.
"Ekhem." Suara batuk Alvaro terdengar kembali, membuat Bagus dan Rania terdiam dan benar-benar kembali fokus pada hukuman mereka.
###
Happy Reading and Enjoy guys.
###
Malam minggu telah tiba, Rania saat ini sudah berada di rumah sakit bersama para perawat yang terlihat sedang bersantai sambil asik mendengarkan Rania menceritakan sesuatu.
"Terus Ran apa yang terjadi selanjutnya sama nenek itu?. " Tanya salah satu perwata wajahnya terlihat sangat penasaran.
"Terus..... " Rania mulai melanjutkan ceritanya sambi berbisik-bisik, menatap satu persatu perawat yang dengan serius menanti kelanjutan cerita horonya.
"Terus, para perawat yang waktu itu berjaga jadi sangat penasaran pada sesuatu yang terlihat menggembung di perut orang tua itu dan ternyata setelah di periksa nenek itu langsung tidak sadarkan diri laluuuuu. "
"lalu??. "
"Neneknya di antar pulang karena perutnya cuma kembung karena gak bisa buang angin berhari-hari, hahahaha. " Rania tertawa terbahak-bahak melihat empat orang perawat itu merasa kebingungan dan celingak celinguk.
"Ah Rania, gak asik banget kamu. "
"Heheee bercanda. "
"Kirain perawatnya itu ngeliat perut si nenek bolong terus banyak ulatnya. " Celetuk salah satu perawat yang lain.
"Sundel bolong dong. " Timpal lainnya.
"Hiiiiiiii hiiiiiiii hiiiiiii." Rania menirukan suara hantu kuntilanak.
"Aaaaahhhhh."
Para perawat itu kemudian berteriak, karena merasa merindinding, di tambah lagi tempat mereka berkumpul saat itu sengaja lampunya di matikan agar kesan horor dari cerita Rania lebih terasa.
Lampu tiba-tiba hidup membuat Rania dan keempat perawat itu berbalik ke arah saklar lampu dan melihat bayangan putih lalu mereka serentak berteriak.
"Haaaaaaaaaaaaa."
"Kalian ngapain disini?. " Tanya sosok bayangan putih itu yang ternyata Alvaro.
"Pak Alvarooo." Teriak Rania.
Alvaro merasa kebingungan dengan tingkah ke lima orang di hadapannya.
"Kalian ngapain disini gelap-gelappan?. " Tanya Alvaro sekali lagi.
"Orang-orang disana lagi butuh bantuan kalian malah santai disini, kembali bekerja!. " Perintah Alvaro, keempat perawat itu langsung lari berhambjran takut kena semprot Alvaro dan meninggalkan Rania di ruangan itu berdua dengan Alvaro.
"Ini pasti ulah kamu Rania. " Tuduh Alvaro.
"Enak aja. " Bantah Rania.
"Para perawat-perawat itu jadi uring-uringan karna kamu ajakin, kamu tuh gak di sekolah gak di rumah sakit suka banget bikin ulah pake ajak-ajak orang lain segala lagi. " Omel Alvaro.
Rania yang merasa dirinya selalu di intimidasi oleh Alvaro pun menatap Alvaro sinis.
"Pak Alvaro ini kenapa sih sensi banget sama saya, orang mereka kok yang ngikutin saya nyuruh saya cerita. " Rania membela dirinya.
"Rania, kamu tuh kalau ada orang tua ngomong jangan di bantah. "
"Iya deh yang ORANG TUA!. " Rania melongos pergi keluar dari tempat itu meninggalkan Alvaro yang belum selesai bicara dan pasti sebentar lagi akan mengintimidasi dirinya. Rania segera kabur sebelum itu benar-benar terjadi.
"Heeeh Raniaa. " Teriak Alvaro yang melihat Rania pergi begitu saja saat dirinya belum selesai berbicara.
"Gadis itu sangat tidak mudah. " Batin Alvaro.
"Cihhh." Alvaro berdecak kesal.
###
Waktu sudah menunjukkan pukul 11.20 siang, Rania baru saja membuka matanya.
"Hooooaaaaammm." Rania menguap sambil mengguling-gulingkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk.
Semalaman ia berada di rumah sakit berjalan kesan kemari sambil menyapa para perawat dan para pasien sambil menunggu papanya selesai bekerja.
Hari minggu ini seperti biasa rutinitas Rania bangun di tengah hari, bermalas-malassan di tempat tidurnya dan akan keluar kamar jika sudah merasa lapar.
"Mandi dulu ah. " Rania berbicara kepada dirinya sendiri. Gadis itu bergegas bangun dan menuju kamar mandi.
Setelah mandi dan berpakaian lengkap Rania menatap dirinya di depan cermin, entah mengapa pikirannya langsung mengingat Alvaro. Ingatan Rania seperti memuta kejadian-kejadian yang di alaminya sejak bertemu Alvaro, Laki-laki itu selalu mengancam, mengintimidasi dan berpikiran buruk padanya. Rania harus membalas dendam, ini tidak boleh di biarkan.
Rania kembali membaringkan tubuhnya ke tempat tidur sambil memikirkan ide apa saja yang bisa membuat rencananya berjalan lancar. Gadis itu kemudian bangun dan berlari ke arah pintu kamarnya dan dengan cepat Rania sudah berada di dalam kamar Reno yang terlihat sedang sibuk memperbaiki taki gitarnya.
"Renoooo." Pangil Rania.
"Hmmm." Reno hanya bergumam membalas panggilan Rania.
"Bisa gak sih bikin ledakan-ledakan gitu kalau di ruangan lab Biologi. "
"Gak bisalah. " Jawab Reno cuek. Rania berdecak kesal karena merasa tidak puas dengan jawaban Reno
"Itu lab Biologi, bukan Lab Kimia. " Lanjut Reno.
"Oh iya yah, adu kok aku lupa sih. "
"Bukan lupa, kamunya aja yang bodoh. " Ejek Reno.
"Dihhh dasar anak monyet. " Teriak Rania lalu langsung berlari keluar dari kamar Reno, hari ini dirinya malas untuk berdebat dipikirannya hanya ada pertanyaan bagaimana memberi pelajaran kepada Alvaro.
###
Setelah selesai upacara dan para siswa kembali ke kelasnya masing-masing, terlihat Rania sedang sibuk melakukan sesuatu di ruangan laboratorium Biologi. Tidak lama kemudian ia kembali ke kelasnya sambil tersenyum senang.
"Rania, kamu dari mana. " Tanya Melinda.
"Dari UKS tadi kepalaku pusing. " Jawab Rania.
"Itumah bukan pusing, itu akal-akalan kamu saja. " Ejek Melinda.
"Biarin, Wlekkk iri kan. "
"Idihhhh najisss. " Balas Melinda mengikuti dan bicara Rania yang sering mengatasinya dengan kata itu ketika sedang menggoda Reno.
"Awas kamu yah. " Teriak Rania yang bersiap akan menangkap Melinda. Namun, belum sempat hal itu terjadi Alvaro tiba-tiba masuk ke kelas. Mata pelajaran pertama hari ini adalah pelajaran Biologi, pelajaran yang di bawakan oleh Alvaro.
"Tenang, tenang.. anak-anak kembali ke tempat duduk kalian masing-masing. " Perintah Alvaro yang sudah berada di kursinya memberikan arahan kepada kelas 12 IPA 2.
"Hari ini kita akan belajar mikroorganisme pada hewan, jadi hari ini kita tidak akan belajar di kelas seperti penyampaian saya sebelumnya. Hari ini kita akan langsung melakukan praktik membelah hewan dan seperti yang sudah kalian semua ketahui hewan yang akan kita gunakan dalam praktik hari ini adalah katak atau mungkin kalian lebih familiat menyebutnya dengan kodok, nah untuk hari ini kita akan belajar di laboratorium... " Alvaro menjelaskan panjang lebar, setelah itu mengarahkan seluruh siswa dan siswi keluar dari kelas untuk segera pergi ke laboratorium Biologi.
"Kecuali Rania, kalian boleh keluar duluan. "
"Kenapa pak?. " Tanya Rania karena merasa di anak tirikan.
"Kamu akan kesana belakangan bersama saya, untuk mencegah kamu berbuat hal yang tidak masuk akal. "
"Tidak masuk akal?. " Batin Rania.
Semua siswa dan siswi sudah keluar dari kelas sambil bersenda gurau satu sama lain menyisakan Rania dan Alvaro yang keluar belakangan. Rania tampak cemberut karena hanya dirinya yang yang di perlakukan tidak adil sementara teman-temannya yang lain tampak sangat bersenang-senang di depan sana. Rania iri melihatnya dan sesekali melirik sini ke arah Alvaro yang berjalan di sampingnya.
Bersambung....
Terima kasih sudah membaca, klik like dan tinggalkan komentar kalian. Saran dan masukkan yang membangun akan sangat berguna bagi penulis untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Author.
#kimel#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Mom La - La
Rania jahil + lucu.
aku suka
aku suka
walaupun kadang2 ngegemesin
2023-01-19
2
Kiki Amelia
sip kk
2023-01-19
1
yukisan
mampir ka😉😉
2023-01-19
1