Episode 11 : Rencana Rania

Episode sebelumnya...

Bagus Rania kemudian saling memandang dan cekikikan kembali karena merasa lucu, ancaman seperti itu tidak ada apa-apa nya bagi anak-anak bandel seperti Bagus dan Rania. Semboyannya adalah masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

"Ekhem." Suara batuk Alvaro terdengar kembali, membuat Bagus dan Rania terdiam dan benar-benar kembali fokus pada hukuman mereka.

###

Happy Reading and Enjoy guys.

###

Malam minggu telah tiba, Rania saat ini sudah berada di rumah sakit bersama para perawat yang terlihat sedang bersantai sambil asik mendengarkan Rania menceritakan sesuatu.

"Terus Ran apa yang terjadi selanjutnya sama nenek itu?. " Tanya salah satu perwata wajahnya terlihat sangat penasaran.

"Terus..... " Rania mulai melanjutkan ceritanya sambi berbisik-bisik, menatap satu persatu perawat yang dengan serius menanti kelanjutan cerita horonya.

"Terus, para perawat yang waktu itu berjaga jadi sangat penasaran pada sesuatu yang terlihat menggembung di perut orang tua itu dan ternyata setelah di periksa nenek itu langsung tidak sadarkan diri laluuuuu. "

"lalu??. "

"Neneknya di antar pulang karena perutnya cuma kembung karena gak bisa buang angin berhari-hari, hahahaha. " Rania tertawa terbahak-bahak melihat empat orang perawat itu merasa kebingungan dan celingak celinguk.

"Ah Rania, gak asik banget kamu. "

"Heheee bercanda. "

"Kirain perawatnya itu ngeliat perut si nenek bolong terus banyak ulatnya. " Celetuk salah satu perawat yang lain.

"Sundel bolong dong. " Timpal lainnya.

"Hiiiiiiii hiiiiiiii hiiiiiii." Rania menirukan suara hantu kuntilanak.

"Aaaaahhhhh."

Para perawat itu kemudian berteriak, karena merasa merindinding, di tambah lagi tempat mereka berkumpul saat itu sengaja lampunya di matikan agar kesan horor dari cerita Rania lebih terasa.

Lampu tiba-tiba hidup membuat Rania dan keempat perawat itu berbalik ke arah saklar lampu dan melihat bayangan putih lalu mereka serentak berteriak.

"Haaaaaaaaaaaaa."

"Kalian ngapain disini?. " Tanya sosok bayangan putih itu yang ternyata Alvaro.

"Pak Alvarooo." Teriak Rania.

Alvaro merasa kebingungan dengan tingkah ke lima orang di hadapannya.

"Kalian ngapain disini gelap-gelappan?. " Tanya Alvaro sekali lagi.

"Orang-orang disana lagi butuh bantuan kalian malah santai disini, kembali bekerja!. " Perintah Alvaro, keempat perawat itu langsung lari berhambjran takut kena semprot Alvaro dan meninggalkan Rania di ruangan itu berdua dengan Alvaro.

"Ini pasti ulah kamu Rania. " Tuduh Alvaro.

"Enak aja. " Bantah Rania.

"Para perawat-perawat itu jadi uring-uringan karna kamu ajakin, kamu tuh gak di sekolah gak di rumah sakit suka banget bikin ulah pake ajak-ajak orang lain segala lagi. " Omel Alvaro.

Rania yang merasa dirinya selalu di intimidasi oleh Alvaro pun menatap Alvaro sinis.

"Pak Alvaro ini kenapa sih sensi banget sama saya, orang mereka kok yang ngikutin saya nyuruh saya cerita. " Rania membela dirinya.

"Rania, kamu tuh kalau ada orang tua ngomong jangan di bantah. "

"Iya deh yang ORANG TUA!. " Rania melongos pergi keluar dari tempat itu meninggalkan Alvaro yang belum selesai bicara dan pasti sebentar lagi akan mengintimidasi dirinya. Rania segera kabur sebelum itu benar-benar terjadi.

"Heeeh Raniaa. " Teriak Alvaro yang melihat Rania pergi begitu saja saat dirinya belum selesai berbicara.

"Gadis itu sangat tidak mudah. " Batin Alvaro.

"Cihhh." Alvaro berdecak kesal.

###

Waktu sudah menunjukkan pukul 11.20 siang, Rania baru saja membuka matanya.

"Hooooaaaaammm." Rania menguap sambil mengguling-gulingkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk.

Semalaman ia berada di rumah sakit berjalan kesan kemari sambil menyapa para perawat dan para pasien sambil menunggu papanya selesai bekerja.

Hari minggu ini seperti biasa rutinitas Rania bangun di tengah hari, bermalas-malassan di tempat tidurnya dan akan keluar kamar jika sudah merasa lapar.

"Mandi dulu ah. " Rania berbicara kepada dirinya sendiri. Gadis itu bergegas bangun dan menuju kamar mandi.

Setelah mandi dan berpakaian lengkap Rania menatap dirinya di depan cermin, entah mengapa pikirannya langsung mengingat Alvaro. Ingatan Rania seperti memuta kejadian-kejadian yang di alaminya sejak bertemu Alvaro, Laki-laki itu selalu mengancam, mengintimidasi dan berpikiran buruk padanya. Rania harus membalas dendam, ini tidak boleh di biarkan.

Rania kembali membaringkan tubuhnya ke tempat tidur sambil memikirkan ide apa saja yang bisa membuat rencananya berjalan lancar. Gadis itu kemudian bangun dan berlari ke arah pintu kamarnya dan dengan cepat Rania sudah berada di dalam kamar Reno yang terlihat sedang sibuk memperbaiki taki gitarnya.

"Renoooo." Pangil Rania.

"Hmmm." Reno hanya bergumam membalas panggilan Rania.

"Bisa gak sih bikin ledakan-ledakan gitu kalau di ruangan lab Biologi. "

"Gak bisalah. " Jawab Reno cuek. Rania berdecak kesal karena merasa tidak puas dengan jawaban Reno

"Itu lab Biologi, bukan Lab Kimia. " Lanjut Reno.

"Oh iya yah, adu kok aku lupa sih. "

"Bukan lupa, kamunya aja yang bodoh. " Ejek Reno.

"Dihhh dasar anak monyet. " Teriak Rania lalu langsung berlari keluar dari kamar Reno, hari ini dirinya malas untuk berdebat dipikirannya hanya ada pertanyaan bagaimana memberi pelajaran kepada Alvaro.

###

Setelah selesai upacara dan para siswa kembali ke kelasnya masing-masing, terlihat Rania sedang sibuk melakukan sesuatu di ruangan laboratorium Biologi. Tidak lama kemudian ia kembali ke kelasnya sambil tersenyum senang.

"Rania, kamu dari mana. " Tanya Melinda.

"Dari UKS tadi kepalaku pusing. " Jawab Rania.

"Itumah bukan pusing, itu akal-akalan kamu saja. " Ejek Melinda.

"Biarin, Wlekkk iri kan. "

"Idihhhh najisss. " Balas Melinda mengikuti dan bicara Rania yang sering mengatasinya dengan kata itu ketika sedang menggoda Reno.

"Awas kamu yah. " Teriak Rania yang bersiap akan menangkap Melinda. Namun, belum sempat hal itu terjadi Alvaro tiba-tiba masuk ke kelas. Mata pelajaran pertama hari ini adalah pelajaran Biologi, pelajaran yang di bawakan oleh Alvaro.

"Tenang, tenang.. anak-anak kembali ke tempat duduk kalian masing-masing. " Perintah Alvaro yang sudah berada di kursinya memberikan arahan kepada kelas 12 IPA 2.

"Hari ini kita akan belajar mikroorganisme pada hewan, jadi hari ini kita tidak akan belajar di kelas seperti penyampaian saya sebelumnya. Hari ini kita akan langsung melakukan praktik membelah hewan dan seperti yang sudah kalian semua ketahui hewan yang akan kita gunakan dalam praktik hari ini adalah katak atau mungkin kalian lebih familiat menyebutnya dengan kodok, nah untuk hari ini kita akan belajar di laboratorium... " Alvaro menjelaskan panjang lebar, setelah itu mengarahkan seluruh siswa dan siswi keluar dari kelas untuk segera pergi ke laboratorium Biologi.

"Kecuali Rania, kalian boleh keluar duluan. "

"Kenapa pak?. " Tanya Rania karena merasa di anak tirikan.

"Kamu akan kesana belakangan bersama saya, untuk mencegah kamu berbuat hal yang tidak masuk akal. "

"Tidak masuk akal?. " Batin Rania.

Semua siswa dan siswi sudah keluar dari kelas sambil bersenda gurau satu sama lain menyisakan Rania dan Alvaro yang keluar belakangan. Rania tampak cemberut karena hanya dirinya yang yang di perlakukan tidak adil sementara teman-temannya yang lain tampak sangat bersenang-senang di depan sana. Rania iri melihatnya dan sesekali melirik sini ke arah Alvaro yang berjalan di sampingnya.

Bersambung....

Terima kasih sudah membaca, klik like dan tinggalkan komentar kalian. Saran dan masukkan yang membangun akan sangat berguna bagi penulis untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Author.

#kimel#

Terpopuler

Comments

Mom La - La

Mom La - La

Rania jahil + lucu.
aku suka
aku suka
walaupun kadang2 ngegemesin

2023-01-19

2

Kiki Amelia

Kiki Amelia

sip kk

2023-01-19

1

yukisan

yukisan

mampir ka😉😉

2023-01-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 : Prolog
2 Bagian 2 : Dimarahi?
3 Bagian 3 : Berdebat
4 Bagian 4 : Iwak Peyek
5 Bagian 5 : Hari Pertama
6 Bgian 6 : Ancaman
7 Bagian 7 : Rumah Sakit
8 Bagian 8 : Membantu Lansia
9 Bagian 9 : Melinda
10 Bagian 10 : Perpustakaan
11 Episode 11 : Rencana Rania
12 Bagian 12 : Kalah Taktik
13 Bagian 13 : Anak Monyet
14 Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15 Bagian 15 : Kelas Heboh
16 Bagian 16 : Kamu Nanya
17 Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18 Bagian 18 : Normal?
19 Bagian 19 : Keseleo
20 Bagian 20 : Adik Ipar
21 Bagian 21 : Ulangan Biologi
22 Bagian 22 : Taruhan
23 Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24 Bagian 24 : Rania Berdandan
25 Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26 Bagian 26 : Rencana Baru!
27 Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28 Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29 Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30 Bagian 30 : Alvaro Menangis
31 Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32 Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33 Bagian 33 : Mid Semester
34 Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35 Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36 Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37 Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38 Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39 Bagian 39 : Masuk Perangkap
40 Bagian 40 : Laki-laki Batu
41 Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42 Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43 Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44 Bagian 44 : -3 Hari
45 Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46 Bagian 46 : Mengurung Diri
47 Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48 Bagian 48: Menang Taruhan
49 Bagian 49 : Double Date
50 Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51 Terima Kasih
52 Bagian 51 : Rania Menggalau
53 Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54 Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55 Bagian 54 : Rania Bad Mood
56 Bagian 55 : Di Antar Pulang
57 Bagian 56 : LAPAR
58 Bagian 57 : Terlambat Lagi
59 Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60 Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61 Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62 Bagian 61 : Emosional
63 Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64 Bagian 63 : Canggung
65 Bagian 64 : Cemburu ?
66 Bagian 65 : Ngambek
67 Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68 Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69 Bagian 68 : Dingin
70 Bagian 69 : Bertengkar
71 Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72 Bagian 71 : Tali Kutang
73 Bagian 72 : Kritis
74 Bagian 73 : Menjenguk Laura
75 Bagian 74 : Suami Laura
76 Bagian 75 : Calon Mertua?
77 Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78 Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79 Bagian 78 : Bimbang?
80 Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81 Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82 Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83 Bagian 82 : Gunawan
84 Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85 Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86 Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87 Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88 Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89 Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90 Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91 Bagian 90 : Kabar Rania.
92 Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93 Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94 Bagian 93 : Menjemput Rania?
95 Bagian 94 : Bertemu kembali?
96 Bagian 96 : Gaun Pengantin
97 Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98 Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99 Bagian 99 : Merasa Perih
100 Bagian 100 : End
101 PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102 PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103 Sepatah Kata Author.
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bagian 1 : Prolog
2
Bagian 2 : Dimarahi?
3
Bagian 3 : Berdebat
4
Bagian 4 : Iwak Peyek
5
Bagian 5 : Hari Pertama
6
Bgian 6 : Ancaman
7
Bagian 7 : Rumah Sakit
8
Bagian 8 : Membantu Lansia
9
Bagian 9 : Melinda
10
Bagian 10 : Perpustakaan
11
Episode 11 : Rencana Rania
12
Bagian 12 : Kalah Taktik
13
Bagian 13 : Anak Monyet
14
Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15
Bagian 15 : Kelas Heboh
16
Bagian 16 : Kamu Nanya
17
Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18
Bagian 18 : Normal?
19
Bagian 19 : Keseleo
20
Bagian 20 : Adik Ipar
21
Bagian 21 : Ulangan Biologi
22
Bagian 22 : Taruhan
23
Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24
Bagian 24 : Rania Berdandan
25
Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26
Bagian 26 : Rencana Baru!
27
Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28
Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29
Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30
Bagian 30 : Alvaro Menangis
31
Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32
Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33
Bagian 33 : Mid Semester
34
Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35
Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36
Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37
Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38
Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39
Bagian 39 : Masuk Perangkap
40
Bagian 40 : Laki-laki Batu
41
Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42
Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43
Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44
Bagian 44 : -3 Hari
45
Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46
Bagian 46 : Mengurung Diri
47
Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48
Bagian 48: Menang Taruhan
49
Bagian 49 : Double Date
50
Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51
Terima Kasih
52
Bagian 51 : Rania Menggalau
53
Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54
Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55
Bagian 54 : Rania Bad Mood
56
Bagian 55 : Di Antar Pulang
57
Bagian 56 : LAPAR
58
Bagian 57 : Terlambat Lagi
59
Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60
Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61
Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62
Bagian 61 : Emosional
63
Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64
Bagian 63 : Canggung
65
Bagian 64 : Cemburu ?
66
Bagian 65 : Ngambek
67
Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68
Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69
Bagian 68 : Dingin
70
Bagian 69 : Bertengkar
71
Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72
Bagian 71 : Tali Kutang
73
Bagian 72 : Kritis
74
Bagian 73 : Menjenguk Laura
75
Bagian 74 : Suami Laura
76
Bagian 75 : Calon Mertua?
77
Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78
Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79
Bagian 78 : Bimbang?
80
Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81
Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82
Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83
Bagian 82 : Gunawan
84
Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85
Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86
Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87
Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88
Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89
Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90
Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91
Bagian 90 : Kabar Rania.
92
Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93
Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94
Bagian 93 : Menjemput Rania?
95
Bagian 94 : Bertemu kembali?
96
Bagian 96 : Gaun Pengantin
97
Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98
Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99
Bagian 99 : Merasa Perih
100
Bagian 100 : End
101
PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102
PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103
Sepatah Kata Author.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!