Bagian 13 : Anak Monyet

Episode sebelumnya...

Rania tertawa kegirangan meninggalkan Alvaro di ruangan lab Biologi itu, gadis itu kemudian kembali ke kelasnya.

Ruangan lab itu sangat jarang di lewati oleh orang-orang, karena berada di sudut sekolah dan biasanya hanya di buka 2 kali sehari oleh tukang bersih-bersih sekaligus orang yang memegang kunci seluruh ruangan di sekolah ini pada pagi dan sore hari. Kecuali jika ada kelas yang akan menggunakannya. Alvaro sepertinya akan terkunci disana hingga sore nanti.

###

Happy Reading and Enjoy guys.

###

Malam ini Alvaro terlihat sedang bersantai di dalam ruangan kerjanya, ia terlihat sangat asik berbicara dengan seseorang yang berada di ujung telpon sana.

"Hahahaha rasain kamu pak Al, di kerjain sama Rania. " Ujar suara perempuan yang terdengar sedang menertawakan kesialan Alvaro di sekolah siang tadi.

"Iya, Bu Hani hari ini seperti memang hari yang apes untuk saya. " Jawab Alvaro, ternyata yang berada di ujung telepon itu adalah Bu Hani yang sedang menanyakan kabar anak-anak didiknya.

" Jadi gimana cara pak Alvaro keluar dari lab?. "

" Saya keluar lewat jendela juga lah Bu, Rania ternyata gak mikirin hal itu juga. "

"Hahahaha, kalian ini lucu banget. "

"Saya benar-benar di buat kesal bu, tapi saya pastikan hari ini adalah hari terakhir Rania bisa berbuat seperti itu. "

" Pak Alvaro, ngehadapin anak abg kayak Rania tuh gak usah terlalu keras-keras banget, santai aja. Soalnya kalau semakin di kerasin bukannya tunduk dia itu malah bakalan nganggap kalau dirinya sedang di tantang. "

"Masalahnya kalau di biarkan anak itu bisa saja mencelakai teman-temannya. "

"Jika sudah sejauh itu pemikiran pak Alvaro terhadap Rania, berarti pak Alvaro jangan sampai kalah taktik kedepannya. "

"Ini juga yang sedang saya pikirkan Bu Hani, cara untuk membuat Rania tunduk dan patuh terhadap aturan. "

"Sebenarnya pada saat saya masih memegang kelas Rania itu, saya hanya mengalah kepada Rania, saya tahu potensi anak itu bagus. Meskipun anaknya sedikit badung tapi pada saat semester jawabannya selalu memuaskan. Saya hanya tidak ingin membuatnya tertekan, makanya saya selalu membiarkannya lolos saat membolosmembolos namun kembali lagi saya harap pak Alvaro bisa meluluhkan hatinya agar anak itu mau mengikuti pelajaran sesuai aturan yang ada di sekolah. " Bu Hani bercerita panjang lebar. Alvaro hanya diam mendengarkan.

Setelah selesai berbicara dan memutuskan sambungan telepon dengan Bu Hani Alvaro kemudian memikirkan kejadian tadi siang. Senyum laki-laki itu mengembang. Saat keluar dari ruangan lab Biologi melalui jendela, Alvaro sebenarnya mencari Rania dan akan memberinya hukuman yang lebih berat lagi namun niat itu ia urungkan karena melihat gadis itu sedang makan di kantin sekolah bersama teman-temannya dan gadis itu terlihat makan dengan sangat lahap. Alvaro jadi merasa bersalah sendiri karena mengurungnya di dalam lab selama 1 jam meskipun ternyata jendelanya bisa di buka dari dalam, namun setidaknya Rania tidak lari dari ruangan itu sebelum ia datang dan membuka kunci pintu lab Biologi tersebut.

"Ada saja tingkah gadis itu. " Batin Alvaro.

Alvaro kemudian mengingat pesan dari bu Hani yang memyarankan Alvaro untuk mendekati Rania dari hati ke hati .

"Hati ke hati?. " Alvaro mengertnyitkan alisnya kemudian bergidik ngeri jika harus berdekatan secara intens dengan Rania, gadis nakal itu.

###

Rania terlihat sangat kegirangan di atas tempat tidurnya padahal waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam namun dirinya belum juga mengantuk, hatinya terasa sangat berbunga-bunga. Hari ini ia merasa berhasil mengerjai Alvaro, saat jam upacara sedang berlangsung, Rania berpura-pura sedang tidak enak badan dan di bawa ke UKS, setelah upacara selesai dan para murid di arahkan untuk kembali masuk ke kelas masing-masing Rania mengambil kesempatan itu untuk masuk ke lab Biologi dan melepaskan semua katak yang telah Alvaro siapkan di dalam kotak.

Rania beernyanyi-nyanyi bersama suara dari sound sistemnya yang melantunkan lagu dari Tuty Wibowo yang berjudul No Comment dengan volume yang menggetarkan dinding kamarnya hingga sampai ke kamar Reno yang tepat berada di samping kamar Rania.

Gadis itu kemudian bangun dan melompat-lompat di atas kasurnya, merayakan kemenangannya.

..."klik."...

Sound sistem Rania mati berbarengan dengan itu Reno ternyata sudah ada di dekat kasurnya sambil memperhatikannya sejak tadi namun Rania tidak menyadari kehadiran Reno karena suara dari sound sistem itu mengisi seluruh ruang kamarnya.

"Kenapa kamu matiin. " Teriak Rania.

"Berisik banget, kak NIA! . " Balas Reno sambil berteriak juga, membuat Rania kaget untuk sesaat.

Reno segera mengambil sound sistem itu dan membawanya pergi ke kamarnya. Rania yang merasa tidak terima kesenangannya di ganggu mengejar Reno hingga sampai di depan kamarnya, namun kurang selangkah lagi Rania sampai.

..."Bug."...

Wajah Rania menabrak pintu kamar adiknya itu yang sengaja di tutup tepat saat Rania akan masuk.

"Aaahhh Renoooooo. " Teriak Rania.

"Sialan kamu, anak monyet. "

"Aww aduh sakit. " Rania memegang hidungnya yang terasa seperti akan patah.

###

Sarapan pagi di keluarga pak Herman pagi ini terlihat seperti ada hal yang tak biasa, sangat jarang terjadi, Rania bangun tanpa di bangunkan dan di bantu orang lain. Sekarang gadis itu sedang duduk dan melakukan sarapan pagi bersama keluarganya dengan hidung yang di tempeli hansaplast.

"Wahhh tumben banget kamu nak bangun pagi, terus ikut sarapan, itu hidung kamu kenapa?. " Tanya mama Rania tanpa jeda.

"Iya tumben banget kamu ikut sarapan biasanya papa udah berangkat kamu belum bangun. "

"Ini semua gara-gara anak monyet. "

"Anak monyet?. " Mama Rania bingung, karena merasa di rumahnya tidak ada yang memelihara anak monyet.

"Itu, anak monyet kesayangan mama itu, dia nge jedotin hidung Nia di pintu kamarnya terus dari jam 4 subuh dia udah bangun dan nyetel musik kenceng pas di tembok kamarku dan getarannya sampai ke tempat tidur gimana gak bangun cepet coba, kirain gempa bumi. " Rania menunjuk Reno yang makan dengan santainya.

Papa dan mama Rania sedikit tertawa mendengar cerita anak perempuannya itu.

"Beneran Reno kamu ngelakuin itu ke kakak kamu?. " tanya papa Rania.

"Maaf ya kak Rania, abisnya sih semalam pas Reno belajar kakak nyetel musiknya keras banget, aku juga jadi gak fokus belajar. "

"Loh, terus kok hidungnya kakak kamu bisa luka gitu. " Tanya mama sekali lagi sambil memegang wajah Rania memerilsa hidung anaknya. Wajah Rania, sengaja di buat sedih agar mama dan papanya simpati kepadanya.

"Ya udah deh aku ngaku, aku salah maaf yah kakakku Rania. " Ujar Reno, malas berdebat dan memang lebih sering mengalah kepada Rania.

"ya udah deh aku maafin" Rania sebenarnya tidak benar-benar marah dia hanya ingin melihat adiknya itu meminta maaf kepadanya, Reno juga tidak menyangka kalau semalam pintu yang sengaja di tutupnya itu melukai kakaknya.

"Kalian itu cuman dua orang tapi kalau berantem di rumah ini kayak ada setengah lusin anak. " Canda pak Herman.

"Reno, lain kali kalau berantem jangan kelewatan batas yah nak, kan kamu laki-laki tenagamu gak sama kayak Rania, kamu juga Rania jangan sering ngisengin adikmu kalau lagi belajar. " Mama Rania menasehati anak-anaknya itu.

"Tapi ma ak... " Rania mencoba membantah.

"Raniaaa." Tegur papanya.

Rania dan Reno memang sangat segan kepada papanya itu, meskipun kadang terlihat cuek dengan kelakuan anaknya yang badung utamanya Rania. Namun, papanya itu sangat tegas dan lumayan menakutkan jika sudah marah tapi papa mereka tetap memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk melakukan apapun yang mereka inginkan namun tentu saja tetap dalam kontrol dan pengawasan mama dan papa Rania dan Reno, agar anak-anaknya itu tidak melewati batas.

Bersambung...

Terima kasih sudah membaca, klik like dan tinggalkan komentar kalian. Saran dan masukkan nyang membangun akan lebih berguna untuk penulis menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Author

#kimel#

Episodes
1 Bagian 1 : Prolog
2 Bagian 2 : Dimarahi?
3 Bagian 3 : Berdebat
4 Bagian 4 : Iwak Peyek
5 Bagian 5 : Hari Pertama
6 Bgian 6 : Ancaman
7 Bagian 7 : Rumah Sakit
8 Bagian 8 : Membantu Lansia
9 Bagian 9 : Melinda
10 Bagian 10 : Perpustakaan
11 Episode 11 : Rencana Rania
12 Bagian 12 : Kalah Taktik
13 Bagian 13 : Anak Monyet
14 Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15 Bagian 15 : Kelas Heboh
16 Bagian 16 : Kamu Nanya
17 Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18 Bagian 18 : Normal?
19 Bagian 19 : Keseleo
20 Bagian 20 : Adik Ipar
21 Bagian 21 : Ulangan Biologi
22 Bagian 22 : Taruhan
23 Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24 Bagian 24 : Rania Berdandan
25 Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26 Bagian 26 : Rencana Baru!
27 Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28 Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29 Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30 Bagian 30 : Alvaro Menangis
31 Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32 Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33 Bagian 33 : Mid Semester
34 Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35 Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36 Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37 Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38 Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39 Bagian 39 : Masuk Perangkap
40 Bagian 40 : Laki-laki Batu
41 Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42 Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43 Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44 Bagian 44 : -3 Hari
45 Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46 Bagian 46 : Mengurung Diri
47 Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48 Bagian 48: Menang Taruhan
49 Bagian 49 : Double Date
50 Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51 Terima Kasih
52 Bagian 51 : Rania Menggalau
53 Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54 Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55 Bagian 54 : Rania Bad Mood
56 Bagian 55 : Di Antar Pulang
57 Bagian 56 : LAPAR
58 Bagian 57 : Terlambat Lagi
59 Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60 Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61 Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62 Bagian 61 : Emosional
63 Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64 Bagian 63 : Canggung
65 Bagian 64 : Cemburu ?
66 Bagian 65 : Ngambek
67 Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68 Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69 Bagian 68 : Dingin
70 Bagian 69 : Bertengkar
71 Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72 Bagian 71 : Tali Kutang
73 Bagian 72 : Kritis
74 Bagian 73 : Menjenguk Laura
75 Bagian 74 : Suami Laura
76 Bagian 75 : Calon Mertua?
77 Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78 Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79 Bagian 78 : Bimbang?
80 Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81 Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82 Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83 Bagian 82 : Gunawan
84 Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85 Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86 Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87 Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88 Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89 Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90 Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91 Bagian 90 : Kabar Rania.
92 Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93 Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94 Bagian 93 : Menjemput Rania?
95 Bagian 94 : Bertemu kembali?
96 Bagian 96 : Gaun Pengantin
97 Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98 Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99 Bagian 99 : Merasa Perih
100 Bagian 100 : End
101 PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102 PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103 Sepatah Kata Author.
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bagian 1 : Prolog
2
Bagian 2 : Dimarahi?
3
Bagian 3 : Berdebat
4
Bagian 4 : Iwak Peyek
5
Bagian 5 : Hari Pertama
6
Bgian 6 : Ancaman
7
Bagian 7 : Rumah Sakit
8
Bagian 8 : Membantu Lansia
9
Bagian 9 : Melinda
10
Bagian 10 : Perpustakaan
11
Episode 11 : Rencana Rania
12
Bagian 12 : Kalah Taktik
13
Bagian 13 : Anak Monyet
14
Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15
Bagian 15 : Kelas Heboh
16
Bagian 16 : Kamu Nanya
17
Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18
Bagian 18 : Normal?
19
Bagian 19 : Keseleo
20
Bagian 20 : Adik Ipar
21
Bagian 21 : Ulangan Biologi
22
Bagian 22 : Taruhan
23
Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24
Bagian 24 : Rania Berdandan
25
Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26
Bagian 26 : Rencana Baru!
27
Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28
Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29
Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30
Bagian 30 : Alvaro Menangis
31
Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32
Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33
Bagian 33 : Mid Semester
34
Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35
Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36
Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37
Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38
Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39
Bagian 39 : Masuk Perangkap
40
Bagian 40 : Laki-laki Batu
41
Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42
Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43
Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44
Bagian 44 : -3 Hari
45
Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46
Bagian 46 : Mengurung Diri
47
Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48
Bagian 48: Menang Taruhan
49
Bagian 49 : Double Date
50
Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51
Terima Kasih
52
Bagian 51 : Rania Menggalau
53
Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54
Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55
Bagian 54 : Rania Bad Mood
56
Bagian 55 : Di Antar Pulang
57
Bagian 56 : LAPAR
58
Bagian 57 : Terlambat Lagi
59
Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60
Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61
Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62
Bagian 61 : Emosional
63
Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64
Bagian 63 : Canggung
65
Bagian 64 : Cemburu ?
66
Bagian 65 : Ngambek
67
Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68
Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69
Bagian 68 : Dingin
70
Bagian 69 : Bertengkar
71
Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72
Bagian 71 : Tali Kutang
73
Bagian 72 : Kritis
74
Bagian 73 : Menjenguk Laura
75
Bagian 74 : Suami Laura
76
Bagian 75 : Calon Mertua?
77
Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78
Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79
Bagian 78 : Bimbang?
80
Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81
Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82
Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83
Bagian 82 : Gunawan
84
Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85
Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86
Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87
Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88
Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89
Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90
Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91
Bagian 90 : Kabar Rania.
92
Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93
Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94
Bagian 93 : Menjemput Rania?
95
Bagian 94 : Bertemu kembali?
96
Bagian 96 : Gaun Pengantin
97
Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98
Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99
Bagian 99 : Merasa Perih
100
Bagian 100 : End
101
PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102
PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103
Sepatah Kata Author.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!