Episode sebelumnya...
Semua orang yang berada di dalam mobil sibuk dengan pikirannya masing-masing karena lagu dangdut yang Rania putar dengan volume yang tinggi memenuhi gendang telinga mereka.
###
Happy Reading and Enjoy Guys.
###
Rania berdecak kesal melihatmu Melinda dan Reno yang dari tadi sedang asik dengan dunianya, bagaikan dunia milik mereka berdua dan Rania hanya mengontrak.
Saat ini mereka bertiga sudah berada di rumah sakit, di ruangan papa Rania.
"Melinda aku mau ke ruang perawatan bayi, soalnya kemarin aku udah janji mau bantuin bersihin ruangan bayi di sana. " Ujar Reno kepada Melinda.
"Aku boleh ikut gak? aku juga bisa kok bersih-bersih. "
"Beneran mau ikut?. "
"Hu'um." Melinda mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Ya udah yuk. " Ajak Reno berdiri berjalan duluan ke arah pintu keluar di ikuti Melinda.
"Rania, kamu gak mau iktu?. " Tanya Reno kepada Rania yang terlihat sedang lesu.
"Ah Rania lagi capek tadi abis di hukum sama guru Biologi makanya lesu gitu, gak usah di ajakin kasian. " Ujar Melinda sambil melirik ke arah Rania agar gadis itu mengiyakan ucapannya dan Melinda bisa berduaan dengan Reno.
"Isssshh, udah sana pergi. " Usir Rania. Melibda dan Reno akhirnya pergi berdua meninggalkan Rania seorang diri.
"Hiksssss, kehidupan macam apa ini. " Batin Melinda.
###
Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00, Rania terbangun dari tidurnya tidak terasa gadis itu sudah tertidur selama 2 jam lebih. Rania memperhatikan sekelilingnya, lampu ruangan sudah di nyalakan artinya tadi ada orang yang masuk, mungkin itu papanya atau mungkin Melinda dan Reno datang mengeceknya.
..."Bruk."...
Terdengar seperti ada sesuatu yang jatuh di luar sana membuat Rania kaget dan langsung bangun dari kursi sofa panjang tempatnya berbaring.
"Apa itu?. " Rania kembali memperhatikan sekitanya yang terasa sangat sepi. Rania mendengar sepeti ada suara langkah kaki di depan ruangan papanya, gadis itu kemudian berlari keluar pintu namun tidak mendapati siapapun disana.
Merasa situasinya sangat mencekam Rania kemudian berlari menyusuri koridor yang sepi karena ruangan papanya lumayan berjarak dari bangunan yang lainnya hingga tanpa sengaja kaki Rania menginjak lantai yang basah.
..."Prak."...
"Aw, pantatkuuuuuu. " Teriak Rania yang terpeleset dan pantatnya jatuh duluan ke lantai.
"Aduh, mbak? mbak gapapa kan?. " Tanya seseorang yang ternyata petugas kebersihan yang sedang membuang air sisa pellannya.
"Aw pantat saya sakit jangan langsung di angkat duluuu. "
"Eh mbak Rania yah, ya ampun mbak ngapain lari-lari jam segini. "
"Aduh jangan di tanya-tanya dulu ini saya gak kuat berdiri, hikssssss. " Rania menangis merasakan pantatnya yang sakit dan pergelangan kakinya yang sepertinya keseleo.
Petugas kebersihan itu kemudian membantu Rania, dan tidak lama kemudian ada orang lain yang melihat mereka.
"Loh kalian ngapain? ini kenapa?. " Tanya seseorang itu.
"Eh Dokter Alvaro, ini dok, mbak Rania kepeleset mau saya bantuin berdiri tapi saya gak tau mau kayak gimana soalnya katanya gak kuat berdiri mbak Rania nya. " Jawab ibu-ibu tukang bersih-bersih itu kepada seseorang yang ternyata orang itu adalah Alvaro.
"Yaudah biar saya aja. " Ujar Alvaro.
Alvaro kemudian mengangkat Rania.
"Aduh sakit, pelan-pelan. HIKSSSSS SAKIT BANGET. " Rania histeris.
Akvaro kemudian membawanya ke ruang perawatan untuk di periksa.
###
"Rania?. "
"Raniaaa?. " Panggil pak Herman papa Rania yang sudah datang ke ruang perawatan dimana Rania di rawat oleh Alvaro. Pak Herman datang bersama Melinda dan Reno.
"Papaaaaa." Rengek Rania manja.
"Kenapa bisa gini sih. "
"Udah aman kok dok, saya udah kasih pereda nyeri . " Jawab Alvaro.
"Paling tadi abis lari-larian lagi. " Celetuk Reno.
"Enak aja, orang kepeleset kok pas ibu-ibu itu nyiram air. "
"Ibu-ibu siapa?. " Tanya papa Rania.
Alvro kemudian menjelaskan kejadian tadi sesuai dengan apa yang di katakan oleh si ibu-ibutukang pembersih tadi.
"Kamu sih gak liat-liat. " Ujar oek Herman kepada Rania.
"Lagian kalian sih ninggalin Rania sendirian, Rania kan takut kalau tiba-tiba ada orang jahat yang culik Rania gimana?. "
"Kan tadi Reno udah ajakin, mau ikut gak, Kak Ranianya sendiri yang nolak. Lagian penculiknya juga gak bakalan berani ngelawan kakak" Ujar Reno membela diri.
"Udah-udah yang penting sekarang, Rania udah di obatin. Reno mending kamu antar Melinda pulang, nanti orang tuanya nyariin."
"Yaudah pah, Reno sekalian mau langsung pulang nanti, yaudah yuk Mel. " Ajak Reni kepada Melinda.
"Rania aku balik yah, besok aku balik nengokin kamu lagi. " Pamit Melinda.
"Gak setia kawan kamu yah, mentang-mentang lagi paca.... "
"Kak Rania, udah yah kakak mending istirahat aja biar cepat sembuh nanti aku suruh mama datang kesini. " Ujar Reno memotong pembicaraan kakaknya agar jangan sampai papanya berbalik mengomeli dirinya yang sedang pendekatan dengan Melinda.
"Ya udah om, Pak Alvaro saya permisi yah. " Melibda sambil menyalami papa Rania dan Alvaro lalu berlalu pergi bersama Reno.
"Yaudah hati-hati yah, biar nanti papa pulang sama Rania, mama gak usah disuruh kesini. " Ujar papa Rania kepada Reno.
"Hiksss dasar emang dunia ini gak adil. " Batin Rania.
"Terimakasih yah kamu udah bantuin Rania, ngomong-ngomong kamu Alvaro yah yang dokter baru itu?. " Tanya pak Herman kepada Alvaro yang masih berada disana sejak tadi.
"Iya dok, saya dokter ahli gizi yang baru sekaligus saya juga guru Biologi baru di tempat Rania sekolah. " Jawab Alvaro.
"Oh ya? Wahh kebetulan sekali.... " Pak Herman kemudian asik bercerita dengan Alvaro menghirauian Rania yang sedang terbaring di atas kasur rumah sakit.
###
Rania disarankan untuk beristirahat selama 3 hari di rumahnya otomatis, Rania akan masuk sekolah di hari senin depan karena hari ini baru hari rabu.
Rania sudah berbaring diatas kasurnya, mama Rania baru saja datang mengganti seragam sekolahnya dengan baju tidur yang bersih, seragamnya itu sudah seharian Rania kenakan.
"Kenapa bisa keseleo gini sih Rania, ya ampun, kan mama udah kasih tau ke kamu jangan lari-larian terus kalau di rumah sakit, untung aja kamu gak nabrak pasian yang lagi sakit. " Omel mama Rania.
"Ma, aduh sakit, pelan-pelan, pantat Rania sakit. "
"Nah ini akibatnya kalau kamu gak dengerin kata orang tua, kalau di bilangin iya-iya aja eh tau-tau udah kejadian lagikan kamu melukai diri kamu sendiri. "
"Mama udah dong, anaknya lagi sakit bukannya di sayang-sayang malah di omelin mulu. "
"Nih angkat tangan kamu. " Mama Rania memasangkan baju tidur kepada tubuh Rania.
"Ya udah mama turun dulu ambilin kamu makan, habis makan nanti langsung minum obat dan tidur. " Ujar mama Rania sambil berjalan ke arah pintu dan menghilang.
Rania sendiri nampak pasrah, badannya terasa nyeri.
Bersambung...
Terima kasih sudah membaca, klik like dan tinggalkan komentar kalian yah.
Subscribe, kasih saran masukan yang membangun karena itu akan sangat berguna untuk penulis menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Author.
#kimel#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments