Bagian 14 : Kepribadian Ganda

Episode sebelumnya...

Rania dan Reno memang sangat segan kepada papanya itu, meskipun kadang terlihat cuek dengan kelakuan anaknya yang badung utamanya Rania. Namun, papanya itu sangat tegas dan lumayan menakutkan jika sudah marah tapi papa mereka tetap memberikan kebebasan kepada anak-anaknya untuk melakukan apapun yang mereka inginkan namun tentu saja tetap dalam kontrol dan pengawasan mama dan papa Rania dan Reno, agar anak-anaknya itu tidak melewati batas.

###

Happy, Reading and Enjoy Guys.

###

Rania berjalan dengan riang gembira menuju ke kelasnya, di jam pertama kali ini kelasnya akan belajar mata pelajaran olahraga. Di banding mata pelajaran lainnya, pelajaran olahraga adalah yang paling gadis itu sukai. Sesampainya Rania di kelas beberapa teman sekelasnya sudah memakai seragam olahraga, beberapa yang lainnya baru bersiap-siap.

"Ran, tumben kamu semangat banget hari ini?. " Tanya Melinda yang terlihat sedang mempersiapkan seragam olahraganya.

"Ya iyalah hari inikan pelajaran olahraga. "

"Hmm kamu emangnya sesuka itu yah?. "

"Banyak tanya kamu Mel, yuk ke ruang ganti. " Rania sedang malas banyak omong, segera mengajak Melinda berganti seragam. Karena tidak lama lagi mata pelajaran olahraga akan segera di mulai dan mereka harus berkumpul di lapangan, terlebih lagi Rania sudah tahu basa-basi Melinda yang ujung-ujungnya pasti akan menanyakan Reno.

Kelas 12 IPA 2 saat ini sudah berkumpul di lapangan dan sedang mendengarkan penjelasan pak Dodi, guru olahraga di kelas Rania. Materi olahraga yang hari ini akan di bawakan adalah materi atletik. Alasan mengapa Rania lebih menyukai pelajaran olahraga di banding pelajaran lainnya adalah karena pelajaran olahraga lebih banyak bergerak di banding berteori dan duduk mendengarkan guru berbicara berjam-jam di dalam kelas membuatnya mengantuk. Sementara, pelajaran olahraga membuat Rania dapat mengekspresikan dirinya karena lebih banyak bergerak di luar ruangan.

Setelah lelah mengisengi teman-temannya saat bermain olahraga volly, Rania kemudian berlari keluar luar lapangan bergabung dengan teman-temannya yang sedang duduk santai, ini juga masuk ke dalam salah satu alasan Rania lebih menyukai pelajaran olahraga karena mereka bisa bersantai di pinggir lapangan ketika sudah merasa lelah, Rania bisa minun dan makan sambil bercanda dengan teman-temannya tanpa di marahi oleh guru yang sedang mengajar.

"Eh Rania, kamu aku perhatiin kok rajin banget kalau pelajaran olahraga. " Celetuk Faisal teman kelas Rania yang saat itu juga sedang beristirahat selesai bermain olahraga bola volly bersama Rania.

"Ya sukalah soalnya gak ribet, kalau di kelas suka pusing aku dengarin orang ngomong panjang lebar, udah gitu capek tau duduk di kelas selama berjam-jam. " Jawab Rania.

"Tapikan gak semuanya selalu di kelas Ran, kalayak pelajaran Biologi kemarin kadang-kadang kita juga bakalan ke lab. " Timpal Melinda.

"Oh iya kejadian kemarin itu kerjaan kamu kan Rania?. " Tanya Diki teman Rania yang duduk di bangku telan di depan Rania si kelas.

"Hmmmm hmm ii-iya, heheee. " Rania menjawab ragu-ragu.

"Kamu tuh Rania, kasian tau Pak Alvaro sampai ngejar-ngejar kamu kayak kemarin. "

"Iya tau sampai pak Alvaro keliatan mau nangis, mukanya sampai merah-merah gitu. "

"Kayak kepiting rebus yah. "

"Tapi ada uratnya hahaha. "

Mereka kemudian tertawa mengingat kejadian kemarin saat Rania membuat satu kelas kacau karena melepas katak yang akan di bedah untuk pelajaran Biologi.

"Eh, tapi gimana sama laptopnya pak Alvaro?. " Tanya Diki lagi.

Rania baru ingat bahwa kemarin ia membuat laptop Alvaro jatuh dan terbelah menjadi dua.

"Ya ampun aku sampai lupa. " Ujar Rania menjitak jidatnya sendiri. Rania baru ingat bahwa ia merusak laptop Alvaro. Kini kesenangannya tiba-tiba saja berubah menjadi sedikit rasa bersalah. Ia bertekad akan mengganti laptop Alvaro menggunakan uang jajannya yang selama ini ia kumpulkan.

Tidak lama kemudian pelajaran olahraga itu berakhir dan mereka semua kembali ke kelas masing-masing namun beberapa murid yang lain memilih pergi ke kantin sekolah untuk mengisi perutnya.

"Ran, kamu mau ikut ke kantin?. " Tanya Melinda yang bersiap-siap ke kantin bersama Diki dan teman yang lainnya .

"Nggak Mel, kalian pergi aja aku mau ke kelas duluan. "

"ya udah deh. "

Rania bergegas ke kelasnya dengan perasaan lesu, untuk makan saja rasanya ia tidak ingin lagi. Dipikiran gadis itu saat ini adalah menemui Alvaro sepulang sekolah untuk meminta maaf sekaligus menanyakan harga laptopnya yang rusak. Rania akan ke rumah sakit sore ini.

###

Sepulang sekolah Rania langsung menuju ke rumah sakit dan mencari-cari Alvaro, namun Rania sama sekali tidak menemukannya. Rania sudah pergi ke ruangan kerja Alvaro, namun laki-laki itu tidak ada disana.

"Huh, capek banget. " Keluh Rania, ia kemudian berbalik arah berjalan ke arah taman untuk mencari angin segar karena keringat terasa sudah membasahi separuh tubuhnya.

Baru saja beberapa langkah Rania berjalan dari depan terlihat Alvaro yang sedang melangkah menuju ke arahnya. Rania tersenyum lebar ke arah Alvaro memperlihatkan senyum terbaiknya agar laki-laki itu itu nantinya mau berbicara baik-baik dengannya.

"Pak Alvaro. " Rania melambaikan tangannya ke arah Alvaro.

"Selamat sore Pak Al. " Rania mencoba bersikap ramah.

"Kamu kelihatannya senang sekali, Rania. " Ada nada ejekan dalam suara Alvaro, laki-laki itu suda berada tepat di depan Rania saat ini.

"Eh enggak kok pak, bapak dari mana? . " Pertanyaan bodoh Rania, jelas-jelas Alvaro baru pulang dari sekolahnya melihat penampilannya yang selalu membawa tas laptopnya itu untuk mengajar, Rania menggigut bibir bawahnya, mengingat tujuan awalnya menemui Alvaro sore ini.

"Kamu gak liat. " Alvaro sinis.

"Mau saya bantuin gak pak, itu kayaknya berat, saya bantuin bawa tasnya ya pak. " Rania yang tidak tahu harus melakukan apa-apa kemudian berinisiatif membantu Alvaro.

Alvaro yang merasa ada yang aneh dengan sikap Rania merasa curiga, pasti gadis ini sedang merencanakan sesuatu pada Alvaro. Alvaro menyipitkan matanya menataoRania lekat-lekat.

"Hehehe maaf Pak, ya udah gak usah, gak jadi. " Ujar Rania sambil melepaskan pegangannya pada tas Alvaro karena laki-laki itu mulai curiga padanya.

Alvaro kemudian berjalan ke arah ruangan kerjanya, sementara Rania mengikutinya dari belakang tidak menghiraukan keringatnya yang sedang bercucuran. Hari ini Rania harus tahu berapa kerugian yang Alvaro alami akibat laptopnya yang patah kemarin.

Alvaro berjalan masuk ke ruangannya dan Rania masih mengikutinya.

"Ada apa Rania?. " Tanya Alvaro sambil meletakkan berang bawaannya ke atas meja kerjanya.

"Pak, saya mau minta maaf. " Ucap Rania dengan tegas.

"Haaa?. " Alvaro merasa heran, karena baru saja kemarin Rania mengibarkan bendera perang kepadanya kini gadis itu meminta perdamaian?.

"Kamu pikir rencana kamu kali ini bakalan berhasil? Saya gak tau apa yang sedang kamu rencanakan tapi saya pastikan saya tidak akan masuk ke dalam jebakan kamu lagi, Rania.

" Tapi saya serius pak, Saya mau minta maaf. "

Alvaro membuka tasnya dan mengambil laptopnya dari dalam tas tersebut, menyalakannya lalu melepas layar laptop tersebut dari keyboardnya, laptopnya menjadi 2 bagian yang terpisah. Bagian yang lainnya ia gunakan seperti tablet. Alvaro terlihat sibuk melakukan sesuatu. Rania melongo melihatnya? ternyata laptopnya touchscreen dan bisa di lepas pasang. Rania merasa sedikit lega sekaligus kesal juga.

"Jadi, kamu beneran mau minta maaf?. " Setelah 1 menit berlalu Rania masih berada di depan meja kerja Alvaro, laki-laki itu berfikir apakah Rania benar-benar sudah tobat dan meminta maaf dengan tulus kepadanya.

Rania sadar dari keterkejutan nya lalu dengan ekspresi sinis menatap Alvaro.

"Gak jadi. " Rania, berjalan keluar dari ruangan Alvaro. Gadis itu baru mengingat saat kemarin setelah ia menjatuhkan laptop tersebut dan Alvaro menyuruh seluruh murid keluar dari ruangan lab Biologi, Rania yang diam terpaku karena syok telah menjatuhkan laptop tersebut tidak memperhatikan Alvaro yang memungut laptonya dari lantai. Tentu saja laptop itu dalam keadaan baik-baik saja karena memang laptopnya sudah di rancang untuk tahan banting dan dapat di pisah menjadi 2 bagian.

"Hampir saja. " Rania berdecak kesal dan berlalu pergi.

Alvaro yang melihat itu merasa semakin kebingungan.

"Apakah gadis itu punya 2 kepribadian ganda? atau mungkin lebih?. " Ujar Alvaro berbicara dengan dirinya sendiri. Rania benar-benar gadis yang sulit dirinya mengerti karena karakternya yang bisa dengan cepat berubah hanya dengan hitungan menit saja.

Bersambung...

Terimakasih sudah membaca, klik like dan tinggalkan komentar kalian. Saran dan masukkan yang membangun akan lebih berguna untuk penulis menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Author

#kimel#

Episodes
1 Bagian 1 : Prolog
2 Bagian 2 : Dimarahi?
3 Bagian 3 : Berdebat
4 Bagian 4 : Iwak Peyek
5 Bagian 5 : Hari Pertama
6 Bgian 6 : Ancaman
7 Bagian 7 : Rumah Sakit
8 Bagian 8 : Membantu Lansia
9 Bagian 9 : Melinda
10 Bagian 10 : Perpustakaan
11 Episode 11 : Rencana Rania
12 Bagian 12 : Kalah Taktik
13 Bagian 13 : Anak Monyet
14 Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15 Bagian 15 : Kelas Heboh
16 Bagian 16 : Kamu Nanya
17 Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18 Bagian 18 : Normal?
19 Bagian 19 : Keseleo
20 Bagian 20 : Adik Ipar
21 Bagian 21 : Ulangan Biologi
22 Bagian 22 : Taruhan
23 Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24 Bagian 24 : Rania Berdandan
25 Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26 Bagian 26 : Rencana Baru!
27 Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28 Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29 Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30 Bagian 30 : Alvaro Menangis
31 Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32 Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33 Bagian 33 : Mid Semester
34 Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35 Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36 Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37 Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38 Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39 Bagian 39 : Masuk Perangkap
40 Bagian 40 : Laki-laki Batu
41 Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42 Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43 Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44 Bagian 44 : -3 Hari
45 Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46 Bagian 46 : Mengurung Diri
47 Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48 Bagian 48: Menang Taruhan
49 Bagian 49 : Double Date
50 Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51 Terima Kasih
52 Bagian 51 : Rania Menggalau
53 Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54 Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55 Bagian 54 : Rania Bad Mood
56 Bagian 55 : Di Antar Pulang
57 Bagian 56 : LAPAR
58 Bagian 57 : Terlambat Lagi
59 Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60 Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61 Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62 Bagian 61 : Emosional
63 Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64 Bagian 63 : Canggung
65 Bagian 64 : Cemburu ?
66 Bagian 65 : Ngambek
67 Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68 Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69 Bagian 68 : Dingin
70 Bagian 69 : Bertengkar
71 Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72 Bagian 71 : Tali Kutang
73 Bagian 72 : Kritis
74 Bagian 73 : Menjenguk Laura
75 Bagian 74 : Suami Laura
76 Bagian 75 : Calon Mertua?
77 Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78 Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79 Bagian 78 : Bimbang?
80 Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81 Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82 Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83 Bagian 82 : Gunawan
84 Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85 Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86 Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87 Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88 Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89 Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90 Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91 Bagian 90 : Kabar Rania.
92 Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93 Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94 Bagian 93 : Menjemput Rania?
95 Bagian 94 : Bertemu kembali?
96 Bagian 96 : Gaun Pengantin
97 Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98 Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99 Bagian 99 : Merasa Perih
100 Bagian 100 : End
101 PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102 PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103 Sepatah Kata Author.
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bagian 1 : Prolog
2
Bagian 2 : Dimarahi?
3
Bagian 3 : Berdebat
4
Bagian 4 : Iwak Peyek
5
Bagian 5 : Hari Pertama
6
Bgian 6 : Ancaman
7
Bagian 7 : Rumah Sakit
8
Bagian 8 : Membantu Lansia
9
Bagian 9 : Melinda
10
Bagian 10 : Perpustakaan
11
Episode 11 : Rencana Rania
12
Bagian 12 : Kalah Taktik
13
Bagian 13 : Anak Monyet
14
Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15
Bagian 15 : Kelas Heboh
16
Bagian 16 : Kamu Nanya
17
Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18
Bagian 18 : Normal?
19
Bagian 19 : Keseleo
20
Bagian 20 : Adik Ipar
21
Bagian 21 : Ulangan Biologi
22
Bagian 22 : Taruhan
23
Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24
Bagian 24 : Rania Berdandan
25
Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26
Bagian 26 : Rencana Baru!
27
Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28
Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29
Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30
Bagian 30 : Alvaro Menangis
31
Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32
Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33
Bagian 33 : Mid Semester
34
Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35
Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36
Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37
Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38
Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39
Bagian 39 : Masuk Perangkap
40
Bagian 40 : Laki-laki Batu
41
Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42
Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43
Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44
Bagian 44 : -3 Hari
45
Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46
Bagian 46 : Mengurung Diri
47
Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48
Bagian 48: Menang Taruhan
49
Bagian 49 : Double Date
50
Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51
Terima Kasih
52
Bagian 51 : Rania Menggalau
53
Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54
Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55
Bagian 54 : Rania Bad Mood
56
Bagian 55 : Di Antar Pulang
57
Bagian 56 : LAPAR
58
Bagian 57 : Terlambat Lagi
59
Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60
Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61
Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62
Bagian 61 : Emosional
63
Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64
Bagian 63 : Canggung
65
Bagian 64 : Cemburu ?
66
Bagian 65 : Ngambek
67
Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68
Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69
Bagian 68 : Dingin
70
Bagian 69 : Bertengkar
71
Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72
Bagian 71 : Tali Kutang
73
Bagian 72 : Kritis
74
Bagian 73 : Menjenguk Laura
75
Bagian 74 : Suami Laura
76
Bagian 75 : Calon Mertua?
77
Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78
Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79
Bagian 78 : Bimbang?
80
Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81
Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82
Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83
Bagian 82 : Gunawan
84
Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85
Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86
Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87
Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88
Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89
Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90
Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91
Bagian 90 : Kabar Rania.
92
Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93
Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94
Bagian 93 : Menjemput Rania?
95
Bagian 94 : Bertemu kembali?
96
Bagian 96 : Gaun Pengantin
97
Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98
Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99
Bagian 99 : Merasa Perih
100
Bagian 100 : End
101
PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102
PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103
Sepatah Kata Author.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!