Bagian 3 : Berdebat

Episode sebelumnya...

Alvaro sudah merasa cukup dengan pencapaiannya selama di rumah sakit ini, sebenarnya ia ingin mencoba hal baru lainnya yang lebih menantang. Makanya, ia menerima tawaran untuk menjadi guru di salah satu sekolah yang tak jauh dari komplek perumahan tempatnya tinggal. SMA 1 JAYA .

###

Happy Reading & Enjoy guys.

###

Semua orang di keluarga pak Herman telah berkumpul untuk sarapan di meja makan kecuali, Rania. Gadis itu belum juga turun dari lantai dua untuk sarapan bersama padahal sebentar lagi supir pribadi rumah itu akan memanaskan mobil untuk mengantar Rania dan Reno berangkat ke sekolah. Waktu sudah menunjukkan pukul 07.15, 1 jam lagi pagar sekolahnya Rania akan tertutup.

"Rania kok belum turun Ren? kamu gak ada ngeliat Rania tadi." Tanya papa ke Reno yang sedang fokus menikmati sarapannya.

"Enggak pa." Balas Reno singkat lalu kembali melanjutkan makannya.

Pak Herman menatap istrinya, seolah sudah mengerti mama Rania lalu berdiri dari tempat duduknya ia akan naik ke lantai dua untuk memangik Rania.

"Mahh, yaudah deh papa mau berangkat duluan, soalnya banyak pasien yang mesti papa cek kondisinya pagi ini." Ucap pak Herman kepada istrinya yang sedang melangkah menuju anak tangga. Mama Rania berhenti sebentar lalu membalas ucapan suaminya itu.

"Ya udah deh Pah, mama mau naik nih cek Rania takutnya di belom bangun. "

Pak Herman lalu beranjak dari tempat duduknya, Reno menciun tangan Papahnya yang akan berangkat kerja. Pak Herman juga tidak lupa untuk menciun kening istrinya.

"Hati-hati pah." Ucap mana Rania sambil mencium tangan suaminya itu.

Papa Rania berangkat bekerja, Mama Rania kemudian melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga.

###

...kring... kring... kringg.....

Suara alarm dari sebuah ponsel sudah berkali-kali berbunyi namun si pemilik ponsel tersebut tak bereaksi apapun. Rania. Entah apa yang ia lakukan semalaman hingga pagi ini gadis itu masih terbuai dalam mimpi indahnya.

"Rania... Niaaaa. " Teriak mama Rania dari luar pintu.

...tok.. tok..tok.....

Suara pintu di ketuk.

"Rania, Nak kamu belum bangun? ya ampun. " Ujar mama Rania sambil memegang gagang pintu. Pintu kamar itu tidak terkunci.

Di dalam kamar terlihat tubuh Rania yang tertutupi oleh selimut tebal, suara alarm masih berbunyi dari ponselnya namun gadis itu sama sekali tidak bergeming.

Mama bergegas membangunkan Rania, menggoyang-goyangkan tubuhnya agar anaknya itu segera bangun dari tidur pulsanya.

"Rania, raniaaaa."

"Bangun nak, heiiiii, kamu udah hampir telah ya ampun anak gadis ini."

Mama menepuk-nepuk pipi Rania, ini sudah seringkali terjadi. Rania sangat sulit untuk di bangunkan pada pagi hari. Bahkan mungkin jika ada bom yang meledak Rania tidak akan menyadarinya, ia akan mati terkena bom atau terkena reruntuhan bangunan akibat dari letusan bom yang meledak itu.

Rania terbangun dan kaget. Ia langsung terduduk matanya masih tertutup.

"Rania, kamu tuh kebiasaan deh tekat mulu bangunnya." Ucap mama yang sekali lagi mencoba menyadarkan Rania.

Mata Rania masih tertutup mulutnya sedikit terbuka ia berdiri dan berjalan menuju ke arah kamar mandi.

"Sekarang jam berapa mah?." Tanya Rania.

"SETENGAH DELAPAN RANIA." Ucap mama dengan volumevsuara yang sengaja ditinggikan.

Dan berhasil. Mata Rania terbuka ia langsung berlari masuk ke kamar mandi. Dalam pikirannya hanya ada satu kalimat. Mandi kilat.

"Ah mamahhh kenapa gak bangunin Nia dari tadi, kan Nia bisa telat lagiiii." teriak Rania dari dalam kamar mandi membuka pakaian yang menempel di tubuhnya, sikat gigi, mengguyur badannya dengan air, sabunan lalu yang terakhir mencuci wajahnya.

Mama Rania hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ini hampir tiap hari terjadi, rasanya untuk menimpali ucapan dan mengomeli anaknya saja sudah percuma. percuma ia lakukan. Mama Rania kemudian keluar dari kamar anaknya.

"Dasar anak gadis.." Mama Rania bergumam sambil menutup pintu kamar anak gadisnya itu.

Tidak sampai setengah jam kemudian Rania sudah turun dari lantai dua, melihat ke arah meja makan hanya ada mamanya disana.

"Mah, Papa sama Reno mana?. " Tanya Rania sambil mengambil 1 potongan roti lalu ia masukkan 1 kaligus ke dalam mukutnya.

"Papa udah berangkat dari tadi, Tuh Reno nungguin kamu di mobil dia udah siap dari 1 jam yang lalu." Ujar mama Rania.

"Ya unah nehh Mah, Hania behangkat hulu yahh." Rania berbicara seperti orang sengau karena banyak makanan di dalam mulutnya, Rania lalu meraih tangan mamanya menciumnya, lalu berlari menuju pintu utama.

"Hati-hati Rania, jangan bolos lagi hari ini nak bersikap baik sama guru-gurumu. " Teriak mama dari dalm rumah kepada Rania yang sudah berada diluar pintu.

###

"Pak Alip cepet, pak tuh pagar sekolah saya udah mau tutup 15 menit lagi." Ujar Rania panik memperlihatkan jam tangannya yang menunjukkan pukul 08.00.

"Lola' banget sih kamu kak, sekolah kakak tuh deket kah aku, gara-gara kakak nih aku bakalan kena hukuman lagi, kebiasaan banget deh." Reno berkata sinis kepada Rania yang baru saja masuk ke dalam mobil.

Sekolah Rania dan Reno memang berbeda namun arahnya sama. Sekolah Reno berjarak kurang lebih 30 menittan dari rumah menggunakan kendaraan, sementara Rania sekolahnya hanya berjaran 1 kilometer lebih dan bisa di tempuh dengan berjalan kaki 15 menittan. Makanya saat membolos Rania sangat santai berjalan kaki mengitari komplek perumahan di dekat sekolahnya.

"Bacot kamu dek, kenapa gak berangkat sama papa aja tadi atau kamu berangkat sendirian naik angkot, mandiri dong." Balas Rania tidak mau kalah.

Mereka berdua terlibat adu mulutmulut selama perjalanan menuju kesekolah.

Reno sendiri tidak ikut ke mobil papanya karena sedari sarapan tadi ia melihat ponsel papanya terus-terussan berdering menandakan ada panggilan dari rumah sakit. Reno tentu tidak ingin menyusahkan papanya hanya demi mengantarnya ke sekolah sementara di rumah sakit ada banyak pasien yang lebih membutuhkan pertolongan darurat dari papanya itu.

Tidak sampai 5 menit, mobil peribadi keluarga Rania itu sudah berada di depan gerbang sekolah pagarnya terlihat masih terbuka lebar yang menandakan bahwa Rania hari ini tidak telat masuk ke sekolah. Rania buru-buru turun dari mobil dan menjulurkan lidahnya kepada Reno.

"Wlekkkk." Ejek Rania membanting ointu mobil dengan keras.

"Jelek banget kamu kak Rania." Balas Reno dari kaca jendela yang suda dibukanya berteriak kepada kakaknya yang sudah berjalan masuk ke dalam gerbang sekolahnya.

"Jangan bolos lagi yah enter di omelin papa loh, jangan maling jambu kang Adi lagi nanti kualat lagi, RANIA. " Teriak Reno dengan sengaja.

Rania berhenti berjalan dan menengok ke arah mobil. Ia menyipitkan matanya mengambil ancang-ancang untuk mengeluarkan sumpah serapah kepada adiknya itu.

"Eh Reno brengsekkkk." Rania balas berteriak dan diperhatikan oleh beberapa siswa siswi lain.

"Wleeeekkk." Reno membalas ejekan kakaknya tadi.

"Awas kamu Reno tunggu di rumah nanti kukasih bagianmu." Rania mengancam.

"Ayo jalan pak. Alip" Ujar Reno merasa puas telah membuat kakaknya jengkel.

Pertengkaran kedua kakak adik itu sepertinya menjadi perhatian sepasang mata yang juga baru saja turun dari mobilnya. Alvaro, dokter Alvaro. Hari ini adalah hari pertamanya mengajar di sekolah.

Alvaro yang mendengar nama Rania merasa tidak asing dengan nama itu, guru sebelumnya yang ia gantikan tugasnya untuk mengajar di kelas 12 IPA 2 sudah memperingatinya untuk memberi perhatian lebih kepada siswa yang bernama Rania. Alvaro merasa penasaran tentang alasan apa yang membuat Bu Hani, guru mata pelajaran Biologi sebelumnya mengatakan hal seperti itu.

###

Bersambung...

Terimakasih sudah membaca novel ini, jangan lupa like dan berikan komentar kalian. Jangan lupa untuk memberikan kritik dan saran yang membangun agar saya bisa menjadi lebih baik lagi dengan karya-karyanya.

Author.

#kimel#

Terpopuler

Comments

Wong kam fung

Wong kam fung

gak, aku menggeleng sambil sebuah ledakan besar keluar dari lubang anusku

2023-03-04

0

Cantik Jelita

Cantik Jelita

Ampun dah anak gadis bangunnya siangan mulu

2023-03-03

0

Cellestria

Cellestria

ini aku

2023-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 : Prolog
2 Bagian 2 : Dimarahi?
3 Bagian 3 : Berdebat
4 Bagian 4 : Iwak Peyek
5 Bagian 5 : Hari Pertama
6 Bgian 6 : Ancaman
7 Bagian 7 : Rumah Sakit
8 Bagian 8 : Membantu Lansia
9 Bagian 9 : Melinda
10 Bagian 10 : Perpustakaan
11 Episode 11 : Rencana Rania
12 Bagian 12 : Kalah Taktik
13 Bagian 13 : Anak Monyet
14 Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15 Bagian 15 : Kelas Heboh
16 Bagian 16 : Kamu Nanya
17 Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18 Bagian 18 : Normal?
19 Bagian 19 : Keseleo
20 Bagian 20 : Adik Ipar
21 Bagian 21 : Ulangan Biologi
22 Bagian 22 : Taruhan
23 Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24 Bagian 24 : Rania Berdandan
25 Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26 Bagian 26 : Rencana Baru!
27 Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28 Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29 Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30 Bagian 30 : Alvaro Menangis
31 Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32 Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33 Bagian 33 : Mid Semester
34 Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35 Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36 Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37 Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38 Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39 Bagian 39 : Masuk Perangkap
40 Bagian 40 : Laki-laki Batu
41 Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42 Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43 Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44 Bagian 44 : -3 Hari
45 Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46 Bagian 46 : Mengurung Diri
47 Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48 Bagian 48: Menang Taruhan
49 Bagian 49 : Double Date
50 Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51 Terima Kasih
52 Bagian 51 : Rania Menggalau
53 Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54 Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55 Bagian 54 : Rania Bad Mood
56 Bagian 55 : Di Antar Pulang
57 Bagian 56 : LAPAR
58 Bagian 57 : Terlambat Lagi
59 Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60 Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61 Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62 Bagian 61 : Emosional
63 Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64 Bagian 63 : Canggung
65 Bagian 64 : Cemburu ?
66 Bagian 65 : Ngambek
67 Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68 Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69 Bagian 68 : Dingin
70 Bagian 69 : Bertengkar
71 Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72 Bagian 71 : Tali Kutang
73 Bagian 72 : Kritis
74 Bagian 73 : Menjenguk Laura
75 Bagian 74 : Suami Laura
76 Bagian 75 : Calon Mertua?
77 Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78 Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79 Bagian 78 : Bimbang?
80 Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81 Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82 Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83 Bagian 82 : Gunawan
84 Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85 Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86 Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87 Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88 Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89 Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90 Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91 Bagian 90 : Kabar Rania.
92 Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93 Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94 Bagian 93 : Menjemput Rania?
95 Bagian 94 : Bertemu kembali?
96 Bagian 96 : Gaun Pengantin
97 Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98 Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99 Bagian 99 : Merasa Perih
100 Bagian 100 : End
101 PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102 PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103 Sepatah Kata Author.
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bagian 1 : Prolog
2
Bagian 2 : Dimarahi?
3
Bagian 3 : Berdebat
4
Bagian 4 : Iwak Peyek
5
Bagian 5 : Hari Pertama
6
Bgian 6 : Ancaman
7
Bagian 7 : Rumah Sakit
8
Bagian 8 : Membantu Lansia
9
Bagian 9 : Melinda
10
Bagian 10 : Perpustakaan
11
Episode 11 : Rencana Rania
12
Bagian 12 : Kalah Taktik
13
Bagian 13 : Anak Monyet
14
Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15
Bagian 15 : Kelas Heboh
16
Bagian 16 : Kamu Nanya
17
Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18
Bagian 18 : Normal?
19
Bagian 19 : Keseleo
20
Bagian 20 : Adik Ipar
21
Bagian 21 : Ulangan Biologi
22
Bagian 22 : Taruhan
23
Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24
Bagian 24 : Rania Berdandan
25
Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26
Bagian 26 : Rencana Baru!
27
Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28
Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29
Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30
Bagian 30 : Alvaro Menangis
31
Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32
Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33
Bagian 33 : Mid Semester
34
Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35
Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36
Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37
Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38
Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39
Bagian 39 : Masuk Perangkap
40
Bagian 40 : Laki-laki Batu
41
Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42
Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43
Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44
Bagian 44 : -3 Hari
45
Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46
Bagian 46 : Mengurung Diri
47
Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48
Bagian 48: Menang Taruhan
49
Bagian 49 : Double Date
50
Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51
Terima Kasih
52
Bagian 51 : Rania Menggalau
53
Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54
Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55
Bagian 54 : Rania Bad Mood
56
Bagian 55 : Di Antar Pulang
57
Bagian 56 : LAPAR
58
Bagian 57 : Terlambat Lagi
59
Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60
Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61
Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62
Bagian 61 : Emosional
63
Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64
Bagian 63 : Canggung
65
Bagian 64 : Cemburu ?
66
Bagian 65 : Ngambek
67
Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68
Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69
Bagian 68 : Dingin
70
Bagian 69 : Bertengkar
71
Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72
Bagian 71 : Tali Kutang
73
Bagian 72 : Kritis
74
Bagian 73 : Menjenguk Laura
75
Bagian 74 : Suami Laura
76
Bagian 75 : Calon Mertua?
77
Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78
Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79
Bagian 78 : Bimbang?
80
Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81
Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82
Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83
Bagian 82 : Gunawan
84
Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85
Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86
Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87
Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88
Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89
Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90
Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91
Bagian 90 : Kabar Rania.
92
Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93
Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94
Bagian 93 : Menjemput Rania?
95
Bagian 94 : Bertemu kembali?
96
Bagian 96 : Gaun Pengantin
97
Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98
Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99
Bagian 99 : Merasa Perih
100
Bagian 100 : End
101
PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102
PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103
Sepatah Kata Author.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!