Bagian 8 : Membantu Lansia

Episode sebelumnya...

Rania kembali menyusuri lorong koridor rumah sakit, berjalan menuju ke ruangan pasien lansia yang sering ia kunjungi setiap kali ia datang ke rumah sakit tersebut.

###

Happy Reading and Enjoy Guys.

###

Rania terlihat sedang berusaha menyuapi salah satu pasien lansia yang tidak ingin makan karena sudah dua hari keluarganya tidak ada yang datang menjenguknya. Lansia itu merasa tidak ada gunanya juga ia makan dan minum obat kalau keluarganya saja sudah tidak menginginkan dirinya lagi

"Aya dong nek, di muka mulutnya, aaaaaa. " Rania sambil memegang sendok dan bersiap menyendokkan bubur ke mulut nenek Minah yang memang sudah jadi langganan di rumah sakit tersebut.

Ini sudah kesekian kalinya nenek Minah di rawat kembali karena harus menjalani kemoterapi. Rambutnya sudah tidak ada sehelai pun. Tubuhnya juga sudah sangat kurus, beberapa anaknya sebenarnya sudah menyerah dan tidak ingin nenek Minah di rawat terus-terussan di rumah sakit mereka beranggapan bahwa percuma saja berkali-kali nenek Minah di operasi namun tidak ada perkembangan. Namun salah satu dari 5 orang anak nenek Minah tetap bersikukuh mengusahakan nenek Minah mendapatkan perawatan medis terbaik.

Karena alasan itulah sangat jarang keluarga nenek Minah yang datang menjenguknya, satu-satunya anaknya yang inigin nenek Minah tetap di rawat juga tidak selalu memiliki waktu luang karena harus bekerja di luar kota, sementara anaknya yang lain seperti acuh tak acuh datang saat mereka ingin saja tanpa peduli apakah nenek Minah merasa kesepian atau tidak.

"Nenek Minah nanti aku bawa jalan-jalan deh kedepan terus kalau aku datang lagi bakalan aku bawain apa aja yang nenek Minah mau makan. "

Mendengar hal itu nenek Minah merasa sedikit tertarik.

"Nenek mau sari. " Ucap nenek menyebutkan nama anaknya, Rania kemudian mengambil ponsel dari dalam tasnya dan menelpon seseorang.

"Halo Kak Sari, ini nih nenenk gak mau makan lagi katanya malas. " Ternyata Rania melakukan video call dengan anak nenek Minah. Rania kemudian mengarahkan ponselnya ke wajah nenek Minah.

"Halo Rania, aduhhh kok ibu gak mau makan gak bisa sembuh dong kalau gak makan. " Ujar Sari dari ujung telepon sana. Nenek Minah dan anaknya pun berbincang melepas rindu panggilan via video call.

Akhirnya setelah melakukan upaya dan segala macam bujuk rayu, nenek Minah akhirnya mau makan dan terlihat bersemangat karena merasa senang sudah melihat wajah anaknya. Rania memang menyimpan kontak anak nenek Minah untuk sekali-kali mengabarkan keadaan nenek itu, seperti yang sudah di katakan sebelumnya bahwa satu-satunya anak nenek Minah yang membiayai rumah sakitnya bekerja di luar kota, tidak bisa sesering itu mengunjungi ibunya.

"Nenek, makan obatnya dulu. " Rania membantu nenek Minah meminum obatnya.

"Nahh gitu dong, aduh cantiknya Ibu Minah kalau abis minum obat. " Nenek Minah tersenyum mendengar pujian Rania.

Seroang dokter dan dua orang perawat kemudian masuk untuk megecek kondisi pasien. Di ruangan nenek Minah ini memang khusus untuk lansia dalam satu kamar ini ada lima orang lansia selain nenek Minah.

"Ekhheeeemm., apa kabar nenek Minah gimana keadaannya hari ini? " Tanya dokter itu yang suaranya seperti pernah Rania dengar dan ketika menengok Rania lumayan terkejut melihat seseorang yang beberapa hari lalu sempat membuatnya kesal.

"Pak Dokter Alvaro, saya baik, saya sudah makan, minum obat juga. " Jawab nenek Minah.

"Rania, kamu ngapain disini? . " Tanya salah satu perawat.

"Ini lagi jengukin nenek. " Jawab Rania sambil melirik Alvaro yang kelihatan sangat cuek padanya.

"Angkat tangannya dulu ya nek, saya mau cek tekanan darahnya dulu. " Ucap Alvaro ke nenek Minah sementara satu perawat lainnya memeriksa cairan infus nenek Minah dan yang satunya lagi memeriksa pasien lainnya.

"Pak Al gimana kabarnya?. " Rania berbasa basi padahal tadi ia berpapasan dan melihat Alvaro di dalam mobilnya saat akan keluar dari gerbang sekolah.

"Baik." Jawab Alvaro, singkat padat dan jelas.

Rania memutar bola matanya, lagi-lagi dirinya merasa jengkel dengan Alvaro yang sok cool.

"Tekanan darahnya lumayan tinggi ya nek tapi gak ada keluhan kan?. "

"Tidak ada dok. " Nenek Minah menjawab pertanyaan Alvaro.

"Ya udah, udah selesai semoga nenek cepat sembuh saya permisi dulu. " Alvaro berlalu pergi menuju ke pasien selanjutnya tanpa mengatakan atau setidaknya permisi kepada Rania.

"Ishhhhh." Rania yang merasa kesal pun berpamitan dengan nenek Minah, Rania berencana akan berjalan-jalan meyusuri koridor rumah sakit menuju ke taman sambil menunggu malam hari tiba.

###

Alvaro yang tidak menyadari bahwa Rania sudah keluar dari ruangan pasien lansia terlihat celingak celinguk mencari keberadaan gadis itu.

"Cari apa dok?. " Tanya salah satu perawat yang sedari tadi pandangannya selalu tertuju kepada Alvaro.

"Enggak apa-apa. "

Setelah melakukan pemeriksaan terhadap pasien terakhir di ruangan itu Alvaro kemudian melanjutkan perjalanannya ke ruangan pasien yang lain dan ruangan perawatan itu melewati taman. Tanpa selama Alvaro melihat Rania yang sudah berada di taman sambil berbicara dengan seorang anak laki-laki yang terlihat seperti seusia gadis itu. Rania dan anak laki-laki itu sedang memperdebatkan sesuatu dan mereka terlihat sangat akrab. Salah satu perawat yang menyadari Alvaro sedang memperhatikan orang-orang yang berada di taman pun mencoba membuka pembicaraan.

"Eh ternyata ada Reno juga. "

"Wah iya makin cakep aja Reno, udah lebih tinggi dari Rania. " Timoal perawat yang satunya lagi.

"Iya lagi, kalau orang yang gak kenal mereka pasti ngira mereka lagi pacaran. "

"Biasanya emang adek tuh pertumbuhannya lebih cepat dari kakaknya. "

"Tapi beneran deh, si Reno tambah cakep aja. "

Dua orang perawat itu asik berbincang sampai mereka tiba di ruangan perawatan yang mereka tuju.

"Ohh jadi itu adiknya?. " Batin Alvaro.

Alvaro seperti melihat sisi lain dari Rania hari ini, sebelumnya di ruang perawatan lansia Alvaro tidak sengaja melihatnya sedang membujuk nenek Minah agar mau memakan buburnya dan membantu nenek Minah untuk menelpon anaknya yang berada di luar kota. Alvaro tidak menyangka bahwa gadis nakal itu mempunyai sisi baik yang tidak di ketahui banyak orang karena tertutupi dengan tingkah tengil gadis itu.

Alvaro sebenarnya sudah lama tau tentang Rania, bahwa Rania adalah anak atasannya yang sering datang membatu para oerawat di rumah sakit. Namun, Alvaro tidak menyangka bahwa Rania yang di maksud adalah Rania yang juga menjadi siswanya di sekolah. Alvaro baru menyadarinya saat ia melihat gadis itu sedang membantu nenek Minah di ruang perawatan khusus lansia tadi.

###

Bersambung...

Terima kasih sudah membaca. Klik like dan tinggalkan komentar kalian. Saran dan masukkan yang membangun akan lebih berguna untuk penulis menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Author

#kimel#

Episodes
1 Bagian 1 : Prolog
2 Bagian 2 : Dimarahi?
3 Bagian 3 : Berdebat
4 Bagian 4 : Iwak Peyek
5 Bagian 5 : Hari Pertama
6 Bgian 6 : Ancaman
7 Bagian 7 : Rumah Sakit
8 Bagian 8 : Membantu Lansia
9 Bagian 9 : Melinda
10 Bagian 10 : Perpustakaan
11 Episode 11 : Rencana Rania
12 Bagian 12 : Kalah Taktik
13 Bagian 13 : Anak Monyet
14 Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15 Bagian 15 : Kelas Heboh
16 Bagian 16 : Kamu Nanya
17 Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18 Bagian 18 : Normal?
19 Bagian 19 : Keseleo
20 Bagian 20 : Adik Ipar
21 Bagian 21 : Ulangan Biologi
22 Bagian 22 : Taruhan
23 Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24 Bagian 24 : Rania Berdandan
25 Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26 Bagian 26 : Rencana Baru!
27 Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28 Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29 Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30 Bagian 30 : Alvaro Menangis
31 Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32 Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33 Bagian 33 : Mid Semester
34 Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35 Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36 Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37 Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38 Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39 Bagian 39 : Masuk Perangkap
40 Bagian 40 : Laki-laki Batu
41 Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42 Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43 Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44 Bagian 44 : -3 Hari
45 Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46 Bagian 46 : Mengurung Diri
47 Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48 Bagian 48: Menang Taruhan
49 Bagian 49 : Double Date
50 Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51 Terima Kasih
52 Bagian 51 : Rania Menggalau
53 Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54 Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55 Bagian 54 : Rania Bad Mood
56 Bagian 55 : Di Antar Pulang
57 Bagian 56 : LAPAR
58 Bagian 57 : Terlambat Lagi
59 Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60 Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61 Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62 Bagian 61 : Emosional
63 Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64 Bagian 63 : Canggung
65 Bagian 64 : Cemburu ?
66 Bagian 65 : Ngambek
67 Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68 Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69 Bagian 68 : Dingin
70 Bagian 69 : Bertengkar
71 Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72 Bagian 71 : Tali Kutang
73 Bagian 72 : Kritis
74 Bagian 73 : Menjenguk Laura
75 Bagian 74 : Suami Laura
76 Bagian 75 : Calon Mertua?
77 Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78 Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79 Bagian 78 : Bimbang?
80 Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81 Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82 Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83 Bagian 82 : Gunawan
84 Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85 Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86 Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87 Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88 Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89 Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90 Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91 Bagian 90 : Kabar Rania.
92 Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93 Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94 Bagian 93 : Menjemput Rania?
95 Bagian 94 : Bertemu kembali?
96 Bagian 96 : Gaun Pengantin
97 Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98 Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99 Bagian 99 : Merasa Perih
100 Bagian 100 : End
101 PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102 PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103 Sepatah Kata Author.
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bagian 1 : Prolog
2
Bagian 2 : Dimarahi?
3
Bagian 3 : Berdebat
4
Bagian 4 : Iwak Peyek
5
Bagian 5 : Hari Pertama
6
Bgian 6 : Ancaman
7
Bagian 7 : Rumah Sakit
8
Bagian 8 : Membantu Lansia
9
Bagian 9 : Melinda
10
Bagian 10 : Perpustakaan
11
Episode 11 : Rencana Rania
12
Bagian 12 : Kalah Taktik
13
Bagian 13 : Anak Monyet
14
Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15
Bagian 15 : Kelas Heboh
16
Bagian 16 : Kamu Nanya
17
Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18
Bagian 18 : Normal?
19
Bagian 19 : Keseleo
20
Bagian 20 : Adik Ipar
21
Bagian 21 : Ulangan Biologi
22
Bagian 22 : Taruhan
23
Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24
Bagian 24 : Rania Berdandan
25
Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26
Bagian 26 : Rencana Baru!
27
Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28
Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29
Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30
Bagian 30 : Alvaro Menangis
31
Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32
Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33
Bagian 33 : Mid Semester
34
Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35
Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36
Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37
Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38
Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39
Bagian 39 : Masuk Perangkap
40
Bagian 40 : Laki-laki Batu
41
Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42
Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43
Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44
Bagian 44 : -3 Hari
45
Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46
Bagian 46 : Mengurung Diri
47
Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48
Bagian 48: Menang Taruhan
49
Bagian 49 : Double Date
50
Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51
Terima Kasih
52
Bagian 51 : Rania Menggalau
53
Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54
Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55
Bagian 54 : Rania Bad Mood
56
Bagian 55 : Di Antar Pulang
57
Bagian 56 : LAPAR
58
Bagian 57 : Terlambat Lagi
59
Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60
Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61
Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62
Bagian 61 : Emosional
63
Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64
Bagian 63 : Canggung
65
Bagian 64 : Cemburu ?
66
Bagian 65 : Ngambek
67
Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68
Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69
Bagian 68 : Dingin
70
Bagian 69 : Bertengkar
71
Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72
Bagian 71 : Tali Kutang
73
Bagian 72 : Kritis
74
Bagian 73 : Menjenguk Laura
75
Bagian 74 : Suami Laura
76
Bagian 75 : Calon Mertua?
77
Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78
Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79
Bagian 78 : Bimbang?
80
Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81
Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82
Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83
Bagian 82 : Gunawan
84
Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85
Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86
Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87
Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88
Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89
Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90
Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91
Bagian 90 : Kabar Rania.
92
Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93
Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94
Bagian 93 : Menjemput Rania?
95
Bagian 94 : Bertemu kembali?
96
Bagian 96 : Gaun Pengantin
97
Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98
Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99
Bagian 99 : Merasa Perih
100
Bagian 100 : End
101
PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102
PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103
Sepatah Kata Author.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!