Episode sebelumnya...
Rania kembali menyusuri lorong koridor rumah sakit, berjalan menuju ke ruangan pasien lansia yang sering ia kunjungi setiap kali ia datang ke rumah sakit tersebut.
###
Happy Reading and Enjoy Guys.
###
Rania terlihat sedang berusaha menyuapi salah satu pasien lansia yang tidak ingin makan karena sudah dua hari keluarganya tidak ada yang datang menjenguknya. Lansia itu merasa tidak ada gunanya juga ia makan dan minum obat kalau keluarganya saja sudah tidak menginginkan dirinya lagi
"Aya dong nek, di muka mulutnya, aaaaaa. " Rania sambil memegang sendok dan bersiap menyendokkan bubur ke mulut nenek Minah yang memang sudah jadi langganan di rumah sakit tersebut.
Ini sudah kesekian kalinya nenek Minah di rawat kembali karena harus menjalani kemoterapi. Rambutnya sudah tidak ada sehelai pun. Tubuhnya juga sudah sangat kurus, beberapa anaknya sebenarnya sudah menyerah dan tidak ingin nenek Minah di rawat terus-terussan di rumah sakit mereka beranggapan bahwa percuma saja berkali-kali nenek Minah di operasi namun tidak ada perkembangan. Namun salah satu dari 5 orang anak nenek Minah tetap bersikukuh mengusahakan nenek Minah mendapatkan perawatan medis terbaik.
Karena alasan itulah sangat jarang keluarga nenek Minah yang datang menjenguknya, satu-satunya anaknya yang inigin nenek Minah tetap di rawat juga tidak selalu memiliki waktu luang karena harus bekerja di luar kota, sementara anaknya yang lain seperti acuh tak acuh datang saat mereka ingin saja tanpa peduli apakah nenek Minah merasa kesepian atau tidak.
"Nenek Minah nanti aku bawa jalan-jalan deh kedepan terus kalau aku datang lagi bakalan aku bawain apa aja yang nenek Minah mau makan. "
Mendengar hal itu nenek Minah merasa sedikit tertarik.
"Nenek mau sari. " Ucap nenek menyebutkan nama anaknya, Rania kemudian mengambil ponsel dari dalam tasnya dan menelpon seseorang.
"Halo Kak Sari, ini nih nenenk gak mau makan lagi katanya malas. " Ternyata Rania melakukan video call dengan anak nenek Minah. Rania kemudian mengarahkan ponselnya ke wajah nenek Minah.
"Halo Rania, aduhhh kok ibu gak mau makan gak bisa sembuh dong kalau gak makan. " Ujar Sari dari ujung telepon sana. Nenek Minah dan anaknya pun berbincang melepas rindu panggilan via video call.
Akhirnya setelah melakukan upaya dan segala macam bujuk rayu, nenek Minah akhirnya mau makan dan terlihat bersemangat karena merasa senang sudah melihat wajah anaknya. Rania memang menyimpan kontak anak nenek Minah untuk sekali-kali mengabarkan keadaan nenek itu, seperti yang sudah di katakan sebelumnya bahwa satu-satunya anak nenek Minah yang membiayai rumah sakitnya bekerja di luar kota, tidak bisa sesering itu mengunjungi ibunya.
"Nenek, makan obatnya dulu. " Rania membantu nenek Minah meminum obatnya.
"Nahh gitu dong, aduh cantiknya Ibu Minah kalau abis minum obat. " Nenek Minah tersenyum mendengar pujian Rania.
Seroang dokter dan dua orang perawat kemudian masuk untuk megecek kondisi pasien. Di ruangan nenek Minah ini memang khusus untuk lansia dalam satu kamar ini ada lima orang lansia selain nenek Minah.
"Ekhheeeemm., apa kabar nenek Minah gimana keadaannya hari ini? " Tanya dokter itu yang suaranya seperti pernah Rania dengar dan ketika menengok Rania lumayan terkejut melihat seseorang yang beberapa hari lalu sempat membuatnya kesal.
"Pak Dokter Alvaro, saya baik, saya sudah makan, minum obat juga. " Jawab nenek Minah.
"Rania, kamu ngapain disini? . " Tanya salah satu perawat.
"Ini lagi jengukin nenek. " Jawab Rania sambil melirik Alvaro yang kelihatan sangat cuek padanya.
"Angkat tangannya dulu ya nek, saya mau cek tekanan darahnya dulu. " Ucap Alvaro ke nenek Minah sementara satu perawat lainnya memeriksa cairan infus nenek Minah dan yang satunya lagi memeriksa pasien lainnya.
"Pak Al gimana kabarnya?. " Rania berbasa basi padahal tadi ia berpapasan dan melihat Alvaro di dalam mobilnya saat akan keluar dari gerbang sekolah.
"Baik." Jawab Alvaro, singkat padat dan jelas.
Rania memutar bola matanya, lagi-lagi dirinya merasa jengkel dengan Alvaro yang sok cool.
"Tekanan darahnya lumayan tinggi ya nek tapi gak ada keluhan kan?. "
"Tidak ada dok. " Nenek Minah menjawab pertanyaan Alvaro.
"Ya udah, udah selesai semoga nenek cepat sembuh saya permisi dulu. " Alvaro berlalu pergi menuju ke pasien selanjutnya tanpa mengatakan atau setidaknya permisi kepada Rania.
"Ishhhhh." Rania yang merasa kesal pun berpamitan dengan nenek Minah, Rania berencana akan berjalan-jalan meyusuri koridor rumah sakit menuju ke taman sambil menunggu malam hari tiba.
###
Alvaro yang tidak menyadari bahwa Rania sudah keluar dari ruangan pasien lansia terlihat celingak celinguk mencari keberadaan gadis itu.
"Cari apa dok?. " Tanya salah satu perawat yang sedari tadi pandangannya selalu tertuju kepada Alvaro.
"Enggak apa-apa. "
Setelah melakukan pemeriksaan terhadap pasien terakhir di ruangan itu Alvaro kemudian melanjutkan perjalanannya ke ruangan pasien yang lain dan ruangan perawatan itu melewati taman. Tanpa selama Alvaro melihat Rania yang sudah berada di taman sambil berbicara dengan seorang anak laki-laki yang terlihat seperti seusia gadis itu. Rania dan anak laki-laki itu sedang memperdebatkan sesuatu dan mereka terlihat sangat akrab. Salah satu perawat yang menyadari Alvaro sedang memperhatikan orang-orang yang berada di taman pun mencoba membuka pembicaraan.
"Eh ternyata ada Reno juga. "
"Wah iya makin cakep aja Reno, udah lebih tinggi dari Rania. " Timoal perawat yang satunya lagi.
"Iya lagi, kalau orang yang gak kenal mereka pasti ngira mereka lagi pacaran. "
"Biasanya emang adek tuh pertumbuhannya lebih cepat dari kakaknya. "
"Tapi beneran deh, si Reno tambah cakep aja. "
Dua orang perawat itu asik berbincang sampai mereka tiba di ruangan perawatan yang mereka tuju.
"Ohh jadi itu adiknya?. " Batin Alvaro.
Alvaro seperti melihat sisi lain dari Rania hari ini, sebelumnya di ruang perawatan lansia Alvaro tidak sengaja melihatnya sedang membujuk nenek Minah agar mau memakan buburnya dan membantu nenek Minah untuk menelpon anaknya yang berada di luar kota. Alvaro tidak menyangka bahwa gadis nakal itu mempunyai sisi baik yang tidak di ketahui banyak orang karena tertutupi dengan tingkah tengil gadis itu.
Alvaro sebenarnya sudah lama tau tentang Rania, bahwa Rania adalah anak atasannya yang sering datang membatu para oerawat di rumah sakit. Namun, Alvaro tidak menyangka bahwa Rania yang di maksud adalah Rania yang juga menjadi siswanya di sekolah. Alvaro baru menyadarinya saat ia melihat gadis itu sedang membantu nenek Minah di ruang perawatan khusus lansia tadi.
###
Bersambung...
Terima kasih sudah membaca. Klik like dan tinggalkan komentar kalian. Saran dan masukkan yang membangun akan lebih berguna untuk penulis menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Author
#kimel#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments