Episode sebelumnya...
" Awas ya kalian. " Teriak Rania.
"Kerjakan tugas kalian dalam 10 menit, jika tidak tugas kalian tidak akan ibu bawa ke ruangan pak Alvaro. " Ujar Rania menyebut dirinya sebagai 'IBU' membuat teman sekelas Rania kembali fokus pada tugas yang di berikan Alvaro, beberapa di antaranya terlihat masih cengengesan.
###
Happy Reading and Enjoy Guys.
###
"Permisi, pak, bu pak Alvaro nya ada?. " Tanya Rania yang saat ini sudah berada di depan pintu ruang guru.
"Eh Rania, pak Alvaro nya katanya ke rumah sakit, kenapa nak?. " Jawab salah satu guru yang mengajar mata pelajaran Seni Budaya di kelas Rania.
"Haa ke rumah sakit? ini bu tugas teman-teman saya mau saya kumpulin. "
"Wahh udah rajin yah kamu Rania. " Puji guru itu.
"Rajin apanya, orang aku terpaksa kok. " Batin Rania.
"Ah hehee, gak kok bu, ini di suruh tadi sama pak Alvaro.
" Taroh di mejanya aja Ran, mungkin nanti dia bakalan balik lagi kok. Tadi ibu liat pak Alvaro nya buru-buru abis angkat telpon, katanya sih dari rumah sakit gitu. "
"Gita ya bu, ya udah deh saya taroh di mejanya aja. " Rania berjalan menuju ke meja Akvaro dan meletakkan tugasnya dan tugas teman-temannya di atas meja.
Rania kemudian berjalan keluar dari ruang guru dan kembali ke kelasnya, masih ada satu mata pelajaran lagi sebelum lonceng tanda pulang berbunyi.
"Udah Ran?. " Tanya Melinda.
"Tanda-tanda mulu deh Melinda, aku lagi malas tau. " Jawab Rania dengan wajah cemberut.
"Kan tadi aku udah bilang kamu mau di tolongin gak, tapi kamunya bilang gak usah. "
"Lagian percuma juga kalau kamu bantuin, Si bapak-bapak Alvaro itu bakalan ngasih hukuman yang lebih berat lagi kalau tau kamu bantuin aku, yang ada aku di kira nyuruh-nyuruh kamu lagi. " Kesal Rania, yang merasa selalu salah di mata Alvaro.
"Aduh sabar dong kakak ipar, sini biar aku pijitin. " Rayu Melinda.
"Ha? kakak ipar sejak kapan kamu nikah sama sodaraku?. " Ejek Rania.
"Jangan gitu dong, Rania emangnya kamu mau aku sama Reno kawin lari kalau kamu gak ngasih restu. " Melinda memelas agar sahabatnya itu mau mendukungnya.
"Idih najissssss. "
"Raniaaaaaa." Teriak Melinda.
"Iya, iya ya udah kalau mau di restuin pijitin yang bagus, nih disini. " Balas Rania, mengarahkan Melinda untuk memijit bahunya yang terasa pegal karena mengangkat bangku dan kursinya sendiri ke tempatnya semula, belum lagi buku tulis teman-temannya yang ia bawa ke ruangan Alvaro.
"Ran? . " Panggil Melinda.
"Hmmm."
"Raniaa."
"Apa Mel. "
"Malam minggu ini aku di rumah kamu lagi yah. "
"Hmmm."
"Rania."
"Iya bawel, terserah kamu aja. " Rania sedang malas berdebat di pikirannya saat ini adalah bagaimana cara membalas kekalahannya hari ini.
"Makasih Rania, kamu emang kakak ipar terbaik. " Melinda memeluk Rania dari belakang.
"Ahh apaan sih, Mel lepasin. " Rania berusaha melepaskan pelukan Melinda.
"Soswit banget sihhh. " Ejek Diki yang tiba-tiba saja sudah berada di kursinya dan menghadap ke arah meja belajar Rania.
Melinda dan Rania yang mendengar ejekan itu sontak melepaskan diri satu sama lain.
"IDIH NAJIS. " Melinda dan Rania serentak.
"Aku rasa kalian berdua ini memang aneh deh kalau di perhatiin. " Balas Diki yang mencurigai Melinda dan Rania.
"Enak aja, aku masih normal tau. " Elak Rania.
"Aku juga masih normal tau kan aku pernah pacaran sama kakak kelas kita yang juara matematika itu, si Ranianya aja nih yang harusnya di pertanyakan. " Ejek Melinda kepada Rania.
"Eh maksud kamu apa? aku gak normal karena aku gak pernah pacaran gitu?. "
"Ya iyalah. "
"Awas yah aku gak bakalan ijinin kamu ketemu Reno. "
"Ya udah aku bakal kawin lari aja sama Reno. "
"Emangnya Reno mau. "
"Ya kalau Reno gak mau, aku culik lah. "
"Dasar mafia kamu. "
"Yeee biarin, wlek. "
Melinda dan Rania asik berdebat mempermasalahkan ke'normal'an mereka. Diki yang tadinya hanya ingin mengisengi mereka tidak mau ambil pusing segera memutar posisi duduknya, membiarkan dia orang bersahabat itu berdebat.
###
Melinda dan Rania tidak langsung pulang setelah lonceng pertanda pulang sekolah berbunyi, mereka berdua sedang asik nyemil jajanan di dekat gerbang sekolah mereka, sementara gedung sekolah mereka sendiri sudah terlihat sepi hanya ada beberapa murid yang terlihat mengikuti ekskul.
"Beneran gak sih Reno bakal jemput kamu? kok lama banget?. " Tanya Melinda tidak sabar sudah 20 menit mereka di tempat itu.
"Iya, Mel makanya kamu temanin aku disini sampai anak monyet itu datang. "
"Bukan anak monyet tau ih, cakep-cakep gitu di panggil anak monyet. " Sebal Melinda tidak Terima punaan hatinya selalu di ejek oleh Rania.
"Iya deh maaf, tapi aku boleh nambah telur gulungnya gak Mel?. "
"Ya udah tambah aja, awas yah kalau kamu bohongin aku, aku bakalan minta ganti rugi 2 kali lipat dari kerugian ku traktirin kamu jajan hari ini. "
"Iya Melinda, aduh kamu baik banget deh. Mas bikinin 5 tusuk lagi yah. " Teriak Rania kepada mas-mas penjual telur gulung keliling yang masih nangkring di depan gerbang sekolah Rania.
Melinda sebenarnya sudah ingin pulang sejak tadi bahkan jemputannya juga sudah datang tapi, Melinda menyuruhnya untuk kembali saja dan tidak usah menunggunya karena Rania meminta untuk ditemani menunggu Reno, Melinda tentu saja tidak akan menolak karena sudah beberapa hari ini Melinda tidak pernah bertemu Reno.
Rania yang melihat adanya kesempatan tidak menyia-nyiakan itu ia lalu meminta Melinda untuk mentraktir dirinya jajanan sambil menunggu Reno datang dengan imbalan Rania akan mengantar Melinda pulang ikut bersama mobilnya. Kebetulan rumah Melinda satu arah dengan rumah sakit. Hari ini Rania dan Reno akan ke rumah sakit lagi.
Tidak lama kemudian mobil jemputan Rania datang, yang di atasnya tentu saja ada Reno dan supir pribadi keluarga Rania.
"Kak Nia. " Panggil Reno sambil melambaikan tangannya, belum sempat Rania membalas panggilan Reno, Melinda dengan cepat sudah berada di dekat mobil sambil menyuruh Reno membukakan nya pintu. Rania lalu menyusulnya.
"Halo Reno, apa kabar?. " Tanya Melinda basa basi.
"Baik Melinda. "
"Aduh, Reno suara kamu makin seksi aja kalau panggil aku Melinda gitu. "
"Idihhhh najisssss. " Teriak Rania yang baru saja memasuki mobil dan duduk di kursi depan samping supir. Mobil itu kemudian Melani di jalan raya menuju ke rumah sakit.
"Melinda mau ikut ke rumah sakit?. " Tanya Reno yang membuat pipi Melinda memerah karena Reno membuka pembicaraan dengannya.
"Iya Reno, kalau kamu bilang aku harus ikut aku pasti ikut kok. "
"Enggak, maksud aku, aku nanya ke kamu. "
"Oh eh aduh jadi malu aku, tadinya sih mau langsung pulang tapi kayaknya aku mau ke rumah sakit juga. " Jawab Melinda tersipu malu.
"Beneran Mel? kamu mau ke rumah sakit?. " Tanya Reno terlihat antusias.
"Kalau di ijinin sih. " Jawab Melinda sambil melirik Rania yang terlihat sangat risih mendengar percakapan Melinda dan Reno.
"APA lirik-lirik. " Teriak Rania.
"Nanti aku mau mampir ke rumah sakit bapakmu, bolehkan.? Tanya Melinda kepada Rania.
" Nggak boleh. "Jawab Rania ketus.
" Yaudah aku mau ke rumah sakit bapaknya Reno aja, Reno aku boleh kan mampir? siapa tau nanti kamu butuh bantuan aku. "
"Boleh kok. "
"Aw makasih Reno. "
Rania yang mendengar itu memutar bola matanya, sebenarnya bukan ia tidak mau jika Melinda mampir ke rumah sakit papanya. Terkahir kali Rania mengajak Melinda ke rumah sakit gadis itu hanya terfokus kepada Reno saja tanpa benar-benar membantu Rania. Namun, Rania merasa senang juga karena sepertinya hubungan Melinda dan Reno sudah ada kemajuan, Reno sudah tidak secuek dulu lagi jika di ajak berbicara oleh Melinda.
Semua orang yang berada di dalam mobil sibuk dengan pikirannya masing-masing karena lagu dangdut yang Rania putar dengan volume yang tinggi memenuhi gendang telinga mereka.
Bersambung..
Terimakasih sudah membaca, klik like dan tinggalkan komentar kalian.
Saran dan masukan yang membangun akan sangat berguna untuk penulis menjadi lebih baik lagi ke depannya..
Author
#kimel#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments