Bagian 18 : Normal?

Episode sebelumnya...

" Awas ya kalian. " Teriak Rania.

"Kerjakan tugas kalian dalam 10 menit, jika tidak tugas kalian tidak akan ibu bawa ke ruangan pak Alvaro. " Ujar Rania menyebut dirinya sebagai 'IBU' membuat teman sekelas Rania kembali fokus pada tugas yang di berikan Alvaro, beberapa di antaranya terlihat masih cengengesan.

###

Happy Reading and Enjoy Guys.

###

"Permisi, pak, bu pak Alvaro nya ada?. " Tanya Rania yang saat ini sudah berada di depan pintu ruang guru.

"Eh Rania, pak Alvaro nya katanya ke rumah sakit, kenapa nak?. " Jawab salah satu guru yang mengajar mata pelajaran Seni Budaya di kelas Rania.

"Haa ke rumah sakit? ini bu tugas teman-teman saya mau saya kumpulin. "

"Wahh udah rajin yah kamu Rania. " Puji guru itu.

"Rajin apanya, orang aku terpaksa kok. " Batin Rania.

"Ah hehee, gak kok bu, ini di suruh tadi sama pak Alvaro.

" Taroh di mejanya aja Ran, mungkin nanti dia bakalan balik lagi kok. Tadi ibu liat pak Alvaro nya buru-buru abis angkat telpon, katanya sih dari rumah sakit gitu. "

"Gita ya bu, ya udah deh saya taroh di mejanya aja. " Rania berjalan menuju ke meja Akvaro dan meletakkan tugasnya dan tugas teman-temannya di atas meja.

Rania kemudian berjalan keluar dari ruang guru dan kembali ke kelasnya, masih ada satu mata pelajaran lagi sebelum lonceng tanda pulang berbunyi.

"Udah Ran?. " Tanya Melinda.

"Tanda-tanda mulu deh Melinda, aku lagi malas tau. " Jawab Rania dengan wajah cemberut.

"Kan tadi aku udah bilang kamu mau di tolongin gak, tapi kamunya bilang gak usah. "

"Lagian percuma juga kalau kamu bantuin, Si bapak-bapak Alvaro itu bakalan ngasih hukuman yang lebih berat lagi kalau tau kamu bantuin aku, yang ada aku di kira nyuruh-nyuruh kamu lagi. " Kesal Rania, yang merasa selalu salah di mata Alvaro.

"Aduh sabar dong kakak ipar, sini biar aku pijitin. " Rayu Melinda.

"Ha? kakak ipar sejak kapan kamu nikah sama sodaraku?. " Ejek Rania.

"Jangan gitu dong, Rania emangnya kamu mau aku sama Reno kawin lari kalau kamu gak ngasih restu. " Melinda memelas agar sahabatnya itu mau mendukungnya.

"Idih najissssss. "

"Raniaaaaaa." Teriak Melinda.

"Iya, iya ya udah kalau mau di restuin pijitin yang bagus, nih disini. " Balas Rania, mengarahkan Melinda untuk memijit bahunya yang terasa pegal karena mengangkat bangku dan kursinya sendiri ke tempatnya semula, belum lagi buku tulis teman-temannya yang ia bawa ke ruangan Alvaro.

"Ran? . " Panggil Melinda.

"Hmmm."

"Raniaa."

"Apa Mel. "

"Malam minggu ini aku di rumah kamu lagi yah. "

"Hmmm."

"Rania."

"Iya bawel, terserah kamu aja. " Rania sedang malas berdebat di pikirannya saat ini adalah bagaimana cara membalas kekalahannya hari ini.

"Makasih Rania, kamu emang kakak ipar terbaik. " Melinda memeluk Rania dari belakang.

"Ahh apaan sih, Mel lepasin. " Rania berusaha melepaskan pelukan Melinda.

"Soswit banget sihhh. " Ejek Diki yang tiba-tiba saja sudah berada di kursinya dan menghadap ke arah meja belajar Rania.

Melinda dan Rania yang mendengar ejekan itu sontak melepaskan diri satu sama lain.

"IDIH NAJIS. " Melinda dan Rania serentak.

"Aku rasa kalian berdua ini memang aneh deh kalau di perhatiin. " Balas Diki yang mencurigai Melinda dan Rania.

"Enak aja, aku masih normal tau. " Elak Rania.

"Aku juga masih normal tau kan aku pernah pacaran sama kakak kelas kita yang juara matematika itu, si Ranianya aja nih yang harusnya di pertanyakan. " Ejek Melinda kepada Rania.

"Eh maksud kamu apa? aku gak normal karena aku gak pernah pacaran gitu?. "

"Ya iyalah. "

"Awas yah aku gak bakalan ijinin kamu ketemu Reno. "

"Ya udah aku bakal kawin lari aja sama Reno. "

"Emangnya Reno mau. "

"Ya kalau Reno gak mau, aku culik lah. "

"Dasar mafia kamu. "

"Yeee biarin, wlek. "

Melinda dan Rania asik berdebat mempermasalahkan ke'normal'an mereka. Diki yang tadinya hanya ingin mengisengi mereka tidak mau ambil pusing segera memutar posisi duduknya, membiarkan dia orang bersahabat itu berdebat.

###

Melinda dan Rania tidak langsung pulang setelah lonceng pertanda pulang sekolah berbunyi, mereka berdua sedang asik nyemil jajanan di dekat gerbang sekolah mereka, sementara gedung sekolah mereka sendiri sudah terlihat sepi hanya ada beberapa murid yang terlihat mengikuti ekskul.

"Beneran gak sih Reno bakal jemput kamu? kok lama banget?. " Tanya Melinda tidak sabar sudah 20 menit mereka di tempat itu.

"Iya, Mel makanya kamu temanin aku disini sampai anak monyet itu datang. "

"Bukan anak monyet tau ih, cakep-cakep gitu di panggil anak monyet. " Sebal Melinda tidak Terima punaan hatinya selalu di ejek oleh Rania.

"Iya deh maaf, tapi aku boleh nambah telur gulungnya gak Mel?. "

"Ya udah tambah aja, awas yah kalau kamu bohongin aku, aku bakalan minta ganti rugi 2 kali lipat dari kerugian ku traktirin kamu jajan hari ini. "

"Iya Melinda, aduh kamu baik banget deh. Mas bikinin 5 tusuk lagi yah. " Teriak Rania kepada mas-mas penjual telur gulung keliling yang masih nangkring di depan gerbang sekolah Rania.

Melinda sebenarnya sudah ingin pulang sejak tadi bahkan jemputannya juga sudah datang tapi, Melinda menyuruhnya untuk kembali saja dan tidak usah menunggunya karena Rania meminta untuk ditemani menunggu Reno, Melinda tentu saja tidak akan menolak karena sudah beberapa hari ini Melinda tidak pernah bertemu Reno.

Rania yang melihat adanya kesempatan tidak menyia-nyiakan itu ia lalu meminta Melinda untuk mentraktir dirinya jajanan sambil menunggu Reno datang dengan imbalan Rania akan mengantar Melinda pulang ikut bersama mobilnya. Kebetulan rumah Melinda satu arah dengan rumah sakit. Hari ini Rania dan Reno akan ke rumah sakit lagi.

Tidak lama kemudian mobil jemputan Rania datang, yang di atasnya tentu saja ada Reno dan supir pribadi keluarga Rania.

"Kak Nia. " Panggil Reno sambil melambaikan tangannya, belum sempat Rania membalas panggilan Reno, Melinda dengan cepat sudah berada di dekat mobil sambil menyuruh Reno membukakan nya pintu. Rania lalu menyusulnya.

"Halo Reno, apa kabar?. " Tanya Melinda basa basi.

"Baik Melinda. "

"Aduh, Reno suara kamu makin seksi aja kalau panggil aku Melinda gitu. "

"Idihhhh najisssss. " Teriak Rania yang baru saja memasuki mobil dan duduk di kursi depan samping supir. Mobil itu kemudian Melani di jalan raya menuju ke rumah sakit.

"Melinda mau ikut ke rumah sakit?. " Tanya Reno yang membuat pipi Melinda memerah karena Reno membuka pembicaraan dengannya.

"Iya Reno, kalau kamu bilang aku harus ikut aku pasti ikut kok. "

"Enggak, maksud aku, aku nanya ke kamu. "

"Oh eh aduh jadi malu aku, tadinya sih mau langsung pulang tapi kayaknya aku mau ke rumah sakit juga. " Jawab Melinda tersipu malu.

"Beneran Mel? kamu mau ke rumah sakit?. " Tanya Reno terlihat antusias.

"Kalau di ijinin sih. " Jawab Melinda sambil melirik Rania yang terlihat sangat risih mendengar percakapan Melinda dan Reno.

"APA lirik-lirik. " Teriak Rania.

"Nanti aku mau mampir ke rumah sakit bapakmu, bolehkan.? Tanya Melinda kepada Rania.

" Nggak boleh. "Jawab Rania ketus.

" Yaudah aku mau ke rumah sakit bapaknya Reno aja, Reno aku boleh kan mampir? siapa tau nanti kamu butuh bantuan aku. "

"Boleh kok. "

"Aw makasih Reno. "

Rania yang mendengar itu memutar bola matanya, sebenarnya bukan ia tidak mau jika Melinda mampir ke rumah sakit papanya. Terkahir kali Rania mengajak Melinda ke rumah sakit gadis itu hanya terfokus kepada Reno saja tanpa benar-benar membantu Rania. Namun, Rania merasa senang juga karena sepertinya hubungan Melinda dan Reno sudah ada kemajuan, Reno sudah tidak secuek dulu lagi jika di ajak berbicara oleh Melinda.

Semua orang yang berada di dalam mobil sibuk dengan pikirannya masing-masing karena lagu dangdut yang Rania putar dengan volume yang tinggi memenuhi gendang telinga mereka.

Bersambung..

Terimakasih sudah membaca, klik like dan tinggalkan komentar kalian.

Saran dan masukan yang membangun akan sangat berguna untuk penulis menjadi lebih baik lagi ke depannya..

Author

#kimel#

Episodes
1 Bagian 1 : Prolog
2 Bagian 2 : Dimarahi?
3 Bagian 3 : Berdebat
4 Bagian 4 : Iwak Peyek
5 Bagian 5 : Hari Pertama
6 Bgian 6 : Ancaman
7 Bagian 7 : Rumah Sakit
8 Bagian 8 : Membantu Lansia
9 Bagian 9 : Melinda
10 Bagian 10 : Perpustakaan
11 Episode 11 : Rencana Rania
12 Bagian 12 : Kalah Taktik
13 Bagian 13 : Anak Monyet
14 Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15 Bagian 15 : Kelas Heboh
16 Bagian 16 : Kamu Nanya
17 Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18 Bagian 18 : Normal?
19 Bagian 19 : Keseleo
20 Bagian 20 : Adik Ipar
21 Bagian 21 : Ulangan Biologi
22 Bagian 22 : Taruhan
23 Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24 Bagian 24 : Rania Berdandan
25 Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26 Bagian 26 : Rencana Baru!
27 Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28 Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29 Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30 Bagian 30 : Alvaro Menangis
31 Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32 Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33 Bagian 33 : Mid Semester
34 Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35 Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36 Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37 Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38 Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39 Bagian 39 : Masuk Perangkap
40 Bagian 40 : Laki-laki Batu
41 Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42 Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43 Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44 Bagian 44 : -3 Hari
45 Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46 Bagian 46 : Mengurung Diri
47 Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48 Bagian 48: Menang Taruhan
49 Bagian 49 : Double Date
50 Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51 Terima Kasih
52 Bagian 51 : Rania Menggalau
53 Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54 Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55 Bagian 54 : Rania Bad Mood
56 Bagian 55 : Di Antar Pulang
57 Bagian 56 : LAPAR
58 Bagian 57 : Terlambat Lagi
59 Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60 Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61 Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62 Bagian 61 : Emosional
63 Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64 Bagian 63 : Canggung
65 Bagian 64 : Cemburu ?
66 Bagian 65 : Ngambek
67 Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68 Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69 Bagian 68 : Dingin
70 Bagian 69 : Bertengkar
71 Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72 Bagian 71 : Tali Kutang
73 Bagian 72 : Kritis
74 Bagian 73 : Menjenguk Laura
75 Bagian 74 : Suami Laura
76 Bagian 75 : Calon Mertua?
77 Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78 Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79 Bagian 78 : Bimbang?
80 Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81 Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82 Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83 Bagian 82 : Gunawan
84 Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85 Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86 Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87 Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88 Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89 Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90 Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91 Bagian 90 : Kabar Rania.
92 Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93 Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94 Bagian 93 : Menjemput Rania?
95 Bagian 94 : Bertemu kembali?
96 Bagian 96 : Gaun Pengantin
97 Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98 Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99 Bagian 99 : Merasa Perih
100 Bagian 100 : End
101 PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102 PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103 Sepatah Kata Author.
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bagian 1 : Prolog
2
Bagian 2 : Dimarahi?
3
Bagian 3 : Berdebat
4
Bagian 4 : Iwak Peyek
5
Bagian 5 : Hari Pertama
6
Bgian 6 : Ancaman
7
Bagian 7 : Rumah Sakit
8
Bagian 8 : Membantu Lansia
9
Bagian 9 : Melinda
10
Bagian 10 : Perpustakaan
11
Episode 11 : Rencana Rania
12
Bagian 12 : Kalah Taktik
13
Bagian 13 : Anak Monyet
14
Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15
Bagian 15 : Kelas Heboh
16
Bagian 16 : Kamu Nanya
17
Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18
Bagian 18 : Normal?
19
Bagian 19 : Keseleo
20
Bagian 20 : Adik Ipar
21
Bagian 21 : Ulangan Biologi
22
Bagian 22 : Taruhan
23
Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24
Bagian 24 : Rania Berdandan
25
Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26
Bagian 26 : Rencana Baru!
27
Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28
Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29
Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30
Bagian 30 : Alvaro Menangis
31
Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32
Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33
Bagian 33 : Mid Semester
34
Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35
Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36
Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37
Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38
Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39
Bagian 39 : Masuk Perangkap
40
Bagian 40 : Laki-laki Batu
41
Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42
Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43
Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44
Bagian 44 : -3 Hari
45
Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46
Bagian 46 : Mengurung Diri
47
Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48
Bagian 48: Menang Taruhan
49
Bagian 49 : Double Date
50
Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51
Terima Kasih
52
Bagian 51 : Rania Menggalau
53
Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54
Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55
Bagian 54 : Rania Bad Mood
56
Bagian 55 : Di Antar Pulang
57
Bagian 56 : LAPAR
58
Bagian 57 : Terlambat Lagi
59
Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60
Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61
Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62
Bagian 61 : Emosional
63
Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64
Bagian 63 : Canggung
65
Bagian 64 : Cemburu ?
66
Bagian 65 : Ngambek
67
Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68
Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69
Bagian 68 : Dingin
70
Bagian 69 : Bertengkar
71
Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72
Bagian 71 : Tali Kutang
73
Bagian 72 : Kritis
74
Bagian 73 : Menjenguk Laura
75
Bagian 74 : Suami Laura
76
Bagian 75 : Calon Mertua?
77
Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78
Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79
Bagian 78 : Bimbang?
80
Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81
Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82
Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83
Bagian 82 : Gunawan
84
Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85
Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86
Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87
Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88
Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89
Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90
Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91
Bagian 90 : Kabar Rania.
92
Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93
Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94
Bagian 93 : Menjemput Rania?
95
Bagian 94 : Bertemu kembali?
96
Bagian 96 : Gaun Pengantin
97
Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98
Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99
Bagian 99 : Merasa Perih
100
Bagian 100 : End
101
PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102
PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103
Sepatah Kata Author.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!