Episode sebelumnya...
Alvaro sebenarnya sudah lama tau tentang Rania, bahwa Rania adalah anak atasannya yang sering datang membatu para oerawat di rumah sakit. Namun, Alvaro tidak menyangka bahwa Rania yang di maksud adalah Rania yang juga menjadi siswanya di sekolah. Alvaro baru menyadarinya saat ia melihat gadis itu sedang membantu nenek Minah di ruang perawatan khusus lansia tadi.
###
Happy Reading and Enjoy guys.
###
Pukul 18.30, Rania dan Reno kini sudah berada di atas mobil Melinda. Malam ini mereka Rania dan Melinda akan mengerjakan tugas kelompok lagi di rumah Rania, sementara Reno hanya ikut nebeng untuk pulang ke rumah.
Rania tampak cemberut sementara Melinda terlihat sangat antusias dan senang karena ada Reno, Melinda yang tadinya duduk di kursi depan samping supir pribadinya turun dan meminta Rania bergantian dengannya.
"Rania, elo duduk di depan aja. "
Rania yang baru saja membuka pintu mobil samping tampak bingung melihat tingkah sahabatnya itu, namun sesaat kemudian ia tersadar karena Reno sudah ada di dalam mobil melalui pintu di sisi yang lainnya. Rania pasrah dan mempersilahkan Melinda duduk di belakang dan Rania duduk di samping supir.
"Emang dasar ya kamu, Mel. "
"Hehehe." Melinda hanya cengengesan.
Mobil kemudian melaju menuju rumah Rania, Reno ikut menumoang ke mobil Melinda karena mama Rania sudah pulang duluan sejak sore tadi karena sedang ada acara arisan di rumah temannya meninggalkan Rania dan Reno yang sibuk berkeliling rumah sakit, itulah alasan Rania dan Reno terlihat sedang berdebat di taman sore tadi karena Reno ingin ikut menumpang ke mobil Melinda dan disinikah mereka sekarang.
"Aduhh selamat malam Reno ku. " Ucap Melinda dengan suara yang sengaja di manja-manjakan.
"Malam Melinda. " Balas Reno memanggil nama Melinda tanpa embek-embel 'kak'.
"Ih Reno tau aja cara bikin aku seneng. " Melindungi tersipu-sipu mendengar Reno memanggil namanya.
Reno hanya menanggapinya dengan tersenyum canggung.
"Idihhhh jijik bangettt. " Teriak Rania yang di sambut gelak tawa Melinda dan Reno yang cengengesan.
Sesampainya di depan rumah mereka kemudian turun dari mobil.
"Pak besok pagi jemput saya disini yah jangan lupa seragam sekolah saya di bawain, suruh mama buat nyiapin ya pak. " Melinda berpesan kepada supirnya bahwa malam ini Melinda akan menginap di kamar Rania.
"Iya non. " Jawab supir Melinda kemudian berlaku pergi.
Reno sudah berjalan terlebih dahulu masuk ke dalam rumah, belum ada mobil di garasi mobil menandakan mama Rania belum pulang dari arisan.
"Yaudah yuk masuk. " Ajak Rania.
"Hayukkk." Sambut Melinda sambil berlari masuk ke rumah Rania berharap Reno belum masuk ke dalam kamarnya.
"Eh Mel. " Rania kaget melihat sahabatnya itu berlari, gadis itu kemudian menyusulnya.
"Emang dasar ya kamu, Melindaaaaa. " Umpat Rania.
###
Rania dan Melinda terlihat sangat fokus mengerjakan tugas kelompok mereka. Saat ini mereka berdua sudah berada di dalam kamar Rania yang bersebelahan langsung dengan kamar Reno.
Surat petikan gitar dari dalam kamar Reno terdengar sampai ke kamar Rania memecah keheningan. Melinda langsung salah fokus dan berhenti mengerjakan tugasnya sambil berjalan ke dinding pembatas kamar Rania dan Reno. Melinda kemudian menempelkan telinganya berharap mendengar Reno bernyanyi.
"Mel, jangan gila deh kamu, kebiasaan. " Rania yang melihat sahabatnya itu seperti sangat terobsesi dengan adiknya mencoba menyadarkan Melinda bahwa Reno itu masih bocah cilik dan tidak cocok dengan Melinda.
"Raniaaa, kenapa sih kamu tuh gak mau yah punya adik ipar cantik kayak aku. "
"Hikssss." Melinda pura-pura sedang merajuk.
"Melindaaaaaaaaaaa." Teriak Rania.
"Hehehee maaf Raniakuuuu. " Melinda cepat-ceoat merubah nada duaranya, takut Rania akan benar-benar ngambek kepadanya.
"Kamu emang beneran suka sama anak monyet itu?. " Tanya Rania serius.
"Dia bukan anak monyet tau. " Melinda cemberut mendengar ucapan Rania yang selalu menyebut Reno anak monyet.
"Iya iya, maksud aku Reno, kamu serius Mel.?
"He" em. " Melinda menganggukkan kepalanya.
"Sejak kapan?. "
"Sejak baru-baru ini. "
"Haaa?. " Rania kaget mendengar jawaban Melinda karena mereka sudah berteman sejak di taman kanak-kanak dan selama itu Melinda baru menyukai Reno akhir-akhir ini? Rania berpikir setidaknya jawabannya akan lebih dramatis seperti "Aku sudah naksir Reno sejak kita masih kecil dulu. " atau "Aku udah suka sama Reno sejak kita memasuki usia pubertas".
" Iya Rania, kamu nyadar gak sih Reno tuh makin cakep, badannya udah mulai berotot gitu terus tinggi lagi. "
"Ada-ada aja kamu Mel, itumah cinta monyet aja tau. "
"Rania, aku beneran tau. " Melinda berbicara dengan nada serius membuat Rania heran tidak biasanya sahabatnya itu seperti ini.
"Emang kamu serius?. " Tanya Rania.
"Iya Rania, padahal dulu pas kita masih di taman kanak-kanak gitu aku juga nganggapnya Reno tuh kayak adik aku sendiri, kamukan tau akutuh gak punya sodara tapi gak tau kenapa akhir-akhir ini setiap kali ketemu Reno perasaanku jadi gak kayak yang biasanya. " Melinda menjelaskan perasaannya yang membuat hati Rania sedikit luluh.
"Rania, mau kan kamu menerima aku sebagai iparmu?. " Ujar Melinda seperti seseorang yang menyatakan cinta kepada seseorang dengan nada suara yang sengaja di berta-beratkan membuat Rania kembali jengkel kepada sahabatnya itu.
"Idiihhh jijik banget aku. " Sinis Rania.
Melinda kemudian berjalan ke arah Rania dan memeluknya.
"Eh apa-apaan sih, Mel. "
"Rania kakak ipakuuu. "
"Ih lepasinnnnn. "
Melinda memeluk Rania semakin erat, Rania yang mencoba melepaskan dirinya dengan cara mengggelitiki Melinda, mereka berdua kemudian tertawa bersama.
###
Setelah begadang semalaman Rania pagi ini sudah bangun sejak pukul 6, tidak seperti biasanya hal itu hanya terjadi ketika ada Melinda yang menginap di kamarnya. Melinda sudah membangunkannya sejak jam 5 pagi tadi namun, Rania benar-benar membuka matanya 1 jam kemudian, itupun dengan sedikit cipratan air pada wajahnya.
"Melindaaaaa." Teriak Rania.
"Bangun bangun, cepetan mandi. " Perintah Melinda. Melinda sudah berpakaian seragam lengkap supir pribadinya ternyata juga sudah datang sejak tadi mengantarkan seragam sekolah Melinda.
Rania bangun dari tempat tidurnya dan berjalan sempoyongan ke arah kamar mandinya.
"Mel, handuuukkkk. " Teriak Rania dari dalam kamar mandi.
"Kebiasaan banget si Rania teriak-teriak mulu. "
"Nih." Ujar Melinda sambil melemparkan handuk ke dalam kamar mandi yang sengaja tidak di tutup.
"Makasih. "
"Aku turun duluan ya Rania, mau bantuin bibi siapa tau bibi lagi butuh bantuan. "
"Hmmm bilang aja mau liat Reno. " Sindir Rania.
"Tau aja. " Melinda keluar dari kamar Rania menuju ke lantai bawah.
Di meja makan ternyata semua makanan sudah siap dan mama, papa Rania dan Reno juga sudah ada di meja makan.
"Pagi tante, pagi om, Mmm pagi Renooo. " Sapa Melinda.
"Eh Melinda sini sayang sarapan. " Panggil mama Rania menyuruh Melinda duduk di samping Reno.
"Semalam kamu nginap Mel.? " Tanya papa Rania.
"Iya om. "
"Iya, mama juga tadinya gak tau tapi pas bangun subuh tadi pas mama mau bantuin bibi di dapur supirnya Melinda udah datang bawain seragam kamu ya Mel? . "
"Iya tante. "
Papa Rania hanya manggut-manggut saja berbasa-nasi menanyakan keadaan borang tua Melinda dan mempersilahkan Melinda memakan sarapannya.
"Rania mana Mel? kok belum turun?. " Tanya mama Rania.
"Udah bangun kok tante pas aku tinggal tadi. "
"Duuhh itu anak emang kebiasaan susah banget bangun pagi, untung aja kamu nginep kalau enggak, jam segini Rania belum bangun. Tante udah gak tau lagi mau berbuat apa kalau bangunin dia pagi-pagi. "
"Ekhemm, gosipin aku yah. " Rania tiba-tiba muncul dan bergabung ke meja makan. Mereka semua pun tertawa bersama karena mama Rania tertangkap basah sedang menggosip kan anak gadisnya itu.
Bersambung....
Terimakasih sudah membaca, klik like dan tinggalkan komentar kalian. Saran dan masukan yang membangun akan sangat berguna bagi penulis kedepannya untuk menjadi lebih baik lagi.
Author
#kimel#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments