Bagian 7 : Rumah Sakit

Episode sebelumnya...

Tak puas dengan itu Melinda kemudain dengan sengaja membuka 2 kancing atas baju seragam sekolahnya lalu memperlihatkan dadanya kepada Rania.

Rani yang melihat itu langsung menariknya ke atas kasur dan mencoba membekap Melinda dengan bantal namun karena gagal Melinda balik menggelitiki Rania. Mereka berdua tertawa bersama.

###

Happy Reading & Enjoy Guys.

###

...Teng.. Teng.. Teng.....

Bel pertanda pulang sekolah sudah berbunyi. Alvaro sedang membereskan barang-narangnya yang tergelak di atas meja kerjanya, bersiap-siap untuk ke rumah sakit menunaikan kewajibannya yang lain.

Alvaro berjalan menuju mobilnya, beberapa guru-guru muda tampak mencoba membuka percakapan dengannya.

"Pak Alvaro sudah mau pulang?. " Tanya salah satu guru muda berbasa basi.

"Iya bu, saya permisi duluan yah. " Balas Alvaro sambil berlalu pergi dengan cuek.

Sudah 4 hari semenjak Alvaro mulai mengajar di sekolah SMA 3 JAYA beberapa guru-guru muda bahkan siswi-siswi yang ada di sekolah itu selalu mencoba mendapatkan perhatiannya. Sebenarnya mudah saja bagi Alvaro untuk hanya sekedar mendapatkan pasangan, namun sampai saat ini belum ada yang benar-benar berhasil mengetuk pintu yang terkunci rapat di dalam hatinya.

Keluarga besarnya sudah seringkali berusaha mencoba menjodoh-jodohkan Alvaro dengan perempuan dari berbagai profesi, tetap saja tidak ada gunanya. Meskipun begitu Alvaro menyadari umurnya sudah tidak terlalu muda, untuk saat ini ia hanya merasa belum memiliki ketertarikan dalam menjalani hubungan yang serius apalagi melangkah ke mahligaii rumah tangga. Menurutnya masih ada banyak hal berguna yang lebih masuk akal untuk di lakukan di banding membangun sebuah hubungan asmara.

Alvaro selalu membuat dirinya tampak sibuk agar tidak ada cela bagi keluarganya untuk menanyakan atau sekedar mencari tahu tentang hubungan asmaranya. Masih ada jejak-jejak masa lalu yang sangat sulit Laki-laki itu lupakan, bahkan Alvaro tidak berani melupakannya.

Alvaro sudah berada di dalam mobil, bersiap untuk menyalakan mesinnya. Alvaro tanpa sengaja melihat Rania yang sedang berjalan menuju keluar dari pintu gerbang sekolah bersama teman-teman sekelasnya. Gadis itu tampak riang dan terlihat sangat menonjol karena ulahnya yang selalu membuat teman-teman yang berada di dekatnya tertawa. Rania terlihat sedang memperagakan dan mengatakan sesuatu yang membuat teman-temannya begitu terhibur. Alvaro tersenyum kecil dan bergegas menyetir mobilnya melewati Rania dan siswi lainnya.

###

"Rania, kamu mau aku antar?. " Tanya Melinda yang saat ini mereka berdua sudah berada di depan mobil jemputan Melinda.

"Boleh deh, soalnya aku juga mau ke rumah sakit nanti, antarin aku ke rumah aja biar nanti aku di antar sama sopir di rumah buat ke rumah sakit. "

Rumah Rania berada dekat dengan sekolah jadi wajar saja jika sesekali jika ada pekerjaan rumah atau tugas kelompok, Rania dan Melinda akan berjalan kaki sampai ke rumah Rania. Namun, hari ini Melinda sedang ada les makanya mobil jemputannya datang cepat.

"Yaudah ayok. "

Rania kemudian naik ke mobil mengikuti Melinda yang akan mengantarnya sampai tepat di depan rumahnya.

"Udah sampai, aku duluan yah Mel nanti malam jemput aku di rumah sakit aja. " Pamit Rania, segera turun dari mobil jemputan Melinda.

"Oke bye. " Mobil Melinda kembali melaju mengantarkannya ke tempat les.

Rania melangkah masuk ke dalam pagar rumahnya dan mendapati sekelilingnya sangat sepi, tidak terlihat ada mobil yang terparkir. Rania berlari masuk ke rumahnya mencari mamanya.

"Maaaahhhh? Mamaaaa.. " Teriak Rania.

Tidak lama kemudian bibi yang berkerja di rumah Rania muncul dari dalam dapur.

"Ehh non Nia udah pulang, mama tadi ke rumah sakit di antar sama pak Alip sekalian jemput mas Reno di sekolah. " Jelas bibi.

"Yahhhh kok aku ditinggal sih. " Rania merasa kesal.

"Kata mama, biasanya non Rania kan kalau pulang sekolah dan mau ke rumah sakit langsung naik ojol, makanya mama gak nungguin non. "

"Ahh ya udah deh, tolong siapin saya makanan ya bi, saya lapar tapi mau ganti baju dulu. " Ujar Rania kepada bibi lalu berjalan menaiki anak tangga menuju ke kamarnya di lantai dua.

###

Setelah membayar ongkos ojek online, Rania kini sudah berada di lorong rumah sakit menuju ke ruang kerja papanya. Rania berjalan sambil sesekali menyapa perawat dan dokter yang di kenalnya.

Sesampainya di depan ruangan papanya biasanya Rania akan langsung melongos masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu seperti hari ini, kesannya Rania memang tidak memiliki rasa sopan santun namun papanya juga terlihat cukup santai menanggapi anaknya itu.

"Papakuuuuuu." Panggil Rania hanya memunculkan kepalanya dari balik pintu.

"Halo Rania kamu sudah sampai. " jawab papanya.

Didalam ruangan kerja papanya ternayata juga ada mama Rania yang sedang mempersiapkan makan siang untuk suaminya itu. Namun, Rania tidak melihat batang hidung Reno.

"Sini sayang. " Seru mamanya memanggil Rania.

"Mama kok ninggalin aku tadi. " Rania cemberut.

"Loh kan kamu biasanya naik ojol. " Jawab mama Rania.

"Giliran Reno aja di jemput, di anterin minta ini minta itu di turutin. " Rania merasa sebal karena hari ini di tinggalkan oleh mamanya ke rumah sakit, padahal biasanya kemang Rania berangkat sendiri namun entah mengapa hari ini gadis itu merasa sedikit sensitif.

"Ya udah deh maaf ya Rania anakku yang cantik. " Hibur mamanya.

"Hmmm udah lah, Reno kemana bukannya tadi di jemput sama mama? sama pak Alip?. "

"Reno tadi pergi ke ruangan perawat katanya mau ikut liat pasien." Jawab ayahnya. Rania hanya mengangguk-anggukkan kepalanya pertanda gadis itu mengerti.

Reno, adiknya itu memang lumayan sering membantu perawat di rumah sakit ini dan terkenal di kalangan para perawat yang masih muda-muda, apalagi para pasien remaja yang sedang di rawat di rumah sakit ini, jika Reno tidak datang selama berhari-hari mereka akan sibuk menanyakan keberadaannya.

Bukan hanya Reno, Rania juga dikenal rajin membantu dan sesekali menjadi sukarelawan di waktu liburnya untuk membantu para perawat di rumah sakit merawat para lansia yang jarang di kunjungi keluarganya, seperti menyuapi pasien itu makanan, membantunya berjalan menunu kamar mandi, membawa pasien berjalan-jalan ke taman dan lain sebagainya.

Rania juga tidak kalah pintar dari Reno kemampuannya dalam memahami sesuatu dengan sangat cepat seharusnya bisa menjadi salah satu keunggulannya, seperti saat ada perawat yang sedang magang dan menanyakan kegunaan suatu obat yang perawat itu tidak mengerti, Rania akan menjelaskannya dengan sangat lancar. Papa Rania sangat berharap besar kepada kedua anaknya itu setidaknya salah satu dari mereka berdua ada yang mengikuti jejaknya menjadi dokter.

"Ma, Pa Rania mau jalan-jalan dan keruangan pasien aja deh yah. " Ujarnya yang langsung di iyakan mama dan papanya.

Rania kembali menyusuri lorong koridor rumah sakit, berjalan menuju ke ruangan pasien lansia yang sering ia kunjungi setiap kali ia datang ke rumah sakit tersebut.

###

Bersambung...

Terimkasih sudah membaca, klik like dan tinggalkan komentar kalian di bawah. Saran dan masukan yang membangun akan lebih berguna bagi penulis kedepannya menjadi lebih baik lagi.

Author

#kimel#

Terpopuler

Comments

🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸

🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸

semangat kak

2023-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bagian 1 : Prolog
2 Bagian 2 : Dimarahi?
3 Bagian 3 : Berdebat
4 Bagian 4 : Iwak Peyek
5 Bagian 5 : Hari Pertama
6 Bgian 6 : Ancaman
7 Bagian 7 : Rumah Sakit
8 Bagian 8 : Membantu Lansia
9 Bagian 9 : Melinda
10 Bagian 10 : Perpustakaan
11 Episode 11 : Rencana Rania
12 Bagian 12 : Kalah Taktik
13 Bagian 13 : Anak Monyet
14 Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15 Bagian 15 : Kelas Heboh
16 Bagian 16 : Kamu Nanya
17 Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18 Bagian 18 : Normal?
19 Bagian 19 : Keseleo
20 Bagian 20 : Adik Ipar
21 Bagian 21 : Ulangan Biologi
22 Bagian 22 : Taruhan
23 Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24 Bagian 24 : Rania Berdandan
25 Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26 Bagian 26 : Rencana Baru!
27 Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28 Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29 Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30 Bagian 30 : Alvaro Menangis
31 Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32 Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33 Bagian 33 : Mid Semester
34 Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35 Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36 Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37 Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38 Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39 Bagian 39 : Masuk Perangkap
40 Bagian 40 : Laki-laki Batu
41 Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42 Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43 Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44 Bagian 44 : -3 Hari
45 Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46 Bagian 46 : Mengurung Diri
47 Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48 Bagian 48: Menang Taruhan
49 Bagian 49 : Double Date
50 Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51 Terima Kasih
52 Bagian 51 : Rania Menggalau
53 Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54 Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55 Bagian 54 : Rania Bad Mood
56 Bagian 55 : Di Antar Pulang
57 Bagian 56 : LAPAR
58 Bagian 57 : Terlambat Lagi
59 Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60 Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61 Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62 Bagian 61 : Emosional
63 Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64 Bagian 63 : Canggung
65 Bagian 64 : Cemburu ?
66 Bagian 65 : Ngambek
67 Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68 Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69 Bagian 68 : Dingin
70 Bagian 69 : Bertengkar
71 Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72 Bagian 71 : Tali Kutang
73 Bagian 72 : Kritis
74 Bagian 73 : Menjenguk Laura
75 Bagian 74 : Suami Laura
76 Bagian 75 : Calon Mertua?
77 Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78 Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79 Bagian 78 : Bimbang?
80 Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81 Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82 Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83 Bagian 82 : Gunawan
84 Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85 Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86 Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87 Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88 Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89 Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90 Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91 Bagian 90 : Kabar Rania.
92 Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93 Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94 Bagian 93 : Menjemput Rania?
95 Bagian 94 : Bertemu kembali?
96 Bagian 96 : Gaun Pengantin
97 Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98 Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99 Bagian 99 : Merasa Perih
100 Bagian 100 : End
101 PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102 PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103 Sepatah Kata Author.
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bagian 1 : Prolog
2
Bagian 2 : Dimarahi?
3
Bagian 3 : Berdebat
4
Bagian 4 : Iwak Peyek
5
Bagian 5 : Hari Pertama
6
Bgian 6 : Ancaman
7
Bagian 7 : Rumah Sakit
8
Bagian 8 : Membantu Lansia
9
Bagian 9 : Melinda
10
Bagian 10 : Perpustakaan
11
Episode 11 : Rencana Rania
12
Bagian 12 : Kalah Taktik
13
Bagian 13 : Anak Monyet
14
Bagian 14 : Kepribadian Ganda
15
Bagian 15 : Kelas Heboh
16
Bagian 16 : Kamu Nanya
17
Bagian 17 : Ibu Guru Rania
18
Bagian 18 : Normal?
19
Bagian 19 : Keseleo
20
Bagian 20 : Adik Ipar
21
Bagian 21 : Ulangan Biologi
22
Bagian 22 : Taruhan
23
Bagian 23 : Misi Pertama, Gatot!
24
Bagian 24 : Rania Berdandan
25
Bagian 25 : Mau gak Jadi Pacarku?
26
Bagian 26 : Rencana Baru!
27
Bagian 27 : Rencana Perjodohan.
28
Bagian 28 : Rencana Mendapatkan Cinta Pak Guru.
29
Bagian 29 : Seseorang Dari Masa Lalu
30
Bagian 30 : Alvaro Menangis
31
Bagian 31 : Membuat Rania Menangis
32
Bagian 32 : Rania Berubah Lagi
33
Bagian 33 : Mid Semester
34
Bagian 34 : Alvaro Meminta Maaf
35
Bagian 35 : Dia Adalah Tunanganku
36
Bagian 36 : Rania Menang Banyak
37
Bagian 37 : Terlanjur Merasa Kecewa.
38
Bagian 38 : Alvaro Terdesak
39
Bagian 39 : Masuk Perangkap
40
Bagian 40 : Laki-laki Batu
41
Bagian 41 : Potongan-Potongan Love
42
Bagian 42 : Mama Alvaro Berkunjung
43
Bagian 43 : Rania, Caper ke Camer
44
Bagian 44 : -3 Hari
45
Bagian 45 : Rania Membuat Masalah
46
Bagian 46 : Mengurung Diri
47
Bagian 47 : Rania Mengakui Perbuatannya
48
Bagian 48: Menang Taruhan
49
Bagian 49 : Double Date
50
Bagian 50 : Cewek Cowok Gak Bisa Temenan?
51
Terima Kasih
52
Bagian 51 : Rania Menggalau
53
Bagian 52 : Alvaro Mudah Goyah dan Rania Menjadi Perantara
54
Bagian 53 : Laura Di Atas Angin
55
Bagian 54 : Rania Bad Mood
56
Bagian 55 : Di Antar Pulang
57
Bagian 56 : LAPAR
58
Bagian 57 : Terlambat Lagi
59
Bagian 58 : Memberi Pelajaran
60
Bagian 59 : Mau Ngomong Sesuatu
61
Bagian 60 : Rania Jatuh Cinta?
62
Bagian 61 : Emosional
63
Bagian 62 : Ungkapan Perasaan Rania.
64
Bagian 63 : Canggung
65
Bagian 64 : Cemburu ?
66
Bagian 65 : Ngambek
67
Bagian 66 : Ayo Kita Pacaran
68
Bagian 67 : Rania Curhat, Laura Sekarat
69
Bagian 68 : Dingin
70
Bagian 69 : Bertengkar
71
Bagian 70 : Rencana Keluar Negeri
72
Bagian 71 : Tali Kutang
73
Bagian 72 : Kritis
74
Bagian 73 : Menjenguk Laura
75
Bagian 74 : Suami Laura
76
Bagian 75 : Calon Mertua?
77
Bagian 76 : Memberi Penjelasan
78
Bagian 77 : Saya Mau Menikahi Kamu
79
Bagian 78 : Bimbang?
80
Bagian 79 : Ujian dan Pengumuman Kelulusan.
81
Bagian 80 : Berpoto Bersama di Hari Kelulusan
82
Bagian 81 : Alvaro Merasa Tidak Pantas
83
Bagian 82 : Gunawan
84
Bagian 83 : Berhenti Berharap?
85
Bagian 84 : Dasar Pengecut!
86
Bagian 85 : Bandara Internasional Soekarno-Hatta
87
Bagian 86 : Kalau Sudah Tiada Baru Terasa.
88
Bagian 87 : Tanggung Jawab Baru
89
Bagian 88 : Kabar Reno Menikah.
90
Bagian 89 : Apa Kabar Pak Guruku?
91
Bagian 90 : Kabar Rania.
92
Bagian 91 : Apa Kabar Rania?
93
Bagian 92 : Sebenarnya Maumu Apa?
94
Bagian 93 : Menjemput Rania?
95
Bagian 94 : Bertemu kembali?
96
Bagian 96 : Gaun Pengantin
97
Bagian 97 : Hari Pernikahan Alvaro dan Rania
98
Bagian 98 : Malam Pertama (khusus 21+)
99
Bagian 99 : Merasa Perih
100
Bagian 100 : End
101
PROMOSI NOVEL BARU : Cinta Setelah Perjodohan
102
PROMOSI NOVEL : BELUM CUKUP UMUR
103
Sepatah Kata Author.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!