Episode sebelumnya...
Tak puas dengan itu Melinda kemudain dengan sengaja membuka 2 kancing atas baju seragam sekolahnya lalu memperlihatkan dadanya kepada Rania.
Rani yang melihat itu langsung menariknya ke atas kasur dan mencoba membekap Melinda dengan bantal namun karena gagal Melinda balik menggelitiki Rania. Mereka berdua tertawa bersama.
###
Happy Reading & Enjoy Guys.
###
...Teng.. Teng.. Teng.....
Bel pertanda pulang sekolah sudah berbunyi. Alvaro sedang membereskan barang-narangnya yang tergelak di atas meja kerjanya, bersiap-siap untuk ke rumah sakit menunaikan kewajibannya yang lain.
Alvaro berjalan menuju mobilnya, beberapa guru-guru muda tampak mencoba membuka percakapan dengannya.
"Pak Alvaro sudah mau pulang?. " Tanya salah satu guru muda berbasa basi.
"Iya bu, saya permisi duluan yah. " Balas Alvaro sambil berlalu pergi dengan cuek.
Sudah 4 hari semenjak Alvaro mulai mengajar di sekolah SMA 3 JAYA beberapa guru-guru muda bahkan siswi-siswi yang ada di sekolah itu selalu mencoba mendapatkan perhatiannya. Sebenarnya mudah saja bagi Alvaro untuk hanya sekedar mendapatkan pasangan, namun sampai saat ini belum ada yang benar-benar berhasil mengetuk pintu yang terkunci rapat di dalam hatinya.
Keluarga besarnya sudah seringkali berusaha mencoba menjodoh-jodohkan Alvaro dengan perempuan dari berbagai profesi, tetap saja tidak ada gunanya. Meskipun begitu Alvaro menyadari umurnya sudah tidak terlalu muda, untuk saat ini ia hanya merasa belum memiliki ketertarikan dalam menjalani hubungan yang serius apalagi melangkah ke mahligaii rumah tangga. Menurutnya masih ada banyak hal berguna yang lebih masuk akal untuk di lakukan di banding membangun sebuah hubungan asmara.
Alvaro selalu membuat dirinya tampak sibuk agar tidak ada cela bagi keluarganya untuk menanyakan atau sekedar mencari tahu tentang hubungan asmaranya. Masih ada jejak-jejak masa lalu yang sangat sulit Laki-laki itu lupakan, bahkan Alvaro tidak berani melupakannya.
Alvaro sudah berada di dalam mobil, bersiap untuk menyalakan mesinnya. Alvaro tanpa sengaja melihat Rania yang sedang berjalan menuju keluar dari pintu gerbang sekolah bersama teman-teman sekelasnya. Gadis itu tampak riang dan terlihat sangat menonjol karena ulahnya yang selalu membuat teman-teman yang berada di dekatnya tertawa. Rania terlihat sedang memperagakan dan mengatakan sesuatu yang membuat teman-temannya begitu terhibur. Alvaro tersenyum kecil dan bergegas menyetir mobilnya melewati Rania dan siswi lainnya.
###
"Rania, kamu mau aku antar?. " Tanya Melinda yang saat ini mereka berdua sudah berada di depan mobil jemputan Melinda.
"Boleh deh, soalnya aku juga mau ke rumah sakit nanti, antarin aku ke rumah aja biar nanti aku di antar sama sopir di rumah buat ke rumah sakit. "
Rumah Rania berada dekat dengan sekolah jadi wajar saja jika sesekali jika ada pekerjaan rumah atau tugas kelompok, Rania dan Melinda akan berjalan kaki sampai ke rumah Rania. Namun, hari ini Melinda sedang ada les makanya mobil jemputannya datang cepat.
"Yaudah ayok. "
Rania kemudian naik ke mobil mengikuti Melinda yang akan mengantarnya sampai tepat di depan rumahnya.
"Udah sampai, aku duluan yah Mel nanti malam jemput aku di rumah sakit aja. " Pamit Rania, segera turun dari mobil jemputan Melinda.
"Oke bye. " Mobil Melinda kembali melaju mengantarkannya ke tempat les.
Rania melangkah masuk ke dalam pagar rumahnya dan mendapati sekelilingnya sangat sepi, tidak terlihat ada mobil yang terparkir. Rania berlari masuk ke rumahnya mencari mamanya.
"Maaaahhhh? Mamaaaa.. " Teriak Rania.
Tidak lama kemudian bibi yang berkerja di rumah Rania muncul dari dalam dapur.
"Ehh non Nia udah pulang, mama tadi ke rumah sakit di antar sama pak Alip sekalian jemput mas Reno di sekolah. " Jelas bibi.
"Yahhhh kok aku ditinggal sih. " Rania merasa kesal.
"Kata mama, biasanya non Rania kan kalau pulang sekolah dan mau ke rumah sakit langsung naik ojol, makanya mama gak nungguin non. "
"Ahh ya udah deh, tolong siapin saya makanan ya bi, saya lapar tapi mau ganti baju dulu. " Ujar Rania kepada bibi lalu berjalan menaiki anak tangga menuju ke kamarnya di lantai dua.
###
Setelah membayar ongkos ojek online, Rania kini sudah berada di lorong rumah sakit menuju ke ruang kerja papanya. Rania berjalan sambil sesekali menyapa perawat dan dokter yang di kenalnya.
Sesampainya di depan ruangan papanya biasanya Rania akan langsung melongos masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu seperti hari ini, kesannya Rania memang tidak memiliki rasa sopan santun namun papanya juga terlihat cukup santai menanggapi anaknya itu.
"Papakuuuuuu." Panggil Rania hanya memunculkan kepalanya dari balik pintu.
"Halo Rania kamu sudah sampai. " jawab papanya.
Didalam ruangan kerja papanya ternayata juga ada mama Rania yang sedang mempersiapkan makan siang untuk suaminya itu. Namun, Rania tidak melihat batang hidung Reno.
"Sini sayang. " Seru mamanya memanggil Rania.
"Mama kok ninggalin aku tadi. " Rania cemberut.
"Loh kan kamu biasanya naik ojol. " Jawab mama Rania.
"Giliran Reno aja di jemput, di anterin minta ini minta itu di turutin. " Rania merasa sebal karena hari ini di tinggalkan oleh mamanya ke rumah sakit, padahal biasanya kemang Rania berangkat sendiri namun entah mengapa hari ini gadis itu merasa sedikit sensitif.
"Ya udah deh maaf ya Rania anakku yang cantik. " Hibur mamanya.
"Hmmm udah lah, Reno kemana bukannya tadi di jemput sama mama? sama pak Alip?. "
"Reno tadi pergi ke ruangan perawat katanya mau ikut liat pasien." Jawab ayahnya. Rania hanya mengangguk-anggukkan kepalanya pertanda gadis itu mengerti.
Reno, adiknya itu memang lumayan sering membantu perawat di rumah sakit ini dan terkenal di kalangan para perawat yang masih muda-muda, apalagi para pasien remaja yang sedang di rawat di rumah sakit ini, jika Reno tidak datang selama berhari-hari mereka akan sibuk menanyakan keberadaannya.
Bukan hanya Reno, Rania juga dikenal rajin membantu dan sesekali menjadi sukarelawan di waktu liburnya untuk membantu para perawat di rumah sakit merawat para lansia yang jarang di kunjungi keluarganya, seperti menyuapi pasien itu makanan, membantunya berjalan menunu kamar mandi, membawa pasien berjalan-jalan ke taman dan lain sebagainya.
Rania juga tidak kalah pintar dari Reno kemampuannya dalam memahami sesuatu dengan sangat cepat seharusnya bisa menjadi salah satu keunggulannya, seperti saat ada perawat yang sedang magang dan menanyakan kegunaan suatu obat yang perawat itu tidak mengerti, Rania akan menjelaskannya dengan sangat lancar. Papa Rania sangat berharap besar kepada kedua anaknya itu setidaknya salah satu dari mereka berdua ada yang mengikuti jejaknya menjadi dokter.
"Ma, Pa Rania mau jalan-jalan dan keruangan pasien aja deh yah. " Ujarnya yang langsung di iyakan mama dan papanya.
Rania kembali menyusuri lorong koridor rumah sakit, berjalan menuju ke ruangan pasien lansia yang sering ia kunjungi setiap kali ia datang ke rumah sakit tersebut.
###
Bersambung...
Terimkasih sudah membaca, klik like dan tinggalkan komentar kalian di bawah. Saran dan masukan yang membangun akan lebih berguna bagi penulis kedepannya menjadi lebih baik lagi.
Author
#kimel#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
🔵🍾⃝Ɲͩᥲᷞⅾͧเᥡᷠᥲͣh❤️⃟Wᵃf࣪𓇢𓆸
semangat kak
2023-03-03
0