Episode 16

"Yank, pake apa ke sini?" sapa Bang Win di ambang pintu, saat aku baru saja sampai di teras.

"Naik angkot. Biasalah," jawabku sambil menuju ke arah sofa.

Bang Win hari ini memintaku datang ke Radio Rebel untuk menemaninya siaran sore, menggantikan Kang Utep.

"Udah aku pesenin makan, tunggu bentar ya?" ucapnya duduk di depanku.

"Aku udah makan di rumah, yank."

"Tapi?" balas Bang Win.

"Tapi kalo udah dipesenin mah, ya ngga apa-apa. Makan lagi," aku nyengir dan membuat Bang Win tertawa.

Brak!

Tiba-tiba terdengar sebuah benturan keras dari jalan besar di depan Radio Rebel, yang membuat kami sontak berdiri dan menghampiri.

Di depan mataku, terlihat seorang gadis bersimpuh di jalan, dengan motornya yang tergeletak. Beberapa pedagang mengerubungi dan seorang bapak menawarkan bantuan untuk memapahnya ke pinggir karena terdapat banyak antrian kendaraan di belakangnya. Namun, dengan sinis, ia menolaknya. "Jangan sentuh-sentuh! Gara-gara Bapak nyebrang sembarangan, saya jadi jatuh 'kan?!"

"Bukan gara-gara Bapak itu!"

"Iya, Teteh yang naik motor sambil main hape."

"Teteh yang ngebut-ngebut!"

Gadis itu memasang wajah kesal karena ucapan beberapa orang.

"Maaf, Teh. Kalau Teteh ngga bangun. Kendaraan di belakang Teteh ngga bisa lewat," ucap Bang Win di depanku. Kami berdua ikut mengerubungi gadis itu untuk melihat kondisinya.

"Bang Win? Win Patriadi 'kan? Penyiar Radio Rebel?" tanya gadis itu dengan tatapan lekat.

"Iya, saya Win. Dan Teteh jatuh persis di depan Radio Rebel," jawab Bang Win datar. Suara klakson yang bersahutan membuatnya menoleh ke arah belakang gadis itu.

"Tolong bantu bawa ke pinggir, Pak. Itu kendaraan banyak yang mau lewat," lanjut Bang Win kepada bapak-bapak yang masih berdiri mengelilingi gadis itu.

"Kaki saya sakit, ngga mau di pinggir jalan. Kalau di Radio Rebel aja boleh?" tanyanya menatap Bang Win.

"Boleh," sahutku pendek. "Biar Tetehnya bisa istirahat dulu bentar."

Gadis itu berdiri setelah kubantu. Terlihat sebelah celana jeans yang dikenakannya robek, serta terdapat luka lecet ringan di kaki.

"Tolongin dong ini satu lagi," ucap gadis itu mengulurkan satu tangan ke arah Bang Win yang dengan cepat menoleh ke kiri dan ke kanan.

"Bu Munah, bisa tolong bantuin Oxu," pinta Bang Win yang dengan segera diangguki Bu Munah. Kami berdua memapah gadis itu hingga sampai di teras Radio Rebel. Sedangkan motornya, dibawa masuk oleh Bang Win.

"Oh ini kantor Radio Rebel yang baru," gumam gadis itu. Aku sendiri pergi ke pantry untuk mengambil kotak P3K.

"Kantor Radio Rebel yang baru lebih besar dibanding yang lama ya? Oh iya, saya Sinta," ucapnya memperkenalkan diri, setelah aku dan Bang Win ikut duduk di sofa.

"Tahan bentar ya, Teh. Saya obatin lukanya," kataku yang diabaikan Sinta. Pandangan gadis itu terus tertuju pada Bang Win.

"Aduh, sakit!" pekiknya sembari mengulurkan kedua tangannya ke arah suamiku, mungkin berharap untuk di pegang. Di saat bersamaan, Kokom melongok dari pintu, dan segera dipanggil oleh Bang Win.

"Bantuin Teh Oxu, Kom," katanya singkat. Kokom mengangguk dan memegang tangan Sinta, yang dengan cepat ditepisnya.

"Saya pengagum Bang Win loh. Suka banget dengerin siarannya. Tapi terutama, suka banget sama suaranya. Laki banget," ucap Sinta setelah aku menutup lukanya dengan plester.

"Makasih," balas Bang Win pendek, yang membuatku sekuat tenaga menahan tawa.

"Karena saya udah di sini. Mau ngga temenin saya lihat-lihat ke dalem? Kaya office tour yang di Youtube."

"Maaf, tapi saya mau siaran." Bang Win menatap ke arahku.

"Tapi saya boleh dong ikut nonton Bang Win siaran? Kata beberapa pendengar, mereka diajak siaran pas dateng ke sini. Saya baca postingan mereka di Twitter."

Aku menatap Bang Win dan mengangguk samar. "Iya boleh aja," jawab Bang Win setelah melihatku.

"Yes!" seru Sinta. Gadis itu mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan terlihat sedang mengetik sesuatu.

***

"Assalamualaikum warahmahtullahi wabarakatuh. Selamat sore saya ucapkan untuk seluruh pendengar setia Cerita Pendengar, Radio Rebel Bandung 12,08 FM. Senang sekali, Win Patriadi hadir untuk menggantikan Banudepta Raveno Daiyan atau Utep, menemani sore kamu semua, dengan membacakan email yang sudah dikirim ke tim Cerita Pendengar. Tapi sebelumnya, akan saya putarkan satu buah lagu dari dalam negeri, original soundtrack dari film layar lebar Alexandria, yang dinyanyikan oleh Peterpan dengan Tak Bisakah. Selamat mendengarkan."

Bang Win mematikan mic dan menatap lekat ke layar komputer. Sedangkan di sebelahku, Sinta mengambil fotonya dari jarak jauh.

'Bismillah semakin dekat dengan kekasih hati,' bacaku dalam hati, status Sinta yang menyertai foto tersebut, lalu mempostingnya di media sosial. Dalam diam, aku menunduk dan tersenyum simpul.

"Peterpan, dengan Tak Bisakah. Selamat bergabung untuk para pendengar yang baru saja mendengarkan siaran ini. Saya sudah memilih satu buah email, dari Ryan di Cijagra.

Selamat sore Kang Utep. Saya Ryan di Cijagra. Pengen curhat nih. Saya sekarang berpacaran dengan seorang teman di kampus. Kami satu jurusan, tapi berbeda kelas. Saya sudah menjalin hubungan dengannya selama satu tahun lebih.

Sebelumnya dengannya, saya sempat menjalin hubungan cinta dengan mahasiswi beda jurusan. Sayangnya, kami putus karena mantan pacar saya tersebut ketahuan selingkuh dengan pria lain.

Lambat laun, saya bisa melupakan rasa sakit hati dan kembali membuka diri dengan kisah baru. Di saat itu, saya bertemu dengan pacar saya yang sekarang. Saya sayang dia, saya mau hubungan kami berlanjut ke arah yang serius. Tapi belakangan ini saya bingung, karena mantan pacar saya kembali menghubungi. Katanya, ia sudah putus dengan pacarnya, dan menyesal sudah meninggalkan saya. Ia juga mengajak saya bertemu.

Awalnya saya bertemu dengan mantan saya karena bingung dan ingin memantapkan hati. Saya kira, masih tersisa sedikit perasaan untuk mantan saya itu. Namun, ternyata tidak. Walaupun secara fisik ia lebih dari segala-galanya dari pacar saya yang sekarang. Namun, saya tetap memilih pacar saya. Seperti orang bilang, cinta itu urusan hati. Orang lain bisa melihat kami mungkin tidak pantas bersama, tapi yang jelas, saya merasa jika pacar saya yang sekarang adalah orang yang tepat untuk saya.

Doakan saya agar selalu bisa menjaga perasaan ini. Saya ingin memiliki cinta, hanya untuk satu wanita, cinta sejati. Sekian cerita dari saya. Terima kasih sudah dibacakan."

Bang Win menghembuskan napas panjang setelah membacakan email.

"Terima kasih atas kiriman emailnya ya, Ryan. Ngomong-ngomong, menurut kamu semua cinta sejati itu apa sih? Kalau buat saya pribadi, cinta sejati diartikan sebagai perasaan tulus yang datang dari hati paling dalam.

Cinta sejati artinya mau menerima segala kekurangan dan kelebihan seseorang. Memiliki cinta sejati merupakan impian setiap orang. Sayangnya, untuk memiliki cinta sejati membutuhkan suatu proses yang panjang. Salah satunya kesetiaan.

Untuk kasus Ryan sendiri, di mana mantan pacarnya kembali hadir, saya cuma mau bilang kalau setia itu terlatih. Banyak godaan yang pasti akan datang, untuk menguji kesetiaan. Semakin kita berhasil mengatasi godaan yang datang, semakin kita terlatih untuk setia, semakin kuat pula ikatan cinta diantara pasangan. Semoga Ryan bisa mengatasi godaan-godaan yang sedang dijalani dan yang akan dialami di masa yang akan datang. Aamiin."

Bang Win menatapku sekilas sebelum melanjutkan.

"Tidak terasa udah satu jam saya menemani kamu semua, dan terima kasih atas kiriman email-email yang sudah masuk ke Radio Rebel. Satu lagu dari Bunga Citra Lestari dengan Cinta Sejati, khusus saya putarkan untuk istri saya. Terima kasih sudah berjalan bersama saya, terima kasih sudah mau menerima kekurangan saya, terima kasih untuk selalu menguatkan saya. Inoxu Aisyah Putri, selamat hari jadi pernikahan kita yang pertama. Semoga doa-doa terbaik kita diijabah oleh Allah SWT. Win Patriadi mohon pamit. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Bang Win mematikan mic dan melepas headphonenya, di saat yang bersamaan dengan masuknya Nyx, Teh Hani, Teh Opi, Kang Utep, Kang Krisna, Remi, Gia, Adul serta Kokom ke dalam studio dengan sebuah kue tart berukuran besar. Mereka mengelilingiku dan Bang Win yang sudah mendekat, untuk mengucapkan selamat dan kalimat-kalimat untaian doa.

Aku menangis terharu dan bahagia, dikelilingi suami, keluarga dan juga para sahabat terbaik. Kami semua tenggelam dalam euforia hingga mengabaikan Sinta, yang keluar dari studio dengan langkah menghentak.

Terpopuler

Comments

irva 😍

irva 😍

belum apa apa udah patah hati 😂😂

2023-01-16

5

Andini Andana

Andini Andana

hihihi... Sinta niatan pen pamer,, eeh malah dipamerin balik sm bang Win, makjleb!

2023-01-14

5

Ai Emy Ningrum

Ai Emy Ningrum

lha itu si Neng Sinta yg ikut siaran bang Win trus sampe update starus segala kumaha geura...pingsan gituh pas tau Oxu tuh istri nya bang Win ??? 🤪🤪🥴😵‍💫😂😂😂

2023-01-14

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!