Makan malam bersama

Bianca mendelik tajam ke arah Raka yang memasang wajah penuh senyuman. Memang benar-benar suaminya itu, ia dibuat ketakutan tadi, dan sekarang dengan percaya dirinya pria itu tersenyum.

Raka yang ditatap tajam oleh Bianca bukan nya takut, justru malah merasa lucu.

"Kenapa kamu tatap saya begitu, Bia?" tanya Raka lembut.

"Wajah mas nakutin, kaya psikopat." Jawab Bianca asal.

Bianca bicara sambil terus melangkahkan kaki menuju meja rias. Ia duduk di sana, lalu menatap Raka yang tersenyum semakin lebar melalui pantulan cermin.

Raka bangkit dari duduknya, ia lalu berjalan mendekati Bianca dan berdiri di belakang gadis itu.

Raka dan Bianca saling bertatapan melalui pantulan cermin. Raka tersenyum simpul, ia lalu menunduk dan mendekatkan wajahnya ke telinga

"Kalo saya psikopat, udah saya kuliti kamu dari lama, Bia." Bisik Raka lalu meniup telinga istrinya.

Bianca memejamkan mata, ia juga sedikit mengangkat bahunya dan mendekatkan ke pipinya, tanda bahwa ia merasa kegelian.

Raka lagi-lagi hanya tersenyum, namun setelah itu ia pergi masuk ke dalam kamar mandi untuk bersih-bersih sebelum makan malam.

Sepeninggalan Raka, Bianca berdecak kesal sambil membuka satu persatu skincare rutin yang biasa ia pakai.

"Nyebelin, nggak jelas. Untung ganteng, eh." Celetuk Bianca tanpa sadar, namun buru-buru ia menutup mulutnya.

Bianca menatap pantulan dirinya di cermin, ia menggelengkan kepalanya berkali-kali saat sadar bahwa ia mulai tidak beres.

"Gila lo, Bia? Nggak mungkin lo terpesona sama mas Raka yang udah tua itu. Jangan aneh-aneh deh!!" gerutu Bianca sambil memukul-mukul kepalanya.

Bianca berdecak, ia kembali membenahi semua skincare nya dan memilih untuk pergi dari kamar. Ia malas melihat wajah Raka nanti yang akan terus tersenyum padanya.

"Senyum mulu kayak badut, heran." Ketus Bianca seorang diri.

Bianca pun berjalan menuju arah tangga untuk sampai di lantai bawah, namun saat ia menuruni anak tangga, tanpa sengaja ia melihat ke arah kamar Kiano yang bisa digugat dari tempatnya.

Bianca mengerutkan keningnya melihat bagaimana cara pengasuh bocah itu memakaikan baju. Terlihat sangat kasar dan terburu-buru.

"Kasar banget pakai kan bajunya." Gumam Bianca.

Bianca membalik badan, ia hendak menghampiri Kiano dan pengasuhnya, namun langkahnya terhenti dan membuatnya diam.

"Untuk apa kamu peduli, Bi. Anak itu baik-baik saja, dia punya ayah." Gumam Bianca seorang diri.

Bianca menghela nafas, ia pun kembali melangkahkan kaki menuju lantai bawah. Ia akan melihat makanan apa yang di masak untuk makan malam.

Sesampainya di ruang makan, terlihat sudah banyak makanan yang tersaji disana. Namun Bianca tidak ingin langsung makan, ia ingin minum jus dulu.

"Bi, tolong buatkan aku jus mangga ya. Kalo bisa jangan yang terlalu manis," ucap Bianca sopan dan ramah.

"Baik, Nona." Balas art itu dengan sopan.

Bianca pun menarik kursi dan duduk disana untuk menunggu jus yang ia pinta datang.

Tidak lama setelah Bianca duduk, ia terkejut saat mendengar suara Kiano yang memanggilnya sambil berteriak.

"Mami!!!" teriak Kiano berlari mendekati Bianca dan langsung memeluk tubuh ibu sambungnya.

Bianca menghela nafas, ia melepaskan dengan pelan pelukan bocah itu.

"Duduk disini." Tutur Bianca tanpa ekspresi apapun.

Kiano mengangguk berulangkali, ia lalu duduk di kursi yang ada di sebelah Bianca dengan penuh semangat.

"Yaey!! Hari ini aku makan disuapi mami!!!" ucap Kiano dengan wajah bahagia.

Bianca melirik Kiano, ia mendesis pelan lalu geleng-geleng kepala. Bianca tidak berniat untuk bicara apa-apa lagi sekarang.

Bianca menatap Kiano dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Bocah yang ditatap memasang senyum semanis mungkin, dan dibalas oleh Bianca dengan tatapan biasa.

"Mami, hari ini mami suapi aku kan?" tanya Kiano dengan kepala yang miring demi bisa menatap Bianca.

"Nggak, kamu kan punya pengasuh. Lagian kamu juga udah biasa disuapi dia kan." Jawab Bianca sedikit ketus.

"Satu lagi, aku kan udah pernah bilang. Jangan pernah panggil aku mami, aku bukan mami kamu." Tambah Bianca seraya melipat tangannya di dada.

Wajah Kiano tampak murung, ia menundukkan kepalanya dan siap untuk menangis.

"Iya, Kiano. Hari ini mami akan suapin kamu makan, lhoo …" ucap seseorang yang baru saja datang.

Siapa lagi jika bukan Raka Dewangga. Pria itu belum lama datang, namun ia bisa mendengar ucapan putranya dari tangga tatkala Kiano meminta untuk di suapi.

"Benarkah, Pi?" tanya Kiano dengan penuh semangat.

Raka menganggukkan kepalanya, ia lalu menatap Bianca yang sudah memasang wajah kesal.

"Iya kan, Mami?" tanya Raka.

Bianca mendengus, ia hendak bicara namun jus yang ia minta datang.

Bianca mengambil jus di depannya dan siap untuk menenggaknya, namun tiba-tiba saja jus itu diambil oleh Raka.

"Bi, simpan dulu jus nya." Ucap Raka memberikan jus itu kembali pada art.

Bianca yang melihat itu tentu saja kesal.

"Mas, kamu apa-apaan sih!!" ketus Bianca dengan sewot.

Gadis itu bahkan sampai bangkit dari duduknya dan melempar tatapan horor kepada Raka.

"Kamu belum makan nasi, Bia. Makan nasi dulu, baru minum jus." Jelas Raka dengan penuh kesabaran.

"Tapi kan–" Ucapan Bianca yang hendak protes terhenti.

"Duduk, Sayang." Tutur Raka seraya menarik tangan istrinya untuk kembali duduk.

Bianca seketika terdiam, air mukanya seketika berubah menjadi biasa saja. Antara terkejut dan aneh mendengar panggilan Raka.

Walaupun bukan panggilan sayang yang pertama kali, namun entah mengapa kali ini membuat Bianca langsung diam.

Bianca cosplay menjadi patung, gadis itu terdiam sambil menatap lurus ke depan.

"Makan, Bia." Ucap Raka yang berhasil menyadarkan Bianca.

Bianca menghela nafas pelan, ia lalu mengambil makanan untuknya sendiri. Tidak ada pikiran sama sekali untuk melayani Raka dengan mengambilkan makan suaminya.

Raka marah, atau tersinggung? Tentu saja tidak. Pria itu biasa saja, karena ia masih bisa melakukannya sendiri.

Kalo buat bayi, baru nggak bisa sendiri. Harus sama Bianca, ya kan readers??

"Mami." Panggil Kiano seraya menarik-narik baju Bianca.

Bianca yang sedang asik melahap makan malamnya langsung berhenti, ia menoleh dan melihat Kiano yang memasang wajah sedih.

"Apa?" tanya Bianca singkat.

"Mbak, kau boleh pergi. Kiano akan disuapi maminya," tutur Raka melihat pengasuh Kiano berusaha untuk membujuk bocah itu.

Raka lalu beralih menatap Bianca yang masih menatap Kiano.

"Bia, suapi Kiano. Dia hanya minta hal sesederhana itu," tutur Raka lembut.

Bianca mengepalkan tangannya, ia ingin sekali memukul wajah Raka, namun ia tidak berani melakukan itu.

"Ishh, sini-sini. Sekali ini aja ya, awas aja minta lagi." Ketus Bianca lalu mengambil makanan Kiano.

Bianca pun mulai menyuapi Kiano yang tampak lahap memakan makanan nya. Ia bahkan sampai goyang sana sini di tempat duduknya, karena terlalu menikmati makan malam kali ini.

"Di suapi mami rasanya tambah enak!" seru Kiano dengan kedua tangan terangkat ke atas.

"Benarkah? Baik, lain kali papa akan coba ya," timpal Raka sambil tertawa.

Bianca melirik Raka. "Sadar alay." Cibir Bianca.

"Alay ada kepanjangannya tau, Bia." Sahut Raka.

"Ailop ama you." Tambah Raka menjelaskan sambil dibarengi tawa.

Bianca mengangkat sebelah sudut bibirnya, ia bergidik mendengar candaan receh bapak-bapak satu ini.

"Susah ngomong sama orang tua." Cibir Bianca.

"Enak aja, saya masih mudah. Saya juga termasuk gen Z." Sahut Raka tidak terima.

Bianca memilih untuk tidak menyahut, daripada emosinya semakin tersulut. Ia akhirnya kembali menyuapi Kiano meski dengan terpaksa.

Sementara Raka, pria itu tersenyum melihat Bianca yang menyuapi Kiano. Ia bahagia sekali melihat interaksi sesederhana itu. Raka semakin yakin, bahwa seiring waktu, Bianca akan berubah dan menerima dirinya dan Kiano.

MAS RAKA, SEMANGAT YA SAYANG. EH--

Bersambung.........................

Terpopuler

Comments

🌹Fina Soe🌹

🌹Fina Soe🌹

kasian Kiano...bianca marah sama raka tapi kiano jg kena imbasnya...

2023-11-10

1

Be snowman

Be snowman

duhh sabar banget mas raka. bisa²nya bianca lempeng tapi yang baper malah yang baca wkwkwk❤

2023-11-06

1

Yohana Woleka

Yohana Woleka

Begitu Raka,mudah mempengaruhi Bianca,asal sering juga mengikuti keinginannya.

2023-10-30

0

lihat semua
Episodes
1 Hari pernikahan
2 Penolakan Bianca
3 Mengenang masa lalu
4 Pagi yang buruk
5 Bianca marah
6 Kamu egois!
7 Nasehat Bianca
8 Sore yang mengharukan
9 Candaan Raka
10 Makan malam bersama
11 Kekompakan anak dan ayah
12 Tangisan Bianca
13 Kekesalan Bianca
14 Kiano anak saya!
15 Segitu besarnya, Bia?
16 Pesona Raka
17 Modus Raka
18 Rencana bulan madu
19 Tamparan Bianca
20 Ruang tamu penuh tawa
21 Indahnya ciptaanmu
22 Mau nggak, Sayang?
23 Cerita masa lalu
24 Apapun demi istri
25 French kiss?
26 Cuddle
27 Bianca kalah
28 Keinginan Raka
29 Kejutan romantis
30 Bibirnya enak
31 Malam terakhir yang indah
32 Kedatangan mantan istri
33 Mas Raka marah?
34 Raka irit bicara
35 Pembicaraan Reza
36 Kesabaran Raka
37 Kepedulian Raka
38 Jajan sama mas Raka
39 Akan belajar
40 Perdebatan
41 Makan malam diluar
42 Ketus, tapi lucu
43 Gagal buka segel
44 Raka nggak tahan
45 Pria gila
46 Kangen saya?
47 Bertengkar dipagi hari
48 Penyusup?
49 Jebol!!!
50 Kebakaran jenggot
51 Jadikan istri kedua
52 Sesuatu untuk mami
53 Usaha Raka
54 Si kembar kesayangan
55 Ganti rugi
56 Undangan pernikahan
57 Teman kuliah?
58 Nanti adik sedih
59 Kamu masih mencintainya?
60 Enakan di gigit
61 Pokoknya salah kamu!
62 Modal wajah datar
63 Minuman siapa?
64 Berapa bulan?
65 Keluarga harmonis
66 Lemah kandungan
67 Menyelamatkanku
68 Aku hamil
69 Si paling posesif
70 Suka nyebar hoax
71 Rayuan mami Bia
72 Sayang mami Bia
73 Tanggung jawab itu
74 Mencari sekolah Kiano
75 Saya kekasihnya!
76 Ciuman pertama!!
77 Hari pertama sekolah
78 Pecahin sekalian
79 Pelan-pelan saja
80 Flashback malam itu
81 Mami sakit apa?
82 Kan memang sudah, Pak
83 Larangan Raka
84 Hasutan Yola
85 Amarah Bianca
86 Ketiban panci
87 Lho ... mereka?
88 Permohonan dua pria
89 Membujuk istri, susah sekali!
90 Melamar, kena bogem
91 Restu dan maaf
92 Yang mau nikah, malu-malu
93 Persiapan pernikahan
94 Nggak mau minta cium?
95 Permintaan Yola
96 Sah!
97 Yang kedua kalinya
98 Badmood, minta yang aneh
99 Jangan tinggalin mami ...
100 Kondisi Kiano
101 Kiano siuman
102 Mau jadi bayi
103 Keciduk mertua
104 Kiano pulang!!
105 Dingin enaknya nyusu
106 Masih tentang honeymoon
107 Ada manis-manisnya
108 Keusilan pasutri
109 Pulang honeymoon
110 Hadiah dari Raka
111 Kabar bahagia
112 Senyuman haru
113 Penuh keharmonisan
114 Raquila Jasmine Dewangga
115 Aku cinta
116 Merasa beruntung (End)
117 Ektra part
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Hari pernikahan
2
Penolakan Bianca
3
Mengenang masa lalu
4
Pagi yang buruk
5
Bianca marah
6
Kamu egois!
7
Nasehat Bianca
8
Sore yang mengharukan
9
Candaan Raka
10
Makan malam bersama
11
Kekompakan anak dan ayah
12
Tangisan Bianca
13
Kekesalan Bianca
14
Kiano anak saya!
15
Segitu besarnya, Bia?
16
Pesona Raka
17
Modus Raka
18
Rencana bulan madu
19
Tamparan Bianca
20
Ruang tamu penuh tawa
21
Indahnya ciptaanmu
22
Mau nggak, Sayang?
23
Cerita masa lalu
24
Apapun demi istri
25
French kiss?
26
Cuddle
27
Bianca kalah
28
Keinginan Raka
29
Kejutan romantis
30
Bibirnya enak
31
Malam terakhir yang indah
32
Kedatangan mantan istri
33
Mas Raka marah?
34
Raka irit bicara
35
Pembicaraan Reza
36
Kesabaran Raka
37
Kepedulian Raka
38
Jajan sama mas Raka
39
Akan belajar
40
Perdebatan
41
Makan malam diluar
42
Ketus, tapi lucu
43
Gagal buka segel
44
Raka nggak tahan
45
Pria gila
46
Kangen saya?
47
Bertengkar dipagi hari
48
Penyusup?
49
Jebol!!!
50
Kebakaran jenggot
51
Jadikan istri kedua
52
Sesuatu untuk mami
53
Usaha Raka
54
Si kembar kesayangan
55
Ganti rugi
56
Undangan pernikahan
57
Teman kuliah?
58
Nanti adik sedih
59
Kamu masih mencintainya?
60
Enakan di gigit
61
Pokoknya salah kamu!
62
Modal wajah datar
63
Minuman siapa?
64
Berapa bulan?
65
Keluarga harmonis
66
Lemah kandungan
67
Menyelamatkanku
68
Aku hamil
69
Si paling posesif
70
Suka nyebar hoax
71
Rayuan mami Bia
72
Sayang mami Bia
73
Tanggung jawab itu
74
Mencari sekolah Kiano
75
Saya kekasihnya!
76
Ciuman pertama!!
77
Hari pertama sekolah
78
Pecahin sekalian
79
Pelan-pelan saja
80
Flashback malam itu
81
Mami sakit apa?
82
Kan memang sudah, Pak
83
Larangan Raka
84
Hasutan Yola
85
Amarah Bianca
86
Ketiban panci
87
Lho ... mereka?
88
Permohonan dua pria
89
Membujuk istri, susah sekali!
90
Melamar, kena bogem
91
Restu dan maaf
92
Yang mau nikah, malu-malu
93
Persiapan pernikahan
94
Nggak mau minta cium?
95
Permintaan Yola
96
Sah!
97
Yang kedua kalinya
98
Badmood, minta yang aneh
99
Jangan tinggalin mami ...
100
Kondisi Kiano
101
Kiano siuman
102
Mau jadi bayi
103
Keciduk mertua
104
Kiano pulang!!
105
Dingin enaknya nyusu
106
Masih tentang honeymoon
107
Ada manis-manisnya
108
Keusilan pasutri
109
Pulang honeymoon
110
Hadiah dari Raka
111
Kabar bahagia
112
Senyuman haru
113
Penuh keharmonisan
114
Raquila Jasmine Dewangga
115
Aku cinta
116
Merasa beruntung (End)
117
Ektra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!