Candaan Raka

Bianca membuka matanya saat merasa tenggorokannya kering. Ia bangkit sambil mengucek matanya yang masih terpejam.

"Jam berapa ini?" gumam Bianca bertanya-tanya.

Bianca menoleh. Ia langsung dibuat terkejut melihat ada siapa saja di sebelahnya.

"Kiano, mas Raka. Sejak kapan mereka disini?" pekik Bianca sedikit kencang.

Gerakan Bianca yang terlalu cepat, membuat kaki gadis tersangkut selimut sehingga dirinya langsung terjerembab cukup keras ke lantai.

"Aww!!!" Bianca memekik kesakitan sambil memegangi pinggang belakangnya yang membentur lantai secara langsung.

Suara Bianca yang memekik kesakitan seketika membuat Raka terbangun. Ia terkejut melihat Bianca duduk di lantai dengan ekspresi wajah kesakitan.

"Ya ampun, Bia!!" kejut Raka.

Raka segera turun dari ranjang, ia menghampiri Bianca dan tanpa pikir panjang langsung menggendongnya ke atas ranjang.

"Kamu kenapa? Kaki kamu sakit atau yang mana?" tanya Raka bertubi-tubi.

Tangan Raka memegangi kaki Bianca barangkali ada yang luka, namun ternyata tidak ada.

Sementara Raka sibuk memeriksa Bianca, gadis itu malah memperhatikan wajah suaminya yang jaraknya cukup dekat.

Wajah Raka ternyata jauh lebih tampan saat dilihat dari jarak dekat begini. Bianca tanpa sadar terus memperhatikan Raka.

"Mana yang sakit, Bia?" tanya Raka lalu menatap Bianca.

Tatapan mereka bertemu, namun Bianca buru-buru memutus pandangan mereka dan menatap ke arah lain.

Bianca berdehem, ia lalu mendorong Raka menjauh dari tubuhnya.

"Aku nggak apa-apa, lagian mas ngapain sih dekat-dekat." Ucap Bianca ketus.

Raka hanya tersenyum. "Saya khawatir sama kamu, lagipula ngapain kamu duduk di lantai?" tanya Raka lembut.

Bianca menoleh, menatap Raka yang setia dengan senyuman manisnya.

"Siapa yang duduk dilantai, aku jatuh karena kaget lihat Kiano sama kamu tidur disini." Jawab Bianca sewot.

Raka terkekeh, ia duduk di pinggir ranjang, disebelah Bianca yang masih memasang wajah dingin.

"Kenapa harus kaget, kan bagus kita bisa tidur bertiga, jadinya kelihatan bahagianya kita." Timpal Raka dengan tenang.

Bianca hanya berdecak, ia lalu turun dari ranjang dan berjalan pelan sambil memegangi pinggangnya menuju kamar mandi.

Bianca memutuskan untuk mandi, ia masih bertanya-tanya tentang kapan Kiano dan Raka tidur di sebelahnya.

Seingatnya, Kiano sempat datang ke kamarnya ketika ia sudah setengah tidur. Bocah itu meminta maaf padanya, namun hanya ia malas deheman saja.

Bianca tidak ingat apapun lagi. Apa Kiano langsung tidur di sebelahnya setelah mengucapkan permintaan maaf.

Lalu bagaimana dengan Raka? Kenapa pria itu bisa tidur juga di ranjang? Ah sudahlah, Bianca pusing memikirkannya.

Sementara itu, Raka membangunkan putranya yang masih begitu pulas dengan tidurnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore, dan sudah lebih dari waktunya untuk bangun.

"Kiano, bangun nak." Pinta Raka seraya menggerakkan tubuh putranya.

Kiano hanya bergerak seraya meregangkan otot tubuhnya, lalu kembali tidur.

"Kiano, ini sudah sore. Mami juga sudah bangun lhoo," ucap Raka lagi.

Kiano pun akhirnya membuka mata. Bocah itu mengucek matanya sambil menoleh ke kiri dimana maminya tadi tidur.

"Mami kembali, Pi?" tanya Kiano serak.

Kiano bangkit, ia sekarang duduk di atas ranjang dengan keadaan yang berantakan usai bangun tidur.

"Mami lagi mandi, sekarang Kiano juga mandi ya." Jawab Raka lembut.

"Aku mau mandi sama mami, Pi." Ucap Kiano pelan.

Raka mengusap kepala putranya lembut, ia tahu Kiano akan meminta ini, tapi Raka juga tahu bahwa Bianca pasti akan menolak.

"Mandi sama maminya nanti aja ya, lagian mami juga sudah hampir selesai mandi. Kamu mandi sama mbak dulu," tutur Raka lembut.

Kiano menghela nafas, bocah itu lalu segera turun dari ranjang dan keluar dari kamar kedua orang tuanya tanpa berkata apa-apa.

Kasihan memang Kiano, ingin dimanja oleh maminya saja tidak bisa. Lebih kasihan lagi Raka, ia bahkan dilarang untuk menyentuh istrinya sendiri.

Beruntung Raka memiliki kesabaran yang besar, jika tidak ia pasti sudah memaksa Bianca untuk melayaninya. Namun terlepas dari itu, tujuan Raka menikahi Bianca juga bukan hanya tentang teman ranjang saja.

Raka pun mengambil pakaian miliknya di lemari, ia yang baru saja membalik badan langsung terkejut mendengar suara teriakan Bianca.

"Akhhhh!!" Bianca terdengar memekik kencang di dalam kamar mandi.

Raka melempar bajunya di atas ranjang lalu berlari mendekati kamar mandi.

"Bia, Bia apa yang terjadi? Buka pintunya!!" ucap Raka penuh rasa khawatir.

Bianca tidak membalas ucapannya, gadis itu malah semakin berteriak kencang seakan ada sesuatu yang berbahaya.

"Bia, kamu baik-baik saja? Buka pintunya!" pinta Raka lagi.

Tidak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka, Bianca keluar dari kamar mandi dan langsung berdiri di belakang Raka sambil memegang tangan pria itu.

Raka terkejut, ia melihat tangan Bianca yang memegang lengannya dengan tersenyum.

"Mas, mas ada kecoa. Cepetan keluarin, aku takut." Ucap Bianca heboh.

"Kenapa sama kecoa aja takut, lagian dia kan nggak lebih besar dari kamu." Balas Raka seraya berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Raka menghela nafas, ia geleng-geleng kepala melihat kecoa yang tidak terlalu besar sedang merayap di sudut ruangan.

"Tadi dia terbang, Mas. Buruan buang, aku takut tahu!!" ucap Bianca semakin heboh.

"Gimana saya mau buang, tangan saya aja dipegang kamu." Sahut Raka melirik tangannya.

Bianca tersadar, ia buru-buru melepaskan pegangan di tangan Raka lalu mundur guna menjauhi pria itu.

"Nggak usah gede rasa ya, Mas. Itu nggak sengaja karena aku ketakutan." Ketus Bianca lalu keluar dari kamar mandi.

Bianca kesal, bisa-bisanya ia tidak sadar sudah memegangi tangan Raka. Dan yang lebih membuatnya kesal adalah, ia tidak sadar masih menggunakan bathrobe sekarang.

Ya, untungnya Bianca masih sempat memakai bathrobe walaupun sedang ketakutan. Meski sejujurnya ia belum selesai mandinya.

Tidak lama kemudian Raka pun keluar dari kamar mandi, ia menatap Bianca yang berdiri di sudut kamar sambil melipat tangannya di dada.

"Ngapain kamu disana, Bia?" tanya Raka aneh, pasalnya itu terlalu jauh untuk sekedar menunggu kecoa dibuang.

"Takut kecoa nya terbang ke aku." Jawab Bianca jujur.

Bianca memang phobia sekali dengan hewan itu, ia bisa menjerit-jerit jika hewan itu sampai menyentuh bagian tubuhnya.

"Kamu udah selesai mandinya?" tanya Raka, meski ia tahu bahwa Bianca belum selesai.

"Pertanyaan aneh." Ketus Bianca.

"Kamu nggak lihat kepala aku masih banyak busa gini." Tambah Bianca semakin sewot.

Bianca pun berjalan menuju ke kamar mandi untuk menyelesaikan acara mandinya.

"Emang saya udah bilang kalo kecoa nya udah nggak ada?" Tanya Raka berhasil menghentikan langkah Bianca.

Bianca langsung berlari menjauhi kamar mandi dan kembali mendekati Raka, bahkan memegang tangan suaminya lagi.

Raka tergelak, ia merasa sangat lucu melihat wajah ketakutan Bianca. Ditambah lagi dengan rambut gadis itu yang masih banyak busa.

"Kok malah ketawa sih, Mas. Buang cepetan!" seru Bianca aneh.

"Kamu lucu banget sih, Bia. Kecoa nya udah saya buang dari tadi." Sahut Raka masih tertawa.

Bianca melototkan matanya, ia mendorong tubuh Raka dengan cukup bertenaga karena kesal.

"Nggak lucu." Ketus Bianca lalu masuk ke dalam kamar mandi.

BHAHAHAHA, MBA BIA🤣

Bersambung...........................

Terpopuler

Comments

🌹Fina Soe🌹

🌹Fina Soe🌹

nikah karena dijodohkan.. ya wajar aja Bianca kayak gitu.. perlu waktu utk menerima semuanya..☺️

2023-11-10

1

Sweet Girl

Sweet Girl

Kapok...
gitu aja Sampek terkenyut...
mbok biarin aja ya....
kasian Kiano, tauuu

2023-10-17

0

Julik Rini

Julik Rini

kecoa aku takut/Casual//Casual//Casual/

2023-10-14

0

lihat semua
Episodes
1 Hari pernikahan
2 Penolakan Bianca
3 Mengenang masa lalu
4 Pagi yang buruk
5 Bianca marah
6 Kamu egois!
7 Nasehat Bianca
8 Sore yang mengharukan
9 Candaan Raka
10 Makan malam bersama
11 Kekompakan anak dan ayah
12 Tangisan Bianca
13 Kekesalan Bianca
14 Kiano anak saya!
15 Segitu besarnya, Bia?
16 Pesona Raka
17 Modus Raka
18 Rencana bulan madu
19 Tamparan Bianca
20 Ruang tamu penuh tawa
21 Indahnya ciptaanmu
22 Mau nggak, Sayang?
23 Cerita masa lalu
24 Apapun demi istri
25 French kiss?
26 Cuddle
27 Bianca kalah
28 Keinginan Raka
29 Kejutan romantis
30 Bibirnya enak
31 Malam terakhir yang indah
32 Kedatangan mantan istri
33 Mas Raka marah?
34 Raka irit bicara
35 Pembicaraan Reza
36 Kesabaran Raka
37 Kepedulian Raka
38 Jajan sama mas Raka
39 Akan belajar
40 Perdebatan
41 Makan malam diluar
42 Ketus, tapi lucu
43 Gagal buka segel
44 Raka nggak tahan
45 Pria gila
46 Kangen saya?
47 Bertengkar dipagi hari
48 Penyusup?
49 Jebol!!!
50 Kebakaran jenggot
51 Jadikan istri kedua
52 Sesuatu untuk mami
53 Usaha Raka
54 Si kembar kesayangan
55 Ganti rugi
56 Undangan pernikahan
57 Teman kuliah?
58 Nanti adik sedih
59 Kamu masih mencintainya?
60 Enakan di gigit
61 Pokoknya salah kamu!
62 Modal wajah datar
63 Minuman siapa?
64 Berapa bulan?
65 Keluarga harmonis
66 Lemah kandungan
67 Menyelamatkanku
68 Aku hamil
69 Si paling posesif
70 Suka nyebar hoax
71 Rayuan mami Bia
72 Sayang mami Bia
73 Tanggung jawab itu
74 Mencari sekolah Kiano
75 Saya kekasihnya!
76 Ciuman pertama!!
77 Hari pertama sekolah
78 Pecahin sekalian
79 Pelan-pelan saja
80 Flashback malam itu
81 Mami sakit apa?
82 Kan memang sudah, Pak
83 Larangan Raka
84 Hasutan Yola
85 Amarah Bianca
86 Ketiban panci
87 Lho ... mereka?
88 Permohonan dua pria
89 Membujuk istri, susah sekali!
90 Melamar, kena bogem
91 Restu dan maaf
92 Yang mau nikah, malu-malu
93 Persiapan pernikahan
94 Nggak mau minta cium?
95 Permintaan Yola
96 Sah!
97 Yang kedua kalinya
98 Badmood, minta yang aneh
99 Jangan tinggalin mami ...
100 Kondisi Kiano
101 Kiano siuman
102 Mau jadi bayi
103 Keciduk mertua
104 Kiano pulang!!
105 Dingin enaknya nyusu
106 Masih tentang honeymoon
107 Ada manis-manisnya
108 Keusilan pasutri
109 Pulang honeymoon
110 Hadiah dari Raka
111 Kabar bahagia
112 Senyuman haru
113 Penuh keharmonisan
114 Raquila Jasmine Dewangga
115 Aku cinta
116 Merasa beruntung (End)
117 Ektra part
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Hari pernikahan
2
Penolakan Bianca
3
Mengenang masa lalu
4
Pagi yang buruk
5
Bianca marah
6
Kamu egois!
7
Nasehat Bianca
8
Sore yang mengharukan
9
Candaan Raka
10
Makan malam bersama
11
Kekompakan anak dan ayah
12
Tangisan Bianca
13
Kekesalan Bianca
14
Kiano anak saya!
15
Segitu besarnya, Bia?
16
Pesona Raka
17
Modus Raka
18
Rencana bulan madu
19
Tamparan Bianca
20
Ruang tamu penuh tawa
21
Indahnya ciptaanmu
22
Mau nggak, Sayang?
23
Cerita masa lalu
24
Apapun demi istri
25
French kiss?
26
Cuddle
27
Bianca kalah
28
Keinginan Raka
29
Kejutan romantis
30
Bibirnya enak
31
Malam terakhir yang indah
32
Kedatangan mantan istri
33
Mas Raka marah?
34
Raka irit bicara
35
Pembicaraan Reza
36
Kesabaran Raka
37
Kepedulian Raka
38
Jajan sama mas Raka
39
Akan belajar
40
Perdebatan
41
Makan malam diluar
42
Ketus, tapi lucu
43
Gagal buka segel
44
Raka nggak tahan
45
Pria gila
46
Kangen saya?
47
Bertengkar dipagi hari
48
Penyusup?
49
Jebol!!!
50
Kebakaran jenggot
51
Jadikan istri kedua
52
Sesuatu untuk mami
53
Usaha Raka
54
Si kembar kesayangan
55
Ganti rugi
56
Undangan pernikahan
57
Teman kuliah?
58
Nanti adik sedih
59
Kamu masih mencintainya?
60
Enakan di gigit
61
Pokoknya salah kamu!
62
Modal wajah datar
63
Minuman siapa?
64
Berapa bulan?
65
Keluarga harmonis
66
Lemah kandungan
67
Menyelamatkanku
68
Aku hamil
69
Si paling posesif
70
Suka nyebar hoax
71
Rayuan mami Bia
72
Sayang mami Bia
73
Tanggung jawab itu
74
Mencari sekolah Kiano
75
Saya kekasihnya!
76
Ciuman pertama!!
77
Hari pertama sekolah
78
Pecahin sekalian
79
Pelan-pelan saja
80
Flashback malam itu
81
Mami sakit apa?
82
Kan memang sudah, Pak
83
Larangan Raka
84
Hasutan Yola
85
Amarah Bianca
86
Ketiban panci
87
Lho ... mereka?
88
Permohonan dua pria
89
Membujuk istri, susah sekali!
90
Melamar, kena bogem
91
Restu dan maaf
92
Yang mau nikah, malu-malu
93
Persiapan pernikahan
94
Nggak mau minta cium?
95
Permintaan Yola
96
Sah!
97
Yang kedua kalinya
98
Badmood, minta yang aneh
99
Jangan tinggalin mami ...
100
Kondisi Kiano
101
Kiano siuman
102
Mau jadi bayi
103
Keciduk mertua
104
Kiano pulang!!
105
Dingin enaknya nyusu
106
Masih tentang honeymoon
107
Ada manis-manisnya
108
Keusilan pasutri
109
Pulang honeymoon
110
Hadiah dari Raka
111
Kabar bahagia
112
Senyuman haru
113
Penuh keharmonisan
114
Raquila Jasmine Dewangga
115
Aku cinta
116
Merasa beruntung (End)
117
Ektra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!