Kekesalan Bianca

Bianca pulang dari kampus pukul 12 siang. Ia sudah sampai di rumah usai pulang dengan diantar oleh abang ojol.

Ketika Bianca baru mau melangkah masuk ke dalam rumah, ia mendengar suara tangisan Kiano yang cukup nyaring.

Bianca menghela nafas, ia benci suara tangisan anak kecil, apalagi disaat dirinya sedang lelah seperti sekarang ini.

"Ada apa dengan anak itu!!" gerutu Bianca lalu buru-buru melangkah masuk ke dalam rumah.

Saat sampai di ruang tamu, Bianca yang awalnya ingin marah malah terkejut bukan main. Ia melihat pengasuh Kiano sedang menjewer telinga bocah itu sampai-sampai Kiano menangis dan menjerit kesakitan.

"MBAK!!" Bianca berteriak penuh rasa kesal.

Pengasuh Kiano tampak terkejut melihat nyonya nya sudah pulang, ia buru-buru menjauhkan tangannya dari telinga Kiano dan mendorong pelan tubuh Kiano agar menjauh.

Bianca meletakkan tas dan buku-bukunya di meja, ia lalu mendekati pengasuh anak Raka dengan tangah terlipat di dada.

Kiano masih menangis, bocah itu kini berlari mendekati Bianca dan langsung memeluknya erat.

Bianca tidak membalas ataupun menolak pelukan bocah itu, ia masih terus fokus menatap pengasuh Kiano yang kini sudah berkeringat dingin.

"Apa tadi, Mbak? Begitu caramu merawat Kiano?" tanya Bianca dengan raut wajah bingung.

"Maafkan saya, Nyonya. Saya tadi tidak sengaja menjewer telinga Kiano, sebab dia susah makan." Jawab pengasuh Kiano dengan gugup.

Bianca menghela nafas lagi, ia tidak tahu dimana para pelayan yang lain sampai-sampai Kiano menangis saja tidak ada yang tahu selain pengasuh kejam ini.

Bianca menundukkan kepalanya. "Benar kamu sudah disuruh makan?" tanya Bianca.

"Nggak, Mami. Aku tadi sudah makan, tapi mbak menyuruhku cepat-cepat terus." Jawab Kiano dengan air mata yang masih terus membasahi pipinya.

Bianca merasa pusing, ia tidak tahu harus bagaimana sekarang. Memecat pengasuh Kiano juga bukan hak nya, itu semua hak Raka.

"Mami, aku nggak mau sama mbak …" ucap Kiano sambil menangis, tatapannya penuh permohonan kepada maminya.

Bianca benar-benar pusing sekali, ia baru pulang dari kampus, dan saat sampai di rumah ia malah melihat semua ini.

"Nyonya, tolong jangan pecat saya. Saya minta maaf dan tidak akan mengulanginya lagi." Pinta pengasuh Kiano memohon.

"Mbak, saya akan bicara sama ayahnya Kiano nanti. Saya nggak akan pecat mbak, karena itu bukan hak saya." Ucap Bianca dengan tenang.

"Jujur, jika saya punya hak. Saya pasti akan langsung memecat dan mengusir mbak dari rumah." Tambah Bianca.

Pengasuh Kiano tampak ketakutan, ia meremat pakaiannya dengan perasaan berkecamuk. Takut di pecat, sementara mencari pekerjaan sangat susah sekarang ini.

"Dan kamu." Bianca beralih bicara pada Kiano.

"Kamu udah besar, jangan terus minta di suapi. Belajarlah untuk makan sendiri," ucap Bianca lagi menasehati.

"Aku mau di suapi sama mami." Cicit Kiano dengan kepala menunduk.

Bianca tidak langsung menjawab, ia meminta pengasuh Kiano untuk pergi dari hadapannya. Ya, walaupun Bianca tidak suka pada Kiano, namun ia tidak akan membenarkan perlakuan pengasuh tadi pada bocah itu.

"Duduk kamu, aku nggak punya banyak waktu. Capek, mau istirahat!" kata Bianca sedikit ketus.

Kiano duduk di sebelah Bianca, ia menyeka air matanya sendiri sambil menarik nafas sehingga bunyi cairan dalam hidung terdengar.

Bianca mengerem dalam hati, ia mengambil tisu di atas meja lalu mengusap ingus Kiano.

"Kamu itu sudah besar, apa tidak bisa jika tidak menangis?" tanya Bianca dengan lirikan yang tajam.

"Aku takut, Mami. Selama ini tidak ada yang menyayangiku selain papi." Jawab Kiano melenceng dari pertanyaan Bianca.

Kepala Kiano yang tadi tertunduk langsung terangkat dengan senyuman lebar di wajahnya.

"Tapi sekarang aku punya Mami juga, aku sayang Mami!!!" ucap Kiano lalu memeluk perut Bianca erat.

Bianca melepaskan pelukan bocah itu, ia lalu menyodorkan sesendok makanan ke depan mulut Kiano.

"Makanlah, aku mau istirahat." Ujar Bianca tanpa mempedulikan kata-kata Kiano tadi.

Kiano makan dengan lahap sekali, bocah itu bahkan tidak protes sama sekali sampai makanan itu habis.

"Sudah habis, sekarang pergi ke kamar dan tidurlah. Tidur siang itu bagus untuk otak," tutur Bianca, walaupun nada bicaranya tidak santai namun ada kepedulian.

"Mami, aku tidur sama mami ya. Aku janji nggak akan nakal," pinta Kiano memohon, tangannya bahkan menyatu di depan Bianca.

"Iya-iya." Balas Bianca ketus.

Bianca mengambil tas dan buku-bukunya, ia lalu berjalan duluan menuju kamar. Kiano berjalan di samping Bianca dengan tangan yang memegangi maminya itu.

Sampai di kamar, Bianca meletakkan semua barang-barang miliknya di tempat ia tadi mengambil.

"Duduk disana, dan jangan berantakan." Tutur Bianca menunjuk ke arah ranjang.

"Siap, Mami." Balas Kiano penuh semangat.

Bianca pun masuk ke dalam kamar mandi, ia ingin bersih-bersih dulu sebelum makan siang.

Oh ya, Bianca masih bertanya-tanya kemana semua pelayan rumah.

Bianca cukup lama di dalam kamar mandi, ia merasa sangat kepanasan sehingga memilih untuk berendam.

Setelah 30 menit, barulah Bianca keluar. Gadis itu juga sudah berpakaian dan ingin langsung tidur saja.

Bianca baru sadar jika kamarnya tampak sepi, ia lantas menoleh ke arah ranjang dimana Kiano sudah tertidur dengan posisi tengkurap.

"Heran gue, betah banget tidur disini." Gumam Bianca geleng-geleng kepala.

Bianca pun menyusul naik ke atas ranjang, ia membenarkan posisi Kiano menjadi telentang, kemudian barulah ia tidur di sebelahnya.

Bianca menatap lamat-lamat wajah Kiano yang sangat mirip dengan Raka, bahkan seperti duplikat.

"Mirip banget sama bapaknya, sifatnya juga. Suka nyebelin," gumam Bianca diakhir dengan decakan sebal.

Bianca pun memejamkan matanya, ia sudah lelah setelah di kampus tadi kebanyakan galau, bahkan sampai menangis di toilet karena bertemu Reza.

Lagi-lagi Bianca hanya bisa pasrah, semuanya sudah terjadi. Ia dan Reza tidak akan bisa bersama, kecuali Raka menceraikannya.

SABAR MBAK BIA, LAGIAN MAS RAKA NGGAK BAKAL CERAI KAMU🤣

Bersambung...........................

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

belajar menyayangi kisno, kasihan masih kecil butuh kasih sayang🤭🤭🤭

2023-10-18

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Sik Manten anyar Tor...
apalagi belum unboxing.

2023-10-17

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Yo koe goblok...
wes ro susah cari kerjaan kok gak sopan njewer² anak e Bosmu...

2023-10-17

0

lihat semua
Episodes
1 Hari pernikahan
2 Penolakan Bianca
3 Mengenang masa lalu
4 Pagi yang buruk
5 Bianca marah
6 Kamu egois!
7 Nasehat Bianca
8 Sore yang mengharukan
9 Candaan Raka
10 Makan malam bersama
11 Kekompakan anak dan ayah
12 Tangisan Bianca
13 Kekesalan Bianca
14 Kiano anak saya!
15 Segitu besarnya, Bia?
16 Pesona Raka
17 Modus Raka
18 Rencana bulan madu
19 Tamparan Bianca
20 Ruang tamu penuh tawa
21 Indahnya ciptaanmu
22 Mau nggak, Sayang?
23 Cerita masa lalu
24 Apapun demi istri
25 French kiss?
26 Cuddle
27 Bianca kalah
28 Keinginan Raka
29 Kejutan romantis
30 Bibirnya enak
31 Malam terakhir yang indah
32 Kedatangan mantan istri
33 Mas Raka marah?
34 Raka irit bicara
35 Pembicaraan Reza
36 Kesabaran Raka
37 Kepedulian Raka
38 Jajan sama mas Raka
39 Akan belajar
40 Perdebatan
41 Makan malam diluar
42 Ketus, tapi lucu
43 Gagal buka segel
44 Raka nggak tahan
45 Pria gila
46 Kangen saya?
47 Bertengkar dipagi hari
48 Penyusup?
49 Jebol!!!
50 Kebakaran jenggot
51 Jadikan istri kedua
52 Sesuatu untuk mami
53 Usaha Raka
54 Si kembar kesayangan
55 Ganti rugi
56 Undangan pernikahan
57 Teman kuliah?
58 Nanti adik sedih
59 Kamu masih mencintainya?
60 Enakan di gigit
61 Pokoknya salah kamu!
62 Modal wajah datar
63 Minuman siapa?
64 Berapa bulan?
65 Keluarga harmonis
66 Lemah kandungan
67 Menyelamatkanku
68 Aku hamil
69 Si paling posesif
70 Suka nyebar hoax
71 Rayuan mami Bia
72 Sayang mami Bia
73 Tanggung jawab itu
74 Mencari sekolah Kiano
75 Saya kekasihnya!
76 Ciuman pertama!!
77 Hari pertama sekolah
78 Pecahin sekalian
79 Pelan-pelan saja
80 Flashback malam itu
81 Mami sakit apa?
82 Kan memang sudah, Pak
83 Larangan Raka
84 Hasutan Yola
85 Amarah Bianca
86 Ketiban panci
87 Lho ... mereka?
88 Permohonan dua pria
89 Membujuk istri, susah sekali!
90 Melamar, kena bogem
91 Restu dan maaf
92 Yang mau nikah, malu-malu
93 Persiapan pernikahan
94 Nggak mau minta cium?
95 Permintaan Yola
96 Sah!
97 Yang kedua kalinya
98 Badmood, minta yang aneh
99 Jangan tinggalin mami ...
100 Kondisi Kiano
101 Kiano siuman
102 Mau jadi bayi
103 Keciduk mertua
104 Kiano pulang!!
105 Dingin enaknya nyusu
106 Masih tentang honeymoon
107 Ada manis-manisnya
108 Keusilan pasutri
109 Pulang honeymoon
110 Hadiah dari Raka
111 Kabar bahagia
112 Senyuman haru
113 Penuh keharmonisan
114 Raquila Jasmine Dewangga
115 Aku cinta
116 Merasa beruntung (End)
117 Ektra part
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Hari pernikahan
2
Penolakan Bianca
3
Mengenang masa lalu
4
Pagi yang buruk
5
Bianca marah
6
Kamu egois!
7
Nasehat Bianca
8
Sore yang mengharukan
9
Candaan Raka
10
Makan malam bersama
11
Kekompakan anak dan ayah
12
Tangisan Bianca
13
Kekesalan Bianca
14
Kiano anak saya!
15
Segitu besarnya, Bia?
16
Pesona Raka
17
Modus Raka
18
Rencana bulan madu
19
Tamparan Bianca
20
Ruang tamu penuh tawa
21
Indahnya ciptaanmu
22
Mau nggak, Sayang?
23
Cerita masa lalu
24
Apapun demi istri
25
French kiss?
26
Cuddle
27
Bianca kalah
28
Keinginan Raka
29
Kejutan romantis
30
Bibirnya enak
31
Malam terakhir yang indah
32
Kedatangan mantan istri
33
Mas Raka marah?
34
Raka irit bicara
35
Pembicaraan Reza
36
Kesabaran Raka
37
Kepedulian Raka
38
Jajan sama mas Raka
39
Akan belajar
40
Perdebatan
41
Makan malam diluar
42
Ketus, tapi lucu
43
Gagal buka segel
44
Raka nggak tahan
45
Pria gila
46
Kangen saya?
47
Bertengkar dipagi hari
48
Penyusup?
49
Jebol!!!
50
Kebakaran jenggot
51
Jadikan istri kedua
52
Sesuatu untuk mami
53
Usaha Raka
54
Si kembar kesayangan
55
Ganti rugi
56
Undangan pernikahan
57
Teman kuliah?
58
Nanti adik sedih
59
Kamu masih mencintainya?
60
Enakan di gigit
61
Pokoknya salah kamu!
62
Modal wajah datar
63
Minuman siapa?
64
Berapa bulan?
65
Keluarga harmonis
66
Lemah kandungan
67
Menyelamatkanku
68
Aku hamil
69
Si paling posesif
70
Suka nyebar hoax
71
Rayuan mami Bia
72
Sayang mami Bia
73
Tanggung jawab itu
74
Mencari sekolah Kiano
75
Saya kekasihnya!
76
Ciuman pertama!!
77
Hari pertama sekolah
78
Pecahin sekalian
79
Pelan-pelan saja
80
Flashback malam itu
81
Mami sakit apa?
82
Kan memang sudah, Pak
83
Larangan Raka
84
Hasutan Yola
85
Amarah Bianca
86
Ketiban panci
87
Lho ... mereka?
88
Permohonan dua pria
89
Membujuk istri, susah sekali!
90
Melamar, kena bogem
91
Restu dan maaf
92
Yang mau nikah, malu-malu
93
Persiapan pernikahan
94
Nggak mau minta cium?
95
Permintaan Yola
96
Sah!
97
Yang kedua kalinya
98
Badmood, minta yang aneh
99
Jangan tinggalin mami ...
100
Kondisi Kiano
101
Kiano siuman
102
Mau jadi bayi
103
Keciduk mertua
104
Kiano pulang!!
105
Dingin enaknya nyusu
106
Masih tentang honeymoon
107
Ada manis-manisnya
108
Keusilan pasutri
109
Pulang honeymoon
110
Hadiah dari Raka
111
Kabar bahagia
112
Senyuman haru
113
Penuh keharmonisan
114
Raquila Jasmine Dewangga
115
Aku cinta
116
Merasa beruntung (End)
117
Ektra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!