Raka saat ini sedang makan siang bersama teman lama, sekaligus rekan bisnisnya. Ia sebelumnya tentu sudah janjian, maklum saja karena mereka berdua sama-sama sibuk.
Raka dan Ario makan di salah satu restoran mewah yang tidak jauh dari kantor Raka.
"Gimana nih yang masih anget-angetnya sama istri." Ucap Ario melahap makanan miliknya.
Raka hanya tersenyum. "Nggak gimana-gimana, ya gini-gini aja." Jawab Raka.
Ario terkekeh mendengar jawaban dari temannya barusan.
"Gue kira ngambil cuti seminggu, kan bisa honeymoon tuh." Kata Ario.
"Bisa nanti honeymoon mah, lo kan tahu gue nikahin istri gue yang masih kuliah. Gue nggak mau ganggu pendidikan dia," balas Raka.
Padahal kemarin ia sudah bisa disebut mengganggu pendidikan Bianca dengan melarang gadis itu pergi ke kampus.
"Mantep banget. Masih ingat gue, lo dulu selalu cerita tentang tetangga lo yang masih SMP. Sekarang malah jadi istri," celetuk Ario sambil memangku tangan di meja.
Raka ikut terkekeh, kepalanya manggut-manggut mendengar ucapan sahabatnya. Memang terkadang Raka juga tidak menyangka bisa menikahi gadis kecil yang ia sukai sejak lama.
Berawal dari pertemuan kedua orang tua, dan berakhir saling menjodohkan.
Raka tidak menyesali sikap Bianca saat ini, ia justru memaklumi nya. Perjodohan mereka dilakukan secara tiba-tiba, bahkan saat Bianca menolak, tidak ada satupun yang mau mendengarkan. Termasuk dirinya.
Raka terlalu mencintai Bianca, jadi tidak mungkin ia akan membiarkan gadis itu menolak perjodohan mereka.
"Oh iya, siapa namanya?" tanya Ario.
"Nyonya Bianca Dewangga." Jawab Raka dengan bangga.
"Wuihh, udah bawa-bawa marga keluarga. Doain gue nyusul ya, bosan hidup sendiri terus." Kata Ario sambil mengusap-usap dadanya.
Raka mengangguk. "Makanya kurang-kurangin travelingnya," timpal Raka.
"Aneh, kalo gue kurangin traveling gue. Gimana gue dapet duit, udah tahu kerjaan gue pengusaha jasa traveling." Sahut Ario membuat Raka tertawa.
Ario merupakan pemilik salah satu layanan jasa traveling. Dia bekerja sama dengan hotel keluarga Raka di Bali, sehingga saat musim liburan, Ario akan merekomendasikan hotel Dewangga kepada pelanggannya.
"Nanti kalo lo udah punya istri, baru kita traveling sama-sama." Ucap Raka seraya mengelap mulutnya dengan tisu.
Ario hanya mengangguk. Doakan saja semoga ia lekas mendapatkan jodoh ya teman-teman.
***
Sore hari tepatnya pukul 5, Raka baru saja sampai di rumahnya. Pria itu tampak sedikit bingung, pasalnya ia biasa melihat Kiano sedang bermain di luar rumah jika sore hari, namun berbeda hari ini.
Raka pun masuk ke dalam rumah, di ruang tamu pun tidak ada Kiano, hanya ada asisten rumah tangga yang sedang bersih-bersih.
"Kiano kemana, Bi?" tanya Raka seraya menoleh ke kanan dan kiri.
"Tidur, Tuan." Jawab art itu dengan sopan.
Raka manggut-manggut, ia pun segera pergi ke lantai atas untuk sampai di kamarnya.
Raka ingin bersih-bersih dan mengganti pakaian sebelum istirahat. Hari ini benar-benar melelahkan.
Raka membuka pintu kamar, ia lalu masuk dan kembali menutup pintunya. Saat Raka membalik badan, ia terkejut sekaligus merasa haru melihat pemandangan di depannya.
Rasa lelah yang tadi Raka rasakan seketika menghilang begitu saja tatkala melihat Kiano sedang tidur bersama Bianca di atas ranjang.
Kiano tampak memeluk Bianca yang tidur telentang.
Raka meletakkan tas kerja dan jas miliknya di sofa, ia lalu melonggarkan dasinya seraya berjalan mendekati dua orang paling berharga dalam hidupnya itu.
Raka naik ke atas ranjang perlahan, ia mencium kening Kiano lalu mengusap kepalanya dengan penuh kelembutan.
"Anak papi, akhirnya bisa tidur sama mami ya. Papi bahagia banget lihatnya," bisik Raka di telinga putranya.
Tatapan Raka lalu beralih ke arah istrinya, ia menatap Bianca yang tertidur pulas dengan penuh kekaguman.
Raka tersenyum tipis melihat betapa cantiknya gadis yang merupakan istrinya itu.
Bibir tipis berwarna pink, wajah dengan kulit putih bersih, serta bulu mata lentik yang membuat kecantikan Bianca berkali-kali lipat.
Tangan Raka terulur untuk mengusap wajah Bianca, ia melakukannya dengan sangat pelan agar istrinya itu tidak terbangun dan berakhir marah padanya.
"Kamu cantik banget, Bia." Puji Raka pelan, seperti sebuah bisikan saja.
Raka menunduk, ia lalu mencium puncak kepala istrinya dengan penuh kelembutan.
"Saya cinta sama kamu, Bia." Bisik Raka lagi.
Raka pun menjauhkan diri dari Bianca, namun ia tidak turun dari ranjang. Raka ikut berbaring di sebelah Kiano dan memeluk bocah itu.
Perlahan mata Raka pun mulai terpejam. Ia seakan tertular kantuk melihat anak dan istrinya yang tertidur dengan pulas nya.
Raka tidak tahu apa yang terjadi sampai Kiano bisa tidur bersama Bianca. Yang jelas, ia sangat bahagia melihat pemandangan ini, ia merasa Kiano akhirnya bisa mendapatkan mami yang sangat diinginkan nya.
Raka hanya bisa berdoa, semoga semakin sering mereka berinteraksi maka kasih sayang dalam diri Bianca akan muncul.
DUHH, ADEM YA??
Bersambung............................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
TERLALU CINTA?? kenapa gak minta di jodohin dari dulu kalo emang CINTA,padahal beda umur baru juga berapa tahun kan,Malah nikah sama Mami.nya Keano,itukah yg katanya CINTA..?? Busyeet dah...
2024-08-19
0
Xoeman Diyah
ha'a Thor adem....biasanya berantem Mulu tiap hari?
2023-10-23
1
Katherina Ajawaila
lempeng y Raka rasanya🌹🌹🌹
2023-10-18
0