Kamu egois!

Bianca selesai makan, ia hendak membawa piring bekasnya makan ke dapur, sekaligus menghindari pembicaraan yang ingin suaminya lakukan.

Tangannya hampir menggapai pintu kamar, namun suara suaminya menghentikan langkah Bianca.

"Pintunya saya sudah kunci, Bia. Saya mau kamu duduk, dan kita bicara." Ucap Raka sambil tersenyum.

Bianca menghela nafas, ia memegang nampan berisi piring bekas makannya dengan erat. Ia kesal, namun tidak berdaya.

Bianca meletakkan nampan itu di meja, ia lalu kembali duduk di pinggir ranjang, namun tanpa mau menatap Raka yang ada di depannya.

Raka sendiri bangkit dari duduknya, ia lalu berjalan mendekati Bianca, namun masih memberikan jarak agar istrinya itu tidak marah padanya.

"Mas mau ngomong apa, aku nggak punya banyak waktu." Ucap Bianca tanpa mau menatap Raka.

"Memang kamu mau apa sampai nggak punya banyak waktu?" tanya Raka dengan suara yang pelan dan tenang.

Bianca menggenggam sprei ranjang dengan kuat, ia memilih untuk diam daripada emosinya tersulut.

Raka duduk di sebelah Bianca, hal itu seketika membuat Bianca langsung menoleh dan menggeser lebih jauh posisinya.

"Mas, mau ngapain?" tanya Bianca ketus.

"Mau bicara sama kamu, apalagi." Jawab Raka sambil tersenyum.

Bianca mendengus, ia bangkit lalu berpindah duduk di sofa yang ada di dekat jendela kamar.

Raka yang melihat itu hanya bisa menghela nafas. Ia merasa sangat kesulitan untuk mendekati Bianca.

"Bia, bisakah saya meminta kamu untuk jadi temannya Kiano. Kasihan dia, Bia. Dia sangat ingin main dengan maminya, apa kamu tega." Ucap Raka memulai pembicaraan.

Bianca tidak bicara apa-apa, ataupun sekedar menatap Raka.

"Bia." Panggil Raka lembut.

Bianca melipat tangannya di dada, ia lalu bangkit dan menatap Raka dengan mata berkaca-kaca.

"Nggak bisa, Mas! Kamu nggak bisa meminta aku untuk ini itu, termasuk menemani anak kamu bermain." Timpal Bianca dengan nada tinggi.

"Berapa kali aku harus mengingatkan mas soal janji kamu sendiri sebelum nikahin aku. Mas janji nggak akan pernah nuntut ini itu sama aku." Tambah Bianca semakin tinggi.

Lagi-lagi Raka hanya bisa menghela nafas. Sebisa mungkin ia berusaha untuk mengerti istrinya.

Bianca baru berusia 21 tahun, dan gadis itu pasti belum bisa menahan emosi dalam dirinya, bukan seperti Raka yang bisa mengendalikan emosinya.

"Saya tahu dan saya ingat, Bia. Saya ingat pada janji saya untuk tidak memaksa kamu, tapi sekarang saya sedang memohon agar menerima Kiano." Ucap Raka menjelaskan.

"Kiano sangat menyayangi kamu, Bia. Dia sudah sangat menanti untuk bisa bermain dengan kamu, maminya." Tambah Raka.

Bianca menggeleng tegas. "Aku bukan maminya, Mas." Balas Bianca.

"Bia." Tegur Raka dengan suara yang halus.

"Kamu maminya Kiano. Walaupun dia bukan anak kandung kamu, tapi dia anak kamu. Dia anak saya, anak kita." Lanjut Raka memperjelas.

"Nggak! Kiano adalah anak mas, bahkan anak aku ataupun anak kita. Aku nggak menerima kamu, ataupun Kiano, jadi bagaimana bisa dia disebut sebagai anak aku." Tolak Bianca dengan keras.

"BIA!!!" Raka meninggikan suaranya karena suara Bianca pun semakin meninggi.

Bianca sampai terkejut mendengar bentakan Raka, ia terdiam sesaat lalu kembali duduk dan menangis.

Raka tersadar, ia menyesal telah membentak istrinya dengan begitu keras, dan ia yakin Bianca pasti sangat ketakutan.

Raka mendekati Bianca, ia menatap istrinya yang menangis dengan perasaan sesal. Bianca pasti semakin marah, atau bahkan membencinya.

"Bia, maafkan saya. Saya nggak bermaksud untuk bentak kamu tadi." Ucap Raka lembut.

Bianca masih menangis, bahu gadis itu bergetar tanda bahwa tangisannya begitu menyakitkan.

"Bia, saya minta maaf." Ucap Raka lagi.

Bianca menyeka air matanya, ia lalu bangkit dari duduknya dan berpindah ke ranjang.

"Mas nggak perlu minta maaf, aku sadar bahwa kamu, dan orang tua aku memang tidak bisa mengerti perasaan yang aku punya. Kalian egois." Balas Bianca tanpa menatap Raka.

"Itu tidak benar, Bia. Saya selalu berusaha untuk mengerti kamu," timpal Raka menjelaskan kesalahpahaman Bianca.

Bianca menatap Raka. "NGGAK, MAS!" nada bicara gadis itu kembali tinggi.

"Mas nggak pernah berusaha untuk mengerti aku, kalo kamu mengerti aku, pasti kamu akan menolak perjodohan kita." Tambah Bianca.

"Kamu tahu kan, Mas? Kamu tahu aku mencintai pria lain, dan ingin menikah dengannya, tapi gara-gara kamu semuanya jadi hancur. KAMU EGOIS, SANGAT EGOIS!!" teriak Bianca di depan wajah Raka.

Raka hanya diam menerima cacian dan teriakan yang Bianca lontarkan. Ia akan menampung segala keluhan Bianca dan memberikan pengertian setelahnya.

Bianca membaringkan tubuhnya di atas ranjang, ia memeluk bantal dan kembali menangis.

"Saya merasa tidak salah, Bia. Saya menikahi kamu karena cinta, saya juga berjanji akan membahagiakan kamu." Ujar Raka setelah beberapa saat terdiam.

"Mungkin saya egois, tapi hal itu saya lakukan karena saya mencintai kamu. Saya merasa hanya saya lah yang memiliki cinta sebesar ini pada kamu." Tambah Raka.

"Kiano, anak itu tidak salah. Jika kamu merasa benci pada saya karena saya egois, maka tolong terima dia." Pinta Raka.

Bianca tidak bicara apapun, ia terus menangis sambil memegangi dadanya yang terasa sesak.

"Kiano menyayangi kamu sebagai maminya, jadi saya memohon agar kamu berusaha untuk membalas kasih sayang putra kita." Kata Raka lagi.

Ucapan Raka yang panjang dan terjeda-jeda sama sekali tidak ditanggapi apapun oleh Bianca. Gadis itu tetap pada posisinya.

KOMEN POSITIFNYA GUYS🤗

Bersambung........................

Terpopuler

Comments

Nurin Kafisah Tonkyy

Nurin Kafisah Tonkyy

POSITIF 🤣🤣🤣🤭

2023-11-03

0

Ira Susana

Ira Susana

umur Raka brp yak? 29/30 kah

2023-11-01

0

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

thour, plases yg bisa bikin Bianca luluh hanya out thour. kita ush kesel benci liat kelakuan Bianca, out thour yg berkuasa🤭🤭🤭🤭

2023-10-18

0

lihat semua
Episodes
1 Hari pernikahan
2 Penolakan Bianca
3 Mengenang masa lalu
4 Pagi yang buruk
5 Bianca marah
6 Kamu egois!
7 Nasehat Bianca
8 Sore yang mengharukan
9 Candaan Raka
10 Makan malam bersama
11 Kekompakan anak dan ayah
12 Tangisan Bianca
13 Kekesalan Bianca
14 Kiano anak saya!
15 Segitu besarnya, Bia?
16 Pesona Raka
17 Modus Raka
18 Rencana bulan madu
19 Tamparan Bianca
20 Ruang tamu penuh tawa
21 Indahnya ciptaanmu
22 Mau nggak, Sayang?
23 Cerita masa lalu
24 Apapun demi istri
25 French kiss?
26 Cuddle
27 Bianca kalah
28 Keinginan Raka
29 Kejutan romantis
30 Bibirnya enak
31 Malam terakhir yang indah
32 Kedatangan mantan istri
33 Mas Raka marah?
34 Raka irit bicara
35 Pembicaraan Reza
36 Kesabaran Raka
37 Kepedulian Raka
38 Jajan sama mas Raka
39 Akan belajar
40 Perdebatan
41 Makan malam diluar
42 Ketus, tapi lucu
43 Gagal buka segel
44 Raka nggak tahan
45 Pria gila
46 Kangen saya?
47 Bertengkar dipagi hari
48 Penyusup?
49 Jebol!!!
50 Kebakaran jenggot
51 Jadikan istri kedua
52 Sesuatu untuk mami
53 Usaha Raka
54 Si kembar kesayangan
55 Ganti rugi
56 Undangan pernikahan
57 Teman kuliah?
58 Nanti adik sedih
59 Kamu masih mencintainya?
60 Enakan di gigit
61 Pokoknya salah kamu!
62 Modal wajah datar
63 Minuman siapa?
64 Berapa bulan?
65 Keluarga harmonis
66 Lemah kandungan
67 Menyelamatkanku
68 Aku hamil
69 Si paling posesif
70 Suka nyebar hoax
71 Rayuan mami Bia
72 Sayang mami Bia
73 Tanggung jawab itu
74 Mencari sekolah Kiano
75 Saya kekasihnya!
76 Ciuman pertama!!
77 Hari pertama sekolah
78 Pecahin sekalian
79 Pelan-pelan saja
80 Flashback malam itu
81 Mami sakit apa?
82 Kan memang sudah, Pak
83 Larangan Raka
84 Hasutan Yola
85 Amarah Bianca
86 Ketiban panci
87 Lho ... mereka?
88 Permohonan dua pria
89 Membujuk istri, susah sekali!
90 Melamar, kena bogem
91 Restu dan maaf
92 Yang mau nikah, malu-malu
93 Persiapan pernikahan
94 Nggak mau minta cium?
95 Permintaan Yola
96 Sah!
97 Yang kedua kalinya
98 Badmood, minta yang aneh
99 Jangan tinggalin mami ...
100 Kondisi Kiano
101 Kiano siuman
102 Mau jadi bayi
103 Keciduk mertua
104 Kiano pulang!!
105 Dingin enaknya nyusu
106 Masih tentang honeymoon
107 Ada manis-manisnya
108 Keusilan pasutri
109 Pulang honeymoon
110 Hadiah dari Raka
111 Kabar bahagia
112 Senyuman haru
113 Penuh keharmonisan
114 Raquila Jasmine Dewangga
115 Aku cinta
116 Merasa beruntung (End)
117 Ektra part
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Hari pernikahan
2
Penolakan Bianca
3
Mengenang masa lalu
4
Pagi yang buruk
5
Bianca marah
6
Kamu egois!
7
Nasehat Bianca
8
Sore yang mengharukan
9
Candaan Raka
10
Makan malam bersama
11
Kekompakan anak dan ayah
12
Tangisan Bianca
13
Kekesalan Bianca
14
Kiano anak saya!
15
Segitu besarnya, Bia?
16
Pesona Raka
17
Modus Raka
18
Rencana bulan madu
19
Tamparan Bianca
20
Ruang tamu penuh tawa
21
Indahnya ciptaanmu
22
Mau nggak, Sayang?
23
Cerita masa lalu
24
Apapun demi istri
25
French kiss?
26
Cuddle
27
Bianca kalah
28
Keinginan Raka
29
Kejutan romantis
30
Bibirnya enak
31
Malam terakhir yang indah
32
Kedatangan mantan istri
33
Mas Raka marah?
34
Raka irit bicara
35
Pembicaraan Reza
36
Kesabaran Raka
37
Kepedulian Raka
38
Jajan sama mas Raka
39
Akan belajar
40
Perdebatan
41
Makan malam diluar
42
Ketus, tapi lucu
43
Gagal buka segel
44
Raka nggak tahan
45
Pria gila
46
Kangen saya?
47
Bertengkar dipagi hari
48
Penyusup?
49
Jebol!!!
50
Kebakaran jenggot
51
Jadikan istri kedua
52
Sesuatu untuk mami
53
Usaha Raka
54
Si kembar kesayangan
55
Ganti rugi
56
Undangan pernikahan
57
Teman kuliah?
58
Nanti adik sedih
59
Kamu masih mencintainya?
60
Enakan di gigit
61
Pokoknya salah kamu!
62
Modal wajah datar
63
Minuman siapa?
64
Berapa bulan?
65
Keluarga harmonis
66
Lemah kandungan
67
Menyelamatkanku
68
Aku hamil
69
Si paling posesif
70
Suka nyebar hoax
71
Rayuan mami Bia
72
Sayang mami Bia
73
Tanggung jawab itu
74
Mencari sekolah Kiano
75
Saya kekasihnya!
76
Ciuman pertama!!
77
Hari pertama sekolah
78
Pecahin sekalian
79
Pelan-pelan saja
80
Flashback malam itu
81
Mami sakit apa?
82
Kan memang sudah, Pak
83
Larangan Raka
84
Hasutan Yola
85
Amarah Bianca
86
Ketiban panci
87
Lho ... mereka?
88
Permohonan dua pria
89
Membujuk istri, susah sekali!
90
Melamar, kena bogem
91
Restu dan maaf
92
Yang mau nikah, malu-malu
93
Persiapan pernikahan
94
Nggak mau minta cium?
95
Permintaan Yola
96
Sah!
97
Yang kedua kalinya
98
Badmood, minta yang aneh
99
Jangan tinggalin mami ...
100
Kondisi Kiano
101
Kiano siuman
102
Mau jadi bayi
103
Keciduk mertua
104
Kiano pulang!!
105
Dingin enaknya nyusu
106
Masih tentang honeymoon
107
Ada manis-manisnya
108
Keusilan pasutri
109
Pulang honeymoon
110
Hadiah dari Raka
111
Kabar bahagia
112
Senyuman haru
113
Penuh keharmonisan
114
Raquila Jasmine Dewangga
115
Aku cinta
116
Merasa beruntung (End)
117
Ektra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!