Julia menerima tawaran dari Pak Arden untuk menjadi koki di perusahaan pusat. Menurut pak Arden, tempatnya tidak terlalu jauh dari kota ini. Yang membuat Julia setuju, karena dia akan diberikan fasilitas tempat tinggal oleh perusahaan bersama karyawan lain, yang tidak memiliki tempat tinggal.
Hari itu juga, Julia berpamitan kepada seluruh rekan kerjanya, karena besok dia sudah harus pergi. Julia sangat sedih, karena di tempat inilah, Julia merasakan seperti memiliki keluarga. Pekerjaan ini, dia bisa memiliki rekan-rekan kerja yang baik dan tulus.
Keesokan harinya, Julia di jemput pak Arden dengan mobil yang sangat mewah. Bagi Julia, dia merasa sangat bersyukur karena dia diberikan kesempatan untuk bisa berkreasi dalam pekerjaannya. Meskipun dia masih harus belajar dari yang lebih senior di tempat kerjanya yang baru. Harus memulai lagi dari awal dalam dalam menjalin kerjasama.
Pak Arden mengantarkan Julia ke sebuah rumah sejenis kost-kostan, yang menjadi tempat bagi mereka yang rumahnya jauh dari kantor. Mereka hanya cukup membayar uang listrik dan air yang bagi bersama. Kebijakan perusahaan inilah yang sangat di junjung tinggi para karyawan.
Sebelum pergi, Pak Arden menyerahkan Julia pada seorang wanita paruh baya yang merupakan senior di tempat kerja Julia yang baru. Julia berkenalan dengan semua penghuni tempat ini yang semuanya adalah wanita. Julia tidur satu kamar dengan Tanti, wanita cantik berumur sekitar 23 tahun. Tidak jauh berbeda dengan Julia.
Mereka semua sangat welcome terhadap kedatangan Julia. Meskipun ada beberapa yang berbisik-bisik bahwa Julia adalah orang pilihan pak Arden. Tetapi Julia tidak perduli, yang dia inginkan hanyalah bekerja sebaik mungkin untuk kehidupannya yang baru. Setelah pergi meninggalkan Azhar, Julia harus bisa hidup mandiri, mengandalkan kemampuan diri sendiri, tanpa bergantung pada siapapun. Julia berusaha tersenyum saat mendengar ucapan mereka yang seolah menyudutkan dirinya.
Hari ini, Julia beristirahat hingga malam hari dan esok hari dia baru mulai bekerja. Julia merapikan pakaiannya ke dalam lemari pakaian sederhana yang tersedia di kamar tersebut
"Julia, apakah kamu kenal pak Arden secara pribadi?" tanya Tanti seolah ingin mencari kebenaran atas bisik-bisik yang dia dengar.
"Tidak. Kenapa?" tanya Julia sambil tetap meneruskan aktivitasnya.
"Tapi, kamu bisa dibawa ke sini? Maaf ya, ini karena aku ingin menjawab jika teman-teman pengen tahu saja," ucap Tanti agak takut.
"Begini, pak Arden suka dengan makanan yang aku buat saat dia pergi ke perusahaan cabang tempat aku bekerja. Pasti karena dia ingin melihat ada menu-menu baru dalam menu kantin di sini," jawab Julia sambil tersenyum.
"Aku memang pernah mendengar, jika pak Arden suka pilih-pilih makanan. Dia jarang makan di kantin. Padahal, perusahaan sengaja membuat kantin, supaya para karyawan tidak perlu jauh-jauh mencari makanan di luar. Makanan dari luar yang belum tentu sehat," ucap Tanti menjelaskan.
"Benarkah, pak Arden pemilih?"
"Aku rasa, dia akan menjadikanmu koki khusus, jika dia memang menyukai masakanmu. Selamat, ya?" ucap Tanti sambil menyalami tangan Julia.
Julia hanya tersenyum mendengar perkataan Tanti. Julia tidak ingin berpikir terlalu jauh dan mendahului apa yang belum terjadi. Julia mengajak Tanti segera istirahat setelah selesai membereskan semuanya.
Keesokan harinya, Julia bangun pagi-pagi sekali dan menyiapkan sarapan untuk semua orang. Berbekal keahliannya memasak, Julia menyiapkan menu sederhana yang bisa dimakan semua orang.
Semua orang terlihat gembira dan puas dengan hasil masakan Julia. Termasuk mereka yang masih meragukan kemampuan Julia memasak. Mereka, secara bersama-sama membereskan bekas makan mereka tanpa di perintah dan membersihkan bekas makan mereka sendiri.
Mereka berangkat ke kantor bersama-sama dengan nik sepeda. Karena Julia belum memiliki sepeda, Julia membonceng Tanti hingga sampai di perusahaan.
Sebelum memulai aktifitas memasak, mereka mengadakan meeting intern khusus anggota bagian dapur. Disitulah, Julia diperkenalkan dengan semua anggota dan sekaligus diperlihatkan kondisi dapur dan suasana kerja di sana.
Ditempat ini, Julia merasakan ada mata-mata yang memandang curiga dirinya telah melakukan hal yang salah. Mereka menganggap, Julia memakai koneksi untuk bisa sampai di tempat ini.
Di tempat kerja yang baru, Julia harus lebih berhati-hati dan harus lebih bersabar lagi menghadapi mereka.
Hari pertama Julia bekerja, Pak Arden dan beberapa staf lain, datang ke dapur kantin untuk melihat apakah bagian dapur sudah bekerja dengan baik. Tetapi sepanjang pak Arden di area kantin, pandangan matanya tidak pernah lepas dari Julia.
Hal itu, membuat semua orang curiga tentang hubungan antara Julia dan pak Arden. Orang-orang saling berpandangan dan mencoba bergosip lewat mata dan pandangan mereka.
Pak Arden secara pribadi mendekati Julia untuk bertanya.
"Bagaimana perasaan kamu, di hati pertama bekerja di sini?" tanya pak Arden sambil berdiri di dekat Julia.
"Baik, Pak. Tempatnya lebih luas dari yang dulu," jawab Julia.
"Oh ya, tolong masakan saya masakan yang kemarin kamu masak di perusahaan cabang, untuk besok. Antar ke ruangan saya, dan buat untuk 4 porsi saja," ucap pak Arden.
"Saya akan berusaha sebaik mungkin, sesuai keinginan Pak Arden," jawab Julia sambil menghentikan sebentar aktivitas memasaknya.
Hari ini, Julia masak sesuai menu yang sudah disusun sejak awal. Perlakuan yang diberikan oleh pak Arden kepada Julia, membuat beberapa rekan Julia merasa iri. Hal itupun di sadari oleh Julia. Tetapi, asalkan Julia tidak merasa merugikan orang lain, Julia akan berusaha bertahan di tempat ini.
Besoknya, sesuai jadwal tugas Julia, Julia harus membuatkan 4 porsi makanan untuk dibawa ke ruang pak Arden. Tanti mendekati Julia untuk menawarkan bantuan, meskipun beberapa orang menganggapnya cari muka di depan Julia.
"Julia, ada yang bisa aku bantu?" tanya Tanti.
"Boleh, asal tidak menggangu pekerjaan kamu," jawab Julia sambil melirik ke arah Tanti.
"Nggak, kok. Tadi aku sudah minta izin sama kepala koki, Pak Gada. Jadi, kamu tidak usah khawatir," jawab Tanti lagi.
Julia senang memiliki teman kerja sekaligus teman satu kamar seperti Tanti. Dia tidak terlihat seperti orang-orang yang iri padanya.
Dalam waktu yang tidak lama, makanan yang dibuat Julia sudah siap untuk di bawa ke ruang pak Arden. Julia meminta bantuan Tanti untuk membantunya. Tetapi, ternyata pak Arden sudah menyuruh bawahannya untuk mengambil makanan yang sudah disiapkan Julia.
Julia ikut membawa makanan yang dia buat bersama pak Jaka, asisten pak Arden. Julia merasa kurang yakin dengan makanan yang dia buat, dapat memenuhi keinginan pak Arden dan koleganya.
Saat pak Jaka membuka pintu ruangan pak Arden, pandangan Julia tertuju pada sosok pria yang dia kenal.
"Kenapa harus bertemu dia di sini?" gumamnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments