Bab 11. Pura-pura tidak kenal

"Azhar," gumam Julia.

Julia berusaha menyembunyikan wajahnya agar tidak terlihat oleh Azhar yang sedang berdiskusi dengan yang lain. Sementara itu, pak Ardan mempersilahkan Julia meletakan makanan di atas meja tepat di depan Azhar dan temannya.

Bagaimanapun usaha Julia menyembunyikan wajahnya dari Azhar, tetap saja Azhar melihatnya. Dada Azhar terasa sesak dan hampir dia tidak percaya jika hari ini, di tempatnya bekerja, dia akan bisa bertemu dengan Julia.

Sekian lama mencari, hingga dia akhirnya berpasrah pada Allah. Jika jodoh tak akan kemana. Pasti akan bertemu juga suatu saat nanti. Ingin sekali, Azhar memeluk istrinya yang telah lama berpisah.

Azhar pun sudah memutuskan hubungan dengan Mirren dan kini sedang berusaha mendapatkan restu dari keduaorangtuanya atas pernikahannya dengan Julia. Azhar berharap, saat dia bertemu Julia, Azhar sudah mengantongi restu orangtuanya.

Sementara, Julia berpura-pura tidak mengenal Azhar. Dia berusaha bersikap profesional dalam bekerja.

"Julia, mohon jangan pergi dulu. Mereka ingin mencoba masakanmu. Mereka sangat penasaran ketika aku merekomendasikan masakanmu untuk acara formal kita bulan depan," ucap Pak Arden sambil tersenyum.

Pak Jaka kemudian keluar dan kini tinggallah Julia diantara ke empat pria yang setara manajer di perusahaan ini. Salah satunya, Azhar. Julia berdiri sambil sesekali melirik ke arah Azhar yang tidak berkedip menatap wajahnya.

"Baiklah. Mari kita cicipi, supaya tidak ada keraguan saat memutuskannya," ucap Pak Arden kepada ketiga temannya.

Pak Arden dan kedua temanya segera mencicipi masakan tersebut. Sedangkan Azhar masih tidak bergeming dari duduk dan pandangannya.

"Pak Azhar, bagiamana rasanya?" tanya pak Arden sambil mengunyah makanan di dalam mulutnya.

Azhar kaget mendengar pertanyaan pak Arden, karena dia belum mencicipinya. Azhar bergegas mengambil sesendok makanan yang ada di depannya. Perlahan, dia berusaha menikmati masakan Julia. Rasanya memang berbeda dari masakan orang lain.

"Nikmat, dan ada gurihnya," jawab Azhar pelan.

"Kalian berdua bagaimana?" tanya pak Arden pada yang lain.

Mereka setuju apa yang dikatakan Azhar. Masakan Julia memang enak dan cocok untuk dijadikan menu pada acara ulang tahun perusahaan bulan depan yang tinggal beberapa hari lagi.

Setelah mendapatkan jawaban dari mereka, pak Arden Meminta Julia untuk kembali. Bekas makanan ini biar orang lain yang akan mengurusnya.

Julia pamit pergi dan sebelum pergi, dia melihat ke arah Azhar yang juga menatapnya sedih. Julia pun segera pergi dengan hati sedih. Entah kenapa, Julia tidak ingin bertanya apapun karena dia takut, jawaban Azhar akan menyakitinya. Sekarang, dia pasti sudah hidup bahagia bersama istri barunya.

Julia berhenti di sebuah pojokan yang tersembunyi dibawah tangga. Dia menarik napas berat dan berusaha menghilangkan sesak di dadanya yang mulai menyiksanya.

"Julia," panggil Azhar yang tiba-tiba berada di dekatnya.

"Azhar," gumam Julia.

"Apa kabar? Aku ikut bahagia melihat kamu baik-baik saja," ucap Azhar dengan nada parau.

"Terima kasih. Aku tahu kamu juga pasti bahagia. Jadi selamat dan aku masih menunggu kata talak darimu," jawab Julia berusaha menutupi kesedihannya.

"Kamu tidak perlu menunggu, karena aku tidak akan pernah mengucapkan kata itu padamu," ucap Azhar sambil menatap wajah Julia.

"Kenapa, bukankah ini yang kamu inginkan? Kamu akan bisa hidup tanpa ada bayanganmu lagi," ucap Julia tidak percaya jika Azhar ingin menggantung statusnya.

"Aku minta maaf, jika apa yang aku lakukan menyakiti hatimu. Apa kamu akan percaya jika aku sudah berpisah darinya dan memilih kamu?" tanya Azhar berusaha membuat Julia luluh. " Julia, kembalilah, kita akan memulai dari awal lagi."

Julia menatap intens mata Azhar yang terlihat ada kejujuran di sana. Hatinya mulai tersentuh setelah sekian lama berpisah, ada perubahan pada diri Azhar. Di mata ada cinta yang yang tidak pernah dilihatnya sejak mereka bersama.

Julia mulai ragu dengan keputusannya meninggalkan Azhar. Dia juga termasuk bersalah karena dia tidak pernah berusaha mempertahankan rumah tangganya bersama Azhar.

Saat itu, seseorang sedang memanggil Azhar. Hal itu digunakan Julia untuk segera pergi meninggalkan Azhar yang sibuk berbicara dengan temannya. Selesai berbicara dengan temannya, Azhar baru menyadari kalau Julia sudah pergi.

Azhar menarik napas panjang. Tetapi dia tidak putus asa karena saat ini Julia bekerja di perusahaan ini, jadi masih banyak kesempatan untuknya bisa mendekati Julia.

Setelah sekian lama mencari dan tidak ada hasilnya, bahkan sempat membuat Azhar putus asa. Kini, betapa Azhar sangat mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah padanya.

Sejak saat itu, Azhar selalu mencari kesempatan untuk bisa bertemu dan berbicara dengan Julia. Apa lagi, akhir-akhir ini, Azhar mendengar kabar bahwa Julia memiliki hubungan khusus dengan pak Arden.

Azhar sangat cemburu dan ingin mengklarifikasi langsung pada Julia. Untuk itulah, Azhar sengaja meminta Julia untuk membuatkannya makan siang dan harus di antar langsung ke ruangannya.

Inilah kesempatan Azhar untuk mendekati dan mengambil hati Julia tanpa memperlihatkan kecemburuannya.

"Julia, sekali lagi aku minta maaf. Aku tahu aku salah," ucap Azhar memelas.

Julia masih. Saja terdiam seribu bahasa.

"Julia, aku tidak akan memaksamu untuk kembali. Tetapi setidaknya, pikirkanlah lagi. Aku berjanji akan setia padamu dan mencintaimu selamanya. Ingatlah, masih ada suamimu yang akan selalu mencintai kamu, meskipun kamu jauh darinya," ucap Azhar berusaha mengetuk hati Julia.

Azhar tahu, jika Julia masih belum ingat sepenuhnya akan masa lalunya. Tetapi setidaknya, Azhar masih memiliki kesempatan untuk hidup bahagia bersama Julia, sampai Julia teringat masa lalunya.

"Apa kamu yakin, kamu sudah melepaskan dia? Aku tidak ingin kejadian ini terulang lagi padaku. Sakit rasanya," ucap Julia sedih.

"Aku berjanji, demi Allah, aku akan menerima siksa hidup dari-Nya jika aku mengkhianatimu," ucap Azhar yang membuat hati Julia luluh. Julia segera menutup mulut Azhar dengan jari telunjuknya.

Azhar yang merasa mendapatkan lampu hijau dari Julia, langsung memeluknya. Pelukan hangat Azhar membuat Julia melepaskan semua kekesalan hatinya selama ini pada Azhar dengan menggigit dada Azhar. Azhar berusaha menahan rasa sakit akibat gigitan Julia dan dianggapnya sebagai tanda cinta dari Julia. Karena setelah gigitan itu, Julia seolah pasrah dan membalas pelukannya.

Setelah beberapa menit, Julia melepaskan pelukan Azhar. Dia menatap Azhar sambil menarik napas berat.

"Bisakah kita menyembunyikan semua ini dari orang-orang?" tanya Julia.

"Kenapa, cepat atau lambat, mereka akan tahu jika kita adalah suami istri? Apa kamu masih belum bisa memaafkan aku?" tanya Azhar lagi.

"Tidak. Aku sudah memaafkan kamu, tetapi aku masih ingin bekerja di sini. Aku juga ingin mereka bersikap biasa saja padaku. Kalau mereka tahu, aku istrimu, mereka akan merasa canggung padaku," ucap Julia.

"Apapun keinginan kamu, aku setuju saja. Asalkan kamu memberiku waktu bersamamu."

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!