Bab 5. Bayangan masa lalu

Julia menarik tangannya dari genggaman Azhar. Berusaha untuk melepaskan ketakutan yang tiba-tiba merambat ke hatinya. Julia sendiri bingung, kenapa dia tiba-tiba takut menyentuh suaminya. Padahal sudah dihalalkan bagi pasangan suami istri saling bersentuhan kulit.

"Maaf, aku tidak sengaja. Aku hanya ingin membangunkan Mas Azhar untuk sholat Subuh," ucap Julia gugup.

Matanya tidak berani melihat ke arah Azhar. Julia menyadari, jika dirinya sangat takut, membuat penyakit Azhar semakin lama untuk bisa di sembuhkan. Takut memicu keinginan biologis Azhar, yang tidak akan bisa tersalurkan.

Akan tetapi, wajah Azhar yang tadinya terlihat marah, berangsur-angsur mulai menampakkan senyuman. Tangan Julia, segera di lepaskan nya.

"Iya, terima kasih. Maaf, menyakitimu," ucap Azhar berusaha agar tidak membuat Julia takut.

Azhar sangat takut, jika dia tidak bisa menahan godaan setelah sentuhan Julia. Bagaimanapun juga, dia masihkah pria normal. Apalagi, secara hukum, mereka telah halal. Tetapi, Azhar menyadari jika dia telah membohongi Julia dari awal.

Julia melihat Azhar yang kemudian bergegas mengambil air wudhu. Saat melihat Julia masih berbaring, Azhar mendekatinya.

"Kenapa kamu belum ambil wudhu? Bangunlah, aku akan menunggu," tanya Azhar sambil duduk di tepi ranjang.

"Aku, tidak sholat. Sedang berhalangan," jawab Julia sambil memegangi perutnya.

"Oh, baiklah. Aku sholat sendiri," ucap Azhar lalu bergegas melakukan kewajibannya.

Julia melihat kekhusyukan Azhar dalam sholat maupun dalam berdoa. Betapa beruntungnya dia bisa memiliki seorang suami yang taat beribadah dan bisa menjadi imam yang baik untuknya.

Julia memejamkan mata, berusaha menghilangkan rasa nyeri di perutnya. Tiba-tiba, sebuah tangan membangunkannya dengan lembut.

"Julia, bangunlah. Ini ada minuman jahe hangat untukmu," ucap Azhar yang membuat Julia kaget sekaligus senang dengan sikap Azhar padanya.

"Terima kasih, Mas," ucap Julia lalu bergegas bangun.

"Sama-sama."

Julia meraih gelas dari tangan Azhar lalu meminumnya pelan-pelan. Azhar lalu pergi mandi sedangkan Julia yang sudah mulai baikan, bergegas menyiapkan pakaian kerja untuk suaminya.

Azhar, bekerja sebagai salah satu manager, di sebuah perusahan produksi makanan ringan besar di kota ini. Selama di rumah ini, Julia memang tidak mengetahui apapun tentang keluarga Azhar. Apakah Azhar masih memiliki orangtua atau tidak, Julia tidak pernah tahu. Mungkin karena penyakit amnesia yang dideritanya, sehingga dia juga melupakan orangtua Azhar.

Setelah selesai menyiapkan pakaian Azhar, Julia keluar untuk melihat apakah bibik sudah menyiapkan sarapan untuk Azhar. Ternyata, bibik sejak tadi menunggunya untuk membuat sarapan. Karena biasanya, Julia yang membuat sarapan untuk Azhar.

"Maaf, bik. Badan Julia sedang tidak sehat, jadi Julia terlambat bangun," ucap Julia sopan pada Bik Siti.

"Ibu, tidak perlu minta maaf. Sebenarnya, membuat sarapan adalah tugas bibik. Kalau ibu sedang tidak enak badan, ibu istirahat saja, biar Bibik yang buat sarapan untuk Bapak," ucap bik Siti sambil menyiapkan bahan.

"Terima kasih, Bik Siti tadi sudah buatkan aku minuman jahe hangat. Rasa nyeri di perut Julia sudah berkurang. Julia bisa membantu Bik Siti masak," ucap Julia sambil tersenyum.

"Oh, itu bukan bibik yang buat. Bapak yang buat sendiri. Soalnya tadi bibik sampai dapur, bapak sudah selesai membuatnya," jawab bik Siti sambil menatap Julia yang kaget.

Julia memang cukup kaget mendengar jawaban bik Siti. Masak sih, Azhar begitu perhatiannya pada dia. Julia semakin terharu dan hatinya penuh bunga-bunga cinta. Jadi kenapa Julia harus takut saat bersama Azhar?

Jika melihat perhatian yang Azhar berikan selama ini, Azhar memang pastilah suaminya. Julia tidak perlu lagi mengingat masa lalu dan memutuskan untuk menerima Azhar sebagai suaminya.

Julia mulai memikirkan memiliki anak, karena itu akan lebih membuat hubungan sebuah pernikahan akan semakin kuat. Tetapi, melihat masalah yang sedang dialami oleh Azhar, tidak mungkin baginya untuk memiliki anak dalam waktu dekat.

Julia menarik napas panjang. Dia ingin sekali membantu Azhar untuk segera menyembuhkan penyakitnya. Julia juga akan merubah sikapnya yang dulu selalu berhati-hati saat berdekatan dengan Azhar. Malahan, Julia ingin bisa lebih dekat dengan Azhar sebagai istrinya.

Selesai membantu bik Siti, Julia bergegas kekamarnya untuk mandi. Dia ingin menemani Azhar sarapan setelah selesai mandi. Tetapi, saat Julia masuk, Ternyata, Azhar baru saja selesai mandi. Dia masih memakai handuk yang melilit di pinggangnya dan bertelanjang dada.

Saat Azhar menoleh, ada bayangan masa lalu yang tiba-tiba melintas di benaknya. Seorang pria dengan memakai handuk yang sama, tetapi bentuk tubuh yang berbeda. Julia merasakan kepalanya tiba-tiba pusing dan dia hendak terjatuh.

Saat itu, Azhar melihatnya dan langsung menangkap tubuh Julia dan memapahnya hingga ke ranjang.

"Kamu kenapa, apa kamu ingat sesuatu? Jika belum ingat, jangan dipaksakan," tanya Azhar khawatir dengan kondisi Julia.

"Iya, sepertinya, aku mulai mengingat kejadian-kejadian yang terjadi dimasa lalu. Meskipun hanya potongan-potongan peristiwa kecil saja. Tapi, aku yakin suatu saat aku akan mengingat semuanya. Aku akan mengingat kamu seutuhnya, Mas Azhar," jawab Julia.

"Ya. Aku juga yakin, bahwa kamu pasti akan sembuh total. Tapi, selama kamu belum mengingat semuanya, jangan paksakan diri. Masih banyak waktu," ucap Azhar sambil duduk disamping Julia.

Entah mengapa, mendengar Julia mulai mengingat sebagian masa lalunya, membuat hati Azhar sedih. Ada perasaan tidak rela jika Julia mengingat masa lalunya. Apa yang sebenarnya terjadi padanya, kenapa harus tidak rela? Bukannya itu tujuan awal Azhar menampungnya di rumah ini?

Azhar menarik napas berat. Dia lalu berdiri dan berganti pakaian di depan Julia. Kini dia sudah tidak merasa sungkan lagi melakukan apapun di depan Julia. Azhar sudah terbiasa dan merasa nyaman hidup bersama Julia. Bahkan dia sudah mulai melupakan tunangannya yang saat ini ada diluar negeri.

Karena kesibukan masing-masing, baik Azhar maupun Mirren, tunangannya, sudah jarang berkomunikasi. Sampai suatu hari, Mirren menghubungi Azhar dan mereka berbicara sampai larut malam. Saat itu, Azhar berada di ruang kerjanya.

Julia yang khawatir karena Azhar belum juga masuk kamar, pergi mencari Azhar. Dan sampailah dia di depan rumah kerja Azhar. Sayup-sayup terdengar suara Azhar sedang berbicara dengan seseorang dengan suara yang sangat lembut. Bahkan mereka terdengar sangat akrab dan mesra.

Julia mendengar ucapan-ucapan cinta dari dari mulut suaminya kepada orang yang diajaknya berbicara. Hatinya menjadi sakit dan sangat sedih. Julia yakin, suaminya selingkuh. Orang yang diajak bicara suaminya pastilah wanita selingkuhannya.

Kembali, bayangan masa lalu Julia melintas. Julia melihat seorang wanita yang sedang hamil sedang tersenyum mengejeknya. Bahkan suara-suara beberapa orang wanita yang sedang menghinanya, muncul bergantian. Kepalanya kembali terasa pusing dan Julia jatuh pingsan di depan ruang kerja Azhar.

Bik Siti yang kebetulan lewat, sangat terkejut melihat majikannya pingsan. Bik Siti spontan berteriak histeris.

"Ibu ...."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!