Azhar tersentak dari lamunannya, saat Roni memanggilnya. Dia kemudian berusaha untuk tetap terlihat biasa saja di hadapan Roni. Hatinya masih bimbang untuk berbicara pada Roni. Tetapi, Azhar juga tidak ingin menyembunyikannya lebih lama lagi. Saat itu, hari mulai senja.
"Roni, ada hal yang ingin aku katakan padamu," ucap Azhar ragu.
"Ada apa, apa hal yang buruk, sehingga kamu terlihat sangat sulit untuk jujur?" tanya Roni sambil menatap wajah Azhar yang tertunduk.
"Aku ... aku sudah menikah," ucap Azhar pelan.
"Apa, coba ulang sekali lagi dengan lebih keras," pinta Roni yang merasa tidak percaya dengan ucapan Azhar.
"Aku sudah menikah dengan Julia," jawab Azhar sambil melihat reaksi Roni.
"Menikah dengan Julia, siapa Julia?" tanya Roni sambil menahan amarah.
"Dia, wanita yang aku tabrak dan sempat koma di rumah sakit itu," jawab Azhar sambil menghela napas berat.
"Dasar kamu kurang ajar, pengkhianat kamu Azhar," ucap Roni sambil menuju menampar wajah Azhar dan sekarang Roni mencengkeram kerah baju Azhar.
Mendapat perlakuan buruk dari sahabatnya itu, Azhar hanya bisa diam dan pasrah menerima hukuman. Roni kemudian memukul wajah Azhar berkali-kali hingga Azhar jatuh tersungkur dengan lebam di beberapa sisi wajahnya.
Beberapa orang yang melihat hal itu, berusaha memisah, tetapi Azhar meminta mereka untuk tidak ikut campur urusannya dengan Roni. Azhar akan membiarkan Roni melampiaskan kekesalan hatinya pada dirinya. Dia tidak bisa menjalankan apa yang diminta Roni untuk berusaha mencintai Mirren. Bukannya dia tidak berusaha tetapi memang dia tidak bisa.
Setelah melihat Roni kelelahan, Azhar mengajak Roni ke sebuah pantai, tempat mereka sering datang untuk bersantai dengan melihat laut.
Roni terduduk di pasir, setelah tenaganya hampir habis untuk memiliki Azhar. Roni menyadari jika cinta memang tidak bisa dipaksakan. Seberapapun dia berusaha membuat agar Azhar selaku terikat dengan janjinya untuk berusaha mencintai Mirren, tetap saja, tidak cinta ya tidak cinta.
Jauh di lubuk hatinya, Roni sejujurnya merasa senang. Wanita yang dia cintai kini akhirnya harus menyerah mengejar cinta Azhar. Tetapi tentu saja, hati Mirren pasti akan hancur setelah mendengar pengakuan dari Azhar.
Azhar duduk disamping Roni sambil bertumpu pada kedua tangannya. Sesekali terdengar suara helaan napas berat dari Azhar.
"Maafkan aku, Roni. Aku tidak bisa mencintai Mirren. Tapi aku tidak tahu, apakah aku bisa mengatakannya pada Mirren," ucap Azhar sedih.
"Azhar, kamu harus jujur pada Mirren. Dia pasti akan mengerti, jika kamu sudah cukup berusaha selama 3 tahun ini. Cinta itu datang dari hati dan tidak ada seorangpun yang bisa memaksanya. Bagaimanapun juga, dia wanita yang tulus mencintaimu. Masalah selanjutnya, serahkan saja padaku. Aku yang akan menghiburnya," jawab Roni yakin.
"Terima kasih, kamu sudah mau mengerti keadaan aku. Aku serahkan Mirren padamu sama seperti saat kamu menyerahkan dia padaku. Buatlah dia melupakan aku dan buatlah dia mencintaimu," ucap Azhar sambil tersenyum pada Roni.
"Azhar, lalu bagaimana dengan masa lalu Julia? Apakah tidak masalah bagimu?" tanya Roni setelah hatinya tenang.
"Aku sudah menyelidikinya jauh sebelum dia sadar. Dia sudah diceraikan suaminya dan saat dia sadar dia hilang ingatan sebagian memorinya. Dia hanya ingat jika dia memiliki seorang suami dan mereka masih pengantin baru," jawab Azhar.
"Karena itu kamu menikahinya dan berperan sebagai suaminya?" tanya Roni lagi.
"Awalnya, aku hanya tidak ingin khilaf. Karena aku masih pria normal. Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan, karena dia menganggap aku suaminya. Dan aku tidak yakin dengan diriku sendiri," jawab Azhar sambil tertunduk malu.
Roni tertawa mendengar penjelasan Azhar. Azhar memang pria dewasa, tetapi dalam hal cinta, dia masih belum tahu apa-apa.
"Kenapa kamu tertawa, apanya yang lucu?" tanya Azhar bingung.
"Sejak kapan kamu merasa kasihan padanya? Sejak kapan juga kamu ingin selalu melindunginya? Apakah kamu takut jika dia terluka dan disakiti mantan suaminya jika dia tidak bersamamu?" tanya Roni sambil menatap Azhar penuh selidik.
Azhar mengingat kapan dia mulai lebih sering ingin melihat Julia. Sejak Julia masih koma beberapa bulan yang lalu. Setiap hari berada disampingnya. Memberikan support dan setiap hari menyempatkan diri bercerita untuk membuat Julia merasa ada orang yang merindukan dia.
Setiap hari, menatap wajah Julia yang melankolis dengan hijab yang melekat di kepalanya. Setia hari, suster harus menggantinya dengan yang baru dan bersih sesuai keinginan Azhar. Fantasinya memiliki seorang istri yang Solehah dan berhijab ada pada Julia.
Tepatnya 3 bulan yang lalu, sebelum Julia sadar, Azhar sudah mengetahui bahwa Julia telah resmi bercerai. Hal itu semakin membuatnya lebih berani bermimpi dan membayangkan kehidupan bersama wanita seperti Julia.
Akan tetapi, Azhar sadar jika Julia berhak memiliki hidupnya sendiri dan memiliki masa lalu dan masa depan. Karena itu tujuan utama Azhar adalah untuk mengembalikan ingatan Julia secepat mungkin.
Keinginannya tercapai saat Julia sadar dan hanya mengingat tentang pernikahannya dengan mantan suaminya. Jadi mau tidak mau, Azhar mengaku sebagai suami Julia.
Walaupun tanpa dia sadari, menikahi Julia juga merupakan impiannya.
"Lalu, sekarang kamu terlihat sedih, karena kamu menyesal sudah menikahinya?" tanya Roni penasaran.
"Dia sudah pergi. Pergi entah kemana. Seharusnya aku merasa senang karena aku bisa terlepas darinya. Tapi kenapa aku aku masih tidak bahagia?" jawab Azhar sambil meneteskan air mata.
"Azhar, sadarkah kamu jika kamu sudah jatuh cinta pada Julia?" tanya Roni setelah mendengar cerita Azhar.
"Tidak mungkin. Aku hanya kasihan padanya karena dia hilang ingatan dan tidak memiliki tempat tinggal," jawab Azhar sambil menggelengkan kepalanya.
"Azhar, aku bisa melihat cinta itu dari matamu. Kamu mungkin bisa membohongi dirimu sendiri, tetapi kamu tidak bisa membohongi hatimu. Cinta itu, tidak perlu dikatakan, karena dari sikap dan perbuatan, semua itu sudah terlihat nyata. Kamu sedih karena kehilangan dia," ucap Roni sambil menepuk pundak Azhar.
"Aku, aku takut terjadi sesuatu padanya. Tetapi aku tidak memiliki hak untuk melarangnya pergi," ucap Azhar menyesali diri.
"Siapa bilang kamu tidak memiliki hak, kamu suaminya. Kamu berhak mempertahankan dia di sisimu," ucap Roni sambil memegang kedua bahu Azhar.
"Tidak, dia sedang marah karena mendengar aku berbicara mesra dengan Mirren. Dia merasa aku sudah mengkhianatinya. Sepertinya dia teringat dengan masa lalunya saat suaminya selingkuh dengan wanita lain," jawab Azhar sedih.
"Azhar, kamu masih memiliki kesempatan menjelaskan pada Julia. Tetapi, selesaikan dulu masalahmu dengan Mirren. Baru kamu bisa mengejar cinta Julia. Aku akan membantumu mencari seorang detektif untuk mencari tahu keberadaan Julia. Tunggu kabar baik dariku tapi setelah kamu jujur pada Mirren," ucap Roni seolah membuat kesepakatan.
"Baiklah, aku setuju. Tapi beri aku waktu untuk menyiapkan diri. Karena saat aku memutuskan pertunangan dengan Mirren, otomatis, aku juga berurusan dengan kedua orangtuaku," jawab Azhar sambil menatap jauhnya tepi laut.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments