Julia mencoba menekan rasa sakit hatinya, saat mengingat peristiwa hari itu. Julia juga harus siap, akan bertemu dengan mantan suami dan mantan saudara iparnya. Ini semua mungkin sudah takdir, karena tidak mungkin Julia akan menghindar selamanya.
Membuka usaha baru, pasti ada banyak rintangan dan salah satunya adalah tempat usahanya yang berdekatan dengan tempat usaha mantan kakak iparnya. Yang juga menganggap usaha Julia akan menyaingi usaha mereka.
"Mbak, siapa wanita itu? Sepertinya dia sangat membenci Mbak Julia?" tanya Putri penasaran.
"Dia mantan kakak iparku," jawab Julia sambil duduk lalu meminum minuman yang ada di depannya.
"Oh, begitu. Tapi seharusnya, nggak gitu juga Mbak. Masak belum dibuka sudah di labrak," ucap Putri.
"Sudahlah, tidak perlu di pikirkan lagi. , kita fokus saja pada acara pembukaan warung besok. semua yang kita harapkan," ucap Julia sambil menghela nafas berat.
"Putri kagum sama Mbak Julia. Mbak sangat tegar menghadapi orang yang membenci kakak," ucap Putri sambil tersenyum.
"Biasa saja, jangan terlalu dibesar-besarkan."
Julia mengajak Putri untuk membereskan beberapa barang lagi sebelum meminta putri untuk pulang.
Setelah Putri pulang, Julia berjalan-jalan untuk menghilangkan rasa suntuk di hatinya. Tanpa Julia sadari, dia sampai di depan rumah Danang.
Julia berhenti saat mendengar suara anak-anak kecil bermain di halaman rumah itu. Julia berlahan berjalan perlahan agar mereka tidak terganggu dengan kehadirannya. Tak terasa, airmata Julia menetes pelan membasahi pipinya.
Saat melihat anak-anak itu, ada rasa yang tidak bisa Julia gambarkan. Rumah impiannya, yang seharusnya dia tempati bersama suaminya, kini hanya tinggal impian. Prianya masih sama, Danang. Tapi istrinya bukan Julia melainkan Nina. Seharusnya yang bermain di ruang itu adalah anak-anaknya dengan Danang. Akan tetapi, anak itu bukan anaknya
Hati Julia tiba-tiba sakit dan perih. Padahal selama ini, dia sudah bisa hidup bahagia tanpa bayangan mantan suaminya lagi. Julia kini mengalami dilema, antara melepaskan mereka atau membalas sakit hatinya. Apa yang bisa membuat hati Julia melepaskan cintanya pada Danang?
Pertanyaan yang sulit dijawab oleh Julia sendiri. Karena nyatanya, sampai saat ini rasa sakit itu tetap ada. Dan itu berarti, Samapi saat ini, dia masih belum bisa melupakan Danang.
Walaupun beberapa hari lalu, Julia sudah berniat untuk membalas perlakuan orang-orang yang pernah menyakitinya. Pada akhirnya, dia masih diliputi keraguan. Jika dia balas dendam, maka usahanya tidak akan bisa maju. Karena pasti perhatiannya akan terbagi.
Julia menarik napas berat, lalu melangkah pergi meninggalkan rumah Danang. Lebih baik mengurus diri sendiri daripada lelah memikirkan orang lain, yang jelas-jelas tidak peduli padanya.
Baru beberapa langkah, seseorang memanggilnya. Suara yang tidak asing baginya.
"Julia ...."
Julia berhenti dan berbalik arah. Benar saja, sesok pria yang pernah dia cintai dengan sepenuh hati, berdiri di jalan depan rumahnya. Hati Julia merasa sakit melihat Danang tersenyum menandakan bahwa dia sangat bahagia hidup tanpa Julia.
"Julia, jadi benar ini kamu. Aku sudah lama mencari keberadaan kamu. Tapi, aku tidak pernah menemukanmu," ucap Danang sambil mendekati Julia.
"Benar ini aku. Aku masih sehat dan baik-baik saja. Aku tidak akan bunuh diri meskipun kamu telah menyakitiku," jawab Julia sinis.
"Julia, aku minta maaf. Aku sadar aku telah banyak bersalah padamu. Bisakah kamu memaafkan aku?" tanya Danang memohon.
Julia terdiam sejenak. Dia masih belum yakin jika Danang tulus meminta maaf padanya. Tetapi, sebagai manusia yang beragama, ketika ada yang meminta maaf, kita harus berbesar hati memaafkan. Terlepas dari apakah dia tulus atau tidak, biarlah Allah yang menilai dan membalasnya.
"Semua sudah berlalu. Aku tidak tahu apakah aku bisa dengan tulus memaafkan semua yang telah kamu lakukan padaku. Tetapi, aku pastikan aku tidak akan membencimu lagi," jawab Julia datar.
"Terima kasih Julia. Meskipun kita sudah bercerai, aku harap kita masih bisa berkomunikasi," ucap Danang sambil tersenyum.
"Mas Danang, kamu bicara dengan siapa?" teriak Nina dari teras rumahnya.
"Bukan siapa-siapa. Aku segera masuk," jawab Danang keras. "Maaf, Julia, istriku sudah memanggilku."
"Silahkan," jawab Julia sambil tersenyum.
Julia memperhatikan kehidupan keluarga Danang dan Nina yang terlihat sangat bahagia. Dikelilingi anak-anak yang manis-manis. Seharusnya aku lebih bahagia daripada mereka. Aku juga berhak memiliki cinta yang sejati dan hidup berbahagia.
Julia melangkah pergi dengan melepaskan semua yang berhubungan tentang Danang. Dia. Juga harus melangkah maju, dan tidak akan menoleh lagi ke masa lalu.
Keesokan harinya, Dengan bantuan beberapa tetangga dan Bu Suti, bersama Putri juga. Mereka menyiapkan berbagai jenis makanan yang akan Julia jual. Tetapi kali ini mereka akan memberikan diskon 50 persen khusus hari ini.
Tidak disangka, banyak orang yang antusias dengan pembukaan warung makan milik Julia yang di beri nama, 'Warung Makan Julia'.
Mereka ingin mencicipi menu masakan Julia yang yang sudah di pajang di depan toko. Mereka bisa bergantian mencobanya. Setelah itu, jika mereka ingin membeli, mereka akan masuk ke dalam warung.
Suasana warung makan Julia sangat rame. Tidak hanya orangtua, tapi anak-anak muda juga banyak yang makan di sana. Karena Julia memiliki tempat untuk anak muda yang didesain khusus.
Baru beberapa jam, semua makanan telah habis. Julia mengumumkan kepada mereka untuk kembali esok hari. Meski dengan wajah kecewa, mereka kembali pulang dan besok akan datang lagi.
Julia, Putri dan beberapa tetangga terlihat capek. Julia berterima kasih kepada semuanya dan bersyukur dihari pertamanya, makanan terjual hanya dalam waktu beberapa jam saja. Julia tidak lupa, menyisihkan sedikit makanan yang dia bagi kepada orang-orang yang membantunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments