"Ibu ... Kenapa?"
Teriakan Bik Siti, mengagetkan Azhar yang masih berbicara dengan Mirren. Azhar segera menutup panggilan telepon dari Mirren dan langsung bergegas keluar. Azhar terkejut melihat Julia pingsan tepat di depan pintu ruang kerjanya.
Pikiran Azhar mulai curiga, jika Julia mendengar pembicaraannya dengan Mirren. Apakah Julia cemburu?
Azhar bergegas mengangkat tubuh Julia dan segera membawanya ke rumah sakit. Azhar tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Julia. Azhar meminta bik Siti untuk ikut mengantar Julia ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, perawat langsung membawa Julia ke ruang UGD untuk segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Haikal menunggu diluar sementara Azhar meminta bik Siti untuk mengurus biaya administrasinya.
Setelah beberapa saat, dokter keluar dan memberitahukan pada Azhar bahwa Julia mengalami syok atau tekanan yang sangat besar. Sepertinya, Julia terlalu memaksakan diri untuk mengingat masa lalunya. Atau bisa juga, Julia mengetahui sesuatu yang seharusnya tidak dia ketahui saat ini.
Untuk kedepannya, dokter berpesan pada Azhar untuk menghindari hal-hal yang bisa membuat pikiran Julia tertekan.
Azhar mengucapkan terima kasih pada dokter, sebelum pergi melihat kondisi Julia yang masih belum sadarkan diri. Ditatapnya wajah Julia yang tampak pucat dengan masih mengenakan hijab yang melekat di kepalanya.
Jika diperhatikan lebih dekat, Julia 55 cukup cantik. Dia wanita yang sederhana dan tidak terlalu banyak gaya. Julia juga wanita yang baik dan lembut. Selama hidup bersama, Julia tidak pernah berbicara kasar bahkan terkesan nrimo.
Ketika Azhar memutuskan menikahi Julia, seharusnya dia sadar bahwa dia memiliki kewajiban membahagiakan Julia dan melindunginya. Julia juga memiliki hak mendapatkan perhatian dan kasih sayangnya.
Jika benar, apa yang terjadi hari ini padanya adalah karena dia, maka dia harus bertanggungjawab dan memilih salah satu. Antara meneruskan pernikahan ini ataukah melepaskan Julia dan membiarkannya hidup bebas.
Tidak berapa lama, Julia tersadar dan terkejut melihat dirinya sudah berada di rumah sakit.
"Aku, kenapa bisa ada disini?" tanya Julia sambil mencoba duduk.
"Kamu jangan banyak bergerak dulu. Tadi kamu pingsan di rumah. Sebenarnya ada apa?" tanya Azhar sambil menatap Julia.
Julia mengingat peristiwa hari ini. Apa yang dia dengar langsung dari mulut Azhar kepada seseorang yang sedang diteleponnya. Julia menarik napas berat. Dia tidak bisa seperti ini. Dia tidak ingin hidup dengan orang yang berselingkuh di belakangnya. Tetapi tidak mungkin Julia berterus terang sekarang.
"Kita kapan bisa pulang?" tanya Julia menghindari pertanyaan Azhar.
"Kita bisa pulang sekarang. Kamu yakin kalau kamu baik-baik saja?" tanya Azhar.
"Aku baik-baik saja," jawab Julia pelan.
Azhar membawa Julia pulang setelah bik Siti menyelesaikan pembayaran. Sepanjang jalan, Julia terus memikirkan apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Bayangan masa lalu yang begitu sangat menyedihkan kembali mengusik hatinya. Ternyata, suaminya memang telah berselingkuh.
Julia teringat saat dia diusir dari rumahnya oleh keluarga suaminya. Orang-orang yang tidak pernah menginginkan dia menjadi bagian dari keluarga mereka. Bahkan suaminya telah memiliki istri dan anak.
Mungkin saat ini, karena Julia kehilangan ingatan, makanya Azhar kasihan padanya dan membiarkan dia tinggal di rumahnya. Sementara istri Azhar berada di tempat lain untuk sementara waktu sampai dia sembuh. Meskipun Julia saat ini masih belum sepenuhnya mengingat semuanya, tetapi hal itu cukup untuk membuat Julia sudah tidak bisa lagi bersama Azhar.
Sesampainya di rumah, Julia meminta waktu Azhar karena ada yang ingin dia sampaikan padanya. Azhar sempat curiga dengan permintaan Julia, karena tidak biasanya Julia terlihat sangat serius.
"Julia, ada apa?"
"Mas Azhar. Julia sangat berterimakasih padamu karena kamu masih mau peduli padaku. Setelah kamu mentalak aku dan mengusirku, kamu masih mau membiarkan aku tinggal di rumah ini. Tapi aku tidak bisa hidup dengan kamu lagi. Aku tidak bisa hidup bersama pria yang sudah menghianati cintaku,' ucap Julia dengan suara bergetar menahan isak tangisnya.
"Julia, apa yang kamu katakan. Aku sama sekali tidak mengerti. Kapan aku mentalak kamu?" tanya Azhar panik.
"Kamu mungkin bisa lupa. Tetapi, aku ingat kamu sudah mentalak aku, Mas. Demi wanita itu. Jadi, hari ini, aku akan pergi dari rumah ini. Semoga kalian bisa hidup berbahagia dengan keluarga kecil kalian," ucap Julia sambil berdiri.
Julia lalu berjalan menuju kekamarnya untuk segera membereskan barang-barang miliknya dan memasukannya kedalam koper. Keputusannya ternyata sudah bulat. Dia rela mengalah demi anak-anak suaminya. Kasihan jika mereka harus tinggal jauh dari ayah mereka. Biarlah dia yang akan pergi untuk menenangkan diri dan hidup sendiri.
Meskipun dengan berat hati, Julia harus rela meninggalkan Azhar dan rumah ini. Seperti awal kisahnya dan akan menjadi takdir hidup yang harus dia terima. Dia tidak boleh menyalahkan Allah apalagi menyalahkan takdir.
Entah kenapa, Julia berharap, bahwa Azhar akan menghentikannya. Sekalipun dia tidak akan pernah mau kembali, tetapi dia masih ingin melihat perhatian sang suami padanya.
Akan tetapi, kenyataannya Azhar malah tidak terlihat sama sekali untuk hanya sekedar melihatnya pergi.
Kecewa dan sakit hati, sama seperti yang Julia rasakan dahulu. Tetapi, takdir tetaplah takdir yang harus bisa Julia terima. Dengan airmata yang terus menetes, Julia melangkah keluar dari rumah Azhar.
Didalam tas Julia, ada sebuah buku tabungan yang berisi uang Julia. Uang yang rupanya adalah sebagian gajinya yang sengaja dia sisihkan selama menjadi TKW. Uang yang jumlahnya ternyata cukup banyak dan bisa untuk Julia hidup mandiri.
Ternyata, Julia saat itu tidaklah sebodoh itu. Menghabiskan semua uang hasil kerja kerasnya untuk suaminya yang selingkuh. Jadi, tidak semua uangnya di gunakan oleh suaminya untuk menghidupi wanita lain.
Azhar, kamu sudah membuat hidupku berantakan. Merusak mimpi indahku selama ini. Menjadikanku wanita paling bodoh di dunia. Aku hanya ingin dicintai dan di hargai. Lebih baik pergi dan tidak perlu cinta lagi yang hanya menyakiti. Kamu membuatku terluka untuk kedua kalinya. Aku berjanji, kehidupan keduaku ini, tidak akan aku biarkan jatuh dalam tipu muslihatmu lagi, batin Julia.
Julia kini sudah berada di dalam sebuah taksi dan Julia masih bingung, kemana dia harus pergi. Di tengah perjalanan, Julia berhenti di sebuah bank untuk mengambil uang dan akan menggunakannya untuk membangun masa depannya.
Julia mengambil sebagian uang itu kalau mencari tempat kost. Sebuah kost-kostan yang sederhana dan tidak akan mungkin bisa ditemukan oleh siapapun. Yang lebih membuat Julia senang, sang pemilik kost menawarkan sebuah pekerjaan sebagai seorang karyawan di sebuah perusahaan sebagai seorang juru masak.
Berbekal pengalamannya bekerja di luar negeri, Julia akan mampu bertahan bekerja pada orang lain. Dan uang yang sudah terlanjur diambilnya, terpaksa Julia simpan lagi untuk membuka usaha baru setelah dia merasa siap.
Dengan bekerja dan berkumpul dengan banyak orang, Julia berharap dia akan bisa melupakan kesedihannya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments