Sudah hampir 10 bulan lamanya, Julia koma di rumah sakit. Selama itu pula, tidak satu orangpun yang mencari keberadaannya. Bahkan dari pihak suaminya juga tidak ada yang peduli.
Tetapi, mukjizat Allah telah diperlihatkan pada Julia. Dia mulai sadarkan diri. Jari-jari tangannya mulai bergerak perlahan. Sedikit demi sedikit, matanya mulai membuka dan mulai mencoba melihat dengan seksama langit-langit ruang rawat inapnya yang tampak sepi.
Terlihat, seorang perawat masuk dan segera menghubungi dokter, saat melihat Julia sudah sadar. Tidak berapa lama, seorang dokter masuk dan mulai memeriksa kondisi Julia. Dokter meminta perawat untuk menghubungi keluarga pasien.
"Dokter, saya ada dimana?" tanya Julia lemah.
"Nyonya berada di rumah sakit. Sebentar lagi, keluarga anda akan segera tiba. Anda masih ingat, keluarga anda?" tanya dokter perlahan-lahan.
"Saya hanya ingat nama saya Julia. Saya baru saja menikah," jawab Julia.
"Selain itu?" tanya dokter lagi.
"Saya tidak ingat apapun," jawab Julia sedih.
Dokter menghentikan pertanyaannya, ketika melihat Julia merasa sakit pada kepalanya. Dokter segera keluar, setelah perawat memberitahukan bahwa keluarga Julia sudah datang.
Diluar, dokter menemui seorang laki-laki tampan yang berusia sekitar 26 tahun. Dokter mengajaknya pergi keruang kerjanya.
"Anda keluarga pasien yang bernama Julia?"
"Sebenarnya saya bukan anggota keluarganya, Dok. Saya yang membuat dia seperti itu. Jadi saya ingin bertanggungjawab sampai dia sembuh. Benarkah dia sudah sadar?" tanya pria itu yang bernama Azhar Bachtiar.
"Benar, Dia sudah sadar. Hanya saja, dia mengalami amnesia retrogade," ucap sang dokter.
"Maksudnya, gimana Dok?" tanya Azhar kaget.
"Pasien akan kehilangan sebagian ingatannya. Hanya beberapa saja yang dia ingat. Bisa juga karena dia mengalami hal yang membuatnya trauma selain karena kecelakaan tersebut," jawab sang dokter.
"Apakah dia bisa disembuhkan total, dok?" tanya Azhar lagi.
"Bisa. Tapi, mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena jika karena trauma, mungkin saja dia tidak akan kan bisa mengingatnya lagi. Secara keseluruhan, kondisinya sudah baik-baik saja dan dia sudah boleh pulang," jawab sang dokter.
"Baik, Dok. Saya akan membawanya pulang. Dan saya akan merawatnya hingga dia bisa mengingat semuanya," ucap Azhar sambil menarik napas berat.
"Ada baiknya, anda memberitahukan dan mengembalikan dia pada keluarganya," saran dokter tersebut.
Azhar menceritakan, bahwa dia sudah mencari alamat rumah ada di kartu identitas Julia. Ternyata dia yatim-piatu. Azhar hanya menceritakan sampai disitu. Padahal Azhar tahu jika Julia sudah menikah dan suaminya menikah lagi. Julia dan suaminya kini dalam proses perceraian. Mungkin saja itu yang membuat Julia trauma mengingat masa lalu.
Azhar penasaran, ingatan apa yang masih diingat oleh Julia saat ini. Azhar merasa bersalah sehingga dia berjanji akan membuat Julia sembuh total baru membaurkan Julia kembali.
Azhar membawa Julia pulang ke rumahnya. Awalnya Julia menolak ikut Azhar pulang, karena Julia ingat jika dia memiliki seorang suami. Mereka baru saja menikah. Dengan terpaksa, Azhar mengaku sebagai suami Julia dan mereka adalah pengantin baru. Jika sampai Julia tahu jika suaminya sudah menduakan dia dan bercerai, Julia akan mengalami gangguan kejiwaan.
Meskipun Julia terlihat curiga dengan Azhar, tetapi memang hanya Azhar yang peduli padanya. Sesampainya di rumah Azhar, Julia tampak bingung. Seingat dia, keluarganya sangat miskin dan tidak mungkin memiliki rumah sebesar ini. Hal ini membuat Azhar harus memberikan penjelasan pada Julia agar Julia tidak curiga.
"Julia, apa kamu ingat siapa nama suamimu ini?" tanya Azhar setelah mereka duduk santai di ruang tamu.
"Tidak. Entah kenapa, aku bisa lupa namamu. Maafkan aku, Mas," ucap Julia sedih.
"Tidak apa-apa. Jangan memaksakan diri untuk mengingatnya. Namaku Azhar. Azhar Bachtiar. Dulu kita memang miskin, tetapi karena aku mendapatkan pekerjaan bagus, jadi kita sekarang bisa hidup berkecukupan," ucap Azhar lembut.
Julia tersenyum kecil. Karena dia lupa banyak hal, mau tidak mau dia harus percaya pada Azhar. Apalagi sekarang memang hanya dia yang ada disampingnya.
Azhar juga menjelaskan, bahwa di rumah ini sudah ada pembantu. Jadi Julia tidak perlu bekerja apapun. Dia hanya boleh fokus pada kesembuhannya.
Azhar membawa Julia untuk beristirahat di kamar. Setelah Azhar pergi, Julia yang masih curiga, memberanikan diri, melihat isi lemari di kamar tersebut. Ternyata, pakaiannya sudah tertata rapi dan di sebelahnya pakaian Azhar. Sebuah foto pernikahan yang cukup besar, tertata rapi di dinding kamar.
Kecurigaan Julia berangsur-angsur menghilang setelah melihat semua itu. Kini, dia ingin menjalani kehidupan rumah tangganya dengan baik. Dia ingin menjadi istri yang di dambakan suaminya dan dicintai sepenuh hati.
Sementara itu, Azhar duduk termenung di ruang kerjanya. Dia teringat saat pergi menemui seorang ustad. Dia bercerita tentang Julia dan kebohongannya sebagai suami Julia. Yang menjadi kebimbangan Azhar, mereka akan tinggal satu kamar dan bagaimana jika terjadi kesalahan yang tidak di sengaja.
Ustad mengatakan bahwa untuk menghindari hal itu, lebih baik mereka menikah saja. Azhar sempat dibuat terdiam jika harus menikahi Julia. Karena saat ini, dia sudah memiliki tunangan yang sedang berkarier di luar negeri.
Tetapi untuk menghindari fitnah, Azhar terpaksa akan menikahi Julia. Untuk kedepannya, biarlah nasib yang akan membawa mereka ke takdirnya masing-masing.
Azhar bergegas menuju kamarnya dan mendapati Julia sudah tidur pulas. Azhar menatap wanita yang ada diatas ranjangnya. Di bukan istriku, dia juga bukan kekasihku. Bukan juga saudaraku, tapi takdir membawanya kepadaku, batin Azhar.
Untuk menghindari hal dosa yang lebih besar, Azhar tidur di ruang kerjanya.
Keesokan harinya, Julia mulai menjalankan tugasnya sebagai seorang istri. Dia membuatkan sarapan untuk suaminya. Meskipun, bibik maupun Azhar melarangnya, Julia tetap ingin menjadi istri yang baik. Semua makanan sudah disiapkannya di atas meja makan, beserta segelas susu dan sepiring pisang matang.
Sambil menarik napas panjang, Juli berjalan hendak memanggil Azhar. Tetapi ternyata Azhar sudah terlebih dulu datang bahkan pakaiannya juga sudah rapi. Juli terlambat mempersiapkan pakaian kerja untuk Azhar. Hal itu membuat Julia sedih. Julia tidak boleh terlihat sedih, karena hari ini, Azhar dan Julia akan menikah.
"Julia, kamu kenapa?" tanya Azhar sambil duduk.
"Maaf, aku terlambat menyiapkan pakaian kerja untukmu," jawab Julia sedih.
"Tidak apa-apa, Julia. Lain kali kamu bisa menyiapkannya. Oh ya, siang ini kamu bersiap, kita akan pergi ke KUA," ucap Azhar santai.
"Untuk apa ke KUA?" tanya Julia.
"Biasanya orang ke KUA untuk apa? Haruskah aku menjelaskan?" tanya Azhar sambil menatap Julia.
Julia terkejut sehingga dia berhenti mengambilkan nasi untuk Azhar.
"Julia ...."
Julia baru tersadar setelah Azhar kembali memanggilnya untuk meminta piringnya yang ada ditangan Julia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments