"Jul, tadi kamu sama sekali belum menyapa, Tessa karena terburu-buru,mencari Ayara. Sekarang apa kamu belum berniat untuk menyapanya?" Sarah yang memang tidak curiga dengan sikap Julian, kini mengalihkan pembicaraan.
Julian sontak menoleh ke arah Tessa yang kini sudah menyunggingkan senyum termanisnya.
"Hai,Julian!" Tessa mengulurkan tanganya ke arah Julian, dengan suara yang dia buat selembut mungkin.
"Oh, hai!" Julian baru saja hendak menyambut tangan Tessa, tapi di saat bersamaan Elvano tiba-tiba menangis, sehingga Julian menarik tangannya kembali dan langsung menghambur mendekati Elvano yang berada di dalam kereta bayi. Merasa kalau uluran tanganya sia-sia,membuat Tessa menarik kembali tangannya dengan raut wajah kesal. Jangan lupakan Ayara yang berusaha menahan tawanya sembari mengumpati Tessa dalam hatinya. Bagaimana tidak? penyebab baby Elvano tentu saja dirinya yang dengan sengaja menendang kecil kereta dorong itu, sehingga membuat baby Elvano kaget.
"Aduh anak papa kenapa? Kenapa menangis? Ada yang sakit ya? Atau kesal karena tidak papa sapa?" ucap Julian dengan tangan yang sudah bersiap menggendong bayi itu.
"Eits, jangan gendong aku sembarangan dong, Papa. Papa kan belum mandi. Kalau kuman di baju papa nempel ke aku,bagaimana?" dengan sengaja Ayara mencegah Julian, dengan berakting seakan yang sedang berbicara adalah baby Elvano.
"Oh, iya. Papa lupa, Nak! untung Vano ingatin, Papa. Anak pintar!" Julian menyentil pelan hidung mancung baby Vano.
Tessa terlihat semakin meradang, melihat apa yang terjadi di depan matanya, yang seakan mempertontonkan kebahagiaan sebuah keluarga kecil. Namun dia tidak bisa berkata apa-apa selain menggeram dalam diam dan mengumpat dalam hati. Apalagi dia tahu benar kalau insiden Elvano menangis adalah kesengajaan pemgasuh bayi itu.
"Julian,mumpung kamu sudah pulang, kamu ajak lah Tessa keluar jalan-jalan. Sekalian kalian berdua makan malam,"
Tessa seketika bersorak dalam hati seakan mendapatkan angin segar. Wanita itu sontak melirik ke arah Ayara dengan sudut bibir yang membentuk senyuman meledek.
"Rasain! Kamu harus sadar kalau Tante Sarah ada di pihakku bukan kamu," ejek Tessa membatin dalam hati.
Sementara itu, Julian tidak menjawab sama sekali, karena sejujurnya dia merasa enggan untuk menuruti permintaan mamanya, barusan.
Sementara itu ada dua wanita yang jantungnya berdebar-debar menunggu jawaban Julian. Yang satu Tessa,berharap kalau Julian bersedia mengabulkan permintaan mamanya. Yang satu lagi, Ayara, berharap kalau Julian menolak.
"Please, Tuan Julian, jangan mau. Dia itu perempuan licik," mohon Ayara, yang tentu saja hanya berani dia ucapkan dalam hati.
"Ayo, Julian jawab' iya'. Biar wanita pengasuh sialan itu sadar diri kalau dia tidak layak bersaing denganku," bisik Tessa pada hatinya sendiri.
"Baiklah, aku akan jalan-jalan dengan Tessa!" celetuk Julian tiba-tiba, hingga membuat Ayara lemas seketika. Sementara Tessa bersorak bahagia. Jika seandainya hanya ada dirinya dan Ayara di tempat itu, ingin dia menari-nari sembari mengejek wanita itu.
"Tapi, Ayara dan baby Elvano ikut bersama kami," lanjut Julian, membuat kupu-kupu yang tadi beterbangan di hati Tessa, tiba-tiba terbang menjauh dan pindah ke hati Ayara.
"Lho, kenapa harus ikut, Nak? Kan tidak baik kalau kencan pertama kalian ada orang lain? Itu pasti sangat mengganggu. Bagaimana kalian bisa saling mengenal pribadi masing-masing kalau ada orang lain?" protes Sarah, tidak setuju dengan keputusan putranya. Apalagi ketika melihat raut wajah kecewa Tessa.
"Ma, siapa bilang kami mau kencan? Kan mama bilang hanya jalan-jalan saja." sahut Julian, membuat Tessa semakin meradang.
"Sial,beraninya dia bilang seperti itu di depan pengasuh sialan itu. Di mana harga diriku? Wanita itu pasti menertawaiku dalam hatinya sekarang," Tessa menggerutu dalam hati.
"Karena aku merasa kalau ini hanya jalan-jalan biasa, jadi, aku berpikir sekalian aja aku membawa Ayara dan baby Vano. Karena aku belum pernah membawa baby Vano keluar jalan-jalan ke mall setelah dia sembuh. Kalau baby Vano aku bawa tentu saja, Ayara harus ikut kan?" lanjut Julian lagi secara eksplisit,tidak peduli apakah Tessa akan sakit hati dengan ucapannya atau tidak.
"Julian, kamu boleh membawa baby Vano, tapi mama rasa Ayara tidak harus ikut. Kan ada Tessa yang bisa menjaga Vano. Biar terlihat seperti keluarga kecil bahagia?"
"What? Aku harus menjaga Vano? Ini mah namanya bukan kencan tapi mengasuh. Keluarga kecil yang bahagia, gimana sih maksudnya? yang ada wajahku nanti akan kaku karena harus pura-pura bahagia selama bersama mereka," lagi-lagi Tessa menggerutu, tapi lagi-lagi hanya berani di dalam hati.
"Ma, aku belum sepenuhnya percaya orang lain bisa mengasuh baby Vano selain Ayara. Aku tidak mau nanti baby Vano menangis dan Tessa tidak bisa menenangkannya. Mama tahu sendiri kalau Vano menangis hanya aku dan Ayara yang bisa membuatnya tenang. Lagian selama ini Ayara hanya jalan-jalam di dekat-dekat sini aja. Dia sama sekali tidak pernah ke mall atau kemanapun. Dia butuh refresing juga agar tidak stress," tutur Julian panjang lebar, memberikan alasan yang masuk akal.
Sarah terdiam untuk bebarapa saat, seperti tengah memikirkan sesuatu. sesaat kemudian, wanita paruh baya itu, menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya lagi keluar.
"Baiklah, kalau itu maumu, Nak! Kamu bisa pergi ajak Ayara dan baby Vano sekalian," pungkan Sarah akhirnya mengizinkan.
"Haish, sialan! Kenapa Tante Sarah malah setuju sih? Arghh!" umpat Tessa.
"Oh ya, Nak sebelum kalian pergi, mama cuma mau memperbaiki ucapanmu tadi, yang mengatakan kalau Tessa ini orang lain. Kamu tidak boleh mengatakan dia orang lain kareba dia ini calon istrimu. Kamu tidak lupa kan akan hal itu?" Sarah kembali buka suara,membuat hati Tessa melambung lagi.
"Ma,aku rasa aku tidak lupa sama sekali dan tidak ada yang salah dengan ucapanku tadi kalau dia masih orang lain. Mama lupa, kalau waktu yang mama belum selesai? Jadi,Tessa belum bisa dikatakan calon istriku sampai batas waktu yang mama kasih ke aku selesai," tutur Julian,mengingatkan ucapan mamanya .
"Batas waktu? Batas waktu untuk apa sih? aku harus cari tahu," batin Tessa, penasaran.
"Iya, mama ingat itu. Tapi, ingat waktu sudab berlau seminggu. Tinggal tiga minggu lagi waktumu. Sekarang kalian berangkat saja, keburu malam!" titah Sarah, tidak ingin mendebat putranya itu lagi.
"Baiklah, Ma, aku ganti pakaian dulu!" Julian kemudian menoleh ke arah Ayara. "Kamu juga persiapkan Vano sekalian kamu juga bersiap-siap!" titah Julian sembari melangkah pergi.
"Tidak apa-apa, Tessa kalau Ayara ikut bersama kalian berdua, karena bagaimana pun orang akan bisa membedakan mana wanita berkelas yang cocok dengan Julian. Karena si pengasuh itu, pasti memakai seragam baby sitternya. Orang-orang pasti mengira kalau aku dan Julian adalah pasangan serasi," Tessa membatin, memberikan semangat pada dirinya sendiri.
Di depan sana, tiba-tiba langkah Julian terhenti dan berbalik. "Ayara,nanti kamu pakai baju biasa saja ya. Jangan memakai seragam!" titah Julian yang membuat mata Tessa membesar, tidak percaya.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Eity setyowati
ayo ayara buat tessa mati kutu nanti pas jalan jalan hehehe
2024-03-31
0
MakBarudakh
Ayara boleh jg tuh 😁
2024-03-04
0
Truely Jm Manoppo
asikkk ... hahaha. Good job Julian. 😃😃😃😃 keki tu si licik Tessa.
2023-12-10
0