Tessa berjalan masuk ke dalam sebuah penjara. Setelah berbicara sebentar dengan seorang petugas Tessa pun dipersilahkan untuk duduk, menunggu. Sepertinya wanita itu berniat untuk menjenguk seseorang di penjara ini.
"Akhirnya kamu datang juga Tessa? Aku kira kamu tidak akan datang lagi. Apa kamu sudah bisa membantu mengeluarkanku dari penjara ini?" belum juga duduk, seorang pria langsung mencecar Tessa dengan beberapa pertanyaan.
"Maaf, Rey aku belum bisa membebaskanmu, karena aku tidak punya celah untuk itu. Kamu tahu sendirikan kalau Juliannitu orang yang sangat berpengaruh, jadi tidak akan mudah untuk membebaskan orang yang sudah berani menyinggungnya." sahut Tessa,lugas.
"Kamu bagaimana sih? Harusnya kamu bisa berusaha. Kamu tahu kan, aku ada di sini juga karena kamu!" pria bernama Rey itu terlihat mulai marah. "Aku kira kamu datang karena membawa kabar baik, ternyata itu hanya harapan saja," imbuh Rey lagi.
"Hei, jangan asik menyalahkanku! Salah sendiri kamu gagal. Kenapa kamu tidak berusaha menahan dia waktu itu? Coba Kalau seandainya waktu itu kamu berhasil, sudah bisa dipastikan aku sudah menikah dengan Julian. Tapi, apa? Kamu sama sekali tidak becus melakukan tugasmu!"
"Kamu kira gampang untuk menjebak dia? Kalau kamu menganggap kamu hebat, kenapa kamu tidak melakukan sendiri? Julian itu kuat dan teguh dalam pendiriannya. Aku sudah berusaha semaksimal yang aku bisa, tapi mungkin niat burukmu tidak dikabulkan sama Tuhan," Rey sama sekali tidak mau disalahkan oleh Tessa wanita yang dia bantu,untuk menjebak Julian 16 bulan yang lalu.
Ya, dia adalah Reynaldi, yang merupakan orang kepercayaan atau asisten pribadai Julian 16 bulan yang lalu. Tapi, kini semua karir dan kehidupan nyaman yang dia miliki dulu kini hanya tinggal kenangan, dikarenakan kebodohannya sendiri yang tidak bisa menolak permintaan Tessa untuk menjebak Julian.
"Jangan bawa-bawa nama Tuhan! Yang jelas kamu yang tidak becus melakukannya. Coba dulu kamu berusaha menahan dia dan membawa dia ke hotel yang sudah aku booking? Atau setidaknya kamu kasih tahu aku di mana alamat apartemennya, supaya aku ke sana menyusulnya. Tapi pemikiranmu tidak jalan sampai ke sana. Jadi jangan salahkan aku, kalau aku bilang kamu gak becus kan? Otakmu gak bisa jalan!" oceh Tessa panjang lebar.
Rey, tampak menggeram. Pria itu mengepalkan tangannya dengan sangat kencang yang dia taruh dibawah meja.
"Sudahlah, kamu jangan banyak protes lagi! Sekarang, aku lagi pendekatan dengan Tante Sarah mamanya Julian, dan sepertinya mamanya itu, sudah berhasil aku dekati. Jadi, kamu harus sabar menunggu sampai aku bisa menikah dengan Julian, baru nanti aku akan berusaha membujuknya untuk membebaskanmu," tutur Tessa dengan ekspresi kesal.
"Sampai kapan? Ini sudah lebih dari setahun aku mendekam di penjara ini, tapi kamu belum juga bisa mendapatkan hatinya. Kamu harus ingat kalau aku bisa ada di sini karena melindungimu,"
"Hei,beraninya kamu berbicara keras di depanku! Kamu lupa kalau kamu tidak akan bisa sebesar ini kalau bukan karena papaku?" Tessa berdiri dan memukul meja.
Wajah Rey yang tadinya keras sontak berubah sendu. "Aku tahu itu, dan tidak akan pernah melupakan jasa paman. Tapi aku tidak menyangka kalau aku justru akan dihancurkan oleh keluarga kalian sendiri. Kalau seandainya aku tahu kalau akan begini jadinya, aku lebih baik memilih untuk tidak dibesarkan oleh paman karena beban hutang budi ini, aku kalian jadikan sebagai alat untuk memenuhi keinginan kalian yang ingin bisa hidup mewah," tutur Rey dengan wajah penuh penyesalan.
"Oh, kamu sudah berani ya berkata seperti itu? Kamu benar-benar kacang yang lupa akan kulitnya. Dulu kalau kamu tidak diambil papa dari Jalanan, kamu pasti akan tetap jadi gembel!"
"Jadi gembel jauh lebih baik daripada aku jadi manusia yang hidup hanya sebagai alat saja Asal kamu tahu, aku dipungut oleh papamu juga dijadikan sebagai alat pemancing karena mamamu tidak kunjung hamil. Hidupku selalu dikontrol oleh keluargamu tanpa aku bisa melawan. Sekali saja aku membantah, kalian akan selalu mengingatkanku atasa jasa-jasa papamu! Aku muak, aku benar-benar muak dengan kelakuan kalian semua!" Reynaldi terlihat sudah mulai hilang kendali.
Tessa tersenyum miring mendengar semua uneg-uneg yang diluapkan oleh Reynaldi. Wanita itu benar-benar menganggap remeh kemarahan pria di depannya itu.
"Jadi maksud kamu apa? Kamu mau membocorkan kalau aku yang menyuruhmu menjebak Julian? Kamu kira akan ada orang yang percaya, hah?" Tessa menyeringai sinis.
"Dengar sini, aku berani menjamin, pasti tidak ada yang akan percaya, karena kamu sama sekali tidak punya buktinya. Dan satu lagi, kamu jelas-jelas sudah mengakuinya di pengadilan, dan pengakuanmu sudah final. Kamu bahkan sudah tidak bisa mengajukan banding lagi karena kesempatan untuk mengajukannya sudah tidak ada lagu. Jadi, saran aku, kamu baik-baik saja di dalam penjara ini dan nikmati saja!" lanjut Tessa lagi tetap dengan nada mengejek.
"Brengsek kamu!" Reynaldi mengumpat. Wajah pria itu kini sudah memerah, rahangnya juga mengeras karena sudah terbakar emosi. Ingin rasanya dia melayangkan tangannya untuk meninju wajah Tessa, tapi dia masih berusaha menahan diri karena sadar di mana dia berada sekarang.
"Ah,sudahlah! Terserah kamu mau mengatai aku brengsek ataupun yang lebih parah dari situ, aku sama sekali tidak peduli. Aku sekarang pulang dulu. Tadinya aku berniat baik mengunjungimu, tapi karena sikap kamu barusan membuatku menjadi berpikir dua kali untuk membebaskanmu kalau aku sudah menikah dengan Julian nanti. Bye!" sembari mengibaskan rambutnya, Tessa memutar tubuhnya dan hendak berlalu dari tempat itu.
"Silahkan saja! Aku berani jamin kalau kamu tidak akan pernah bisa menikah dengan Julian, karena aku yakin kalau Julian tidak akan pernah tertarik dengan wanita culas seperti kamu!"
Tessa yang nyaris melangkah, kembali menoleh ke arah Reynaldi. Wajah wanita itu terlihat memerah karena marah mendengar ucapan pria itu.
"Cih, sekarang mungkin dia tidak tertarik padaku, tapi asal kamu tahu, dia itu pria yang penurut pada mamanya. Jadi, aku yang pintar dan cerdik ini tahu celah bagaimana mendapatkan Julian yakni dekati mamanya. Dan asal kamu tahu,sepertinya aku sudah berhasil mendekati mamanya. Jadi, mungkin sebentar lagi aku akan menjadi nyonya Julian Melviano Pradipta. Jangan kejang-kejang ya, kalau kamu mendengar kabar itu!" Tessa tersenyum sinis ke arah Reynaldi.
Mendengar ucapan Tessa, Reynaldi balas tersenyum sinis kemudian tertawa misterius.
"Tessa, tessa ... Teruskan saja bermimpi. Julian mungkin penurut pada mamanya, tapi dia juga orang yang selalu memegang komitmen. Asal kamu tahu, di malam kejadian, Julian bisa lepas dari pengaruh obat, karena dia berhasil melampiaskannya pada seorang gadis. Aku bisa pastikan kalau Julian, pasti mencari gadis itu, karena dia ingin bertanggung jawab. Sebenarnya, aku mengenali wajah gadis itu karena aku sempat melihatnya keluar dari unit apartemen Julian dengan wajah ketakutan. Tapi, aku memilih untuk tidak memberitahukan kamu, karena aku tidak mau keselamatan wanita itu terancam ... Karena aku yakin kamu pasti akan berniat mencelakainya,"
Mata Tessa sontak membesar, terkesiap kaget mendengar informasi yang baru saja terlontar dari mulut pria yang pernah menjadi kakak angkatnya itu.
"Brengsek, kamu benar-benar sialan!" umpat Tessa dengan napas yang memburu. "Sekarang kasih tahu aku siapa wanita itu!" desak Tessa tidak sabaran.
"Aku tidak tahu siapa namanya, tapi aku ingat jelas wajahnya, aku juga tahu di mana tempat dia bekerja dulu dan tujuannya untuk apa ke apartemen itu. Tapi, maaf, seandainya aku tahupun siapa namanya, aku tidak akan memberitahukannya padamu! Tapi tunggu saja, sampai aku keluar dari penjara ini aku akan mendatangi Julian dan memberitahukan semuanya padanya,"
"Reynaldi sialan! Kasih tahu aku di mana tempat dia bekerja dulu cepat!" pekik Tessa dengan suara tinggi.
"Tidak akan! Aku tahu, kamu akan ke sana dan mencari tahu," Reynaldi tersenyum sinis.
"Arghh! cepat katakan!" desak Tessa lagi dengan suara yang semakin tinggi.
"Maaf Nona, silakan keluar. Jangan buat keributan di sini!" bentak seorang sipir.
Walaupun tidak mendapatkan informasi yanh dia mau, tapi karena sudah diusir, mau tidak mau, Tessa pun pergi membawa rasa penasaran dan kekesalannya.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
Rey jadi cowo koq ember banget yak ....
harus nya itu jadi kartu As ... eeehhh ... malah udah koar2 ..... 😓😓
2023-12-22
0
paty
blm2 sdh drama ceritanya bego ya si ray
2023-12-15
0
Truely Jm Manoppo
benarkan ... kelakuan si Tessa yg bejat. 😡😡😡
2023-12-09
0