Cerai ?

Seminggu telah berlalu sejak operasi yang dilakukan Siti. Dihari ketiga Siti telah diperbolehkan pulang oleh dokter, kondisi Siti yang masih belum bisa mengerjakan tugas yang berat membuat Lastri mengajak menantunya itu untuk menginap dirumahnya saja .

Perlakuan Ibu mertuanya itu diakui Siti memang berubah seratus delapan puluh derajat. Tapi itu tak akan mampu mengubah keputusannya untuk cerai dengan Dadang. Tekadnya benar-benar sudah bulat.

Siti memang lebih memilih mendiamkan Dadang dan tak mau terlibat pembicaraan dulu dengan lelaki yang masih bergelar suaminya itu. Bukan tak hormat, tapi lebih menjaga emosinya yang masih datang jika melihat wajah Dadang, Bagaimanapun dia tetap mempercayai jika Dadang lah yang membuatnya kehilangan calon anak perempuannya dan kini rahimnya telah diangkat. Dia hanya menjaga kondisi tubuhnya dan juga merasa sungkan jika harus berdebat di rumah mertua.

"Mbak udah baikan ? " Salsa bertanya, ditangannya ada sepiring lontong sayur yang dibawanya dari dapur khusus untuk Siti.

Meski Siti sebenarnya bisa jika harus mengambil sendiri , Namun Salsa tetap ingin memanjakan kakak iparnya itu.

" Kalau masih nyeri. mbak bilang ya. Takutnya nanti ada infeksi pada lukanya."

Salsa menatap Siti yang kini lahap memakan Lontong . Bukan sekedar basa basi kekhawatiran Salsa ini , dia sedikit trauma dengan seseorang yang operasi secar atau jenis operasi lainnya. Karena memang ada tetangga mereka yang harus operasi kembali dan mengakibatkan si pasien ini meninggal dunia. Makanya dia begitu menjaga Siti agar jangan dulu banyak bergerak.

" Masih ada nyerinya . Tapi sedikit aja kok Sa."

Siti sebenarnya merasa tak enak hati. Karena Salsa dan Emak benar-benar melarangnya untuk banyak beraktifitas meski menurut Siti tak terlalu mempengaruhi lukanya yang sudah mulai kering, disituasi ini Entah kenapa dia malah teringat jika dia dulu juga tinggal di rumah Emak ketika melahirkan Bara. Namun Lastri, ibu mertuanya tak bersikap seperti ini. Bahkan malah cenderung mengomentari buruk jika sedikit saja Siti melakukan kesalahan. Waktu itu Salsa memang masih menuntut ilmu di kota, gadis berparas manis itu sedang menuntaskan studinya di bangku kuliah. Entah kenapa dia merasa Lucu dan miris secara bersamaan. Bagaimana bisa emak berubah sikap justru disaat rumah tangganya diambang kehancuran.

Lontong dipiring kini telah habis, tepat pada saat itu Bara datang dari arah dapur dan menghampiri sang Ibu.

" Buk.. Atit " Bara menunjuk kearah perut Siti. Bocah itu memang masih cadel dan terkadang tak dapat dimengerti perkataannya. Siti menggeleng Dia menarik Bara mendekat kearahnya, memeluk dan menciumnya dengan gemas, " Ibu nggak sakit kok dek !" Ucapnya lembut mencoba memberi pengertian pada bungsunya itu.

Bara nampak tak setuju, Bocah itu malah menangis dan mengatakan jika ibunya sakit, diucapnya secara terus menerus, dia seolah tak mau jika ucapannya dibantah. Emak yang memang mengekor Bara sedari tadi melihat aksi Bara dan segera mengajak sang cucu kedepan, karena akan bahaya jika kaki Bara mengenai perut Siti karena meronta terus-menerus. Bara memang sering tantrum beberapa hari ini. mungkin bocah itu punya firasat akan hubungan kedua orang tuanya yang akan berakhir.

Siti memandang Bara dengan sedih, entah bagaimana jika nanti dia meninggalkan anak itu dibawah pengasuhan ibu mertuanya, membayangkan berjauhan dengan Bara sungguh membuatnya sesak. Tapi bertahan dengan suami seperti Dadang juga tak baik bagi mentalnya. Dia memalingkan wajah ketika matanya bertatapan dengan Salsa.

" Mbak yakin mau cerai sama Bang Dadang ?" Salsa seolah tahu apa yang dipikirkan Siti. karena sedari tadi dia memperhatikan raut wajah Siti dengan seksama. " Apa nggak sebaiknya memulainya dari awal kembali. Bang Dadang sudah banyak berubah kok mbak.."

Salsa berucap hati-hati. Bagaimanapun dia tetap tak bisa membayangkan sakit yang Siti rasakan.

"Abang mu selalu berjanji berubah dan meminta maaf Sa. Tapi dia selalu saja mengulangi kesalahan yang sama dengan alasan khilaf. Mbak sudah memberi waktu, ini adalah keputusan final yang Mbak akan ambil . Maafkan Mbak ya Sa, Mungkin jodoh kami hanya sampai disini."

Siti tak lagi mengeluarkan air matanya. Dia hanya memandang kosong layar Tv yang menyala sedari tadi.

Sementara Salsa kini memilih diam. Percuma jika harus berdebat dengan seseorang yang telah terlampau terluka hatinya. peristiwa yang dialami Siti, bisa jadi merupakan petunjuk Allah agar semua luka kakak iparnya itu dapat berakhir, bukankah akan ada pelangi setelah hujan !

***

Dadang mendengar semua yang Siti katakan, posisinya yang berada di dapur bersama Bapak membuatnya mendengar dengan jelas pembicaraan Siti dan Salsa diruang keluarga. Dadang kini seolah merasakan seberapa besar rasa sakit yang telah ditorehkannya pada Siti. Perempuan yang mengabdikan diri sebagai istrinya selama 10 tahun terakhir.

" Apapun keputusan Siti nantinya, kamu harus terima Dang " Nurdin membuka suara setelah tak lagi terdengar suara Siti dan Salsa.

" Pak. Dadang nggak mau sampai pisah sama Siti .." Dadang merenung, entah bagaimana kelanjutan rumah tangganya nanti. Dia benar-benar menyesal.

Bapak ikut mendesah berat, Ada rasa jengkel dihatinya , karena menghadapi sifat Dadang.

" Sebenarnya apa mau mu Dang. Nasehat Bapak kamu anggap merendahkan harga dirimu sebagai lelaki. Dan ketika Siti menyerah karena tak tahan lagi dengan kelakuanmu kamu malah seolah menyalahkannya juga.."

" Aku nggak pernah merasa direndahkan oleh Bapak.."

" Jangan mengelak dang. Emak sudah cerita. Semuanya! Memang lelaki harus punya harga diri. Tapi harga diri yang seperti apa dulu, Kamu bahkan tak bertanggung jawab dengan ucapan yang datang dari mulutmu sendiri. Jangan paksa Siti untuk bertahan bersama kamu. Biarkan dia menata hatinya dengan tenang"

Dadang terdiam. Kini bahkan air matanya mengalir lagi. " Aku masih berharap ada kesempatan Pak. untuk memperbaiki kesalahanku yang lalu dan semua ini juga demi anak-anak kami.."

" Jika kamu memang masih bisa membujuk Siti Bapak akan mendukungmu. Tapi jangan sampai kamu memaksakan kehendak mu Dang. Belajarlah dari kesalahan, jangan berkomentar tentang sesuatu jika akhirnya kamu malah mengucapkan sumpah serapah dan menyakitinya semakin dalam tanpa kamu sadari !!!"

Dadang tetap diam .Nurdin berharap jika Dadang bijak dalam mengartikan nasehatnya kali ini.

"Soal anak-anak. Biarkan mereka disini. Biar Emak dan Bapak yang merawat mereka. Emak sudah setuju. Semua keputusan ada ditangan Siti nantinya. Kami bukan mendukung kalian bercerai tapi rasanya tak pantas jika kami memaksakan kehendak pada Siti. Dia sudah cukup tertekan selama ini. Jadi biarkan semuanya akan mengalir sebagai mana mestinya .."

Dadang menatap ke arah Nurdin dengan tatapan terluka, Tapi jika ia menuruti egonya lagi. Maka bisa saja semuanya akan semakin memburuk. Mungkin dia harus melepaskan Siti sejenak, dan membuktikan diri jika dia bisa merubah semua sikap buruknya. Dialah kini yang harus berjuang dan mempertahankan.

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

kasian bara

2023-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 Hamil lagi !!!
2 Siti yang salah ?
3 Tetangga terbaik
4 ipar baik
5 Amarah Dadang
6 Amarah Dadang 2
7 Dadang mengadu ke Emak
8 Nasehat Bapak
9 Dadang meminta maaf
10 Emak dan menantu istimewa
11 ipar Julid, Hesti menjerit
12 Anugerah terindah Siti
13 Menantu-menantu Emak
14 Pecah seribu
15 Apa keinginan Dadang ?
16 Alasan Dadang Dan nasehat Bapak
17 Emak berubah ?
18 Siti pendarahan
19 penyesalan Dadang
20 Cerai ?
21 Kedatangan Bude
22 keputusan Siti
23 keputusan Siti 2
24 Surat perjanjian
25 Awal yang Baru
26 Isi hati Siti
27 Awal mula
28 Dilamar !!!!
29 Serius !!!!
30 Tidak setuju ?
31 kamu istimewa
32 ketemu Keluarga Dadang
33 Bude!!! Aku jatuh CINTA...
34 panik !!!
35 Bertemu mantan
36 Bude tak setuju .
37 Terima kasih bude ..
38 ketakutan bude
39 Restu bude
40 Lamaran
41 menikah
42 Malam pertama
43 Bolong ( malam pertama 2)
44 Menantu pertama
45 Rumah mertua
46 kapan hamil
47 Mandul ?
48 kejutan tak terduga
49 Pilihan !!
50 Keramas
51 Keputusan dan pilihan
52 Masalah yang akhirnya datang.
53 Menantu beda perlakuan
54 Hadiah adik ipar
55 Bissmillah...
56 Ada apa dengan Emak ?
57 Harapan
58 Akhirnya.....
59 Emak sakit
60 Belanja
61 Rumah Baru , Awal baik atau buruk ?
62 Perut atau bawah perut ?
63 Hutang suami, hutang istri ?
64 Terlena
65 Solusi.. atau ?
66 Masalah yang sama
67 Solusi
68 Suami Idaman
69 menantu idaman
70 tulah karena fitnah
71 Uang kiriman !
72 Abang pulang, masalah datang
73 Cucu perempuan
74 Lamaran Agung
75 Agung Menikah
76 Rezeki tak terduga (ipar baik)
77 Menantu tertua
78 Betah di rumah.
79 Hubungan Baik
80 Ada apa dengan ku ?
81 Sesal !?
82 Titik balik ?
83 Entah kemana akan bermuara ?
84 keputusan final
85 Akhir dan Awal
86 Sesal
87 ikatan Ayah dan anak
88 Move on duluan
89 Istri Baru Dadang
90 Siapa Sandra ?
91 Dadang Pergi
92 Akhir bagi Dadang , Awal untuk Siti
93 Sandra berulah
94 Tuduhan
95 Rencana
96 Kalah Cepat
97 Rama Si sulung
98 Siti mengadu !!
99 Pengakuan Dadang
100 Siti dalam kenangan
101 Kemarahan Dadang
102 Sandra dan Sampah
103 Salsa dan masa lalu Siti
104 Sandra melahirkan.
105 Karma ?
106 kembalinya Ratu julid
107 Tetap Salah
108 Kehancuran Dadang, sukses Siti !
109 Perasaan Siti
110 Kedatangan Agung
111 tabur tuai?
112 Luka dan bahagia
113 Fakta Sandra
114 Langkah awal Dadang
115 prank
116 Dio sakit
117 Dio sakit 2
118 teguran yang manis
119 Trauma Dio
120 Bunda Elis
121 sipolos Bara
122 Karma lagi ?
123 Pasangan pas
124 Sandra oh Sandra..
125 Dilema !!
126 Rumah tangga atau rumah duka
127 Siasat Sandra , taktik Salsa
128 Kejutan Untuk Rama
129 pengakuan Siti
130 Fian kecewa
131 Akhir (Tamat)
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Hamil lagi !!!
2
Siti yang salah ?
3
Tetangga terbaik
4
ipar baik
5
Amarah Dadang
6
Amarah Dadang 2
7
Dadang mengadu ke Emak
8
Nasehat Bapak
9
Dadang meminta maaf
10
Emak dan menantu istimewa
11
ipar Julid, Hesti menjerit
12
Anugerah terindah Siti
13
Menantu-menantu Emak
14
Pecah seribu
15
Apa keinginan Dadang ?
16
Alasan Dadang Dan nasehat Bapak
17
Emak berubah ?
18
Siti pendarahan
19
penyesalan Dadang
20
Cerai ?
21
Kedatangan Bude
22
keputusan Siti
23
keputusan Siti 2
24
Surat perjanjian
25
Awal yang Baru
26
Isi hati Siti
27
Awal mula
28
Dilamar !!!!
29
Serius !!!!
30
Tidak setuju ?
31
kamu istimewa
32
ketemu Keluarga Dadang
33
Bude!!! Aku jatuh CINTA...
34
panik !!!
35
Bertemu mantan
36
Bude tak setuju .
37
Terima kasih bude ..
38
ketakutan bude
39
Restu bude
40
Lamaran
41
menikah
42
Malam pertama
43
Bolong ( malam pertama 2)
44
Menantu pertama
45
Rumah mertua
46
kapan hamil
47
Mandul ?
48
kejutan tak terduga
49
Pilihan !!
50
Keramas
51
Keputusan dan pilihan
52
Masalah yang akhirnya datang.
53
Menantu beda perlakuan
54
Hadiah adik ipar
55
Bissmillah...
56
Ada apa dengan Emak ?
57
Harapan
58
Akhirnya.....
59
Emak sakit
60
Belanja
61
Rumah Baru , Awal baik atau buruk ?
62
Perut atau bawah perut ?
63
Hutang suami, hutang istri ?
64
Terlena
65
Solusi.. atau ?
66
Masalah yang sama
67
Solusi
68
Suami Idaman
69
menantu idaman
70
tulah karena fitnah
71
Uang kiriman !
72
Abang pulang, masalah datang
73
Cucu perempuan
74
Lamaran Agung
75
Agung Menikah
76
Rezeki tak terduga (ipar baik)
77
Menantu tertua
78
Betah di rumah.
79
Hubungan Baik
80
Ada apa dengan ku ?
81
Sesal !?
82
Titik balik ?
83
Entah kemana akan bermuara ?
84
keputusan final
85
Akhir dan Awal
86
Sesal
87
ikatan Ayah dan anak
88
Move on duluan
89
Istri Baru Dadang
90
Siapa Sandra ?
91
Dadang Pergi
92
Akhir bagi Dadang , Awal untuk Siti
93
Sandra berulah
94
Tuduhan
95
Rencana
96
Kalah Cepat
97
Rama Si sulung
98
Siti mengadu !!
99
Pengakuan Dadang
100
Siti dalam kenangan
101
Kemarahan Dadang
102
Sandra dan Sampah
103
Salsa dan masa lalu Siti
104
Sandra melahirkan.
105
Karma ?
106
kembalinya Ratu julid
107
Tetap Salah
108
Kehancuran Dadang, sukses Siti !
109
Perasaan Siti
110
Kedatangan Agung
111
tabur tuai?
112
Luka dan bahagia
113
Fakta Sandra
114
Langkah awal Dadang
115
prank
116
Dio sakit
117
Dio sakit 2
118
teguran yang manis
119
Trauma Dio
120
Bunda Elis
121
sipolos Bara
122
Karma lagi ?
123
Pasangan pas
124
Sandra oh Sandra..
125
Dilema !!
126
Rumah tangga atau rumah duka
127
Siasat Sandra , taktik Salsa
128
Kejutan Untuk Rama
129
pengakuan Siti
130
Fian kecewa
131
Akhir (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!