Emak dan menantu istimewa

Pagi ini Siti mengajak Bara untuk ke rumah Emak, Sementara Dio telah lebih dulu berada disana karena Dadang yang telah mengantarnya pagi tadi. ini dilakukan Dadang Agar Siti tak terlalu repot jika harus membawa anak-anak mereka. Siti Datang karena ingin membantu Emak untuk melakukan persiapan panen Padi, pada esok harinya.

Desa ini memang mayoritas penduduknya adalah petani kopi. karena panen kopi hanya satu tahun sekali membuat banyak juga petani yang mengolah lahan untuk bersawah. Dibanding dengan kopi. Padi bisa dipanen tiga kali dalam setahun. Karena keterbatasan Alat maka kegiatan panen padi ini akan dilakukan secara gotong royong. Dan yang bertanggung jawab menyediakan cemilan maupun makan siang adalah si tuan rumah atau pemilik lahan. Emak tidak akan sanggup jika harus menyiapkan semuanya sendiri.

Makanya Emak selalu mengajak Siti dan Hesti yang memang dekat dengan kediaman emak . Sementara Dua menantu perempuannya yang lain , ikut suami merantau ke kota lain.

Sebagai Buah tangan yang memang seolah telah jadi tradisi, Siti Membawa seekor ayam Potong yang masih Hidup. Ayam ini akan dipotong sendiri oleh Bapak dan tugas perempuan adalah membersihkannya bersama-sama nanti.

Kedatangan Siti disambut Salsa dengan Senang. Bara yang telah mandi dan wangi menjadi Sasaran Salsa, Seperti Biasa Salsa akan lebih memilih mengasuh Bara dan Dio daripada membantu emak dan kakak-kakak iparnya menghadapi Dapur.

" Dadang kemana Ti ? " emak membuka obrolan Kini mereka tengah membersihkan Daun pisang yang akan digunakan untuk Memasak Lauk paes ikan,

Yaitu ikan dengan campuran banyak rempah sebagai Bumbu , kemudian ikan beserta bumbunya akan disusun didalam daun pisang yang telah disiapkan. Masakan ini bisa dikukus maupun dibakar.

" Bantu pak haji lagi Mak, hari ini katanya sih kebun pak Haji yang diseberang.. "

Emak tak menyahut, matanya malah menelisik penampilan Siti. " sudah berapa bulan kandungan kamu Ti ?"

" Sudah 5 bulan kayaknya Mak !"

Siti memang menjawab apa adanya , karena jujur diapun tak bisa menghitung pasti usia kehamilannya.

" kamu kok aneh ? inikan bukan kehamilan kamu yang pertama. Kenapa bisa nggak tahu sih ?" ada nada sebal pada suara emak

Siti menunduk " Aku KB Loh Mak. Makanya beneran nggak tahu kapan hamilnya.." Siti menyahut pelan.

" Alah alasan saja kamu itu. Dadang bilang kamu nya suka menunda-nunda jika disuruh KB. Usia kalian itu emang lagi tinggi, kalau urusan Ranjang. Jadi kamu sebagai perempuan harus siaga agar tidak kebobolan."

Mata Siti berkaca-kaca. Entah kenapa Dadang selalu saja mengadukan semuanya ke Emak. Siti merasa jika keberadaannya semakin tak dihargai disini.

Suara Salam mengalihkan Fokus emak. Wanita dengan Status Nenek 7 cucu itu nampak Antusias menyambut Putri dan Raja, yang merupakan anak Hesti dan Indra putra kedua Emak.

Siti bergeming. Dia sedikit cemburu dengan cara emak yang menurutnya berlebihan dalam menyambut Hesti. sedangkan kedatangannya tadi seolah tak terlalu dianggap.

" Eehh .. kok repot-repot bawa ini si Hes. Emak kan mau panen padi. Jadi udah ada persiapan sendiri. Tapi terima kasih Loh sudah mau Repot dan datang kesini." Ucapan dengan nada lembut itu kembali terdengar, Siti semakin merasa sesak.

Namun Siti kini menghampiri Hesti juga menyalaminya. Akan tak sopan jika ia masih meneruskan pekerjaan disaat Hesti Datang. Siti mengintip kearah kresek yang dibawa Hesti .Ternyata hanya satu kilo gula. Namun Emak menyambutnya seolah menantu keduanya itu membawa berlian.

Sedangkan Siti, meski Beras di rumahnya Stoknya menipis Dia tetap berusaha mengusahakan membawa seekor ayam. Dan itu rupanya sama sekali tak dihargai.

" Maaf Ya Mak. cuman bisa bawa Gula , soalnya belum gajian..!" Suara Hesti mengalun lembut, khas wanita berpendidikan.

" Kan sudah dibilang tadi. Mak nggak mau ngerepotin. Kalian datang saja Mak udah senang" Emak kini mengendong putri. wanita parubaya itu nampak berceloteh dengan bahagia bersama cucu perempuan satu-Satunya.

" Eh mbak Siti. Berapa bulan kandungannya. Udah USG belum mbak ? mudah-mudahan dapet cewek ya mbak . Biar Putri ada temennya." Hesti kini menatap Siti dengan Senyum seraya mengelus perut Siti yang sudah nampak membuncit. Siti hendak membuka mulutnya namun suara ibu mertua menginstruksi nya. Seolah tak ingin Obrolan kedua menantunya itu berlanjut.

" Eh Ti ! Daun pisangnya udah belum ? kok ditinggalin. Gimana mau selesai ! setelah itu kamu siangin Ikan sama cuci ayam yang tadi sudah Bapak buang Bulunya"

Siti segera beranjak tanpa bicara apapun. melihat sikap Siti,

Hesti menatap ke arah Ibu mertuanya, entah kenapa semakin kesini sifat mertuanya itu malah membuatnya merasa tak enak hati dengan Siti. " Ya udah Putri . Main sama Nenek Ya, Bunda mau Bantuin Ibu Bara dulu oke !"

Hesti melenggang menyusul Siti sebelum mendengar Emak ngomel dan ujung-ujungnya malah menyerahkan semua tugas dapur ke Siti.

Siti mengusap Bulir bening dari matanya. Meski hampir setiap ada acara atau kegiatan apapun di rumah emak. memang Siti lah selalu kebagian tugas untuk melakukan semuanya, sementara Hesti akan berbincang panjang dengan mertuanya itu, entah soal apa. tapi seolah tak akan pernah ada habisnya. Tapi hari ini ? entah kenapa hatinya seolah rapuh dan mudah tersinggung. mungkinkah ini bawak' an Bayi.

"Mbak nangis ?"

Suara Hesti yang dirasa dekat oleh Siti membuatnya segera menghapus air matanya dengan kasar. Seolah Ia tengah kelilipam Debu.

" Enggak kok Hes ! Tadi mbak ngambil baskom di gudang, banyak debunya . makanya mbak malah kelilipan ."

Hesti tak menjawab Siti, Dan segera membawa ikan ke tempat Cuci piring, Ikan yang telah di buang isi perutnya itu segera dibersihkan oleh Hesti. Ayam yang masih nampak utuh pun kini dicucinya. Hesti Diam saja selama kegiatannya . Hanya terdengar suara air yang mengalir dari keran yang dihidupkan .

Kini tugas mencuci ikan dan Ayam telah selesai. Hesti mendekati Siti yang sedari tadi menyiapkan rempah-rempah untuk bumbu. Dia kini mengambil ulekan, berniat mengulek semua bumbu yang telah Siti bersihkan .

" Maafkan Hesti ya Mbak. Selama ini malah nggak mau tahu repot nya mbak . Kitakan sama-sama menantu di rumah ini sudah sepatutnya kalau kita Akur dan mengerti posisi satu sama lain . Mbak pasti kesal kan denganku ? karena tahunya cuma makan aja."

Siti tetap melanjutkan ulekan nya, bukan tak perduli dengan ucapan Hesti namun Siti memang terbiasa tetap menggunakan tangannya untuk bekerja meski mulutnya bicara sekalipun sedang Hesti kini malah terdiam dan menatap kosong ke arah lengkuas yang ada didepannya.

" Jangan terlalu dipikirkan Hes ! Mbak tahu kamu pasti juga capek dengan pekerjaan kamu sebagai Guru. sedangkan mbak kan cuma Ibu Rumah tangga. Jadi mbak sudah terbiasa mengerjakan semua ini . jadi nggak terlalu berat kok.."

Hesti tersenyum. Siti memang selalu seperti ini jika dengannya. " Kadang aku berpikir aneh tahu nggak mbak kalau ingat kelakuan Mertua kita " Kini Hesti nampak berbisik . " Kalau nanti mbak dikasih rezeki lebih dan harus pindah dari sini. Apakah Emak akan tetap bersikap pilih kasih ? " Nada suara Hesti terdengar tulus . " Kadang kupingku panas juga. Emak selalu menyepelekan pendidikan seseorang. Padahal Bang Dadang sebagai anak tertua Malah bukan sarjana. Maaf ya kalau Mbak tersinggung ."

Siti nampak merenungi ucapan Hesti. Karena memang hanya Dadang suaminya lah yang tidak melanjutkan pendidikan kejenjang kuliah. sedangkan empat adik Dadang yang lain semuanya mempunyai gelar sebagai sarjana.

Tapi kenapa Saat Dadang menikahinya dengan pendidikan yang setara , malah nampak tak sepadan bagi Lastri sang mertua.

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

ngerinya pang😁😁

2023-03-10

1

Dewi Payang

Dewi Payang

😂😂biasa terjadi itu mah

2023-03-10

1

Dewi Payang

Dewi Payang

sabar ya Siti

2023-03-10

1

lihat semua
Episodes
1 Hamil lagi !!!
2 Siti yang salah ?
3 Tetangga terbaik
4 ipar baik
5 Amarah Dadang
6 Amarah Dadang 2
7 Dadang mengadu ke Emak
8 Nasehat Bapak
9 Dadang meminta maaf
10 Emak dan menantu istimewa
11 ipar Julid, Hesti menjerit
12 Anugerah terindah Siti
13 Menantu-menantu Emak
14 Pecah seribu
15 Apa keinginan Dadang ?
16 Alasan Dadang Dan nasehat Bapak
17 Emak berubah ?
18 Siti pendarahan
19 penyesalan Dadang
20 Cerai ?
21 Kedatangan Bude
22 keputusan Siti
23 keputusan Siti 2
24 Surat perjanjian
25 Awal yang Baru
26 Isi hati Siti
27 Awal mula
28 Dilamar !!!!
29 Serius !!!!
30 Tidak setuju ?
31 kamu istimewa
32 ketemu Keluarga Dadang
33 Bude!!! Aku jatuh CINTA...
34 panik !!!
35 Bertemu mantan
36 Bude tak setuju .
37 Terima kasih bude ..
38 ketakutan bude
39 Restu bude
40 Lamaran
41 menikah
42 Malam pertama
43 Bolong ( malam pertama 2)
44 Menantu pertama
45 Rumah mertua
46 kapan hamil
47 Mandul ?
48 kejutan tak terduga
49 Pilihan !!
50 Keramas
51 Keputusan dan pilihan
52 Masalah yang akhirnya datang.
53 Menantu beda perlakuan
54 Hadiah adik ipar
55 Bissmillah...
56 Ada apa dengan Emak ?
57 Harapan
58 Akhirnya.....
59 Emak sakit
60 Belanja
61 Rumah Baru , Awal baik atau buruk ?
62 Perut atau bawah perut ?
63 Hutang suami, hutang istri ?
64 Terlena
65 Solusi.. atau ?
66 Masalah yang sama
67 Solusi
68 Suami Idaman
69 menantu idaman
70 tulah karena fitnah
71 Uang kiriman !
72 Abang pulang, masalah datang
73 Cucu perempuan
74 Lamaran Agung
75 Agung Menikah
76 Rezeki tak terduga (ipar baik)
77 Menantu tertua
78 Betah di rumah.
79 Hubungan Baik
80 Ada apa dengan ku ?
81 Sesal !?
82 Titik balik ?
83 Entah kemana akan bermuara ?
84 keputusan final
85 Akhir dan Awal
86 Sesal
87 ikatan Ayah dan anak
88 Move on duluan
89 Istri Baru Dadang
90 Siapa Sandra ?
91 Dadang Pergi
92 Akhir bagi Dadang , Awal untuk Siti
93 Sandra berulah
94 Tuduhan
95 Rencana
96 Kalah Cepat
97 Rama Si sulung
98 Siti mengadu !!
99 Pengakuan Dadang
100 Siti dalam kenangan
101 Kemarahan Dadang
102 Sandra dan Sampah
103 Salsa dan masa lalu Siti
104 Sandra melahirkan.
105 Karma ?
106 kembalinya Ratu julid
107 Tetap Salah
108 Kehancuran Dadang, sukses Siti !
109 Perasaan Siti
110 Kedatangan Agung
111 tabur tuai?
112 Luka dan bahagia
113 Fakta Sandra
114 Langkah awal Dadang
115 prank
116 Dio sakit
117 Dio sakit 2
118 teguran yang manis
119 Trauma Dio
120 Bunda Elis
121 sipolos Bara
122 Karma lagi ?
123 Pasangan pas
124 Sandra oh Sandra..
125 Dilema !!
126 Rumah tangga atau rumah duka
127 Siasat Sandra , taktik Salsa
128 Kejutan Untuk Rama
129 pengakuan Siti
130 Fian kecewa
131 Akhir (Tamat)
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Hamil lagi !!!
2
Siti yang salah ?
3
Tetangga terbaik
4
ipar baik
5
Amarah Dadang
6
Amarah Dadang 2
7
Dadang mengadu ke Emak
8
Nasehat Bapak
9
Dadang meminta maaf
10
Emak dan menantu istimewa
11
ipar Julid, Hesti menjerit
12
Anugerah terindah Siti
13
Menantu-menantu Emak
14
Pecah seribu
15
Apa keinginan Dadang ?
16
Alasan Dadang Dan nasehat Bapak
17
Emak berubah ?
18
Siti pendarahan
19
penyesalan Dadang
20
Cerai ?
21
Kedatangan Bude
22
keputusan Siti
23
keputusan Siti 2
24
Surat perjanjian
25
Awal yang Baru
26
Isi hati Siti
27
Awal mula
28
Dilamar !!!!
29
Serius !!!!
30
Tidak setuju ?
31
kamu istimewa
32
ketemu Keluarga Dadang
33
Bude!!! Aku jatuh CINTA...
34
panik !!!
35
Bertemu mantan
36
Bude tak setuju .
37
Terima kasih bude ..
38
ketakutan bude
39
Restu bude
40
Lamaran
41
menikah
42
Malam pertama
43
Bolong ( malam pertama 2)
44
Menantu pertama
45
Rumah mertua
46
kapan hamil
47
Mandul ?
48
kejutan tak terduga
49
Pilihan !!
50
Keramas
51
Keputusan dan pilihan
52
Masalah yang akhirnya datang.
53
Menantu beda perlakuan
54
Hadiah adik ipar
55
Bissmillah...
56
Ada apa dengan Emak ?
57
Harapan
58
Akhirnya.....
59
Emak sakit
60
Belanja
61
Rumah Baru , Awal baik atau buruk ?
62
Perut atau bawah perut ?
63
Hutang suami, hutang istri ?
64
Terlena
65
Solusi.. atau ?
66
Masalah yang sama
67
Solusi
68
Suami Idaman
69
menantu idaman
70
tulah karena fitnah
71
Uang kiriman !
72
Abang pulang, masalah datang
73
Cucu perempuan
74
Lamaran Agung
75
Agung Menikah
76
Rezeki tak terduga (ipar baik)
77
Menantu tertua
78
Betah di rumah.
79
Hubungan Baik
80
Ada apa dengan ku ?
81
Sesal !?
82
Titik balik ?
83
Entah kemana akan bermuara ?
84
keputusan final
85
Akhir dan Awal
86
Sesal
87
ikatan Ayah dan anak
88
Move on duluan
89
Istri Baru Dadang
90
Siapa Sandra ?
91
Dadang Pergi
92
Akhir bagi Dadang , Awal untuk Siti
93
Sandra berulah
94
Tuduhan
95
Rencana
96
Kalah Cepat
97
Rama Si sulung
98
Siti mengadu !!
99
Pengakuan Dadang
100
Siti dalam kenangan
101
Kemarahan Dadang
102
Sandra dan Sampah
103
Salsa dan masa lalu Siti
104
Sandra melahirkan.
105
Karma ?
106
kembalinya Ratu julid
107
Tetap Salah
108
Kehancuran Dadang, sukses Siti !
109
Perasaan Siti
110
Kedatangan Agung
111
tabur tuai?
112
Luka dan bahagia
113
Fakta Sandra
114
Langkah awal Dadang
115
prank
116
Dio sakit
117
Dio sakit 2
118
teguran yang manis
119
Trauma Dio
120
Bunda Elis
121
sipolos Bara
122
Karma lagi ?
123
Pasangan pas
124
Sandra oh Sandra..
125
Dilema !!
126
Rumah tangga atau rumah duka
127
Siasat Sandra , taktik Salsa
128
Kejutan Untuk Rama
129
pengakuan Siti
130
Fian kecewa
131
Akhir (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!