Nasehat Bapak

Waktu berlalu terasa lambat, Dadang sepertinya sedikit shock dengan ucapan Bapaknya, soal hubungannya dengan Siti. Bagaimanapun Ada perasaan aneh yang Dadang rasakan jika harus bercerai dengan istrinya itu.

" Apa Bapak nggak mikirin cucu Bapak. Kalau kami cerai Pak ? Gimana dengan anak-anak ?"

Dadang memberanikan diri memulai pembicaraan lagi, Dilihatnya Nurdin menyesap kopi yang memang mulai sedikit dingin.

" Kenapa Bapak yang harus mikir ? Toh kamu sebagai Bapaknya saja malah nggak mikirin mereka .."

Dadang tampak tersinggung dengan tuduhan Nurdin, Dia sangat menyayangi anak-anaknya itu,

" Kok Bapak bilang begitu. Mereka darah daging Dadang, tentu saja Dadang perduli . Dadang sayang sama mereka "

Nurdin masih terlihat Adem ayem meski mendengar suara Dadang yang mulai meninggi

" Kalau kamu mikirin mereka. seharusnya kamu jaga perasaan mereka , Dang ! Kalau setiap hari kalian hanya bertengkar didepan mereka, apa nggak menyebabkan mental mereka jadi rusak . Jadi sayang yang kamu ucap itu kamu letakkan dimana ? Di dengkul !"

Dadang Diam, sepertinya dia mulai meresapi nasehat Bapaknya.

" Kamu silahkan tanya ibumu ! gimana Bapak kalau ibumu lagi hamil ! "

Emak yang sedari tadi menyimak melihat kearah Dadang yang kini juga menatapnya.

" Bapak bantuin semua kerjaan ibumu , tanpa ngomel. Bapak ikhlas .meski nggak ngerasain Hamil bukan berarti kita nggak peka dengan kesusahan istri. Kamu yang tanem benih kok setelah tumbuh yang disalahkan tanahnya ? kan gila itu namanya .." Bapak menjeda ucapannya, seolah mengulang waktu saat Lastri, ibu Dadang sedang repot-repotnya mengurus anak anak yang jaraknya memang dekat. Dia bahkan tak pernah menambah Beban sang istri dengan keluhannya tentang susahnya mencari pekerjaan ..

" Bapak pikir , Kamu bisa seperti Bapak. Lebih bijak ,lebih Dewasa dan memikirkan semua yang mungkin bisa saja terjadi karena ucapan dan keluhan mu. kamu enak Dang, Bisa berbagi cerita ke Emak dan mengurangi sedikit rasa kesal mu. Tapi kalau Siti, Kepada siapa dia akan berbagi ? jangan sampai karena Amarah yang semakin menumpuk membuat Istrimu gelap mata, dan melampiaskan semuanya ke anak -anak.."

Nurdin tak lagi memperdulikan ekspresi Dadang " Jadi lebih baik kalian bercerai saja. Biar anakmu semua ikut kami. emak yang urus.."

Emak semakin dibuat melongo dengan ucapan Nurdin yang mengganggap enteng urusan mengurus Anak kecil

" Loh pak kenapa emak juga dibawa-bawa. orang tuanya masih ada, Masih sehat juga. kenapa malah emak yang harus mengurus ! "

Nurdin tersenyum akan jawaban Lastri istrinya itu .

" Makanya , kalau mau ngurusin urusan rumah tangga anak itu. Kamu juga harus sekalian ngurus anaknya, jajannya, berasnya dan sekalian iuran bank mereka yang menumpuk. Biar Adil . Anak kita ini posisinya kepala rumah tangga, Bukan Ibu rumah tangga. jangan salah persepsi . Ajarkan Dia jadi laki-laki yang bertanggung jawab, bukan lelaki lemes yang kerjaannya ngibahin istri , Disuruh cerai malah protes ckckckck. Mau mu sebenarnya Apa toh Dang, Dang !"

Dadang menunduk, Ucapan Bapak terasa menusuk harga dirinya sebagai lelaki.

" Jadi menurut Bapak . Dadang mesti gimana ? "

" Ya mau kamu gimana ? " Nurdin malah bertanya balik membuat Dadang menggaruk pelipisnya yang tak gatal.

" Aku nggak mau kalau cerai Pak. ."

" Kalau kamu nggak mau cerai. Bujuk istrimu, minta maaflah sama dia. Ubah semua sifat buruk mu. Dan yang terpenting , jaga lisanmu. Bapak perhatikan kamu ini kalau ngomong nggak mikir perasaan orang, alias semau mu saja."

Dadang mengangguk. di sesapnya kopi yang sedari tadi dia abaikan. Matanya menerawang, memikirkan bagaimana Cara yang tepat untuk meminta maaf ke Siti, Istrinya..!

Bapak beranjak meninggalkan istri Dan anaknya yang nampak masih bergelut dengan pikiran masing-masing.

Dadang agaknya sedang sangat bingung, hingga tak sadar jika emak memanggilnya

" Omongan Bapak memang benar Dang, Tapi tetap saja ini juga ada salah Istrimu Itu. Bukannya emak mengompori, Tapi lebih baik kamu tegas sedikit dengan Siti. Jika perlu kamu tahan tuh Hapenya , Biar Dia nggak kebablasan sampai lupa waktu.."

Dadang memperhatikan Emak ketika berbicara, Jika dulu dia akan menelan mentah-mentah usulan sang Ibu. Tapi kini Ia merasa jika ada sesuatu yang berbeda dari perlakuan emak ke Siti istrinya , dengan perlakuan emak pada sosok Hesti istri Indra Adiknya.

" Emak beneran ingin aku bercerai dengan Siti ? "

" Loh kok cerai si Dang ! Kan emak cuma mengusulkan agar si Siti jera dan lebih fokus ke anak-anakmu. masalah nafkah kan itu urusan kamu .." Emak nampak gugup karena Dadang menatapnya lekat.

" Beneran itu alasannya Mak ? Bukan karena Emak memang nggak suka sama Siti..!"

Dadang seperti tersadar jika ucapannya bisa menekan perasaan ibunya yang sensitif " ehh Dadang pulang dulu ya Mak . Udah malem ini . Assalammualaikum"

Lastri menjawab salam Dadang dengan pelan, Sejujurnya ia sedikit tersinggung dengan ucapan Dadang tadi. Coba saja kalau Siti itu PNS seperti Hesti , Pasti nggak akan ada masalah meski banyak anak sekalipun. hhhh

*****

waktu telah menunjukkan pukul 07 Malam. Bukan mengkhawatirkan keadaan Dadang namun Siti penasaran kenapa Dadang belum juga pulang. Biasanya Dadang akan pulang dan berdiam diri didepan Rumah. Kebiasaan jika mereka sedang musuhan.

Belum sempat Siti menaruh Bara yang nampak telah terlelap di gendongan . pintu diketuk diiringi suara salam dari Dadang. Rama yang masih bermain Hp dengan Cepat membukakan pintu untuk sang Ayah.

" Bara kok digendong dek ? kenapa nggak dibaringkan aja kalau sudah Tidur "

Dadang memperhatikan Siti yang mengendong Bara yang memang sangat gembul. Tubuh kurus Siti seolah tenggelam karena adanya Bara dalam gendongannya.

Namun Siti diam tak menjawab ucapan Dadang, Dia memilih menidurkan Bara dan mengajak Dio juga ikut berbaring disampingnya. Setelah Bara terlelap lagi karena sempat tak rela jika ditidurkan di kasur. Kini perhatian Siti mengarah Ke Dio. dengan penuh kelembutan Siti mengelus punggung Dio , sampai bocah itu juga terlelap.

Pemandangan ini membuat mata Dadang berkaca-kaca. Dia Salut karena Siti masih bisa sabar dan bersikap lembut kepada anak-anak mereka meski Dadang telah dengan perlahan menghancurkan mentalnya.

" Bang Rama ! Ada Pr nggak Bang ? Udah dulu main hapenya , belajar dulu sana. " Siti kembali bersuara ketika telah memastikan Dio dan Bara telah terlelap dan nyaman dengan selimut masing-masing.

Rama menurut, benda pipih yang sedari tadi dimainkannya kini ia serahkan ke Siti. kemudian Dia mengambil tas sekolah miliknya , berniat mengerjakan PR. Dadang yang sedari tadi nampak bergeming kini menghampiri Rama ,membantu anak sulungnya itu mengerjakan PR sekolahnya.

Sementara Siti kini mulai lagi kegiatannya sebagai pedagang online.

Terpopuler

Comments

dia ' RA

dia ' RA

Terima kasih atas dukungan dan hadiahnya hiihii

2023-03-08

0

Dewi Payang

Dewi Payang

secangkir kopi buat kak author....😊😊

2023-03-07

1

Dewi Payang

Dewi Payang

Bagus jg tahan hp nya mak, biar anakmu dadang tanggung jawab sepenuhnya cari duit, gak dibantu isterinya

2023-03-07

1

lihat semua
Episodes
1 Hamil lagi !!!
2 Siti yang salah ?
3 Tetangga terbaik
4 ipar baik
5 Amarah Dadang
6 Amarah Dadang 2
7 Dadang mengadu ke Emak
8 Nasehat Bapak
9 Dadang meminta maaf
10 Emak dan menantu istimewa
11 ipar Julid, Hesti menjerit
12 Anugerah terindah Siti
13 Menantu-menantu Emak
14 Pecah seribu
15 Apa keinginan Dadang ?
16 Alasan Dadang Dan nasehat Bapak
17 Emak berubah ?
18 Siti pendarahan
19 penyesalan Dadang
20 Cerai ?
21 Kedatangan Bude
22 keputusan Siti
23 keputusan Siti 2
24 Surat perjanjian
25 Awal yang Baru
26 Isi hati Siti
27 Awal mula
28 Dilamar !!!!
29 Serius !!!!
30 Tidak setuju ?
31 kamu istimewa
32 ketemu Keluarga Dadang
33 Bude!!! Aku jatuh CINTA...
34 panik !!!
35 Bertemu mantan
36 Bude tak setuju .
37 Terima kasih bude ..
38 ketakutan bude
39 Restu bude
40 Lamaran
41 menikah
42 Malam pertama
43 Bolong ( malam pertama 2)
44 Menantu pertama
45 Rumah mertua
46 kapan hamil
47 Mandul ?
48 kejutan tak terduga
49 Pilihan !!
50 Keramas
51 Keputusan dan pilihan
52 Masalah yang akhirnya datang.
53 Menantu beda perlakuan
54 Hadiah adik ipar
55 Bissmillah...
56 Ada apa dengan Emak ?
57 Harapan
58 Akhirnya.....
59 Emak sakit
60 Belanja
61 Rumah Baru , Awal baik atau buruk ?
62 Perut atau bawah perut ?
63 Hutang suami, hutang istri ?
64 Terlena
65 Solusi.. atau ?
66 Masalah yang sama
67 Solusi
68 Suami Idaman
69 menantu idaman
70 tulah karena fitnah
71 Uang kiriman !
72 Abang pulang, masalah datang
73 Cucu perempuan
74 Lamaran Agung
75 Agung Menikah
76 Rezeki tak terduga (ipar baik)
77 Menantu tertua
78 Betah di rumah.
79 Hubungan Baik
80 Ada apa dengan ku ?
81 Sesal !?
82 Titik balik ?
83 Entah kemana akan bermuara ?
84 keputusan final
85 Akhir dan Awal
86 Sesal
87 ikatan Ayah dan anak
88 Move on duluan
89 Istri Baru Dadang
90 Siapa Sandra ?
91 Dadang Pergi
92 Akhir bagi Dadang , Awal untuk Siti
93 Sandra berulah
94 Tuduhan
95 Rencana
96 Kalah Cepat
97 Rama Si sulung
98 Siti mengadu !!
99 Pengakuan Dadang
100 Siti dalam kenangan
101 Kemarahan Dadang
102 Sandra dan Sampah
103 Salsa dan masa lalu Siti
104 Sandra melahirkan.
105 Karma ?
106 kembalinya Ratu julid
107 Tetap Salah
108 Kehancuran Dadang, sukses Siti !
109 Perasaan Siti
110 Kedatangan Agung
111 tabur tuai?
112 Luka dan bahagia
113 Fakta Sandra
114 Langkah awal Dadang
115 prank
116 Dio sakit
117 Dio sakit 2
118 teguran yang manis
119 Trauma Dio
120 Bunda Elis
121 sipolos Bara
122 Karma lagi ?
123 Pasangan pas
124 Sandra oh Sandra..
125 Dilema !!
126 Rumah tangga atau rumah duka
127 Siasat Sandra , taktik Salsa
128 Kejutan Untuk Rama
129 pengakuan Siti
130 Fian kecewa
131 Akhir (Tamat)
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Hamil lagi !!!
2
Siti yang salah ?
3
Tetangga terbaik
4
ipar baik
5
Amarah Dadang
6
Amarah Dadang 2
7
Dadang mengadu ke Emak
8
Nasehat Bapak
9
Dadang meminta maaf
10
Emak dan menantu istimewa
11
ipar Julid, Hesti menjerit
12
Anugerah terindah Siti
13
Menantu-menantu Emak
14
Pecah seribu
15
Apa keinginan Dadang ?
16
Alasan Dadang Dan nasehat Bapak
17
Emak berubah ?
18
Siti pendarahan
19
penyesalan Dadang
20
Cerai ?
21
Kedatangan Bude
22
keputusan Siti
23
keputusan Siti 2
24
Surat perjanjian
25
Awal yang Baru
26
Isi hati Siti
27
Awal mula
28
Dilamar !!!!
29
Serius !!!!
30
Tidak setuju ?
31
kamu istimewa
32
ketemu Keluarga Dadang
33
Bude!!! Aku jatuh CINTA...
34
panik !!!
35
Bertemu mantan
36
Bude tak setuju .
37
Terima kasih bude ..
38
ketakutan bude
39
Restu bude
40
Lamaran
41
menikah
42
Malam pertama
43
Bolong ( malam pertama 2)
44
Menantu pertama
45
Rumah mertua
46
kapan hamil
47
Mandul ?
48
kejutan tak terduga
49
Pilihan !!
50
Keramas
51
Keputusan dan pilihan
52
Masalah yang akhirnya datang.
53
Menantu beda perlakuan
54
Hadiah adik ipar
55
Bissmillah...
56
Ada apa dengan Emak ?
57
Harapan
58
Akhirnya.....
59
Emak sakit
60
Belanja
61
Rumah Baru , Awal baik atau buruk ?
62
Perut atau bawah perut ?
63
Hutang suami, hutang istri ?
64
Terlena
65
Solusi.. atau ?
66
Masalah yang sama
67
Solusi
68
Suami Idaman
69
menantu idaman
70
tulah karena fitnah
71
Uang kiriman !
72
Abang pulang, masalah datang
73
Cucu perempuan
74
Lamaran Agung
75
Agung Menikah
76
Rezeki tak terduga (ipar baik)
77
Menantu tertua
78
Betah di rumah.
79
Hubungan Baik
80
Ada apa dengan ku ?
81
Sesal !?
82
Titik balik ?
83
Entah kemana akan bermuara ?
84
keputusan final
85
Akhir dan Awal
86
Sesal
87
ikatan Ayah dan anak
88
Move on duluan
89
Istri Baru Dadang
90
Siapa Sandra ?
91
Dadang Pergi
92
Akhir bagi Dadang , Awal untuk Siti
93
Sandra berulah
94
Tuduhan
95
Rencana
96
Kalah Cepat
97
Rama Si sulung
98
Siti mengadu !!
99
Pengakuan Dadang
100
Siti dalam kenangan
101
Kemarahan Dadang
102
Sandra dan Sampah
103
Salsa dan masa lalu Siti
104
Sandra melahirkan.
105
Karma ?
106
kembalinya Ratu julid
107
Tetap Salah
108
Kehancuran Dadang, sukses Siti !
109
Perasaan Siti
110
Kedatangan Agung
111
tabur tuai?
112
Luka dan bahagia
113
Fakta Sandra
114
Langkah awal Dadang
115
prank
116
Dio sakit
117
Dio sakit 2
118
teguran yang manis
119
Trauma Dio
120
Bunda Elis
121
sipolos Bara
122
Karma lagi ?
123
Pasangan pas
124
Sandra oh Sandra..
125
Dilema !!
126
Rumah tangga atau rumah duka
127
Siasat Sandra , taktik Salsa
128
Kejutan Untuk Rama
129
pengakuan Siti
130
Fian kecewa
131
Akhir (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!