Tetangga terbaik

Pagi ini Salma , tetangga sebelah rumah Siti. Kini telah menggendong si bungsu Bara yang telah wangi. Salma adalah perempuan bersuami , namun belasan tahun membina rumah tangga. Dia tak jua dikarunia i momongan.

Makanya Salma sangat antusias, ketika tahu jika Siti hamil lagi.

Salma bahkan terang-terangan meminta bayi Siti ketika lahir nanti, jika memang Dadang dan Siti tak berkenan mengurusnya. Diantara lontaran hinaan dan cibiran tetangga tentang kehamilannya yang sangat dekat. Salma yang begitu baik adalah anugrah bagi Siti yang selalu merasa Tuhan tak pernah adil terhadapnya.

" Kenapa semalam Ti ? kalian marahan Lagi ?" Siti yang tiduran di kasur kapuk miliknya, segera beranjak ketika mendengar suara Salma !

Ia dengan cekatan mengambil Bara dalam gendongan Salma. Jarak rumah yang dekat , memang besar kemungkinan membuat Salma dan Juanda (Suami Salma) mendengar pertengkaran mereka semalam.

" Biasa Mba ! Minta Jatah, " Siti mencoba cuek. mengalihkan lukanya dengan menciumi Bara yang nampak mengemaskan.

" Suami kamu itu Loh ! Dasar..."

Siti mencoba menahan Air mata yang hendak jatuh. Tapi tetap saja cairan bening itu mengalir deras tak terkendali. Semalam memang mereka bertengkar karena Dadang meminta nafkah batin. Bukan mau jadi Istri durhaka namun kondisinya yang lemah membuatnya menolak.

" Aku mau Cerai mbak ! Jujur, aku nggak sanggup. Dia udah ngusir aku dua kali. Aku kuat jika lihat anak-anak. Tapi kalau ingat kelakuan Dia , aku menyerah Mba. Waras ku lebih penting, untuk anak-anakku. Jika aku bertahan, mental anak-anak juga dipertaruhkan.."

Bara menatap lekat Siti yang menggendongnya, Seolah mengerti, Dia hendak turun dari gendongan Siti.

suara Siti mungkin terdengar hingga kerumah Salma. membuat Juanda berinisiatif membawa Bara kerumahnya. Setelah kepergian Juanda .

Salma mendekat ke arah Siti. Dia mengeryit ketika mencium bau tak sedap yang menguar dari tubuh Siti.

" Kamu nggak mandi Ti . Sudah berapa hari ? " sifat blak-blakan Salma, memang seolah tak kenal tempat. " Kenapa ? Dingin ! "

" Aku nggak kuat kalau harus nyuci mbak " Cicit Siti.

" Ya Allah Ti. Kok bisa sih kamu dapat suami seperti Dadang ? Kamu tuh cantik loh Ti. Tapi salah memilih suami..."

" keputusanku sudah bulat mbak ! "

Terdengar helaan nafas dari Salma ." Kamu beneran yakin. Kalau kamu pulang ke rumah Bude'mu , apakah kamu nggak kasian dengan dia, kamu juga bakalan jadi bebannya. Dengan kondisi kamu yang seperti ini Ti. "

"Otakku mentok Mba. kemungkinan-kemungkinan yang akan datang lebih terasa menyenangkan. Daripada bertahan dengan situasi penuh penekanan dari Suami sendiri.

"

" Lalu anakmu ? "

" Silahkan bang Dadang yang urus , aku nggak akan nuntut harta gono-gini. Setelah aku sukses aku bakalan ngurus mereka lagi."

" Kamu kan lagi hamil Ti. Memang ada orang yang mau mempekerjakan orang hamil ? "

Pertanyaan Salma menyadarkan Siti. Dia meremas perutnya yang masih rata . Anak ini tak salah tapi disalahkan karena kehadirannya yang dirasa tak tepat. Isakkanya berubah jadi raungan ketika menyadari pilihan yang terbentang dihadapannya, tak bisa memberikan kebebasan dirinya untuk bertindak. 10 tahun bertahan dengan sifat Dadang bukanlah hal yang mudah. Alasan tak ada tempat kembali membuat Siti bertahan dengan segala luka. Orang bilang tak mungkin . Dan orang juga bilang dia bodoh. Di situasi rumah tangga yang tak harmonis , marahan terus tapi kok hamilnya malah keterusan juga.

Memikirkan semua yang dilaluinya ketika bisa sampai dititik ini makin membuat Siti sangat nelangsa.

Salma menggenggam tangan Siti mencoba menyalurkan kekuatan.

"Kalau lelah kamu boleh istirahat. Tapi jangan pikir untuk menyerah Ti. Ada banyak alasan kamu untuk mempertahankan semua ini. Yang terutama adalah anak-anakmu !"

" Aku bisa mbak ,menutup telingaku ketika tetangga mengolok-olok tentang kehamilanku. Aku bisa bertahan ketika Ibunya Bang Dadang membenciku karena aduan dari anaknya itu. Tapi kalau Bang Dadang sendiri, menekan mental ku. Kemana aku harus mengadu, bersandar dan mencurahkan segala keluh kesah ku.."

Mata Salma nampak berkaca-kaca. Beban Siti memang tak mampu dia baca, Karena dia tak pernah diposisi Yang dialami Siti sekarang !

"Setiap rumah tangga itu . Ada masalahnya masing-masing . Ada yang diuji dari iparnya, dari mertua, dari ekonomi, dan juga dari anak. Sekarang kamu memang jadi gunjingan. Menurutmu Ya ! Tapi lihatlah 10 tahun ke depan Ti. Anak-anakmu akan tumbuh besar, Lelahnya kamu akan berganti senyuman. Apalagi ketika kesuksesan diraih Rama dan adik-adiknya nanti ! yang meremehkan mu akan mengingat semua perkataan mereka sebagai suatu yang paling jahat , daripada kejahatan mereka yang lain..."

Tangis Siti mulai mereda. Sedangkan Salma menatapnya penuh kehangatan " Yang paling menyakitkan setelah pernikahan Adalah pertanyaan Kapan Punya Momongan ? Bersyukurlah kamu nggak melalui fase itu.."

Siti menunduk , Meski hanya menunggu selama 5 bulan Saja. Siti pernah juga merasakan Itu. Tapi melihat kearah Salma , Dia tidak bisa bayangkan betapa pertanyaan itu, membuat luka yang entah telah berapa banyak.

"Orang akan memperdebatkan banyak hal yang terjadi dari Rumah tangganya. Sementara mbak dan suami mbak. Hanya memperdebatkan tentang siapa yang Mandul, Siapa yang bermasalah, Siapa yang mewarisi produk gagal ini ! Bertahun -tahun Ti. Jujur, mba menaruh kecurigaan besar pada suami kalau dialah yang tak subur, Tapi ketika mbak berpikir ulang mungkin bang Juanda juga mempunyai kecurigaan yang sama.. Dan akhirnya kita berada dititik pasrah menyerahkan semuanya , pada pemilik yang berkuasa atas segala sesuatu. Kami pernah bercerai , Tapi pemikiran tentang bagaimana jika pasangan kami nantinya punya anak dengan orang lain. Membuat kami lebih legowo dan memahami arti kebersamaan kami.."

Siti masih menangis, Apalagi curhatan Salma yang kini berusaha membuatnya lebih banyak bersyukur. Mungkin tuhan tengah mempersiapkan jalan lurus dan mulus , ketika hambatan ini berhasil Ia lalui.

" Mandi gih ! Udah siang ini ? kamu harus bisa jaga hati kamu sendiri. Ketika Suami bahkan memperlakukanmu dengan tak punya hati.."

Siti menyeka air matanya, ucapan terima kasih yang Ia utarakan disambut anggukan oleh Salma.

Beban itu memang tak nampak berkurang, namun Siti meyakini . Jika ada anak yang harus dia perjuangkan. Tentang bagaimana biduk rumah tangganya nanti bermuara, dia serahkan pada Takdir.

Kepalanya masih terasa berat , namun Dia masih berusaha melakukan yang disarankan Salma, sekali lagi dia masih beruntung karena ada orang yang benar-benar perduli. Meski tak ada hubungan darah diantara mereka ..

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

masing2 punya ujiannya sendiri2.

2023-02-22

1

lihat semua
Episodes
1 Hamil lagi !!!
2 Siti yang salah ?
3 Tetangga terbaik
4 ipar baik
5 Amarah Dadang
6 Amarah Dadang 2
7 Dadang mengadu ke Emak
8 Nasehat Bapak
9 Dadang meminta maaf
10 Emak dan menantu istimewa
11 ipar Julid, Hesti menjerit
12 Anugerah terindah Siti
13 Menantu-menantu Emak
14 Pecah seribu
15 Apa keinginan Dadang ?
16 Alasan Dadang Dan nasehat Bapak
17 Emak berubah ?
18 Siti pendarahan
19 penyesalan Dadang
20 Cerai ?
21 Kedatangan Bude
22 keputusan Siti
23 keputusan Siti 2
24 Surat perjanjian
25 Awal yang Baru
26 Isi hati Siti
27 Awal mula
28 Dilamar !!!!
29 Serius !!!!
30 Tidak setuju ?
31 kamu istimewa
32 ketemu Keluarga Dadang
33 Bude!!! Aku jatuh CINTA...
34 panik !!!
35 Bertemu mantan
36 Bude tak setuju .
37 Terima kasih bude ..
38 ketakutan bude
39 Restu bude
40 Lamaran
41 menikah
42 Malam pertama
43 Bolong ( malam pertama 2)
44 Menantu pertama
45 Rumah mertua
46 kapan hamil
47 Mandul ?
48 kejutan tak terduga
49 Pilihan !!
50 Keramas
51 Keputusan dan pilihan
52 Masalah yang akhirnya datang.
53 Menantu beda perlakuan
54 Hadiah adik ipar
55 Bissmillah...
56 Ada apa dengan Emak ?
57 Harapan
58 Akhirnya.....
59 Emak sakit
60 Belanja
61 Rumah Baru , Awal baik atau buruk ?
62 Perut atau bawah perut ?
63 Hutang suami, hutang istri ?
64 Terlena
65 Solusi.. atau ?
66 Masalah yang sama
67 Solusi
68 Suami Idaman
69 menantu idaman
70 tulah karena fitnah
71 Uang kiriman !
72 Abang pulang, masalah datang
73 Cucu perempuan
74 Lamaran Agung
75 Agung Menikah
76 Rezeki tak terduga (ipar baik)
77 Menantu tertua
78 Betah di rumah.
79 Hubungan Baik
80 Ada apa dengan ku ?
81 Sesal !?
82 Titik balik ?
83 Entah kemana akan bermuara ?
84 keputusan final
85 Akhir dan Awal
86 Sesal
87 ikatan Ayah dan anak
88 Move on duluan
89 Istri Baru Dadang
90 Siapa Sandra ?
91 Dadang Pergi
92 Akhir bagi Dadang , Awal untuk Siti
93 Sandra berulah
94 Tuduhan
95 Rencana
96 Kalah Cepat
97 Rama Si sulung
98 Siti mengadu !!
99 Pengakuan Dadang
100 Siti dalam kenangan
101 Kemarahan Dadang
102 Sandra dan Sampah
103 Salsa dan masa lalu Siti
104 Sandra melahirkan.
105 Karma ?
106 kembalinya Ratu julid
107 Tetap Salah
108 Kehancuran Dadang, sukses Siti !
109 Perasaan Siti
110 Kedatangan Agung
111 tabur tuai?
112 Luka dan bahagia
113 Fakta Sandra
114 Langkah awal Dadang
115 prank
116 Dio sakit
117 Dio sakit 2
118 teguran yang manis
119 Trauma Dio
120 Bunda Elis
121 sipolos Bara
122 Karma lagi ?
123 Pasangan pas
124 Sandra oh Sandra..
125 Dilema !!
126 Rumah tangga atau rumah duka
127 Siasat Sandra , taktik Salsa
128 Kejutan Untuk Rama
129 pengakuan Siti
130 Fian kecewa
131 Akhir (Tamat)
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Hamil lagi !!!
2
Siti yang salah ?
3
Tetangga terbaik
4
ipar baik
5
Amarah Dadang
6
Amarah Dadang 2
7
Dadang mengadu ke Emak
8
Nasehat Bapak
9
Dadang meminta maaf
10
Emak dan menantu istimewa
11
ipar Julid, Hesti menjerit
12
Anugerah terindah Siti
13
Menantu-menantu Emak
14
Pecah seribu
15
Apa keinginan Dadang ?
16
Alasan Dadang Dan nasehat Bapak
17
Emak berubah ?
18
Siti pendarahan
19
penyesalan Dadang
20
Cerai ?
21
Kedatangan Bude
22
keputusan Siti
23
keputusan Siti 2
24
Surat perjanjian
25
Awal yang Baru
26
Isi hati Siti
27
Awal mula
28
Dilamar !!!!
29
Serius !!!!
30
Tidak setuju ?
31
kamu istimewa
32
ketemu Keluarga Dadang
33
Bude!!! Aku jatuh CINTA...
34
panik !!!
35
Bertemu mantan
36
Bude tak setuju .
37
Terima kasih bude ..
38
ketakutan bude
39
Restu bude
40
Lamaran
41
menikah
42
Malam pertama
43
Bolong ( malam pertama 2)
44
Menantu pertama
45
Rumah mertua
46
kapan hamil
47
Mandul ?
48
kejutan tak terduga
49
Pilihan !!
50
Keramas
51
Keputusan dan pilihan
52
Masalah yang akhirnya datang.
53
Menantu beda perlakuan
54
Hadiah adik ipar
55
Bissmillah...
56
Ada apa dengan Emak ?
57
Harapan
58
Akhirnya.....
59
Emak sakit
60
Belanja
61
Rumah Baru , Awal baik atau buruk ?
62
Perut atau bawah perut ?
63
Hutang suami, hutang istri ?
64
Terlena
65
Solusi.. atau ?
66
Masalah yang sama
67
Solusi
68
Suami Idaman
69
menantu idaman
70
tulah karena fitnah
71
Uang kiriman !
72
Abang pulang, masalah datang
73
Cucu perempuan
74
Lamaran Agung
75
Agung Menikah
76
Rezeki tak terduga (ipar baik)
77
Menantu tertua
78
Betah di rumah.
79
Hubungan Baik
80
Ada apa dengan ku ?
81
Sesal !?
82
Titik balik ?
83
Entah kemana akan bermuara ?
84
keputusan final
85
Akhir dan Awal
86
Sesal
87
ikatan Ayah dan anak
88
Move on duluan
89
Istri Baru Dadang
90
Siapa Sandra ?
91
Dadang Pergi
92
Akhir bagi Dadang , Awal untuk Siti
93
Sandra berulah
94
Tuduhan
95
Rencana
96
Kalah Cepat
97
Rama Si sulung
98
Siti mengadu !!
99
Pengakuan Dadang
100
Siti dalam kenangan
101
Kemarahan Dadang
102
Sandra dan Sampah
103
Salsa dan masa lalu Siti
104
Sandra melahirkan.
105
Karma ?
106
kembalinya Ratu julid
107
Tetap Salah
108
Kehancuran Dadang, sukses Siti !
109
Perasaan Siti
110
Kedatangan Agung
111
tabur tuai?
112
Luka dan bahagia
113
Fakta Sandra
114
Langkah awal Dadang
115
prank
116
Dio sakit
117
Dio sakit 2
118
teguran yang manis
119
Trauma Dio
120
Bunda Elis
121
sipolos Bara
122
Karma lagi ?
123
Pasangan pas
124
Sandra oh Sandra..
125
Dilema !!
126
Rumah tangga atau rumah duka
127
Siasat Sandra , taktik Salsa
128
Kejutan Untuk Rama
129
pengakuan Siti
130
Fian kecewa
131
Akhir (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!