Pecah seribu

Siti menatap ketiga anaknya yang telah terlelap dalam mimpi. Ada rasa sesal yang hadir dihatinya. Kenapa anak-anak yang manis dan penurut seperti mereka harus terlahir sebagai anak dari sosok seperti Dia dan Dadang. Jika orang lain mengkhawatirkan rezeki, maka dipikiran Siti, Dia lebih takut jika anak-anaknya akan tumbuh menjadi anak yang tak terurus, anak yang haus akan kasih sayang. Karena bagaimanapun masa kecil akan selalu diingat sebagai pembentuk watak manusia. Sedangkan dirinya dan Dadang Selalu saja berteriak jika sedang bertengkar bahkan didepan Rama dan adik-adiknya.

Siti melirik jam didinding. Pukul 20 Wib. Sedari lepas Maghrib tadi Dadang telah keluar rumah, tanpa kata. Entah kemana lelaki yang bergelar suaminya itu pergi. Siti teringat akan bakul beras yang telah kosong. Apakah Dadang akan tetap kekeh pada pendiriannya untuk meminta beras pada Emak esok pagi. Memikirkan itu Siti merasa nelangsa, Bara dan Dio akan langsung meminta makan ketika bangun tidur. Membayangkan tangisan anak-anaknya makanya Siti bertekad untuk keluar. Dia harus berhutang sekarang . Demi anak-anak.

Tepat ketika Siti membuka pintu sosok Salsa telah berdiri didepan rumahnya. Adik iparnya itu memandang Siti dengan senyum manisnya.

" Ehh Sa. Mbak kok nggak denger ada suara motor kamu ya. Ayo masuk ! " Siti membuka pintu lebih lebar, supaya Salsa bisa masuk.

" Mbak pasti lagi ngelamun makanya nggak denger .Ini Mbak ada beras dari Emak. Aku mau langsung ke rumah temen nih. Nggak bisa mampir hehe.."

Siti memandang lekat kearah Salsa, menilik ekspresi Salsa yang tampak salah tingkah didepannya ." Aku nggak sengaja dengar. Tadi Mbak minta Bang Dadang untuk bawa sedikit beras buat besok pagi. Nggak sengaja loh Mbak bukan nguping." Salsa menatap Siti yang diam saja . Dan itu membuatnya merasa diintimidasi oleh sosok kakak iparnya itu.

" Tapi beras ini halal kok. Aku nggak nyuri, tadi aku minta izin sama Bapak soalnya.." Lagi lagi Salsa tertawa canggung. Takut Siti tersinggung.

" Jadi ini beras dari Bapak atau Emak Sa ? " Siti berucap datar.

" eeh.. Bapak hehe"

" Ya udah bilangin ke Bapak Terima kasih dari Mbak. Mbak juga terima kasih sama kamu. Makasih banyak ya Sa.." Siti kini merubah ekspresi wajahnya menjadi tersenyum. Sebenarnya Dia tadi hanya berusaha menggoda Salsa.

" Sama-sama Mbak. Ya udah aku pergi dulu. Ditungguin soalnya " Salsa berlalu, setelah mengucapkan Salam.

Setelah Salsa pergi Siti memandang kresek berisi beras itu dengan mata berkaca-kaca. Jika saja dirinya tak punya ipar sebaik Salsa. Entah bagaimana nasib rumah tangga ini akan dibawa.

Jujur, Siti merasa kesabaran yang selama ini dijaganya. semakin terkikis dan tak bersisa.

***

Dadang bangun lebih awal. Meski Siti tak membangunkannya. Anak-anak juga masih tidur, dengan segera Dadang beranjak, menuju kamar mandi. Ketika melewati meja makan Dadang melihat jika magic com tampak menyala, penasaran. Dadang segera membuka alat penanak nasi itu, dilihatnya nasi telah matang sempurna. Ditengah kebingungannya Siti datang dengan tumisan kangkung ditangannya. Ada juga sambel bawang dan gorengan ikan asin yang sudah lebih dulu ditata di atas meja.

Dadang menyeruput kopi yang telah disiapkan Siti. kerongkongan yang mendadak kering membuatnya lupa jika dia bahkan belum cuci muka.

" Dek ! Kamu bilang beras habis ? Kok masih bisa masak nasi !" tunjuk nya pada magic com yang menyala. Dadang merasa kesal mengingat bagaimana Siti memaksanya kemarin. jika masih ada stok beras yang bisa dimasak, Kenapa Siti malah memilih berdebat dengannya dan akhirnya bertengkar.

" Dikasih sama Bapak.."

Siti segera berlalu dari hadapan Dadang, setelah mendengar suara Dio dan Bara yang telah terbangun dari tidur mereka.

Dadang emosi. Apakah semalam istrinya itu ke rumah Bapak. Dan dengan tak tahu malunya meminta beras pada mereka.

" Kamu itu semakin hari semakin ngelunjak. Mentang -mentang Bapak belain kamu. Kamu malah memanfaatkan itu. .! " Suara Dadang yang keras membuat Dio dan Bara menangis dan segera memeluk Siti dengan kencang .

" Dikasih hati malah minta jantung. Kamu sepertinya sangat senang kalau suami mu ini nggak ada harga diri lagi dihadapan keluarga . Bisa-bisanya ngemis beras datang ke rumah mertua.."

Dadang telah dikuasai emosi. Dengan kuat, Lelaki itu membanting gelas berisi Kopi yang mulai dingin.

Praaanggggg

Bunyi pecahan gelas menggema semakin membuat anak-anak ketakutan.seolah tak perduli Dadang tetap menunjukan wajah emosi Dan berlalu begitu saja keluar rumah.

Siti yang sedari tadi memeluk sembari menutup telinga Dio dan Bara. Kini nampak tergugu .Dengan gemetar dibimbingnya kedua anaknya itu menuju kamar mandi. Didepan pintu kamar mandi Siti menemukan Rama yang nampak gemetar. Bocah yang sangat mirip Dadang itu menatap Siti dengan raut takut.

Siti memalingkan wajah. Seolah tak melihat ekspresi Rama.

" Bang ganti baju gih. Biar nanti Ibu suruh kak Bandi antar Abang ke sekolah.."

Siti kembali menuntun Dio dan Bara untuk cuci muka.

Setelah kembali dari kamar mandi. Siti menemukan Rama telah rapi dengan seragam sekolahnya. Wajah bocah kelas 3 SD itu telah nampak segar dan tersenyum kearah Bara dan Dio, seolah tak terjadi apa-apa Rama mengajak kedua adiknya untuk bermain bersama.

Siti kembali ke dapur mengambil tiga buah piring dan juga sendok. Serta mengisi masing-masing piring dengan nasi dan lauk tumis kangkung.

Meski Siti sudah berusaha menahan air matanya, tetap saja bulir bening itu mengalir tanpa bisa dicegah. Kembali dia berpikir Apakah Ia salah jika bertahan dengan alasan memikirkan anak-anak.

" Bu. Dio mau makan!!"

Seruan Dio menyadarkan Siti. Setelah menghapus air matanya, Siti segera mendekat kearah anak-anaknya, membawa piring yang telah disiapkannya sedari tadi.

" Bang Rama. Ambil sendiri punya Abang ya. Udah ibu siapin kok di atas meja tadi.."

Rama beranjak segera melakukan apa yang diperintah ibunya. Sementara adik-adiknya telah lebih dulu memakan nasi mereka.

Sementara menunggui anak-anaknya makan. Siti bergegas membersihkan pecahan gelas yang untungnya tak terlalu melebar kemana-mana. Sakitnyang kini Siti rasakan seumpama pecahan gelas yang kini ditatapnya . Seperti apapun usahanya untuk membuatnya utuh kembali . Tak akan pernah mengembalikan bentuknya seperti sedia kala.

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

🌹🌹🌹 buat kak author😊😊👍

2023-03-13

0

Dewi Payang

Dewi Payang

sabar ya Siti, demi anak2

2023-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 Hamil lagi !!!
2 Siti yang salah ?
3 Tetangga terbaik
4 ipar baik
5 Amarah Dadang
6 Amarah Dadang 2
7 Dadang mengadu ke Emak
8 Nasehat Bapak
9 Dadang meminta maaf
10 Emak dan menantu istimewa
11 ipar Julid, Hesti menjerit
12 Anugerah terindah Siti
13 Menantu-menantu Emak
14 Pecah seribu
15 Apa keinginan Dadang ?
16 Alasan Dadang Dan nasehat Bapak
17 Emak berubah ?
18 Siti pendarahan
19 penyesalan Dadang
20 Cerai ?
21 Kedatangan Bude
22 keputusan Siti
23 keputusan Siti 2
24 Surat perjanjian
25 Awal yang Baru
26 Isi hati Siti
27 Awal mula
28 Dilamar !!!!
29 Serius !!!!
30 Tidak setuju ?
31 kamu istimewa
32 ketemu Keluarga Dadang
33 Bude!!! Aku jatuh CINTA...
34 panik !!!
35 Bertemu mantan
36 Bude tak setuju .
37 Terima kasih bude ..
38 ketakutan bude
39 Restu bude
40 Lamaran
41 menikah
42 Malam pertama
43 Bolong ( malam pertama 2)
44 Menantu pertama
45 Rumah mertua
46 kapan hamil
47 Mandul ?
48 kejutan tak terduga
49 Pilihan !!
50 Keramas
51 Keputusan dan pilihan
52 Masalah yang akhirnya datang.
53 Menantu beda perlakuan
54 Hadiah adik ipar
55 Bissmillah...
56 Ada apa dengan Emak ?
57 Harapan
58 Akhirnya.....
59 Emak sakit
60 Belanja
61 Rumah Baru , Awal baik atau buruk ?
62 Perut atau bawah perut ?
63 Hutang suami, hutang istri ?
64 Terlena
65 Solusi.. atau ?
66 Masalah yang sama
67 Solusi
68 Suami Idaman
69 menantu idaman
70 tulah karena fitnah
71 Uang kiriman !
72 Abang pulang, masalah datang
73 Cucu perempuan
74 Lamaran Agung
75 Agung Menikah
76 Rezeki tak terduga (ipar baik)
77 Menantu tertua
78 Betah di rumah.
79 Hubungan Baik
80 Ada apa dengan ku ?
81 Sesal !?
82 Titik balik ?
83 Entah kemana akan bermuara ?
84 keputusan final
85 Akhir dan Awal
86 Sesal
87 ikatan Ayah dan anak
88 Move on duluan
89 Istri Baru Dadang
90 Siapa Sandra ?
91 Dadang Pergi
92 Akhir bagi Dadang , Awal untuk Siti
93 Sandra berulah
94 Tuduhan
95 Rencana
96 Kalah Cepat
97 Rama Si sulung
98 Siti mengadu !!
99 Pengakuan Dadang
100 Siti dalam kenangan
101 Kemarahan Dadang
102 Sandra dan Sampah
103 Salsa dan masa lalu Siti
104 Sandra melahirkan.
105 Karma ?
106 kembalinya Ratu julid
107 Tetap Salah
108 Kehancuran Dadang, sukses Siti !
109 Perasaan Siti
110 Kedatangan Agung
111 tabur tuai?
112 Luka dan bahagia
113 Fakta Sandra
114 Langkah awal Dadang
115 prank
116 Dio sakit
117 Dio sakit 2
118 teguran yang manis
119 Trauma Dio
120 Bunda Elis
121 sipolos Bara
122 Karma lagi ?
123 Pasangan pas
124 Sandra oh Sandra..
125 Dilema !!
126 Rumah tangga atau rumah duka
127 Siasat Sandra , taktik Salsa
128 Kejutan Untuk Rama
129 pengakuan Siti
130 Fian kecewa
131 Akhir (Tamat)
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Hamil lagi !!!
2
Siti yang salah ?
3
Tetangga terbaik
4
ipar baik
5
Amarah Dadang
6
Amarah Dadang 2
7
Dadang mengadu ke Emak
8
Nasehat Bapak
9
Dadang meminta maaf
10
Emak dan menantu istimewa
11
ipar Julid, Hesti menjerit
12
Anugerah terindah Siti
13
Menantu-menantu Emak
14
Pecah seribu
15
Apa keinginan Dadang ?
16
Alasan Dadang Dan nasehat Bapak
17
Emak berubah ?
18
Siti pendarahan
19
penyesalan Dadang
20
Cerai ?
21
Kedatangan Bude
22
keputusan Siti
23
keputusan Siti 2
24
Surat perjanjian
25
Awal yang Baru
26
Isi hati Siti
27
Awal mula
28
Dilamar !!!!
29
Serius !!!!
30
Tidak setuju ?
31
kamu istimewa
32
ketemu Keluarga Dadang
33
Bude!!! Aku jatuh CINTA...
34
panik !!!
35
Bertemu mantan
36
Bude tak setuju .
37
Terima kasih bude ..
38
ketakutan bude
39
Restu bude
40
Lamaran
41
menikah
42
Malam pertama
43
Bolong ( malam pertama 2)
44
Menantu pertama
45
Rumah mertua
46
kapan hamil
47
Mandul ?
48
kejutan tak terduga
49
Pilihan !!
50
Keramas
51
Keputusan dan pilihan
52
Masalah yang akhirnya datang.
53
Menantu beda perlakuan
54
Hadiah adik ipar
55
Bissmillah...
56
Ada apa dengan Emak ?
57
Harapan
58
Akhirnya.....
59
Emak sakit
60
Belanja
61
Rumah Baru , Awal baik atau buruk ?
62
Perut atau bawah perut ?
63
Hutang suami, hutang istri ?
64
Terlena
65
Solusi.. atau ?
66
Masalah yang sama
67
Solusi
68
Suami Idaman
69
menantu idaman
70
tulah karena fitnah
71
Uang kiriman !
72
Abang pulang, masalah datang
73
Cucu perempuan
74
Lamaran Agung
75
Agung Menikah
76
Rezeki tak terduga (ipar baik)
77
Menantu tertua
78
Betah di rumah.
79
Hubungan Baik
80
Ada apa dengan ku ?
81
Sesal !?
82
Titik balik ?
83
Entah kemana akan bermuara ?
84
keputusan final
85
Akhir dan Awal
86
Sesal
87
ikatan Ayah dan anak
88
Move on duluan
89
Istri Baru Dadang
90
Siapa Sandra ?
91
Dadang Pergi
92
Akhir bagi Dadang , Awal untuk Siti
93
Sandra berulah
94
Tuduhan
95
Rencana
96
Kalah Cepat
97
Rama Si sulung
98
Siti mengadu !!
99
Pengakuan Dadang
100
Siti dalam kenangan
101
Kemarahan Dadang
102
Sandra dan Sampah
103
Salsa dan masa lalu Siti
104
Sandra melahirkan.
105
Karma ?
106
kembalinya Ratu julid
107
Tetap Salah
108
Kehancuran Dadang, sukses Siti !
109
Perasaan Siti
110
Kedatangan Agung
111
tabur tuai?
112
Luka dan bahagia
113
Fakta Sandra
114
Langkah awal Dadang
115
prank
116
Dio sakit
117
Dio sakit 2
118
teguran yang manis
119
Trauma Dio
120
Bunda Elis
121
sipolos Bara
122
Karma lagi ?
123
Pasangan pas
124
Sandra oh Sandra..
125
Dilema !!
126
Rumah tangga atau rumah duka
127
Siasat Sandra , taktik Salsa
128
Kejutan Untuk Rama
129
pengakuan Siti
130
Fian kecewa
131
Akhir (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!