Dadang mengadu ke Emak

Sekembalinya Siti dari warung , sosok Dadang tak lagi nampak. Rupanya lelaki itu tak pernah berubah, karena jika mereka marahan Ataupun Dadang kesal dengan Siti . Dadang pasti pulang ke rumah Emak, mengadukan masalah Rumah tangga mereka dan menceritakan segala kelakuan Siti yang menurutnya buruk.

Siti tak lagi ambil pusing dengan kebiasaan Dadang itu. Sudah terlalu sering dan bahkan mungkin telah mendarah daging, bukan hanya sekedar mengadu untuk mengurangi beban.

fokusnya kini lebih kepada ke kebahagiaan anak-anaknya. matanya nampak berbinar melihat Ketiga anaknya dengan lahap memakan berbagai jajanan yang telah mereka beli tadi. Terlebih tingkah gemas si kecil Bara yang tak mau membagi jajanan ke kakak-kakak nya, Sosok Bungsu itu malah menyembunyikan makanan didalam bajunya.

" Dek nggak boleh pelit sama Abang. Bagi -bagi ya makanannya " Siti dengan lembut memberi pengertian ke Bara. Sedang Dio kini sudah menangis dengan kelakuan adik kecilnya itu.

Bara mengangguk , dengan tangan mungilnya dia berusaha memberikan sebagian cemilan untuk kakak keduanya. melihat semua itu Siti nampak terharu, Dalam hatinya dia berdo'a semoga saja mereka akan tetap saling mengasihi dan akur seperti ini hingga mereka dewasa nanti.

*****

Sementara itu Dugaan Siti tentang Dadang ternyata benar. Karena lelaki berusia 32 tahun itu kini telah melangkahkan kakinya ke arah rumah emak, orang Tuanya. Begitu hendak masuk, Dadang berpapasan dengan teman-teman Salsa yang masing-masing menenteng kresek hitam ditangan. ' Pasti gamis yang tadi dibeli sama Siti ' Pikir Dadang.

Setelah masuk kedalam. Dilihatnya emak nampak Asyik menonton sinetron kesayangannya.

" Udah makan Dang ? Itu emak buat rendang Jengkol kesukaan kamu. Sekalian nanti bawakan pulang buat Siti. kebetulan emak masak banyak. Bapak kan nggak suka. sayang kalau mubasir."

Emak bersuara tanpa mengalihkan pandangan dari arah televisi.

" Biarin la Mak mubasir, daripada dikasih ke Siti. Nanti dia semakin besar kepala, karena perhatian emak. " Dadang mulai mengeluarkan unek-uneknya, membuat Emak menoleh dengan cepat

" marahan lagi ? " Emak bertanya penasaran, sebenarnya sudah terlampau sering Dadang mengadu. namun seperti nya permasalahan rumah tangga Dadang memang tak pernah selesai.

" Iya mak ! Semakin egois saja tuh Si Siti. lebih mementingkan paket daripada perut anak-anaknya. Ibu macam apa itu." Dadang nampak emosi mengingat bukti transfer yang dia temukan tadi.

" paket apa ? Emang duit darimana ? kamu yang kasih ?" emak yang penasaran mencecar Dadang dengan pertanyaan beruntun.

" Si Siti itu kan kebiasaannya ya itu mak, bilangnya nggak punya uang. tapi tahu-tahunya paket berdatangan ke rumah. yang bikin aku kesel mak, Anak anak pada kelaparan karena nggak punya lauk malah dia santai dan nunggu aku pulang, padahal dia bisa transfer ke temennya Sebanyak dua juta..siapa yang enggak emosi !" Dadang masih nampak sangat kesal, sedangkan Emak nampak mencerna ucapan Dadang.

" anak-anak nggak ada lauk? emang kamu nggak kasih uang ke Siti. Bukannya kemarin kamu pulang cepat dari kebunnya pak haji..? "

Dadang nampak salah tingkah , namun rupanya dia tidak kehabisan ide untuk membela diri " Pas Dadang pulang, cucian sama piring kotor masih numpuk Mak, sedangkan Siti malah asik-asikan main Hp. Jadinya kita bertengkar . Dan Dadang lupa buat ngasih uang pemberian pak Haji."

" Emang banyak yang bilang ke emak. jika istrimu itu selalu aja sibuk dengan hapenya ! Sampai anak-anak kamu nggak keurus. Ini malah hamil lagi. Apa nggak mikir " Emak sepertinya ikut emosi dengan cerita Dadang.

Salsa yang sedari tadi mendengar pembicaraan Abang dan ibunya , Rupanya mulai terpancing juga . Dia malu dengan kelakuan Dadang yang jelas -jelas tak tahu malu

" Bang ! sebagai seorang suami seharusnya sudah tugas Abang , memberi nafkah ke anak istri. Bukan malah protes begini ! Dibantuin cari uang malah keenakan. bukannya bersyukur, ini menuntut lebih. Dan soal uang dua juta itu, itu duit Dp gamis dari Salsa. Kan Salsa yang pesan gamis ke istri Abang itu, jadi bukan uang pribadi milik mbak Siti. Dan soal main hp, kan mbak Siti jualan online . makanya harus sering-sering cek ,apakah ada pesanan atau tidak ! bukan seperti kelakuan Abang. tiap malam begadang di warung kopi, Bukannya dapet uang, malah ngantuk pas siang, Dan anak-Anak akan jadi korban urung-uringan Abang. Suami istri itu partner bukan Raja dan sahaya, jadi harus saling bantu ." Ucapan Salsa yang panjang lebar membuat Dadang murka, bisa-bisanya adiknya lebih membela Siti. Dan mengajari soal arti suami istri.

" Kamu tahu apa soal rumah tangga hah ? lebih baik kamu belajar bagaimana caranya jadi istri yang baik. Bukan pembangkang dan sok tahu macam kamu ini !"

" Abang kamu benar Sa, jangan terlalu ikut campur . Biarkan Abang Mu menyelesaikan semuanya dengan caranya sendiri, Anaknya aja udah tiga. jadi dia lebih dulu tahu asam garam rumah tangga seperti apa."

" Emak juga sama, jangan telan mentah-mentah ucapan Bang Dadang, cari tahu Dulu kebenarannya. atau jika perlu Emak ngomong langsung ke Mbak Siti biar nggak ada katanya Lagi, Mbak Siti itu menantu bukan musuh , kok Emak kayak jaga jarak gitu! "

Dadang mengangkat tangannya, hendak menampar Salsa yang menurutnya telah Kurang ajar. Namun berhasil dicegah Bapak yang baru pulang dari kebun, guna mengecek getah karet,

" kalau masih bisa diomongkan secara baik-baik, Jangan pakai kekerasan Dang !" Nasehat Bapak, kemudian beliau Duduk di kursi yang kini nampak terabaikan karena Salsa dan Dadang telah berdiri bahkan saling menatap penuh emosi. sedang Emak kini berjalan ke arah Dapur dan memasak Air untuk menyeduh kopi, karena Bapak tidak suka jika harus mengunakan air panas dalam termos, yang menurutnya mengurangi rasa Nikmat dari Kopi yang diseduh.

" Coba Duduk !! kalian ini kenapa ? Suara kalian bahkan sampai ke depan Loh. Malu sama tetangga. sore-sore gini malah ribut.." Bapak berucap bijak, Dadang dan Salsa menurut.

Dadang memang masih Emosi namun sebisa mungkin Dia menahannya dihadapan sang Bapak yang menatapnya minta penjelasan, " Siti pak, Semakin hari kelakuannya semakin bikin Dadang nggak tahan "

Mendengar keluhan Dadang . Nurdin menarik nafasnya dalam. " Sa, Kamu boleh pergi. Bapak mau bicara sama Abang mu !"

Salsa beranjak tanpa kata. Agaknya hati gadis itu masih kesal namun tak mau juga, jika harus membantah ucapan Bapaknya.

Setelah memastikan Salsa tak nampak lagi, Nurdin menatap ke arah Dadang dengan tatapan kecewa. Sementara Dadang merasa jika Dia akan mendapatkan ceramah panjang lagi. Karena dia tahu betul , Bapaknya lebih condong ke Siti jika mereka bertengkar.

" Kalau kamu nggak tahan lagi dengan kelakuan Istrimu ! kamu ceraikan saja Dia.." Bapak berucap tenang, matanya kini tertuju pada kopi yang baru saja dibawa Emak . " Jangan menahan sesuatu yang sudah membuatmu nggak nyaman Dang ! Apa kamu nggak kepikiran kalau Siti juga mungkin merasakan hal yang sama menyiksanya, hidup dengan lelaki seperti kamu ! jadi. lepaskan Dia , cari kebahagiaanmu sendiri dan biarkan Siti juga melakukan hal yang sama ! "

Dadang mendadak kaku ,mendengar ucapan panjang Nurdin, sang Bapak ! Kenapa malah perpisahan yang diusulkan ? Apakah tidak ada solusi lain yang lebih baik. pikir Dadang .

Emak juga nampak terkejut, Menatap iba kearah Dadang. Bagaimana mungkin suaminya ingin mengusulkan perceraian ?

Terpopuler

Comments

dia ' RA

dia ' RA

terima kasih karena selalu hadir dan baca kaka..

2023-03-07

0

Dewi Payang

Dewi Payang

si emak ga memposisikan diri jadi mantunya, main bela yg salah

2023-03-07

1

Dewi Payang

Dewi Payang

ih Dadang, tar malu klo tahu adiknya sendiri yg ksh

2023-03-07

1

lihat semua
Episodes
1 Hamil lagi !!!
2 Siti yang salah ?
3 Tetangga terbaik
4 ipar baik
5 Amarah Dadang
6 Amarah Dadang 2
7 Dadang mengadu ke Emak
8 Nasehat Bapak
9 Dadang meminta maaf
10 Emak dan menantu istimewa
11 ipar Julid, Hesti menjerit
12 Anugerah terindah Siti
13 Menantu-menantu Emak
14 Pecah seribu
15 Apa keinginan Dadang ?
16 Alasan Dadang Dan nasehat Bapak
17 Emak berubah ?
18 Siti pendarahan
19 penyesalan Dadang
20 Cerai ?
21 Kedatangan Bude
22 keputusan Siti
23 keputusan Siti 2
24 Surat perjanjian
25 Awal yang Baru
26 Isi hati Siti
27 Awal mula
28 Dilamar !!!!
29 Serius !!!!
30 Tidak setuju ?
31 kamu istimewa
32 ketemu Keluarga Dadang
33 Bude!!! Aku jatuh CINTA...
34 panik !!!
35 Bertemu mantan
36 Bude tak setuju .
37 Terima kasih bude ..
38 ketakutan bude
39 Restu bude
40 Lamaran
41 menikah
42 Malam pertama
43 Bolong ( malam pertama 2)
44 Menantu pertama
45 Rumah mertua
46 kapan hamil
47 Mandul ?
48 kejutan tak terduga
49 Pilihan !!
50 Keramas
51 Keputusan dan pilihan
52 Masalah yang akhirnya datang.
53 Menantu beda perlakuan
54 Hadiah adik ipar
55 Bissmillah...
56 Ada apa dengan Emak ?
57 Harapan
58 Akhirnya.....
59 Emak sakit
60 Belanja
61 Rumah Baru , Awal baik atau buruk ?
62 Perut atau bawah perut ?
63 Hutang suami, hutang istri ?
64 Terlena
65 Solusi.. atau ?
66 Masalah yang sama
67 Solusi
68 Suami Idaman
69 menantu idaman
70 tulah karena fitnah
71 Uang kiriman !
72 Abang pulang, masalah datang
73 Cucu perempuan
74 Lamaran Agung
75 Agung Menikah
76 Rezeki tak terduga (ipar baik)
77 Menantu tertua
78 Betah di rumah.
79 Hubungan Baik
80 Ada apa dengan ku ?
81 Sesal !?
82 Titik balik ?
83 Entah kemana akan bermuara ?
84 keputusan final
85 Akhir dan Awal
86 Sesal
87 ikatan Ayah dan anak
88 Move on duluan
89 Istri Baru Dadang
90 Siapa Sandra ?
91 Dadang Pergi
92 Akhir bagi Dadang , Awal untuk Siti
93 Sandra berulah
94 Tuduhan
95 Rencana
96 Kalah Cepat
97 Rama Si sulung
98 Siti mengadu !!
99 Pengakuan Dadang
100 Siti dalam kenangan
101 Kemarahan Dadang
102 Sandra dan Sampah
103 Salsa dan masa lalu Siti
104 Sandra melahirkan.
105 Karma ?
106 kembalinya Ratu julid
107 Tetap Salah
108 Kehancuran Dadang, sukses Siti !
109 Perasaan Siti
110 Kedatangan Agung
111 tabur tuai?
112 Luka dan bahagia
113 Fakta Sandra
114 Langkah awal Dadang
115 prank
116 Dio sakit
117 Dio sakit 2
118 teguran yang manis
119 Trauma Dio
120 Bunda Elis
121 sipolos Bara
122 Karma lagi ?
123 Pasangan pas
124 Sandra oh Sandra..
125 Dilema !!
126 Rumah tangga atau rumah duka
127 Siasat Sandra , taktik Salsa
128 Kejutan Untuk Rama
129 pengakuan Siti
130 Fian kecewa
131 Akhir (Tamat)
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Hamil lagi !!!
2
Siti yang salah ?
3
Tetangga terbaik
4
ipar baik
5
Amarah Dadang
6
Amarah Dadang 2
7
Dadang mengadu ke Emak
8
Nasehat Bapak
9
Dadang meminta maaf
10
Emak dan menantu istimewa
11
ipar Julid, Hesti menjerit
12
Anugerah terindah Siti
13
Menantu-menantu Emak
14
Pecah seribu
15
Apa keinginan Dadang ?
16
Alasan Dadang Dan nasehat Bapak
17
Emak berubah ?
18
Siti pendarahan
19
penyesalan Dadang
20
Cerai ?
21
Kedatangan Bude
22
keputusan Siti
23
keputusan Siti 2
24
Surat perjanjian
25
Awal yang Baru
26
Isi hati Siti
27
Awal mula
28
Dilamar !!!!
29
Serius !!!!
30
Tidak setuju ?
31
kamu istimewa
32
ketemu Keluarga Dadang
33
Bude!!! Aku jatuh CINTA...
34
panik !!!
35
Bertemu mantan
36
Bude tak setuju .
37
Terima kasih bude ..
38
ketakutan bude
39
Restu bude
40
Lamaran
41
menikah
42
Malam pertama
43
Bolong ( malam pertama 2)
44
Menantu pertama
45
Rumah mertua
46
kapan hamil
47
Mandul ?
48
kejutan tak terduga
49
Pilihan !!
50
Keramas
51
Keputusan dan pilihan
52
Masalah yang akhirnya datang.
53
Menantu beda perlakuan
54
Hadiah adik ipar
55
Bissmillah...
56
Ada apa dengan Emak ?
57
Harapan
58
Akhirnya.....
59
Emak sakit
60
Belanja
61
Rumah Baru , Awal baik atau buruk ?
62
Perut atau bawah perut ?
63
Hutang suami, hutang istri ?
64
Terlena
65
Solusi.. atau ?
66
Masalah yang sama
67
Solusi
68
Suami Idaman
69
menantu idaman
70
tulah karena fitnah
71
Uang kiriman !
72
Abang pulang, masalah datang
73
Cucu perempuan
74
Lamaran Agung
75
Agung Menikah
76
Rezeki tak terduga (ipar baik)
77
Menantu tertua
78
Betah di rumah.
79
Hubungan Baik
80
Ada apa dengan ku ?
81
Sesal !?
82
Titik balik ?
83
Entah kemana akan bermuara ?
84
keputusan final
85
Akhir dan Awal
86
Sesal
87
ikatan Ayah dan anak
88
Move on duluan
89
Istri Baru Dadang
90
Siapa Sandra ?
91
Dadang Pergi
92
Akhir bagi Dadang , Awal untuk Siti
93
Sandra berulah
94
Tuduhan
95
Rencana
96
Kalah Cepat
97
Rama Si sulung
98
Siti mengadu !!
99
Pengakuan Dadang
100
Siti dalam kenangan
101
Kemarahan Dadang
102
Sandra dan Sampah
103
Salsa dan masa lalu Siti
104
Sandra melahirkan.
105
Karma ?
106
kembalinya Ratu julid
107
Tetap Salah
108
Kehancuran Dadang, sukses Siti !
109
Perasaan Siti
110
Kedatangan Agung
111
tabur tuai?
112
Luka dan bahagia
113
Fakta Sandra
114
Langkah awal Dadang
115
prank
116
Dio sakit
117
Dio sakit 2
118
teguran yang manis
119
Trauma Dio
120
Bunda Elis
121
sipolos Bara
122
Karma lagi ?
123
Pasangan pas
124
Sandra oh Sandra..
125
Dilema !!
126
Rumah tangga atau rumah duka
127
Siasat Sandra , taktik Salsa
128
Kejutan Untuk Rama
129
pengakuan Siti
130
Fian kecewa
131
Akhir (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!