TRV 11. The Real Vampire

Lucciane bukan tidak percaya akan keberadaan mahluk-mahluk mitologi seperti vampire yang telah menjadi legenda di beberapa belahan dunia. Ia hanya percaya, namun tidak pernah benar-benar menyakini keberadaan mahluk-mahluk mitologi semacam vampir. Mengingat kepercayaan terhadap mahluk penghisap darah sudah ada sejak zaman kuno. Kepercayaan tersebut ibarat sesuatu yang sudah diwariskan secara turun-temurun.

Istilah vampire sendiri baru popular pada awal abad ke-18 setelah masuknya legenda mengenai mahluk penghisap darah ke Eropa Barat dari daerah Balkan dan Eropa Timur. Ada berbagai versi yang berkembang di masyarakat mengenai rupa mahluk penghisap darah atau vampire. Vampire di Balkan dan Eropa Timur digambarkan memiliki penampilan mirip manusia, sampai berbentuk mayat hidup. Sedangkan di Eropa Barat, sosok vampire digambarkan sebagai mahluk yang berpenampilan rapih serta mewah.

“Vampir akan keluar di malam hari untuk menggigit manusia dengan taringnya yang tajam, kemudian menghisap darah mereka.”

Itu adalah kalimat yang terngiang di kepala Lucciane kecil. Saat masih tinggal di Castleton, ia kerap mendengar Jema—seorang nenek tua penjual kue jahe bercerita tentang larangan anak kecil bermain di luar rumah ketika matahari terbenam.

Jema kerap menyangkut pautkan larangan tersebut dengan mahluk-mahluk mitologi, salah satunya perihal mahluk mitologi bernama vampire. Lucunya, dulu teman-teman sepermainan Lucciane tidak pernah membantah cerita Jema. Mereka akan berdiam diri di dalam rumah jika matahari sudah terbenam.

Mungkin dulu Lucciane sama dengan anak-anak sebaya lainnya, mereka tidak berani keluar rumah jika matahari sudah terbenam karena takut akan cerita Jema soal mahluk-mahluk mitologi benar-benar terjadi. Namun, sekarang Lucciane bukan lagi gadis kecil yang tinggal di Castleton. Ia tidak akan mudah merasa takut hanya karena cerita soal mahluk mitolongi yang belum seratus persen terbukti kebenarannya.

Kendati demikian, sekarang kondisinya berbeda. Lucciane melihat dengan mata dan kepalanya sendiri jika mahluk penghisap darah itu ada. Ia mengambil wujud manusia dengan rupa sempurna, berpenampilan perfeksionis dan mewah. Layaknya manusia yang punya status sosial mentereng. Dengar-dengar vampire yang ada di depannya saat ini merupakan bagian dari House of Lords atau Dewan Kebangsaan Inggris. Maka tak heran jika banyak tanda kehormatan yang dipajang atas namanya di rumah ini.

“Ahk!”

Jeritan yang terdengar sama itu bak godham tak kasat mata yang berhasil memukul kesadaran Lucciane. Ia sejak tadi terpaku di tempatnya berdiri. Bukannya segera lari, meninggalkan tempat tersebut untuk menyelamatkan diri.

Seharusnya memang begitu. Lucciane lari tunggang-langgang meninggalkan Luccane The Palace, selagi si empunya rumah belum sadar akan kehadirannya. Namun, baru saja hendak mundur satu langkah, suara dari gerakan itu berhasil ditangkap oleh pemilik iris abu-abu kebiruan itu. Refleks, Lucciane kembali terdiam dengan pandangan terarah pada dua sosok yang kini tinggal menyisakan satu sosok.

Kemana satu sosok lagi? Wanita tadi? Korban yang sedang Luccane hisap darahnya? Lucciane juga tidak tahu jawaban dari semu pertanyaan itu.

Padahal ia hanya memejamkan mata sebentar saat hendak mengambil satu langkah mundur. Jika diukur dengan pengukur waktu, mungkin Lucciane hanya menghabiskan beberapa sekon untuk memejamkan mata. Tak sampai satu menit. Lantas kemana perginya wanita itu?

Tidak ada siapa-siapa di samping pemilik iris abu-abu itu, kecuali setumpuk abu yang baru Lucciane lihat.

Tunggu, abu? Entah dari mana datangnya serbuk lembut berwarna abu-abu keputihan itu. Lucciane tidak tahu. Namun, tiba-tiba terbesik opini gila di kepala.

Jangan-jangan, wanita itu ….telah berubah menjadi abu?!

Lucciane langsung membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangan. Entah benar atau tidak. Namun, ia merasa opini gila itu banar-benar adalah jawaban dari semua pertanyaan yang berkeliaran di dalam kepala.

“What are you doing, litte lady?”

Lucciane tak mampu merespon pertanyaan yang pasti dilontarkan untuknya itu. Ia terlalu shock, sampai-sampai kakinya teras begitu lemas dan sukar digerakkan. “Aku….” Lidahnya kelu. Sampai-sampai ia kesulitan menjawab pertanyaan itu.

“Apa kau melupakan peraturan yang telah aku buat?”

Lucciane menggelengkan kepala seraya menunduk takut. Demi Tuhan, aura di ruangan ini benar-benar didominasi oleh aura Luccane De Khayat. Dingin, datar, dan mencekam. Seolah-olah oksigen saja tak mampu membuat pernapasan Lucciane bekerja dengan semestinya, sehingga napas Lucciane terdengar putus-putus bahkan tersenggal dalam beberapa kesempatan.

“Aku hanya….”

“Menyusup?” potong Luccane.

“Tidak!” sanggah Lucciane. Saat kepalanya mendongkrak, ia langsung disuguhi wajah tampan Luccane. Ralat, wajah menyeramkan Luccane. Persis di hadapan wajahnya.

Padahal Lucciane sama sekali tidak mendengar suara langkah kaki. Lalu, bagaimana bisa Luccane menjangkau keberadaannya dengan kecepatan cahaya?

“Kira-kira apa sebutan yang pastas disematkan bagi seseorang yang diam-diam masuk tanpa izin?” suara berat itu kembali terdengar. Kali ini Lucciane bahkan bisa merasakan bulu kuduk nya merinding karena suara itu terdengar begitu dekat.

“Aku hanya….” Penasaran, lanjut Lucciane di dalam hati. Semua ini terjadi karena rasa penasarannya.

Rasa ingin tahu atau penasaran memang harus dijaga dan dipelihara. Walaupun rasa ingin tahu atau penasaran adalah sifat yang manusiai, namun tidak sedikit masalah dapat yang muncul akibat rasa ingin tahu yang berlebihan.

Lucciane jadi ingat quetos Pema Chodrön, “biarkan rasa ingin tahumu lebih besar dari rasa takutmu.” Mungkin quetos itu yang paling menggambarkan posisi Lucciane, ketika berani melanggar peraturan dengan cara menerobos masuk. Padahal ia tahu jika larangan dibuat bukan tanpa alasan, pasti ada sebab dan akibat nya.

“Apapun alasannya, kau tetap melanggar peraturan yang telah aku buat.”

Kalimat itu dilontarkan dengan penuh penekanan. Sekarang Lucciane bahkan sudah tidak dapat berpikir secara benar, karena rasa takut lebih mendominasi. Ia takut apa yang terjadi pada wanita malang itu akan segera terjadi padanya.

Padahal Lucciane belum bisa membalas perbuatan Madam Gie dan Gwen, serta mengamankan kepemilikan atas La Vie En Rosé. Kendati demikian, sekarang nyawa nya sedang dipertaruhkan. Lucciane tentu saja tidak mau tewas mengenaskan menjadi abu di tangah Luccane.

“Sekarang kau sudah tahu.”

Lucciane terdiam. Ia memang sudah tahu jika Luccane adalah sorang vampire. Ia bahkan masih tidak bisa percaya jika ada vampir sungguhan di depan matanya.

“Selanjutnya apa yang akan kau lakukan?” Luccane bertanya dengan salah satu tangan besarnya meraih belakang pinggang mungil Lucciane. Melingkar posesif di sana, sehingga jarak di antara mereka semakin tidak terpangkas. “Setelah melihat apa yang baru saja terjadi.”

“Aku ….aku…”

“Haruskah kau mengalami nasib yang sama seperti wanita tadi?”

“Tidak!” jawab Lucciane cepat. Ia tidak mau mengalami nasib yang sama dengan wanita tadi. Ada masalah yang harus ia selesaikan menyangkut hak dan kewajibannya.

Luccane menyeringai kecil. Jenis seringai yang bahkan tidak dapat diketahui oleh lawan bicaranya. Ia cukup terhibur dengan ekspresi gadis pemilik surai merah keemasan tersebut. Menyenangkan bisa melihatnya bergetar ketakutan.

“Kalau begitu terima hukuman lain dariku, little Lady.”

Lucciane terhenyak mendengarnya. Bersamaan dengan itu, satu tangan Luccane yang lain bergerak meraih bagian belakang kepalanya. Sehingga kini wajah mereka saling bertatapan dalam jarak yang begitu dekat. Tak lama meraka bertahan dalam posisi itu, karena tiba-tiba Luccane merunduk. Menjatuhkan pahatan wajah tampannya pada perpotongan antara leher dan bahu Lucciane yang terbuka.

Lucciane tentu terkesiap. Ia masih ingat betul bagaimana menyeramkannya taring yang muncul saat Luccane menghisap darah wanita tadi. Apa sekarang Luccane juga akan menggunakan taring itu untuk mengoyak kulit dan dagingnya?

"T-olong lepaskan aku...."

🦋🦋🦋

Semoga suka 🖤

Jangan lupa rate bintang 5 🌟 like, vote, komentar, follow Author, share, tabur bunga sekebon dan tonton iklan sampai selesai 😘

Tanggerang 29-12-23

Terpopuler

Comments

Dini Bae

Dini Bae

Waduh, Lucciane bakal digigit

2023-01-31

1

trisya

trisya

gadis nakal ini harus di gigit dlu sbg hukuman, lain kali gak boleh nakal lagi ya cantik 😃

2023-01-30

2

Aji Prayogi

Aji Prayogi

next Thor

2023-01-29

2

lihat semua
Episodes
1 TRV 1. La Vie En Rosé
2 TRV 2. Luccane The Palace
3 TRV 3. Luccane The Khayat
4 TRV 4. Peraturan Tuan Rumah
5 TRV 5. Home Tour
6 TRV 6. Ucapan Terima Kasih
7 TRV 7. Gagal Berterima Kasih
8 TRV 8. Merawat Rubah Merah
9 TRV 9. Keanehan
10 TRV 10. Penghisap Darah
11 TRV 11. The Real Vampire
12 TRV 12. Segel Kepemilikan
13 TRV 13. Menarik Diri
14 TRV 14. Tumbang
15 TRV 15. Lynn Asrahan
16 TRV 16. Diketahui Luccane
17 TRV 17. Titisan The Goddess
18 TRV 18. Dikekang
19 TRV 19. Kian Menjauh
20 TRV 20. Kedatangan Lord Vampire
21 TRV 21. Tuan Rumah Yang Ramah
22 TRV 22. Teleportasi
23 TRV 23. Terpencil
24 TRV 24. Pertarungan
25 TRV 25. One By One
26 TRV 26. Menghadapi Raja Vampir
27 TRV 27. Bertemu Fairies
28 TRV 28. Cerita dari Land of Dawn
29 TRV 29. Nyanyian Siren
30 TRV 30. Pertarungan Sword Master
31 TRV 31. Soulmate
32 TRV 32. Portal Sihir
33 TRV 33. Menara Kembar Bangsa Elf
34 TRV 34. She is Mine
35 TRV 35. Attraction Ability
36 TRV 36. Hampir Sekarat
37 TRV 37. Bukan Sembarang Besi Berkarat
38 TRV 38. Perjalanan Antar Dimensi
39 TRV 39. Castil Vamfield
40 TRV 40. Luciano de Khayat
41 TRV 41. The Goddess Pet’s
42 TRV 42. Sama-sama Terluka
43 TRV 43. Blood Feeding
44 TRV 44. Plot Armor
45 TRV 45. After Blood Feeding
46 TRV 46. Super Blood Moon
47 TRV 47. Go Home
48 TRV 48. Mark is Mine
49 TRV 49. Jawaban dari Rasa Penasaran
50 TRV 50. Lord Vampir Terakhir … Berakhir
51 TRV 51. Fighting Spirit
52 TRV 52. Sweet Berry Galatte
53 TRV 53. Kepingan Puzzle
54 TRV 54. Milady Iness
55 TRV 56. Rahasia Titisan The Goddess
56 TRV 56. Seperti Pasangan Normal
57 TRV 57. Pemilik La Vie En Rosé
58 TRV 58. Investigasi Lanjutan
59 TRV 59. Kekuatan Telekinesis
60 TRV 60. Simbol Moon Goddess
61 TRV 61. Sakit
62 TRV 62. Proses Blood Feeding Terakhir
63 TRV 63. Bangkit
64 TRV 64. Deeptalk
65 TRV 65. Pasukan Proscris Vampire
66 TRV 66. Lucheren Khayansar
67 TRV 67. Fruitcake & jealous
68 TRV 68. Lucheren & Gwen
69 TRV 69. Vampire Hunter
70 TRV 70. Queen of Poisons
71 TRV 71. Terkena Panah wolf’s bane
72 TRV 72. Back to Bristol
73 TRV 73. Serangan
74 TRV 74. Real The Flash
75 TRV 75. Negosiasi
76 TRV 76. Pengorbanan
77 TRV 77. Pelindung Titisan The Goddess
78 TRV 78. Love Language
79 TRV 79. Sinkhole
80 TRV 80. Berbagi Tugas
81 TRV 81. Kenapa Kamu Ada Disini?
82 TVR 82. Laelaps
83 TRV 83. Investigasi
84 TRV 84. Kecerobohan
85 TRV 85. Ratu Tanpa Mahkota
86 TRV 86. Intuition Soulmate
87 TRV 87. Kemarahan Raja Vampir
88 TRV 88. Hukuman bagi para penghianat
89 TRV 89. Persiapan Proses Blood Feeding
90 TRV 90. Lamaran
91 TRV 91. Serangan Dadakan
92 WAJIB DIBACA
Episodes

Updated 92 Episodes

1
TRV 1. La Vie En Rosé
2
TRV 2. Luccane The Palace
3
TRV 3. Luccane The Khayat
4
TRV 4. Peraturan Tuan Rumah
5
TRV 5. Home Tour
6
TRV 6. Ucapan Terima Kasih
7
TRV 7. Gagal Berterima Kasih
8
TRV 8. Merawat Rubah Merah
9
TRV 9. Keanehan
10
TRV 10. Penghisap Darah
11
TRV 11. The Real Vampire
12
TRV 12. Segel Kepemilikan
13
TRV 13. Menarik Diri
14
TRV 14. Tumbang
15
TRV 15. Lynn Asrahan
16
TRV 16. Diketahui Luccane
17
TRV 17. Titisan The Goddess
18
TRV 18. Dikekang
19
TRV 19. Kian Menjauh
20
TRV 20. Kedatangan Lord Vampire
21
TRV 21. Tuan Rumah Yang Ramah
22
TRV 22. Teleportasi
23
TRV 23. Terpencil
24
TRV 24. Pertarungan
25
TRV 25. One By One
26
TRV 26. Menghadapi Raja Vampir
27
TRV 27. Bertemu Fairies
28
TRV 28. Cerita dari Land of Dawn
29
TRV 29. Nyanyian Siren
30
TRV 30. Pertarungan Sword Master
31
TRV 31. Soulmate
32
TRV 32. Portal Sihir
33
TRV 33. Menara Kembar Bangsa Elf
34
TRV 34. She is Mine
35
TRV 35. Attraction Ability
36
TRV 36. Hampir Sekarat
37
TRV 37. Bukan Sembarang Besi Berkarat
38
TRV 38. Perjalanan Antar Dimensi
39
TRV 39. Castil Vamfield
40
TRV 40. Luciano de Khayat
41
TRV 41. The Goddess Pet’s
42
TRV 42. Sama-sama Terluka
43
TRV 43. Blood Feeding
44
TRV 44. Plot Armor
45
TRV 45. After Blood Feeding
46
TRV 46. Super Blood Moon
47
TRV 47. Go Home
48
TRV 48. Mark is Mine
49
TRV 49. Jawaban dari Rasa Penasaran
50
TRV 50. Lord Vampir Terakhir … Berakhir
51
TRV 51. Fighting Spirit
52
TRV 52. Sweet Berry Galatte
53
TRV 53. Kepingan Puzzle
54
TRV 54. Milady Iness
55
TRV 56. Rahasia Titisan The Goddess
56
TRV 56. Seperti Pasangan Normal
57
TRV 57. Pemilik La Vie En Rosé
58
TRV 58. Investigasi Lanjutan
59
TRV 59. Kekuatan Telekinesis
60
TRV 60. Simbol Moon Goddess
61
TRV 61. Sakit
62
TRV 62. Proses Blood Feeding Terakhir
63
TRV 63. Bangkit
64
TRV 64. Deeptalk
65
TRV 65. Pasukan Proscris Vampire
66
TRV 66. Lucheren Khayansar
67
TRV 67. Fruitcake & jealous
68
TRV 68. Lucheren & Gwen
69
TRV 69. Vampire Hunter
70
TRV 70. Queen of Poisons
71
TRV 71. Terkena Panah wolf’s bane
72
TRV 72. Back to Bristol
73
TRV 73. Serangan
74
TRV 74. Real The Flash
75
TRV 75. Negosiasi
76
TRV 76. Pengorbanan
77
TRV 77. Pelindung Titisan The Goddess
78
TRV 78. Love Language
79
TRV 79. Sinkhole
80
TRV 80. Berbagi Tugas
81
TRV 81. Kenapa Kamu Ada Disini?
82
TVR 82. Laelaps
83
TRV 83. Investigasi
84
TRV 84. Kecerobohan
85
TRV 85. Ratu Tanpa Mahkota
86
TRV 86. Intuition Soulmate
87
TRV 87. Kemarahan Raja Vampir
88
TRV 88. Hukuman bagi para penghianat
89
TRV 89. Persiapan Proses Blood Feeding
90
TRV 90. Lamaran
91
TRV 91. Serangan Dadakan
92
WAJIB DIBACA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!