“Anda yakin ingin merawatnya, Lady?”
Gadis cantik dengan surai merah keemasan yang dikepang serta dihias oleh bunga-bunga segar itu mengangguk. Ia dengan telaten memperhatikan semua kebutuhan bagi anggota baru yang berbagi ruang istirahat dengannya. Hewan dengan bulu fluffy berwarna merah itu tampak asik tertidur di atas sebuah bantal berukuran lebar yang telah diberi alas berupa kain dengan bahan super lembut. Tubuhnya hanya sebesar anjing berukuran sedang, membuatnya begitu menggemaskan ketika berbaring di atas bantal tersebut. Namun, ada lilitan kain kasa di kaki kirinya.
“Apa di sini ada larangan tertentu soal hewan peliharaan?” tanyanya kemudian. Saat ia memutuskan untuk membawa rubah merah dengan kondisi terluka itu kembali ke Luccane The Palace, ia memang tak sempat menanyakan soal pendapat para penghuni lama. Ia hanya mementingkan kondisi rubah merah tersebut.
“Sebenarnya tidak ada, Lady. Namun….”
“Namun?” Lucciane menunggu kalimat berikutnya dengan sabar. Kira-kira apakah ada larangan soal hewan peliharaan di Luccane The Palace? Pasalnya semenjak Lucciane tinggal, ia tidak melihat jenis hewan lain, selain kuda-kuda yang ada di istal kuda.
“My Lord tidak terlalu menyukai hewan. Terutama serigala,” ungkap La’ti. Berterus-terang.
“His Lord tidak menyukai serigala?”
“Yes, my Lady.” La’ti menjawab lagi. Kali ini dengan postur tubuh yang agak menunduk.
“Apa His Lord juga tidak memberikan izin untukku merawat rubah kecil ini? dia terluka. Demi Tuhan, aku sangat kasihan melihatnya,” ujar Lucciane seraya menatap objek yang dimaksud. “Apa kamu tahu, La’ti. Rubah merah itu suka hidup sendiri, walaupun terkadang mereka berkelompok ketika berburu. Di alam bebas, rubah merah hanya bisa bertahan hidup antara dua sampai empat tahun saja.”
La’ti terdiam mendengar informasi yang baru saja Lucciane sampaikan. Selain cantik, baik hati, ramah, sumpel, pintar baking, Lucciane juga sepertinya animal lovers. Pengetahuan gadis cantik itu sepertinya luas. Bukan saja soal baking, namun soal hewan pula.
“Jika hidup dalam penangkaran, rubah merah bisa bertahan hidup sepuluh sampai dua puluh tahun lamanya,” ucap Lucciane kemudian. “Selain ingin merawatnya, aku juga ingin membuatnya bertahan hidup lebih lama di dunia.”
La'ti menghela nafas kecil sebelum buka suara. “Baiklah, Lady. Akan tetapi, Anda harus bicara sendiri pada My Lord soal izin mengurus rubah itu.”
“Tentu saja. Aku akan meminta izin secara langsung, jika His Lord sudah kembali dari London.”
Setelah pembicaraan tersebut, La’ti pamit undur diri untuk bekerja. Sedangkan Lucciane memilih tetap berada di dalam kamar untuk memastikan rubah merahnya tertidur dengan nyaman. Lucciane tahu jika rubah merah termasuk hewan yang berbahaya, karena tidak mudah dijinakkan. Selain itu, rubah merah juga memiliki gigitan yang berbahaya serta pembawa penyakit seperti rabies. Namun, dulu saat masih tinggal di Castleton, Derbyshire, ada tetangga Lucciane yang memelihara rubah merah. Warnanya bukan merah keemasan seperti rubah ini, melainkan perak.
Rubah merah memang termasuk dalam golongan keluarga canidae (jenis anjing), tetapi memiliki beberapa persamaan dengan kucing yang berasal dari keluarga falidae. Kesamaan-kesamaan itu meliputi bentuk pupil mata yang vertikal memanjang. Bentuk pupil mata seperti itu memudahkan mereka untuk melihat dalam gelap. Bahkan ketika terkena sorot cahaya dari senter dalam kegelapan, mata mereka akan bersinar atau terlihat menyala.
“Aku akan merawat kamu sampai sembuh,” lirih Lucciane. Ia prihatin melihat rubah merah yang terluka itu. Jadi ia bertekad untuk merawatnya sampai sembuh. Sebelum itu ia tentu saja harus meminta izin pada Luccane selaku tuan rumah. Bisa saja Luccane tidak membiarkannya merawat Rubah tersebut. Namun, setidaknya Lucciane harus mencoba untuk meminta izin terlebih dahulu.
“Kapan His Lord akan kembali dari London?” lirihnya dengan tangan kanan memainkan sendok kecil berwarna emas yang digunakan untuk menikmati Japanese cheese cotton cake.
Sensasi yang lumer dan lembut di lidah berpadu dengan rasa keju yang tidak berlebihan, menjadikan Japanese cheese cotton cake sebagai salah satu cake favorit sepanjang masa. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuatnya juga simpel, mulai dari butter, cream cheese suhu ruang, whipecream cair, 3 kuning telur, 1 butir telur ayam utuh, kulit lemon parut, ekstra vanilla atau vanilla bean, tepung terigu protein rendah, serta tepung maizena.
Sebenarnya masih banyak hal yang menganggu isi kepala Lucciane semenjak tinggal di Luccane The Palace. Bangunan megah juga mewah yang berada di tengah hutan kegelapan itu sepertinya menyimpan banyak misteri. Sulit sekali untuk diselidiki satu per satu.
Jangan pikir Lucciane tinggal begitu saja di Luccane The Palace tanpa menaruh curiga sedikitpun. Ketika hendak memejamkan mata di malam hari pun, ia sampai-sampai harus menyakinkan diri berulang kali, bahwa tempat ini masih bisa dibilang tempat berlindung paling aman. Walaupun pada kenyataannya Lucciane juga belum tahu pasti.
Sedikitnya penghuni di Luccane The Palace menambah kengerian ketika malam tiba. Lucciane bahkan sampai enggan melangkah keluar dari kamar ketika sudah lewat jam makan malam. Kenapa? Karena aura di sekitar Luccane The Palace terasa sangat pekat. Mencekam. Membawa kengerian tersendiri. Padahal pada setiap sudut ada penerangan yang disimpan. Ada lampu chandelier mewah pada setiap langit-langit ruangan yang terbuka, seperti ruang utama. Namun, semua itu tetap tidak dapat menyembunyikan aura mencekam yang ada.
“Apa mungkin kediaman ini dipenuhi oleh kekuatan magis yang luar biasa?”
Lucciane bukan orang yang awam dengan bahasan “magis”, “mistis”, maupun “supranatural”. Walaupun hidup pada zaman yang sudah modern, bukan kah hal-hal seperti itu tabu? Jawabannya tidak. Hal-hal seperti itu masih ada, dipercayai, bahkan berkembang dan berdampingan dengan budaya yang semakin modern.
“Aku harus lebih giat mencari tahu soal Luccane The Palace,” lirih Lucciane. “Semua itu demi ketenangan batinku sendiri,” tambahnya lagi. “Aku harap kamu bisa menjadi partner yang baik untukku.” Lucciane berkata seraya menatap rubah merah yang ia selamatkan. Ia harap rubah itu dapat menjadi hewan penurut, supaya Lucciane punya teman selama tinggal di Luccane The Palace.
“Semoga saja His Lord memberi izin untuk memelihara kamu.”
🦋🦋🦋
Semoga suka 🖤
Jangan lupa rate bintang 5 🌟 like, vote, komentar, follow Author, share, tabur bunga sekebon dan tonton iklan sampai selesai 😘
Tanggerang 27-12-23
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Luzi
semakin penasaran 😁😁😁😁
2024-02-03
1
Sergiy Karasyuk Lucy S.K.L.
Come on readers, ini novel keren looh.... kasi dukung and semangat buat Othor 😎👍
2023-04-04
1
Sheninna Shen
Akh mampir nih thor!!! Hwaiting!!! Aku kasih rose biar makin semangat 🌹
2023-02-05
1