CHAPTER 20

Setelah berbicara begitu banyak sembari makan bersama. Tiba-tiba Bibi Meeza dan anak perempuannya mendatangi rumah Marco.

Marco dan Catty yang tengah asik makan bersama pun terkejut melihat kedatangan bibi Meeza dan anak perempuannya yang bernama Yuri itu.

Bibi Meeza... Yuri...

Gumam Catty sembari menatap ke arah depan pintu rumah Marco karena melihat Bibi Meeza dan Yuri berdiri disana.

Bibi Meeza dan Yuri menatap tajam Catty dan masuk ke dalam rumah Marco. Mereka berdua langsung menarik tengan Catty.

"Hei apa yang kalian lakukan jangan menarik Catty seperti itu!" kata Marco sembari mencoba melepaskan tangan bibi Meeza dan Yuri dari tangan Catty.

"Diam saja anak ingusan! Ini bukan urusanmu! Catty keluarga kami, dan apapun yang kami lakukan pada Catty itu bukan urusanmu!" Sentak Bibi Meeza di hadapan wajah Marco sembari menunjukan tari telunjuknya di depan wajah Marco.

Walau bibi Meeza dan Yuri terus menarik tangan Catty dan membawanya pergi. Catty sama sekali tak melawan, Catty malah santai dengan memegang satu potong ayam tepung di tangannya.

"Marco terima kasih ayamnya, aku pergi dulu menuju neraka. Bay... "

Marco merasa aneh dengan ucapan Catty saat Catty dibawa oleh Bibi Meeza dan Yuri menuju rumahnya.

"Menuju Neraka apa maksudnya itu? Dasar Aneh, Serius Catty memang aneh. Sebenarnya apa yang Catty sembunyikan?"

••••

Keesokan harinya, Marco merasa aneh dengan Hana karena biasanya Hana selalu datang ke rumahnya tapi hari ini Hana sama sekali tak datang.

Ada apa dengan Hana? Kenapa dia tak berkunjung padaku?

Marco pun mencoba menelponnya, tapi Hana sama sekali tak mengangkatnya.

Apa ucapan Catty itu benar? Jika Hana cemburu melihat aku bersama dengan Catty?

Karena Marco terus penasaran dan bertanya-tanya soal Hana, akhirnya Marco memutuskan untuk mengunjungi rumahnya.

Marco benar-benar pergi ke rumah Hana yang hanya melewati lima rumah itu.

Ketika Marco tiba disana Marco langsung mengetuk pintu rumah Hana.

Tok! Tok! Tok!

Hana! Hana...! Ini aku Marco!

Marco terus memanggilnya, namun tak ada sahutan sama sekali dari Hana. Tapi tak lama ibu Hana membukakan pintu rumahnya.

"Marco... Ya ampun sudah lama tante tak melihat kamu, kamu kemana saja, apa kamu sibuk bekerja?"

"Oh... Iya tante aku sibuk bekerja. Oh iya apa Hana ada? Sudah seharian aku tak melihatnya."

"Oh Hana... Dia sepertinya sedang bad mood Marco memang dari kemarin wajahnya selalu cemberut entah apa yang membuatnya seperti itu."

"Lalu sekarang dimana Hana tante? Aku ingin bertemu dengannya."

"Masuklah dan naik ke atas, dia ada di kamarnya Marco. Tolong buat di bahagia kembali seperti hari-hari biasanya ya... "

"Baik tante."

Marco pun naik ke lantai atas kamar Hana dan terlihat pintu kamar Hana tertutup begitu rapat.

"Apa Hana masih tidur?" tanya Marco.

Tok! Tok! Tok!

Hana...! Ini aku Marco.

Setelah Marco mengetuk pintu kamar Hana, Hana pun dengan cepat membuka pintu kamarnya namun wajah Hana tampak masam.

"Hana... Aku datang kesini karena mencemaskanmu, apa kamu baik-baik saja?"

Hana tak menjawab pertanyaan Marco, Hana malah terus menundukan wajahnya dan duduk di atas kursi meja riasnya.

"Hana ada apa denganmu? Apa kamu sakit, kenapa kamu tak datang ke rumahku seperti biasanya, apa aku membuat kesalahan. Jika iya aku minta maaf."

"Pikirkanlah apa kesalahanmu, sekarang pulanglah. Aku ingin beristirahat Marco."

"Hana... "

"Marco pulanglah aku lelah aku ingin beristirahat. Jika kamu ingin makan minta saja pada ibu, dia akan memberikannya untukmu."

"Aku tak minta apapun Hana, aku hanya ingin tahu ada apa denganmu kenapa kamu tiba-tiba berubah?"

"Berubah? Aku rasa kamu yang berubah Marco bukan aku."

Hana menutup pintunya dan mengbaikan Marco, Marco merasa Hana mungkin membutuhkan banyak waktu untuk sendiri dan akhirnya Marco pamit pulang pada ibu Hana dan pergi meninggalkan rumah Hana.

Ketika Marco tiba di rumah, Marco terkejut melihat sebuah mobil berwarna putih terpakir di depan rumahnya.

Mobil siapa itu? Apa ada tamu yang datang ke rumahku?

Dengan cepat Marco berlari menuju rumahnya dan tak disangka-sangka ibu panti tengah berdiri di depan rumahnya.

Ibu...

Marco berlari menghampirinya dengan cepat.

"Ibu... Sejak kapan ibu datang?"

"Marco kamu habis darimana? Ibu baru tiba disini ko, Marco ada sesuatu yang harus ibu bicarakan dengan kamu boleh kita bicara sebentar?"

"Baiklah, silahkan masuk Bu."

Marco dan ibu panti langsung duduk di sofa, Marco ingin sekali memberikan jamuan tapi ibu panti tak menginginkannya. Jadi mereka fokus mengobrol bersama.

"Bu memangnya apa yang ingin ibu bicarakan?"

"Ini soal orang tuamu Marco, sepertinya keluarga Matteo yang terkenal dan kaya raya itu memang orang tuamu."

"Tapi apa buktinya bu?"

"Lihat istri Matteo itu memakai Liontin yang sama dengan Liontin milikmu Marco, setelah ibu mencari tahu tentang Liontin itu, Liontin itu sudah sulit di temukan karena Liontin seperti itu sudah tidak dibuat lagi di jaman sekarang."

Marco yang sudah tahu akan hal itu hanya terdiam. Karena Marco telah melihatnya lebih dulu.

"Lalu apa yang harus aku lakukan?"

"Pergi dan temui keluarga Matteo itu, dan beritahu mereka jika kamu anak dari mereka."

Marco pun terkejut dengan ucapan ibu panti karena sebelumnya beliau juga ingin Marco menemui mereka. Tapi hati Marco ragu dan merasa tak ingin bertemu dengan mereka.

"Bu... Soal itu berikan aku waktu, aku masih ragu dengan mereka. Aku juga ragu dengan diriku sendiri."

"Kalo begitu... Ibu akan menunggu semua keputusan Marco, ibu harap Marco benar-benar berani menemui mereka dan mengatakan pada mereka jika Marco anak mereka yang hilang di bandara saat kecil."

Setelah mengatakan itu ibu Panti pamit pada Marco dengan wajah yang tampaknya sedikit kecewa.

Marco merasa heran kenapa ibu Panti sangat kekeh ingin dirinya pergi menemui keluarga Matteo.

Ketika Marco menatap mobil ibu panti yang pergi menjauh. Marco melihat ke arah rumah Catty dan terlihat Catty tengah menyapu halaman rumahnya dan di awasi oleh seorang pria tak dikenal yang sepertinya suruhan Bibi Meeza.

Ketika Marco menatap Catty, Catty mengetahuinya dan menatap kembali Marco.

Namun ketika seorang penjaga Catty mengetahui Catty tengah menatap Marco, seketika Catty langsung membuang muka dari Marco. Marco mengerutkan keningnya dan bingung kenapa Catty bertingkah aneh.

"Ada apa dengan dia, bahkan sekarang dia punya pengawal sendiri. Aneh." gumam Marco.

Marco sama sekali tak sadar dengan apa yang terjadi pada Catty, Marco hanya tahu jika Catty benar-benar di jaga oleh pengawal karena mungkin Bibi Meeza takut jika Catty berkeliaran.

...Bantu like komen dan vote ya...

...Terima kasih.❄...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!