CHAPTER 2

"Loh, kalian berdua pada kenapa si? Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Hana yang bingung karena melihat Marco dan Alby tersenyum ke anehan.

"Aku memeluk Alby karena aku ingin mengucapkan selamat padanya."

Namun Marco dan Alby tak menanggapi pertanyaan Hana. Alby langsung mengajak mereka berdua makan bersama di satu meja.

Kini Marco, Hana dan Alby makan bersama di meja yang sama dan saling mengobrol satu sama lain.

Party belum selesai, Tapi Marco dan Hana harus segera pulang karena sudah sangat larut. Dan besok Marco harus segera bekerja mengerjakan lagunya.

Ketika Marco dan Hana tiba di rumah, mereka melihat ada dua mobil terparkir di depan rumah kosong yang letaknya tepat di depan rumah Marco.

Marco pun bingung dan bertanya pada Hana.

"Hana, apa mereka akan tinggal disana? Apa rumah itu akan segera di tempati?" tanya Marco yang masih duduk di dalam mobil bersama Hana di depan rumahnya.

"Emm, mungkin iya. Nanti aku coba bertanya pada Ayah. Apa mereka penduduk baru di perumahaan ini atau bukan. Jika iya, kamu akan mendapat tetangga baru Marco."

Hana pun keluar dari mobil Marco dan berjalan menuju arah jalan pulang rumahnya. Marco masih saja memperhatikan orang-orang yang sedang berkemas mengisi rumah yang ada di depan rumah Marco. Tak lama Marco pun memasukan mobilnya ke dalam garasi.

Setelah Marco membersihkan diri, Marco berjalan masuk ke dalam kamarnya yang berada di lantai dua, yang langsung menghadap ke rumah yang ada tepat di depannya.

Marco langsung duduk di kursinya dan mengerjakan lagunya lagi Marco duduk di depan komputernya. Marco terlalu fokus dengan lagunya, hingga ia lupa menutup jendela kamarnya. Karena angin malam masuk ke dalam kamar Marco melalui jendela kamarnya yang terbuka. Kini Marco mencoba menutupnya. Marco pun menghampiri jendela kamarnya dan mencoba menutupnya.

Namun tiba-tiba Marco melihat tetangga barunya, tengah berada di dalam kamar lantai dua. Dan sepertinya tetangga baru Marco yang ada di depan rumahnya itu mempunyai banyak anggota keluarga. Karena ketika Marco melihatnya, disana amat ramai. Walaupun Marco melihat mereka hanya dari bayangan di balik gorden.

Marco melihat bayangan di balik gorden seperti seorang wanita, di lantai dua kamar rumah itu. Wanita itu bertubuh kurus dan berambut panjang.

Marco tampak biasa saja dengan apa yang di lihatnya, lalu Marco kembali menatap layar komputernya dan melanjutkan membuat lagu. Marco sangat bekerja keras dengan pekerjaannya, karena ia berusaha membuat seni yang indah dan bernilai tinggi.

Marco akhirnya terlelap, ia tidur tengah malam seperti biasanya.

Ketika Marco mulai terlelap tiba-tiba Marco mendengar suara sesuatu yang jatuh hingga membuatnya terbangun dari tidurnya.

"Suara apa itu? Mengganggu tidurku saja!"

Marco bangun dari tidurnya dan mencoba melihat ke arah dapur rumahnya. Marco takut jika ada tikus atau pun hewan lain yang mencoba merusak dan menjatuhkan barangnya.

Macrco berjalan ke arah dapur rumahnya dengan kaki telanjang. Ketika Marco kesana tak ada apapun yang terjatuh.

"Jika bukan dari dapur, lalu darimana suara benda jatuh ini berasal?"

Marco akhirnya kembali ke kamarnya untuk tidur, ketika Marco masuk ke dalam kamarnya Marco melihat bayangan wanita itu lagi, wanita yang tinggal di depan rumahnya. Marco melihatnya dari balik gorden kamarnya yang terbuka.

"Kenapa wanita itu masih belum tidur dan terus berjalan-jalan di kamarnya, bahkan dia juga tak mematikan lampunya?"

Marco yang sangat ingin tahu, mencoba mendekati jendela kamarnya dan mengintipnya lagi. Ketika Marco tengah mengintipnya tiba-tiba dua orang wanita dan satu laki-laki datang ke dalam kamar wanita yang sedari tadi berjalan mondar mandir di kamarnya.

Dan tak lama wanita yang berbadan kurus, berambut panjang yang sedari tadi mondar mandi di kamarnya menghilang. Mungkin dua wanita dan satu laki-laki itu membuatnya tidur.

Marco yang sedari tadi mengintip mereka merasa aneh dan tiba-tiba seorang laki-laki dari rumah itu, membuka gorden kamarnya dan mengetahui jika Marco tengah mengintip mereka.

Marco dengan cepat menutup gorden kamarnya, Marco yang terkejut akan hal itu membuat dirinya terkejut.

"Astaga, kenapa aku sekaget ini. Argh! Marco lo ga sopan banget ngintip tetangga baru lo!"

Marco tiba-tiba marah pada dirinya sendiri. Marco pun akhirnya kembali untuk tidur.

****

Pagi pun tiba cahaya matahari mulai masuk melalui jendela kamar Marco, Marco pun terbangun dari tidurnya.

Marco terbangun di pagi hari tanpa mengingat kejadian semalam. Ia berjalan ke arah dapur untuk membuat secangkir kopi.

Marco sudah terbiasa hidup sendirian. Hingga melakukan segalanya sendirian karena Marco tak punya keluarga, Marco besar di panti asuhan. Karena saat ia berusia satu tahun, ia kehilangan kedua orang tuanya. Marco di temukan di bandara, Ia tertinggal oleh kedua orang tuanya yang mencoba pergi ke luar negeri.

Ketika Marco tertinggal di bandara, Marco di bawa ke panti asuhan oleh pihak bandara, sebelumnya Marco akan di beri nama oleh pihak panti, namun ternyata Marco sudah memakai kalung liontin berwarna silver dengan bandul yang bertuliskan namanya di depan dan belakang. Ya nama itu adalah Matteo Marco. Dan sampai sekarang Marco masih menggunakan nama aslinya.

Ketika Marco hidup di panti asuhan, banyak sekali orang tua yang mencoba mengadopsinya namun si pemilik panti tak mengizinkan mereka semua. Karena si pemilik panti sangat menyayangi Marco lebih dari anak lainnya. Seperti sebuah ikatan batin.

Ketika Marco berusia 7 tahun si pemilik panti memasukannya ke Asrama hingga ia berusia 18 tahun, Bahkan sang pemilik panti selalu mengunjungi Marco ketika Marco berada di asrama. Itu membuat Marco menganggap ibu pemilik panti asuhannya sebagai ibunya sendiri.

Namun saat Marco beranjak dewasa seperti sekarang, Marco memutuskan hidup sendiri dan mencari kehidupan baru. Ia tak mau bergantung terus pada ibu pantinya. Walau begitu Marco terkadang mengunjungi panti asuhan ibu asuhnya dan bertemu dengannya.

Ketika Marco tengah duduk di ruang makan sembari meminum secangkir kopi, Marco teringat pada ibu pantinya.

"Sudah lama aku tak berkunjung pada ibu panti, haruskah aku mengunjunginya nanti?"

"Jika aku pergi kesana, aku harus membelikan sesuatu untuk ibu panti. Dan anak-anak panti yang lainnya."

Setelah Marco selesai sarapan dan meminum secangkir kopi, Marco membersihkan dirinya dan bersiap untuk pergi bekerja menuju studio.

Ketika Marco mencoba mengeluarkan mobilnya dari bagasi, tiba-tiba Hana datang dan berdiri di depan mobilnya menghadang Marco keluar.

Hana terlihat membawa sebuah bingkisan dari box besar berwarna putih.

"Astaga ada apa dengan anak ini... " Keluh Marco karena bingung dengan tingkah Hana.

Marco akhirnya keluar dari dalam mobil dan menghampirinya.

...Aku bakalan update setiap hari...

...Bantu like komen dan vote ya...

...Terima kasih.❄...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!