CHAPTER 7

Marco akhirnya mematikan lagunya untuk memastikan jika suara nafas yang asing itu tidak ada. Dan hanya perasaannya saja.

Namun ketika Marco mematikan lagunya, suara nafas yang asing itu semakin terdengar dengan jelas. Marco akhirnya menepikan mobilnya terlebih dulu.

Marco melihat ke arah belakang mobilnya dan ternyata ada seseorang di kursi mobil paling belakang mobilnya.

Catty...

Seketika Marco terkejut karena seseorang itu adalah Catty, seperti biasa Catty selalu menggunakan piyama tidur seperti gaun dengan tangan panjang, hanya saja piyama tidur yang seperti gaun itu selalu berbeda warna.

"C-Catty... Kamu ngapain disini? Apa kamu masuk lewat bagasi?"

Ketika Marco membangunkan Catty yang tertidur di dalam mobilnya, Catty tetap tak bangun. Marco yang tak berani menyentuh Catty, dengan pelan mencoba memegang tanganya dan membangunkannya.

Catty... Bangun!

Catty terbangun dari tidurnya dan terkejut melihat Marco ada di hadapannya.

Hah! K-kamu...

"Kenapa kamu yang kaget, seharusnya aku yang kaget. Kenapa kamu ada disini? Sejak kapan kamu ada di dalam mobil?"

Catty malah membenarkan rambut panjangnya yang tebal dengan kedua tangannya. Catty mengabaikan pertanyaan Marco.

"Hei, aku bertanya padamu. Kenapa kamu selalu mengabaikan pertanyaanku, katakan padaku kenapa kamu bisa ada disini?"

Marco sedikit meninggikan suaranya dengan tatapan dinginnya, karena ia geram dengan Catty yang sedikit sulit di ajak berbicara.

"A-aku... Aku masuk lewat pantat mobil ini."

Seketika Marco yang tadinya geram dan marah kepada Catty, tiba-tiba wajahnya berubah menjadi orang yang menahan tawa, bahkan Marco membuang muka pada Catty karena kata-kata Catty yang aneh membuatnya ingin tertawa.

Marco pun mencoba mengontrol lagi wajahnya dan berubah menjadi dingin kembali dan bertanya dengan serius kepada Catty.

"Aku serius bertanya padamu. Jangan bercanda itu gak lucu!"

"Aku tadi sudah mengatakannya padamu, aku masuk lewat pantat mobil ini. Itu berarti aku masuk dari belakang mobil."

Tiba-tiba Catty melihat keluar dari kaca mobil.

"Apa kita sedang diluar? Sudah lama aku tak melihat dunia luar, karena aku selalu di dalam kamar. Kemana kita akan pergi?"

Ketika Marco akan menjawabnya, Lily sudah menelpon Marco berkali-kali. Marco pun terpaksa membawa Catty bersamanya.

"Kenapa kamu selalu merepotkanku, kenapa kamu selalu datang padaku saat kamu susah. Padahal aku tak mengenalmu." Oceh Marco di hadapan Catty.

"Maafkan aku ya kamu..."

"Kamu? Panggil aku Marco, namaku Marco."

"M-Marcceo... "

"Apa aku harus menuliskan dengan nafasku di kaca mobil, agar kamu bisa membaca namaku. Seperti kamu melakukannya padaku tempo hari?"

"Ide bagus, cepat lakukanlah. Aku ingin tahu huruf dari setiap namamu!"

Catty malah tersenyum dan mengiyakan ucapan Marco, namun Marco malah menyipitkan matanya.

"Engga! Aku ga akan lakukan hal bodoh itu. Duduk dengan baik dan pakai sabuk pengamannya. Jika tidak, aku akan meninggalkanmu disini!"

Catty akhirnya duduk di kursi belakang dan memakai sabuk pengaman sembari menatap ke arah luar. Marco keluar berpindah tempat menuju kursi depan kemudi.

Marco akhirnya membawa Catty menuju rumah Lily, Setibanya Marco di rumah Lily. Marco langsung mengetuk pintu rumahnya, lalu Ibu panti yang dulu merawat Marco alias ibu dari Lily membuka pintunya.

"Selamat malam bu, aku datang kesini untuk menjemput Lily. Aku ingin mengajaknya makan malam."

"Selamat malam Marco, tapi Lily sepertinya sudah kelelahan. Dia terus menunggumu, dan sekarang, lihat jam yang kamu pakai."

Ketika Marco melihat jam tangannya, Waktu sudah menunjukan pukul satu malam.

Marco pun terkejut, karena ternyata sudah tengah malam.

"Astaga.... Aku tidak sadar jika ini sudah tengah malam, aku sibuk bekerja dan lupa waktu. Bu tolong katakan pada Lily aku minta maaf, aku akan mengajaknya di lain waktu. Aku berjani akan tepat waktu."

Ibu Lily menganggukan kepalanya dan tersenyum pada Marco, Marco memeluk ibu Lily dan berpamitan untuk pulang.

Namun Marco menghentikan langkahnya dan teringat akan ucapan Lily, Marco pun menghampiri kembali ibu panti.

"Oh ya bu, sebelumnya aku tak pernah bilang pada ibu jika aku ingin bertemu dengan Lily. Tapi Lily bilang, ibu menyuruhnya untuk menemuiku karena aku memintanya."

"Oh, E-emm. Ibu hanya ingin k-kamu dekat dengan Lily, lagi, hanya itu yang ibu inginkan."

"Oh, baiklah bu, aku pergi."

Marco tersenyum dan kembali berpamitan, Marco berjalan menuju mobilnya. Tapi ibu Lily tiba-tiba memanggilnya.

"Marco! Tunggu sebentar."

"Ya bu, ada apa?"

"Apa kamu memakai liontin'nya? Bukannya liontin itu berukuran kecil?"

"Aku menggantinya, tapi aku tak mengganti bandul dari liontin ini. Ibu tenang saja, aku akan menjaganya. Aku pergi dulu bu, selamat malam."

Marco masuk ke dalam mobilnya karena sudah larut, ketika Marco melihat ke arah belakang. Catty sudah tertidur lagi dengan posisi Butterfly Hug, Catty memeluk tubuhnya sendiri dalam tidur.

"Ada apa dengan wanita satu ini. Setiap kali aku melihatnya dia selalu tertidur dan melakukan Butterfly Hug."

Marco menatapnya sebentar, Marco juga mematikan AC mobilnya agar Catty tak ke dinginan.

Ketika Marco menuju arah rumah, Marco tiba-tiba menghentikan mobilnya. Marco menepikan mobilnya di dekat sebuah warung yang masih buka. Marco membeli dua susu kotak dan juga roti.

Ketika Marco berada di dalam mobil, Marco terus menatap Catty yang tengah tertidur di kursi belakang. Marco mencoba membangunkannya untuk memberinya susu kotak dan roti yang tadi ia beli. Karena Marco selalu merasa ingin memberi makan Catty karena Catty sangatlah kurus.

Marco dengan percaya diri membangunkan Catty yang tertidur di kursi belakang mobilnya.

Catty... Catty...

Walau Marco sudah memanggilnya, Catty tetap tak mau bangun. Itu membuat Marco sedikit kesal.

"Ya ampun... Apa dia hanya bisa terbangun saat aku mengejutkannya atau memegangnya." Keluh Marco.

Marco akhirnya memegang tangan Catty dan membangunkannya. Ketika Marco membangunkannya dengan cara menyentuh tangan Catty, tiba-tiba Catty terbangun dengan sangat terkejut.

Hah!!!

Catty yang terkejut karena Marco membangunkannya membuat Marco ikut terkejut juga.

Argh!!!

"Aishh~ Kenapa kamu selalu membuatku tetkejut setiap kali terbangun dari tidurmu?!"

"Kenapa kamu selalu mengganggu tidurku?"

Mereka berdua sama-sama melemparakan kata-kata kemarahan, dan tak ada yang mau mengalah.

"Ini, Ambilah! Aku membangunkanmu untuk memberikan ini."

Marco memberikan 2 susu kotak dan juga roti kepada Catty agar Catty memakannya, namun Catty malah menolak.

"Tidak, aku tidak mau, Makan saja sendiri!"

"Kenapa tidak mau? Lihat kamu sangat kurus seperti orang yang tak pernah makan. Makanlah aku sudah membelikannya!"

Marco akhirnya menyimpan 2 susu kotak dan sepotong roti di samping Catty.

Lalu Marco langsung memakai sabuk pengaman dan mulai mengemudikan mobilnya. Baru saja Marco akan menyalakan mesin mobil tiba-tiba Catty menangis.

...Bantu like komen dan vote ya...

...Terima kasih.❄...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!