CHAPTER 13

Setelah mendengar ucapan Hana, Marco dengan cepat menarik tangan Catty yang sedari tadi hanya diam.

Kemari ikut aku!

Teriak Marco pada Catty sembari membawanya ke depan pintu. Marco menarik tangan Catty dengan begitu kerasnya.

"Marco, Hana berbohong dia berbohong, Aku tak melakukan apapun!"

Catty dengan tatapan polos berusaha memberitahu Marco jika dirinya tak melakukan hal itu. Namun Marco tak mau mendengarnya.

Catty sudah ada di depan pintu rumah Marco, karena Marco menariknya keluar.

"Dengar! Aku sudah mengatakan padamu Catty, jika kamu ingin datang kesini kamu harus jaga sikapmu. Jangan seperti orang gila!"

"Tapi aku tak berbohong, Hana yang melakukannya sendiri pada dirinya!"

"Cukup Catty! Aku tahu kamu memang seperti itu, kamu kasar dan sedikit aneh. Aku yakin kamu melakukan itu pada Hana. Sekarang pergilah."

"Aku bukan orang gila, aku bukan orang aneh. Sekarang aku tahu orang-orang hanya melihatku dari penmpilanku saja..."

Catty benar-benar pergi dengan rasa sedih dan kecewa karena ucapan Marco.

Marco langsung berlari ke arah Hana dan membantu membersihkan pakainnya yang kotor dan juga piring pecah yang berceceran di lantai.

"Hana kamu tidak terkena pecahan piring itukan?"

Hana hanya menggelengkan kepalanya dengan raut wajah yang tampak masam.

"Lihat Marco, dia itu benar-benar wanita aneh, kenapa kamu terus membawanya kemari. Hari ini dia memecahkan piring dan melemparkan makan itu padaku, entah apa lagi yang akan terjadi nanti jika kamu sering membawanya kemari."

Marco hanya mendengarkan ucapan Hana dan mulai membersihkan pecahan piring yang berterbaran di lantai.

****

Setelah kejadian pagi itu, Perasaan Marco benar-benar terasa buruk. Ketika di studio Marco mendapat panggilan telepon dari Ibu panti.

Bu panti... Kenapa dia menelponku?

Marco mengangkat panggilan dari bu panti.

"Hallo bu... "

"Marco, Ibu ingin bertemu. Selepas pulang dari pekerjaan kemarilah."

Tanpa pikir panjang Marco mau melakukannya.

"Baiklah, aku akan datang kesana."

Selepas pulang kerja tepat pukul tujuh malam, Marco pergi menuju rumah ibu panti, yang rumahnya dekat dengan panti asuhan miliknya.

Marco yang baru tiba langsung di sambut oleh Lily yang berdiri di depan pintu rumahnya. Walau Marco merasa canggung karena ibu panti ingin menjodohkan mereka.

"H-hai Marco... Apa kabar?" tanya Lily sedikit gugup.

"Baik."

"Ibu sudah menunggumu di atas, dia ingin berbicara denganmu."

"Ya, aku akan masuk."

Marco masuk ke rumah ibu pantinya yang cukup mewah. Marco naik ke lantai dua untuk menemui ibu panti.

Ketika Marco tiba di lantai dua rumah ibu panti, terlihat ibu panti yang bernama Bunga itu. Tengah duduk di sebuah kursi yang cukup besar dan terlihat mewah.

Marco seketika terkejut dengan perubahaan ibu pengasuhnya, yang sekarang mulai hidup dengan gaya yang cukup elit.

"Marco... Kamu sudah tiba, cepat kemari dan duduk di samping ibu."

"Baik bu. Dan selamat malam... "

"Malam Marco, ibu tak akan banyak basa basi malam ini, ibu ingin memberitahumu tentang orang tuamu."

Seketika Marco terkejut dengan ucapan ibu pantinya ketika mengatakan tentang orang tuanya.

"Oo-orang tuaku...?"

"Ya, ini tentang orang tuamu. Sekarang kamu sudah dewasa ini saatnya kamu mencari kedua orang tuamu, pasti mereka sangat sedih kehilanganmu selama bertahun-tahun."

Ucapan ibu panti membuat Marco merasa aneh dan terkejut.

"Tapi bu, jika mereka menginginkanku. Mereka pasti akan terus mencariku, hingga saat ini bahkan aku tak tahu kabar mereka ada dimana."

"Tapi Marco... Mereka bukan sengaja tapi tidak sengaja meninggalkanmu di bandara. Mereka tak membuangmu. Dan ibu tahu dimana orang tuamu."

Perkataan ibu panti membuat Marco lebih terkejut lagi, setelah ia mengatakan bahwa dirinya tahu dimana orang tuanya berada.

"A-apa... Ibu benar-benar tahu dimana mereka?"

"Sebenarnya sudah lama ibu mencari keberadaan ayah dan ibumu, lihatlah ini."

Ibu panti menunjukan sebuah foto keluarga dari laptopnya.

"Lihat ini Marco, ibu rasa kamu berasal dari keluarga ini."

"Kenapa ibu berfikiran seperti itu, Apa alasannya?"

"Karena semua nama dari keluarga ini berawalan Matteo. Mereka adalah keluarga Matteo, dan ibu yakin mereka adalah keluargamu karena di liontin kamu tertulis juga nama Matteo."

Ketika ibu panti menjelaskan semua itu Marco sedikit percaya, tapi Marco juga bimbang karna nama Matteo bukan hanya dirinya.

"Marco, keluarga Matteo ini sepertinya terkenal dan mereka kaya raya."

"Jika mereka terkenal dan kaya raya kenapa mereka tak mencariku? Tak membuat pemberitaan tentang anaknya yang hilang." kata Marco sembari membaca biografi tentang keluarga Matteo tepat di bawah foto Keluarga Matteo.

Ibu panti tiba-tiba terdiam dan mengalihkan pembicaraan. Bahkan Marco sedikit mencurigainya, karena dulu ibu panti tak pernah sekekeh ini untuk menemukan keluarganya.

"Oh tunggu sebentar... I-ibu akan membuatkanmu minuman hangat dan juga makanan."

Marco menganggukan kepalanya dan membaca kembali tentang keluarga Matteo itu. Ketika Marco melihatnya keluarga Matteo itu mempunyai dua orang anak, satu laki-laki dan satu perempuan, yang kemungkinan anak perempuanya berusia 15 tahun dan anak laki-lakinya berusia 19 tahun.

Marco menyelami lebih dalam tentang keluarga Matteo itu dan terlihat diantara banyaknya foto, istri dari Matteo itu menggunkan sebuah liontin yang sama seperti yang digunakan Marco.

Marco benar-benar terkejut seteleh mengetahuinya.

"Nah ini Marco makanannya."

Ketika Ibu panti kembali, Marco langsung mengalihkan halaman biografi keluarga Matteo itu ke semula, karena sebelumnya Marco sudah menyelaminya terlalu dalam.

"Oh. I-iyaa makasih bu."

"Kenapa kamu terlihat gugup? Apa yang sudah kamu lihat Marco."

"B-bukan... Bukan apa-apa ko bu."

Tiba-tiba Lily datang menghampiri Ibunya dan Marco yang tengah dudu bersama.

"Lily... Kemarilah duduk disebelah Marco." panggil ibu panti sembari menjulurkan tangannya menyuruh Lily duduk di sebelah Marco.

Lily tampak gugup ketika ibunya menyuruh dirinya duduk di sebelah Marco. Begitupula Marco, Marco merasa canggung karena kejadian tempo hari saat makan malam bersama. Walau begitu Marco tetap terlihat tenang.

"Astaga kenapa kalian terlihat canggung, apa gara-gara ucapan ibu malam itu ya. Ibu minta maaf, seharusnya ibu tak mengatakan itu. Ibu hanya ingin melihat kalian selalu bersama."

malam itu mereka bertiga mengobrol bersama bercerita banyak hal tentang masa lalu, masa dimana ibu panti merawat Marco hingga menjadikannya anak yang paling spesial dan akhirnya ibu panti mengandung dan melahirkan Lily.

"Kalian itu dulu sangat dekat, tapi setelah ibu mengirim Marco ke asrama, kalian jadi tak pernah bertemu dan tak terlalu dekat. Ibu sedih akan hal itu."

"Walau begitu ibu senang kalian sudah tumbuh dewasa dengan baik."

Setelah selesai berbicara bersama kini Marco pamit untuk pulang, karena hari sudah benar-benar larut.

"Lily! Kenapa kamu diam saja? Antar Marco sampai halaman rumah!" kata ibu panti memerintah anaknya yang bernama Lily itu.

Lily tiba-tiba memberikan tatapan sedikit terkejut, ketika sang ibu menyuruhnya untuk mengantar Marco hingga halaman rumahnya.

"Oo-oh iya baiklah bu." jawab Lily yang tampak sedikit gugup.

...Bantu like komen dan vote ya...

...Terima kasih.❄...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!