CHAPTER 16

"Al, Alby!"

"Udah lo ngobrol dulu sama Nicol, gue mau cari yang lain."

Alby akhirnya pergi, suasana pun berubah menjadi canggung karena hanya ada Marco dan Nicol dalam ruangan itu.

"Marco, duduklah."

Wanita yang bernama Nicol itu menyuruh Marco duduk di sebuah sofa, Marco pun mendekatinya dan duduk berhadapan dengan Catty.

"Kenalin nama aku Nicol." kata sang wanita sembari menjulurkan tanganya pada Marco.

Walau Marco punya sifat sedikit dingin dan cuek, Marco tetap sopan dan menjabat tangan wanita yang bernama Nicol itu.

"Marco."

Suasana malah semakin canggung mereka sama-sama diam, karena Marco tidak tahu apa yang terjadi.

"Emm... bisakah kamu mengobrol denganku? Tanya soal diriku atau apapun tentang diriku gitu?"

"Apa? Kamu pikir aku ini wartawan."

Ketika Marco menjawab seperti itu Nicol langsung memberikan wajah masam pada Marco.

Tiba-tiba Marco berdiri dari tempat duduknya dan menuju sebuah rak yang berisi banyak majalah diruangan itu. Karena Marco merasa bosan dan sedikit malas dengan Nicol.

Ketika Marco melihat-lihat rak yang berisi banyak majalah, Marco melihat sebuah majalah dengan sampul seorang wanita yang wajahnya tampak tak asing baginya.

Marco mengambil majalah itu dan melihatnya lagi dengan detail. Setelah Marco melihatnya lebih dekat. Marco tersadar jika majalah yang bersampulkan seorang wanita itu sangat mirip dengan Catty.

"Catty Ruth... Kenapa wanita ini sangat mirip dengan Catty bahkan nama dia juga Catty. Apa ini memang Catty?"

"Ah engga mungkin dia model, dia itu wanita aneh bahkan sepertinya tak pernah merawat dirinya."

"Tapi... Saat itu, anak dari bibi Meeza mengatakan jika Catty model gagal. Apa maksudnya itu?"

Marco merasa curiga dengan majalah yang bersampulkan gambar seorang wanita yang sangat mirip dengan Catty. Dan akhirnya Marco membawa Majalah itu keluar dari ruangannya.

"Marco! Kamu mau kemana?" Tanya Nicol.

"Maaf aku ada urusan." jawab Marco lalu pergi meninggalkan Nicol.

Ketika Marco keluar dari ruangan itu, terlihat Alby tengah bersama dengan Anna. Mereka duduk berdua begitu dekat.

Marco pun mendekati mereka dan duduk di sofa yang ada di depan mereka.

"Loh Marco, kenapa lo keluar! Bagaimana dengan Nicol, Kenapa lo tinggalin dia?"

"Al, gue ga suka lo cariin cewek buat gue, sekali lagi lo lakuin hal kaya gitu sama gue, gue bakalan marah 7 hari 7 malem sama lo."

Marco memberikan tatapan tajam pada Alby.

"Iya, maafin gue Mar." jawab Alby dengan wajah cemberut.

"Oh iya Anna boleh aku bertanya soal majalah ini dan juga modelnya?"

Marco tiba-tiba meletakan majalah yang bersampulkan wanita yang mirip dengan Catty di atas meja.

"Apa wanita yang ada di sampul ini benar Catty?"

"Iya dia Catty, bahkan namanya tercantum disana Catty Ruth. Ada apa, apa kamu menyukainya?"

"Tapi percuma juga kamu menyukainya, dia sudah lama menghilang. Catty dulu model yang paling terkenal, dia punya job dimana-mana untuk jadi bintang iklan."

"Kemana dia?"

"Entahlah, mungkin hampir 5 tahun aku tak melihatnya lagi, dia benar-benar menghilang seperti di telan bumi. Karena orang-orang tak menyukainya."

Jawaban Anna membuat Marco merasa yakin jika sampul gambar di majalah itu benar Catty, wanita aneh yang selalu datang padanya, walau kini sudah 2 minggu lamanya Marco tak bertemu dengan Catty.

"Mar lo kenal sama cewe itu? Kenapa lo tiba-tiba tanyain dia?"

"Iya Al gue kenal dia, dia tetangga baru gue, tapi udah 2 minggu lebih dia pergi sama keluarganya ninggalin rumah itu entah kemana dia pergi."

••••

Setelah hari yang panjang Marco menghabiskan waktu bersama dengan Alby, tepat pukul sepuluh malamnya Marco pulang ke rumah.

Namun sesuatu membuatnya terdiam saat akan masuk ke dalam rumah, Marco pun membalikan badannya dan melihat ke arah rumah Catty.

Dan terlihat lampu rumah Catty menyala, bahkan ada satu mobil di garasinya yang tak lain mobil itu, mobil yang sama yang digunakan oleh Bibi Meeza dan suaminya.

Marco tiba-tiba tersenyum kecil, karena Marco rasa Catty sudah kembali setelah 2 minggu lamanya mereka pergi.

Marco pun dengan penuh senyuman masuk ke dalam rumahnya karena merasa bahagia setelah tahu Catty kembali.

Tapi saat melihat cermin Marco tiba-tiba berubah.

"Oh! Astaga, ada apa denganku? Kenapa aku bahagia sekali saat Catty kembali."

Wajah Marco seketika berubah drastis menjadi dingin lagi yang tadinya sumringah karena Catty kembali.

Setelah Malam berlalu akhirnya pagi pun tiba, ini masih hari weekend dan Marco tak pergi bekerja.

Tok! Tok! Tok!

Pagi-pagi sekali Marco sudah dibangunkan oleh suara ketukan pintu.

"Argh!... Siapa itu, ini masih pagi.. " kata Marco dengan suaranya yang terdengar seperti orang baru bangun tidur.

"Oh! Apa dia Catty?!"

Tiba-tiba Marco berlari ke kamar mandi dan mencuci wajahnya. Lalu Marco berlari menuju pintu depan untuk melihat siapa yang datang.

Apa dia Catty?

Ketika Marco membukanya ternyata dia Hana, Hana membawa sarapan untuk Marco.

"Oh... Hana, aku pikir siapa."

"Hoh, memangnya kamu pikir siapa yang datang pagi-pagi seperti ini selain aku?"

Hana pun masuk ke dalam rumah Marco dan menyiapkan sarapan untuk Marco.

"Makasih ya Hana, kamu selalu peduli padaku. Padahal aku bisa sendiri membeli makanan, tapi kamu selalu membawakannya untukku."

"Marco, jangan bilang kaya gitu lagi, buruan makan sarapannya."

Marco dan Hana sarapan bersama pagi itu. Setelah mereka sarapan Marco dan Hana langsung berolahraga bersama pagi-pagi sekali, walaupun hanya berlari keliling komplek.

Ketika Hana masih bersiap untuk berganti pakaian, Marco berdiri dan menunggu Hana di depan rumahnya. Ketika Marco tengah menunggu Hana, Marco melihat Catty tengah berdiri dengan tatapan datar di dalam kamarnya yang ada di lantai dua.

Marco pun tersadar dan menegakkan tubuhnya untuk melihat Catty.

"Catty... "

Marco tak berani meneriaki nama Catty, Marco hanya terdiam menatapnya dari bawah. Catty tampak seperti orang sakit, tak ada sedikitpun garis senyum di wajahnya, wajahnya benar-benar tanpa ekspresi.

"Ada apa dengan dia, ah mungkin dia masih sedih karena adikknya tiada." ucap batin Marco sembari menatap wajah Catty dari kejauhan.

Ketika Marco menatapanya dari jauh, Catty menyadarinya dan menatap balik Marco. Mereka berdua pun saling bertatapan. Dan dari kejauhan Hana melihatnya.

Walau Catty sudah tahu Marco tengah menatapnya, Catty masih saja terdiam dengan wajah datarnya.

Marco!!!

Tak lama Hana pun memanggil Marco dan berpura-pura tak melihat apa yang sudah ia lihat.

"Marco cepat kita Jogging sekarang!"

"O-oh... Ayo Hana."

Marco pun pergi jogging bersama Hana.

Entah apa yang akan terjadi lagi setelah Catty kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!