CHAPTER 10

Catty tiba-tiba melepaskan tisu yang menyumpal ke dua lubang hidungnya. Dan membuangnya ke tong sampah yang ada di dekat wastafel.

"Hei! Siapa yang menyuruhmu melepasnya?"

Namun Catty sama sekali tak menjawab pertanyaan Marco.

"Apa sudah membaik, kamu sudah baik'kan? Kalo gitu cepat pulang kembali ke rumahmu! Merepotkan saja pagi-pagi begini, pulanglah!"

"Tapi sebelum aku pulang, bolehkah aku meminta susu kotak lagi? Aku ingin meminumnya."

"Susu kotak, jadi susu kotak yang semalam itu, kamu yang meminumnya?"

"Iya, aku sengaja datang ke rumahmu semalam, karena aku ingin meminum susu kotak itu. Tapi kekasihmu malah menyebutku wanita gila."

"Kekasih? Dia bukan kekasihku dia teman dekatku! Jangan asal kalo ngomong!"

"Baiklah, tapi bisakah kamu tak perlu meninggikan suaramu?"

Marco tiba-tiba mengabaikan Catty, Marco langsung menuju lemari es untuk mengambil susu kotak. Namun sayang Marco tak punya lagi susu kotak, jadi Marco hanya memberinya susu yang sering ia gunakan ketika makan sereal yang wadahnya cukup besar tiga kali lipat lebih besar dari susu kotak biasa.

Marco menuangkan ke dalam gelas yang berukuran besar lalu memberikannya pada Catty.

Ini minumlah... Aku tak punya susu kotak lagi, aku hanya punya ini.

Catty mengambil segelas susu yang di beri oleh Marco dan meminumnya. Marco menatap Catty terheran-heran.

"Catty... Boleh aku bertanya?"

Ehem!

Catty hanya berdehem sembari menganggukan kepalanya karena tengah meminum susu.

"Kenapa kalian memelihara begitu banyak belut listrik di kolam ikan kalian?"

Catty seketika terkejut dan tersedak oleh susu yang tengah ia minum.

"B-bagaimana bisa kamu tahu itu?"

"Kenapa kamu terkejut? Aku tahu karena aku melihatnya dengan mata kepalalu sendiri."

Catty tiba-tiba berdiri di hadapan Marco. Dan menatapnya dengan tajam.

"Aku tahu aku selalu datang kesini dan meminta bantuanmu dan mungkin menurutmu aku terlihat aneh. Tapi aku mohon jangan pernah datang ataupun mencari tahu tentang rumah itu. Aku tak ingin sesuatu terjadi."

Marco bingung kenapa Catty mengatakan hal itu dan menjelaskannya dengan begitu serius. Padahal Marco hanya bertanya apa alasan yang membuat keluarga Catty memelihara belut listrik di kolam ikannya.

"Mana kolam ikan itu tepat dibawah kamar lantai dua kamu kan Catty, dan aku rasa kolam itu baru dibuat."

"Please Marco... Jangan pernah cari tahu tentangku. A-aku... Akuuu..."

Catty tiba-tiba berubah seperti orang yang kebingungan dan ketakutan. Catty berjalan kesana kemari sembari mengepalkan tanganya dengan begitu erat.

Catty... Catty.... Kamu kenapa?

Marco pada akhirnya ikut cemas melihat Catty yang tiba-tiba berubah.

Catty tiba-tiba duduk di sudut ruangan dan melakukan Butterfly hug pada dirinya sendiri. Lalu seketika rasa cemas Catty yang tiba-tiba datang menghilang perlahan karena Butterfly hug itu.

Marco berjalan mendekatinya dan berdiri di hadapannya. Marco sadar jika rasa cemas Catty tiba-tiba muncul tapi setelah Catty melakukan Butterfly hug rasa cemas itu menghilang

Marco jongkook di hadapan Catty dan menatapnya

Marco ingin bertanya pada Catty, namun Marco masih memberi waktu Catty untuk melakukan butterfly hug.

"Maafkan aku... Seharusnya aku tak bertanya."

Marco bergumam di hadapan Catty dan meminta maaf padanya. Dan tiba-tiba seseorang mengetuk pintu rumah Marco, Marco langsung berlari menghampirinya.

"Oh... Bibi Meeza? Ada apa?"

"Tunggu... Bagaimana kamu tahu nama saya? Apa saya pernah memberitahumu?"

Marco seketika terdiam membisu, Marco bingung karena tak punya alasan untuk berbohong.

"I-iya... Anda memberitahu saya nama anda saat saya memberikan kue sambutan hari itu."

Marco berbohong dengan alasan seperti itu. Namun karena Bibi Meeza sudah agak tua jadi dia hanya tersenyum dan mengiyakan jawaban Marco.

"Tapi saya belum tahu nama kamu, siapa nama kamu?"

"S-saya... Saya Marco. Oh iya ada apa Bibi Meeza?"

"Oh emm... Saya datang kesini untuk bertanya apakah Catty ada disini? Karena orang rumah bilang dia selalu berlari ke arah rumah ini."

Ketika Marco akan menjawab tiba-tiba Catty menghampiri mereka berdua.

"Aku disini, aku sudah selesai bermain... Aku akan pulang." ucap Catty parau.

Catty berjalan mengabaikan Marco dan Bibi Meeza menuju rumahnya.

"Marco... Saya pulang dulu."

Bibi Meeza akhirnya berpamitan dengan senyuman di hadapan Marco.

Ketika Marco kembali masuk ke dalam rumahnya, Marco merasa aneh dengan bibi Meeza.

"Kenapa bibi Meeza itu sangat mencurigakan bahkan senyumannya saja tampak palsu."

"Argh! Aku terlambat kerja lagi!"

Marco yang sudah kehabisan banyak waktu di pagi hari, ia langsung berlari mempersiapkan dirinya untuk pergi ke studio tempatnya bekerja.

Saat Marco membasahi tubuhnya dengan air dari shower, bayangan Catty yang sedang melakukan Butterfly hug terlintas dipikirannya.

"Butterfly hug itu... Ketika Catty melakukan itu, aku teringat kembali akan masa kecilku yang selalu melakukannya saat aku akan tidur dalam ruang asrama yang gelap."

Setiap kali Marco melihat Catty melakukan Butterfly hug ( Pelukan kupu-kupu). Marco pasti selalu teringat akan masa kecilnya.

"Tapi aku bingung dengan Catty, Jika dia selalu mendapatkan perlakuan buruk dari keluarganya ataupun Bibi Meeza, kenapa dia tak melarikan diri saja, padahal dia bisa keluar masuk rumah itu. Tapi kenapa dia tak melarikan diri, ada yang aneh dengannya."

Setelah Marco selesai membersihkan diri Marco pergi ke tempat kerjanya seperti biasa. Namun hari ini Marco tak lembur, Marco pulang cepat karena besok adalah hari weekend.

Sore itu Marco pergi bersama dengan Alby untuk hangout bersama. Tapi ketika Marco sedang Hangout bersama dengan Alby, Marco mendapatkan panggilan dari Lily.

"Lily... Argh pasti dia ingin makan bersama lagi."

"Lily? Anak ibu pantimu itu? Yang tempo hari mengajakmu makan bersama?"

"Iya Al sekarang dia menelponku. Tunggu sebentar ya aku akan menjawabnya dulu."

Marco yang tengah duduk bersama dengan Alby di sebuah Coffe shop keluar untuk menjawab panggilan dari Lily.

"Hallo Lily..."

"Hai Marco, apa malam ini kamu ada waktu? Besok Weekend dan nanti malam bisakah kita pergi makan bersama? Tempo hari kamu mengatakan pada ibu, jika kamu akan membawaku makan malam lagi. Karena sebelumnya kamu terlambat membawaku pergi dan akhirnya batal."

Marco bingung karena hari ini Marco sedang menghabiskan waktunya bersama Alby temannya, karena mereka akhir-akhir ini jarang bertemu.

"...Mmm Lliy, aku akan mengabarimu lagi nanti, Aku sedang berada di luar. Aku janji akan menelepon-mu lagi nanti."

"T-tapi Marco..."

"Aku janji akan mengabarimu lagi nanti."

Marco langsung menutup teleponnya dan kembali masuk ke dalam coffe shop untuk menemui Alby.

"Gimana? Apa lo mau pergi makan malam lagi sama dia?"

"Sebenernya gue... Lo taukan Al, kita baru hangout bareng lagi. Jadi gue rasa. Gue pengen habisin waktu weekend ini bareng lo aja."

"Iya juga... Kita jarang bertemu, tapi bagaimana jika Lily marah dia kan anak dari ibu panti yang rawat lo Mar."

Marco bimbang haruskah ia pergi dengan Lily malam ini atau tidak.

...Bantu like komen dan vote ya...

...Terima kasih.❄...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!