Dan pada akhirnya Alby menyuruh Marco pergi dengan Lily saja, dan hangout bersama lagi keeseokan harinya.
Marco pergi menuju rumahnya untuk bersiap-siap makan malam bersama dengan Lily. Bahkan Marco sudah mengabarinya.
Ini sudah pukul tujuh malam dan Marco masih memilih pakaian untuk ia gunakan malam ini.
Aduh... Aku harus pakai baju yang mana?
Ahh. Aku tak perlu bergaya karena ini cuman makan malam sebentar.
Ketika Marco sudah siap untuk pergi makan malam, tiba-tiba Hana datang ke rumahnya dan memergokinya yang akan pergi makan malam.
"Loh Marco, kamu mau pergi kemana?"
"Hana... Aku akan pergi makan malam bersama Lily. Karena sebelumnya aku sudah punya janji dengannya, Aku pergi dulu ya aku takut terlambat lagi."
Hana hanya menganggukan kepalanya, dan menatap Marco dengan tatapan seperti orang yang cemburu.
*****
Malam itu Marco benar-benar pergi makan malam bersama dengan Lily disebuah restoran. Namun tiba-tiba ketika mereka berdua tengah makan malam. Ibu Lily, ibu yang merawat Marco sejak bayi, tiba-tiba datang tanpa sepengetahuan Marco dan Lily.
Ibu...
Kata Marco dan Lily yang terkejut melihat ibu kandung dan Ibu angkat mereka datang.
"Bu... Kenapa ibu ada disini?" tanya Lily yang bingung.
"Bagaimana bisa ibu tahu kami ada disini?"
Ibu mereka berdua yang bernama Bunga itu, hanya memberikan tatapan dan senyuman saja pada mereka.
"Ahh ibu tak sengaja melewati restroan ini, apa boleh ibu ikut bergabung?"
"Oh tentu saja boleh, ibu Lily ibuku juga."
Malam itu Marco makan malam bersama dengan Lily dan bu Bunga. Namun ketika Marco pulang setelah makan malam ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.
Setelah makan malam Marco pulang dengan raut wajah yang datar, entah apa yang di bicirakan mereka saat makan malam hingga membuat raut wajah Marco tampak datar seperti itu.
Ketika Marco pulang tepat pukul sepuluh malam, Marco masuk ke dalam rumahnya ketika ia masuk Catty ada disana tengah makan-makanan yang sepertinya makanan itu pemberian Hana.
Marco yang sedang tak mood tiba-tiba di kejutkan oleh Catty yang seenaknya makan di rumahnya sendiri.
"Hai... M-Marceo! Ini enak sekali kemari makan bersamaku!"
Marco memberi tatapan yang tajam kepada Catty sembari melepas jaket kulitnya dan melempar jaket kulit itu ke atas sofa.
Marco berjalan ke arah Catty dengan penuh kemarahan, Lalu Marco menarik tangannya dan menyeretnya keluar rumahnya.
Marceoo kenapa kamu menarikku!
Aku sedang makan makanan enak itu!
Marco tanpa berkata-kata langsung mendorongnya keluar rumahnya.
"Kamu benar-benar tidak sopan! Mulai sekarang jangan pernah datang lagi kesini!"
"M-Marceo... **-tapi aku hanya makan itu sedikit, aku akan menggantinya..."
"Jangan bertingkah seperti anak kecil, Jangan bertingkah seperti orang tak waras! Sekarang kembali ke rumahmu!"
Marco pun membanting pintu dengan keras sehingga Catty terkejut. Catty berjalan menuju rumahnya dengan penuh kesedihan.
Setelah Marco melakukan hal itu, Marco tersadar jika ia terlalu keras pada Catty.
"Argh... Kenapa aku sekeras itu padanya? Ini semua karena mood-ku yang sedang tak karuan."
"Kenapa ibu panti melakukan hal seberat ini padaku? Aku tak mencintai Lily, aku sudah menganggap dia adikku sendiri. Mana mungkin aku menjadi kekasihnya. Aku tak bisa mencintai anak dari ibu asuhku sendiri."
Ternyata yang membuat Marco tidak mood adalah kabar tentang ibu asuhnya, yang ingin menjodohkan dirinya dengan anaknya sendiri. Yaitu Lily, padahal Marco sejak lama menganggap Lily adiknya sendiri. Entah hal apa yang membuat ibu asuhnya ingin menjodohkan anaknya sendiri dengan Marco.
"Aku bukan orang kaya, aku hanya orang biasa tapi kenapa ibu panti ingin sekali aku berpacaran dengan Lily..."
Tiba-tiba Marco mendapatkan telepon dari Hana.
"Halo Hana..."
"Aku sudah menyimpan makanan dimeja makan, jangan lupa di makan yah."
"Iyaa... Aku akan memakannya. Makasih Hana."
Marco berjalan ke arah meja makan dan melihat makanan yang diberikan oleh Hana untukknya walau hanya tersisa sedikit karena Catty memakannya.
Marco berjalan ke arah meja makan dan menatap makanan itu, terlihat Hana memberikan nasi goreng dengan udang, lalu Catty memakannya tapi Marco marah berlebihan pada Catty.
"Astaga Marco... Ini hanya nasi goreng dan Catty mungkin lapar tapi kenapa kamu memarahinya dan mengusirnya!"
Marco sedikit menyesal karena marah pada Catty saat moodnya sedang hancur. Tapi itu biasa terjadi pada orang-orang, jika sedang memilik mood yang buruk pasti akan marah tanpa alasan.
Malam itu berlalu begitu saja, Marco kelelahan ia tertidur dengan pulasnya namun tiba-tiba Marco terbangun dari tidurnya, karena mendengar suara gerbangnya terbuka.
Marco bangun dan mengintip ke cela jendela kamarnya, dan terlihat Catty dengan pajama tidur yang berwarna merah tengah membuka Gerbang rumah Marco, Marco melihat ke arah jam dinding dan terlihat waktu menunjukan pukul dua malam.
Catty... Ada apa lagi dengan wanita itu?
Marco pun segera berlari ke lantai bawah. Karena Marco yakin pasti Catty akan masuk ke dalam rumahnya.
Dan benar saja Catty mengetuk-ngetuk pintu rumah Marco tanpa memanggil nama Marco.
Tok! Tok! Tok!
Tok! Tok! Tok!
Sesegera mungkin Marco membuka pintu rumahnya, dan tiba-tiba Catty masuk begitu saja ke dalam rumah Marco seperti seekor kucing.
Marco pun menatapnya tajam dan menutup pintu rumahnya kembali.
Tiba-tiba Catty menjulurkan tangannya yang tertutup oleh pajamanya. Catty membukanya dan menunjukan tanganya pada Marco. Seketika Marco terkejut karena terdapat luka bakar di tangan Catty yang tampaknya masih baru.
Catty menunjukan tanganya yang terluka itu dengan senyuman namun air mata tetap mengalir dari matanya.
"C-Catty... Kenapa dengan tanganmu?"
Marco terkejut hingga matanya terbelalak.
"**-tolong sembuhkan luka ini... Aku kesakitan..." Gumam Catty dengan senyuman.
Marco merasa aneh kenapa Catty tetap tersenyum walau tanganya terluka. Marco pun berlari mengambil kotak p3k, untuk menyembuhkan luka Catty.
Catty duduk di sofa ia terus menatap Marco yang tengah mengobati tanganya yang terluka.
"Padahal aku sudah mengusirmu dan menyuruhmu untuk tidak datang lagi kemari. Tapi kamu tetap datang." Gumam Marco sembari melilitkan perban di tangan Catty.
"Marco... Aku ingin susu kotak lagi, bolehkah aku memintanya?"
"Sekarang kamu bisa memanggil namaku dengan benar. Tapi aku tak punya susu kotak, aku belum membelinya, aku akan memberimu Susu Sachet tunggu sebentar aku akan membuatnya."
Marco tiba-tiba menjadi baik dan berbicara lembut pada Catty, Marco pun pergi ke dapur membuatkan susu untuk Catty.
"Wanita ini benar-benar seperti kucing, tubuhnya terluka bertamu tengah malam lalu meminta susu."
...Bantu like komen dan vote ya...
...Terima kasih.❄...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments