"Catty itu cuman pembantu, model gagal dan juga si paling gila di rumahku. Ibuku hanya memeliharanya demi uang! Jadi aku mohon jangan memeluknya lagi dia itu jijik!"
"Sekali lagi kamu mengatakan hal buruk itu pada Catty, aku akan mematahkan lehermu!"
Dan tiba-tiba datanglah dua mobil dan keluarlah empat orang laki-laki dan juga dua orang perempuan. Dua laki-laki itu membawa Catty masuk ke dalam rumah dengan paksa.
Lepaskan aku! Aku ingin menemui Niko!
Catty berteriak sembari mencoba melepaskan diri dari dua orang laki-laki yang membawanya ke dalam rumah dengan paksa, Marco mencoba menolongnya namun dua orang laki-laki lainya malah memukulnya dan membawa Marco keluar dari rumah itu.
Marco di dorong dengan begitu kencangnya, keluar dari rumah itu, lalu kedua laki-laki berbadan besar menutup gerbangnya dan menguncinya agar Marco tak masuk lagi.
Marco ingin mencoba masuk ke dalam lagi, namun kedua laki-laki itu menjaga pintu gerbangnya.
Marco pun pasrah, ia kembali pulang dan memasukan mobilnya ke dalam bagasi karena hari sudah benar-benar larut.
Walau Marco sudah pasrah dan kembali pulang, Marco masih saja khawatir dengan Catty karena adik laki-lakinya yang bernama Niko itu meninggal dunia.
"Bagaimana dengan Catty dan adiknya sekarang? Adikknya meninggal kenapa mereka tak mencoba mengurusnya?"
"Apa itu alasannya kenapa Catty tak bisa melarikan diri begitu saja dari bibi Meeza, karena adikknya ada disana."
Ketika Marco memikirkan hal itu tiba-tiba dua orang laki-laki itu membawa jenazah adiknya Catty ke dalam mobil.
"Mereka akan membawanya kemana, tapi dimana Catty?"
Dan tak lama Catty keluar dari dalam rumahnya, Catty dibawa oleh satu orang perempuan dan satu laki-laki ke dalam mobil yang lainnya terpisah dengan sang adik.
Catty tampak tak sadarkan diri saat dibawa oleh orang-orang itu ke dalam mobil sepertinya Catty pingsan atau bahkan dia diberikan obat penenang agar ia tenang.
"Kemana mereka akan membawa Catty dan adikknya?"
Setelah dua mobil lainnya membawa Catty dan Adiknya yang sudah meninggal pergi dari rumah itu, kini mobil yang berisi Bibi Meeza, suaminya dan juga anak perempuannya juga pergi mengikuti mobil yang membawa Catty.
Saat itu Marco tak mencoba mengejarnya, ia hanya memandang mereka dari lantai dua kamarnya.
"Kenapa aku peduli pada Catty, padahal aku baru mengenalnya aku tak berhak ikut campur." gumam Marco.
Setelah kejadian itu dua minggu sudah rumah Catty kosong, Bahkan Marco juga sedikit lupa tentang Catty karena Marco jarang pulang, ia sering tidur di studionya.
Marco yang jarang pulang kini ia pulang di hari weekend karena mempunyai janji dengan Alby untuk hangout bersama.
Pagi itu Marco terbangun dan langsung berjalan ke arah dapur, lalu Marco mencari makanan di lemari es nya.
"Sarapan apa hari ini? Apa aku masih punya sereal?" gumamnya dengan suara yang sedikit berat setelah bangun tidur.
Ketika Marco membuka lemari es, terlihat begitu banyak susu kotak berbagai macam rasa. Marco teringat jika susu kotak ini sudah 2 minggu lebih lamanya ia simpan di dalam lemari es.
"Ya ampun... Susu kotak ini tadinya ingin aku berikan pada Catty, tapi dia sudah pergi entah kemana."
"Oh iya, kemana anak itu dan keluarganya pergi? Mereka bahkan mengosongkan rumahnya sehingga terus gelap gulita seperti itu."
"Wanita itu berkata, jika Catty model gagal. Apa maksudnya itu? Argh! Marco kenapa kamu terus memikirkan urusan orang lain, itu bukan urusanmu lupakan saja."
Ketika Marco tengah sarapan sereal pagi itu, terdengar Alby datang ke rumahnya pagi-pagi sekali.
Marco berlari pelan menuju pintu rumahnya dan membukakan pintu untuk Alby.
"Alby."
"Hai Mar sorry ya, gue dateng ke pagian."
"Ga papa Al, masuk sini."
Alby duduk bersama Marco di meja makan, Alby terus melihat Marco yang sedang sibuk makan serealnya.
"Al lo mau sereal juga? Kalo mau bikin sendiri sana."
"Ngga Mar gue udah sarapan tadi di rumah."
"Terus kenapa lo dateng sepagi ini Al, emangnya kita mau hangout kemana?"
"Udah buruan mandi deh loh! Nanti gue kasih tau kita hangout kemana."
Sarapan selesai, Marco pergi untuk mandi, sedangkan Alby menunggunya sembari duduk di sofa dengan memainkan game di handphonenya.
Setelah 10 menit berlalu, Marco pergi dengan Alby untuk hangout, Marco tak membawa mobilnya Marco naik mobil Alby dan Alby yang mengemudi.
Dan akhirnya mereka tiba di sebuah gedung yang sangat tinggi dan besar.
"Loh ngapain kita kesini?" tanya Marco bingung pada Alby, karena Alby membawanya ke sebuah gedung.
"Udah kita liat aja nanti, tenpat pertama kita hangout hari ini disini, di gedung ini."
Marco tetap mengikuti Alby masuk ke dalam gedung itu.
"Al apa ini gedung tempat para idol?"
"Buka Mar, ini gedung khusus para model."
Marco dan Alby menaiki lift menuju lantai 10 gedung itu. Mereka pun tiba di lantai 10 dan terlihat Alby membawa masuk Marco ke dalam sebuah ruangan.
Ketika Marco masuk ke dalam ruangan itu, Marco benar-benar terkejut karena banyak sekali wanita seperti model yang tengah melakukan pemotretan.
"Astaga Al, ngapain kita kesini?" bisik Marco pada Alby, namun Alby mengabaikan.
Tiba-tiba seorang wanita bertubuh ramping nan seksi dengan rambut yang hampir sebahu mendekati Alby.
"Hai Alby... Bagaimana kabarmu? Sudah lama aku bertemu, Oh. Apa dia Marco?"
"Hai Anna, Kabarku baik, ya benar dia Marco, apa kamu sudah menyiapkan yang aku minta?"
"Ya tentu, aku akan mengantar kalian, kemari ikuti aku!"
Alby tiba-tiba melirik Marco, memberi kode untuk mengikutinya dan Anna.
"Al kita mau kemana si hah?" tanya Marco pada Alby sembari berjalan mengikuti Anna.
"Marco, Finally now it's your time~ Udah ikutin aja Anna."
Dan tak lama mereka pun tiba di sebuah ruangan.
"Alby dia sudah menuggu Marco dari tadi, cepat bawa dia masuk."
Anna pergi begitu saja, lalu Alby membawa Marco masuk ke dalam ruangan itu.
Ketika Marco dan Alby masuk, ada satu perempuan yang tengah duduk sembari memainkan handphoenya, ia juga tampak cantik nan seksi seperti model.
Alby yang terlihat seperti playboy dan penakluk wanita, langsung mendekati Wanita yang tengah duduk itu.
"Hai... Apa kamu Nicol?" tanya Alby kepada seorang wanita yang tengah duduk itu.
"Oh iya saya Nicol, salam kenal, apa kamu Marco?"
"Bukan, saya temannya. Nah kalo itu Marco."
Seketika Marco terkejut karena tiba-tiba Alby dan Wanita itu menyebut namanya.
"Kalo begitu aku keluar dulu, silahkan kalian berdua mengobrol bersama."
Alby tiba-tiba meninggalkan Marco dan wanita yang bernama Nicol itu berduaan di dalam ruangan.
...Bantu like komen dan vote ya...
...Terima kasih.❄...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments