Catty akhirnya memeluk dan terus menatap wajah Marco dengan posisi Catty duduk diatas kaki Marco. Saat Marco tengah duduk di kursi kemudi mobilnya.
Tanpa berkata sedikit pun Marco terdiam sembari menatap Catty kembali, tiba-tiba tangan Marco memeluk Catty begitu eratnya.
Marco yang tadinya selalu bersikap dingin dan selalu merasa sikap Catty itu aneh kini ia seperti membuka hatinya untuk Catty.
Dari dalam lubuk hati Marco yang paling dalam, sebenarnya Marco begitu merindukan Catty karena sudah lama ia tak berjumpa dengannya.
Setelah mereka saling bertatapan, Catty tiba-tiba membuang tatapannya dari Marco. Lalu Marco dengan cepat memegang wajah Catty dengan kedua tanganya.
"Hei... Terus tatap aku, aku tak peduli seberapa lama kamu ingin melakukannya. Lakukanlah."
Kata Marco lembut dengan tatapan penuh kasih sayang pada Catty.
"Jika aku menatapmu terlalu lama, kamu pasti tidak akan suka, karena aku orang aneh dan juga gila."
"Hei... Apa maksudmu? Aku tahu aku selalu mengatakan hal itu. Aku minta maaf."
"Sekarang kamu tidak mengatakan jika aku ini orang aneh dan gila, apa karena aku sedang berpenampilan cantik sekarang?"
Saat Catty mengatakan kata-kata itu, Marco merasa perkataannya cukup sensitif bagi dirinya. Marco merasa tak enak pada Catty. Marco yang bersikap lembut pada Catty tiba-tiba berubah menjadi Marco yang bersikap dingin lagi.
Marco tiba-tiba melepaskan tangannya dari tubuh Catty dan tak menatap Catty lagi.
"Sekarang turun dari pangkuanku. Kamu sangat berat." Cetus Marco dengan tatapan masam.
Catty pun langsung melepaskan dirinya sendiri dari pangkuan Marco dan duduk di kursi mobil di samping Marco.
"Dulu kamu bilang aku sangat kurus, dan sekarang kamu bilang aku berat. Padahal tambah kesini aku tak pernah makan."
"Jika sekarang kamu tak pernah makan, kamu akan mati kelaparan."
"Aku hanya makan sepotong roti setiap hari, dan segelas air putih. Itulah kenapa aku masih hidup."
Setelah perdebatan diantara mereka selesai. Marco menyalakan mobilnya dan membawa Catty pulang ke rumahnya.
"Loh kamu mau membawaku kemana?"
Marco tak menjawab pertanyaan Catty dan fokus membawa mobilnya.
"Apa sekarang kamu tuli Marco? Aku bertanya padamu kenapa kamu tidak menjawab!"
"Catty berhentilah berbicara! aku akan membawamu pulang."
Dalam perjalanan yang cukup panjang, Catty tertidur di mobil Marco karena mungkin dia kelelahan. Mungkin memakan waktu satu jam dalam perjalanan hingga sampai di rumah Marco.
"Hei Catty... Bangun! Kita sudah sampai." kata Marco sembari menarik rem tangan mobilnya.
Catty pun terbangun dan langsung berjalan mengikuti Marco ke dalam rumahnya.
"Duduklah dan tunggu sebentar aku ingin mengganti pakaianku."
Ketika Marco naik ke lantai atas kamarnya dan mengganti pakaian, Marco langsung kembali ke bawah untuk menemui Catty.
"Oh ya Catty... Aku punya banyak susu kot...ak"
Marco terkejut karena melihat Catty tengah duduk diatas sofa rumahnya sembari melihat majalah yang tempo hari Marco bawa dari gedung tempat para model melakukan photoshoot.
Catty...
Marco berjalan menghampiri Catty karena Marco juga sedikit shok melihat Catty menatap majalah itu karena model dari sampul majalah itu adalah Catty.
"M-marco... Kamu dapat majalah ini darimana? Karena sampai sekarang semua orang tak mempunyai majalah yang bersampulkan foto diriku lagi."
"I-itu... Aa-aku... Aku membelinya dari Mall."
"Tidak, itu tidak mungkin, Karena sudah sejak lama orang-orang membenciku, dulu setiap ada majalah bersampulkan fotoku, orang-orang akan membakarnya."
"Marco tolong berkata jujur padaku, apa kamu mengunjungi gedung tempat para model itu berada?"
"Ya, aku datang kesana tempo hari bersama Alby dan tak sengaja aku menemukan itu diantara banyaknya majalah disana."
"Aku penasaran dengan majalah itu, karena wanita itu sangat mirip denganmu bahkan namanya sama denganmu Catty."
Catty tiba-tiba menangis sembari menatap majalah itu.
"Catty... Aku minta maaf telah membawa majalah itu. A-aku aku akan membuangnya jika itu membuat kamu tak nyaman."
Marco tiba-tiba mengambil majalahnya namun Catty menahannya.
Jangan!!!
"Jangan membuangnya, aku hanya sedikit sedih ketika melihat itu Marco. Melihat itu mengingatkanku kembali dengan segala perjuanganku untuk menjadi seorang model. Tapi setelah 2 tahun aku menjalani profesi sebagai model, aku terjatuh begitu dalam."
Marco tak mengerti dengan perkataan Catty karena Marco tak kenal lebih tentang diri Catty.
"Baiklah kalo itu membuatmu sedih, aku tak akan membuangnya aku hanya akan menyembunyikannya darimu. Aku suka ini aku tak ingin membuangnya."
Marco membawa Majalah itu dan menyembunyikannya di suatu tempat di dalam rumahnya.
Marco memesan beberapa makanan melalui gadgetnya karena Marco tak mempunyai makanan untuk hari ini.
Setelah Marco memesan makanan, Marco mengambil begitu banyak susu kotak berbagai macam rasa dari lemari es nya dan diberikannya susu kotak itu pada Catty.
"Wah... Susu kotak! Marco apa kamu membeli begitu banyak susu kotak itu untukku? Ternyata kamu menyayangiku hingga kamu membelikan begitu banyak susu kotak untukku."
Marco hanya terdiam sembari meletakan beberapa susu kotak diatas meja.
Tak lama makanan yang Marco pesan pun sampai. Marco membeli banyak ayam goreng tepung dan juga beberapa makanan sehat.
"Aku tak bisa memasak, jadi aku membeli banyak makanan, makanlah aku tak suka melihatmu semakin kurus."
Ketika Marco mengatakan hal itu, Catty tiba-tiba menatap Marco dengan mata yang di sipitkan sembari meminum susu kotaknya.
"Dasar aneh! Tadi kamu bilang aku berat sekarang kamu bilang aku harus makan yang banyak karena kamu tak suka melihatku kurus! Sebenarnya kamu ini kenapa si Marco, dasar aneh!"
"Cukup! Yang aneh itu kamu Catty! Bukan aku. Sudah jangan banyak biacara makan saja!"
Ketika mereka tengah asik makan bersama! tanpa sengaja Hana melihat itu semua dari luar. Terlihat Hana membawa wadah berisi banyak makanan untuk Marco.
Marco pun akhirnya sadar jika Hana ada diluar tengah menatapnya.
"Hana! Hana masuklah aku membeli banyak makanan, ayo makan bersama."
Ketika Marco mengatakan hal itu, Hana langsung pergi begitu saja dengan tatapan yang sinis pada Marco.
"Hana... "
Marco berusaha memanggilnya namun Hana malah berlari pergi meninggalkan rumah Marco.
Hana! Hana!
Ada apa dengan Hana? Kenapa dia seperti itu?
Karena Marco orang yang sedikit tak peka, Marco tak mempedulikan Hana yang pergi begitu saja, Marco malah masuk kembali dan makan bersama dengan Catty.
"Ada apa dengan Hana... Kenapa dia seperti itu?"
"Mungkin dia cemburu melihat kamu sedang bersamaku Marco. Apa kamu lupa saat kejadian hari itu?"
"Kejadian apa?"
"Hari itu loh saat si wanita bernama Hana itu memecahkan piringnya sendiri tapi dia malah menuduhku melakukannya dan kamu marah padaku. Lalu saat aku tidur di kamarmu dan dia marah-marah padaku. Itu semua menunjukan jika dia cemburu, dasar tidak peka!"
Marco pun mengerutkan keningnya dan memikirkan kembali ucapan Catty.
"Apa itu benar?"
"Benar, bagaimana mungkin itu tidak benar. Dengar ya Marco, Hana pasti menyukaimu."
...Bantu like komen dan vote ya...
...Terima kasih.❄...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments