Marco akhirnya mematikan kembali mesin mobilnya. Dan terdiam menghadap ke depan sembari mendengar suara tangisan Catty.
"Ada apa lagi denganmu? Kenapa kamu selalu membuat dirimu terlihat seperti orang yang paling terluka di dunia ini?" tanya Marco dengan nada suara yang rendah.
"Aku takut... Bahkan saat aku ingin makan, aku takut. Aku hanya bisa makan saat mereka, keluarga bibi Meeza tertidur. Mereka selalu memberiku makanan tapi aku selalu membuangnya ke dalam toilet."
"Jadi kamu berfikir aku akan meracunimu?"
"Percuma aku mengatakan ini padamu, kamu pasti tak akan percaya. Bahkan saat aku mengatakan kata-kata itu kamu sama sekali tak peka."
Catty tiba-tiba keluar dari mobil Marco, Catty berjalan di atas aspal jalanan dengan kaki telanjang.
"Argh! Ada apa dengan wanita aneh ini. Kenapa dia terus membebaniku?"
Marco tiba-tiba keluar dari mobilnya untuk mengejar Catty yang tiba-tiba keluar dari mobilnya. Baru saja Marco akan mengejar Catty tapi setelah Marco melihat ke arah belakang.
Catty sudah di bawa masuk ke dalam mobil oleh Bibi Meeza dan dua laki-laki berpakaian serba hitam.
Marco melihat Catty seperti pasrah saat dibawa oleh Bibi Meeza dan dua orang laki-laki berpakaian hitam itu, masuk ke dalam mobilnya.
Marco pun akhirnya kembali ke dalam mobil dan pulang ke rumahnya. Marco melihat dua susu kotak dan roti yang ia belikan untuk Catty masih ada di dalam mobil.
Marco menuju rumahnya namun ketika ia dalam perjalanan pulang, ia bertemu kembali dengan mobil bibi Meeza yang membawa Catty, Marco bertemu kembali dengan mobil bibi Meeza karena mereka satu arah.
Ketika Marco melihat ke arah mobilnya, terlihat Catty duduk di kursi paling belakang. Karena Marco bisa melihat siluet Catty dengan jelas dari kaca depan mobilnya.
Akhirnya mereka pulang ke rumah mereka masing-masing. Ketika Marco akan memasukan mobilnya, Marco melihat pintu rumahnya terbuka. Sontak Marco pun kaget dan langsung berlari masuk ke dalam rumahnya.
Setelah Marco Masuk ternyata di dalam rumahnya ada Hana yang sedang bermain handphone di sofa.
"Hana! Aku pikir siapa!" Kata Marco sembari menghela nafasnya.
"Marco! Kamu darimana si? Ini udah tengah malem, kamu habis darimana?"
"Tadinya aku akan malam dengan Lily, tapi Lily sudah tidur karena aku terlambat."
"Lily? Siapa dia Marco, Apa dia kekasihmu?"
Ketika Hana bertanya soal Lily, Hana memberikan mimik wajah yang sedikit cemburu pada Marco. Dan Marco tak sadar akan hal itu.
"Dia anak ibu panti, ibunya dulu yang merawatku. Dan yang membuatku aneh adalah, ibunya yang meminta kita berdua makan malam bersama bukan Lily sendiri."
"O-oh... Apa mungkin ibu panti ingin menjodohkanmu dengannya?"
"Apa? Tidak, itu tidak mungkin. Lagi pula aku tak ingin memiliki kekasih dulu. Hana aku sudah mengantuk, aku tidur dulu ya aku sangat lelah."
"Baiklah, kalo begitu aku juga akan pulang. Ini sudah tengah malam."
Marco naik ke atas kamarnya, namun ketika Marco sudah terbaring di atas ranjang. Marco tiba-tiba teringat kejadian tadi. Marco tiba-tiba berlari keluar rumahnya dan menuju mobilnya. Marco mengambil dua susu kotak dan satu roti yang sebelumnya ia berikan untuk Catty. Marco menyimpannya di dalam kulkas, lalu ia kembali tidur.
Malam berlalu begitu saja, Marco tidur tanpa memikirkan apapun. Tapi tiba-tiba Marco terbangun tepat pukul tiga dini hari, Marco merasa aneh dengan dirinya.
Perasaan yang tiba-tiba membuat hatinya tidak tenang, Marco mondar mandir di dalam kamarnya, ia terus mencoba membuat dirinya tenang, dan mencoba mencari tahu apa yang membuat hatinya terasa gundah.
Hah...
Marco menghelas nafasnya.
"Apa ini... Apa yang terjadi denganku, kenapa aku merasa tak enak hati?"
Marco tiba-tiba membuka gorden kamaranya, dan juga jendela kamarnya untuk menghirup udara luar. Walaupun udaranya sangat dingin saat dini hari. Marco tetap menahan rasa dingin yang menusuk kulitnya itu.
Tiba-tiba Marco mendengar suara jeritan dari arah rumah Catty tepat di kamar lantai duanya.
Marco seketika terkejut dengan mata yang terbelalak setelah mendengar jeritan itu.
Marco tak berkata-kata lagi dan Marco merasa itu adalah Catty. Marco dengan cepat berlari ke luar rumahnya dan menghampiri rumah Catty.
Marco berlari menuju rumah Catty saat dini hari, dalam udara dingin yang menusuk tubuhnya.
Setibanya Marco di depan gerbang rumah Catty, Marco langsung menekan tombol rumah Catty dalam tiga tekanan.
Ding dong! Ding dong! Ding dong!
Namun tak ada seorang pun yang mau membuka rumah Catty, sekaan semua orang di dalam rumah itu tengah tertidur lelap dalam dinginnya malam. Padahal sebelumnya Marco mendengar suara jeritan dari rumah Catty itu dan Marco yakin ada beberapa anggota keluarga Catty yang belum tidur.
Tapi Marco juga pasti di cap aneh oleh keluarga Catty, karena bertamu pada mereka saat dini hari.
Karena tak ada seorang pun yang menyaut, Marco berlari ke arah tembok yang dekat dengan kamar lantai dua Catty.
"Aku sangat penasaran dengan jeritan itu. Haruskah aku naik kesana?" Gumam Marco sembari menggigil kedinginan.
Lalu Marco akhirnya melanjutkan niatnya. Dan memanjat tembok rumah Catty untuk melihat apa yang terjadi di rumah Catty. Namun ketika Marco sudah memanjat tembok rumah Catty.
Marco benar-benar terkejut karena dibawahnya terdapat kolam ikan, Tapi kolam ikan itu bukan kolam ikan biasa. Mereka mengisi kolam ikannya bukan dengan ikan melainkan dengan ratusan belut listrik.
Seketika Marco terdiam membeku diatas tembok itu. Marco terheran-heran kenapa mereka memelihara banyak belut listrik di rumahnya.
"Astaga mereka memang aneh dan gila, untuk apa mereka memelihara belut listrik sebanyak itu."
Marco akhirnya kembali turun dan menjauh dari rumah Catty. Marco masih merasa aneh dengan apa yang di lihatnya.
Marco akhirnya tak mempedulikan suara jeritan yang berasal dari rumah Catty itu lagi. Walaupun begitu Marco sekarang merasa curiga dengan keluarga Catty.
"Akh! Kenapa pula aku harus memperdulikan Catty. Kenapa aku harus mencaritahu soal mereka, aku bukan paparazi. Lebih baik aku fokus dengan lagu yang sedang aku buat."
Ya, malam itu Marco mencoba tidak memperdulikan Catty wanita aneh yang terus mengganggu dirinya.
Hari demi hari berlalu lagi, Sudah dua hari Marco tak bertemu dengan Catty.
Suatu hari Marco mendapati dirinya lembur, hingga ia harus pulang malam. Ketika Marco pulang dari tempat kerjanya. Marco melihat pintu gerbang rumahnya sedikit terbuka. Marco tak terlalu curiga karena Marco rasa itu adalah Hana yang sedang mengirim makanan.
Marco akhirnya masuk ke dalam rumahnya, setelah memasukan mobilnya terlebih dahulu ke dalam garasi.
Ketika Marco akan masuk, Marco mendengar suara Hana seperti tengah memarahi seseorang di lantai dua. Marco pun curiga dan berlari naik menuju lantai dua rumahnya. Ketika Marco tiba disana, Marco melihat ada Hana dan Catty disana.
...Bantu like komen dan vote ya...
...Terima kasih.❄...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments