Tawanan Cinta Tuan Alexander
Terdengar hiruk-pikuk di bar terbesar di kota A. Para penonton bersorak memberi dukungan pada kedua petarung yang beradu kekuatan di atas ring.
"Huuuu... Ayo bangun!! Hajar dia!!" teriak para penonton.
Salah satu pemain yang tersungkur mencoba untuk bangun dan membalas serangan lawan. Tapi belum sempat hal itu terjadi, lawannya terlebih dahulu melayangkan pukulan bertubi-tubi hingga membuat orang itu tumbang dan tidak sadarkan diri.
"YEY.. HUUU...AKU MENANG!!!" sorakan seorang gadis terdengar begitu keras di tengah-tengah kekecewaan penonton lainnya karena pemain yang dia pegang memenangkan pertarungan.
Dia adalah Alice Eleanor, gadis cantik berusia 20 tahun yang hidup sebatang kara. Kedua orang tuanya sudah meninggal karena kecelakaan saat ia berusia 15 tahun. Dan semenjak itu, dia dirawat oleh neneknya. Tapi sayang, dua tahun kemudian, Nenek Alice meninggal karena penyakit yang dideritanya.
Semenjak itu, Alice hidup sendiri dan bekerja membanting tulang untuk memenuhi kebutuhannya. Dia bekerja menjadi pelayan di sebuah cafe dengan berpenghasilan kecil. Tapi walaupun begitu, dia tidak pernah mengeluh.
Dia juga memiliki sahabat bernama Samuel. Pria itu selalu melindungi Alice dan membantunya saat dia kesusahan. Bahkan Sam membantunya mencari pekerjaan tambahan.
Saat dia pulang kerja, dia tidak sengaja melihat iklan di Videotron outdoor yang terpasang disebuah toko. Dia melihat iklan tentang pembukaan piala dunia yang akan di gelar di stadion Al Bayt, Qatar.
Alice berhenti sejenak. Dia penasaran dengan artis yang akan tampil dalam pembukaan piala dunia di Qatar.
Sampai sebuah foto terpampang di layar dengan tulisan "First Solo Stage 2022 World Cup Stage". Alice membelalakkan kedua matanya. Dia berlari mendekat karena sang idola lah yang akan tampil di acara tersebut.
Hal itu membuatnya ingin menyaksikan secara langsung acara tersebut, sampai Sam memberitahunya jika ada taruhan besar di tempat pria itu bekerja. Yaitu taruhan harga diri, dimana dua pria siap bertarung di atas ring.
Alice mempertaruhkan semua uangnya dan memegang pria bertubuh kecil. Sam yang saat itu ada di samping Alice mencoba meyakinkan gadis itu untuk memasang taruhannya pada pria bertubuh kekar. Tapi Alice Keukeh memegang pria kurus tersebut.
Dan siapa sangka, Pria kurus tersebut memenangkan pertarungan dan hal itu membuat Alice menang taruhan tanpa diundi karena hanya dia seorang yang bertaruh pada pria kecil tersebut.
"Wow.. Kau hebat. Aku tidak menyangka pilihan mu sangat tepat." puji Samuel
"Makanya, jangan remehkan insting seorang Alice. Sekarang, ayo kita ambil uangnya!!" Alice menarik Samuel untuk menemui panitia untuk mengambil uang hasil taruhan.
"Kau beruntung gadis kecil. Tidak ada yang memasang pria kurus itu kecuali dirimu. Dan kau bisa langsung menikmati uangnya." seru panitia
"Terimakasih, Pak."
"Total semuanya ada 150 juta. Kau bisa menghitungnya terlebih dahulu."
"Tidak perlu, terimakasih. Aku akan langsung pulang dan tidur memeluk uang-uang ini."
Sam tertawa. Dia mengacak rambut Alice karena gemas. "Ayo, aku antar pulang!!" ajak Samuel
"Kau tidak bekerja?"
"Aku free hari ini. Jadi kau bisa menyewa ku sepuasnya. Kebetulan kau juga banyak uang, kan. Jadi, aku minta tips untuk pelayanan malam ini ." seru Samuel
"Baiklah, karena aku sedang berbaik hati, aku akan mentraktir mu."
Alice mengajak Sam untuk makan malam di restoran mewah yang belum pernah mereka masuki. Mereka memesan menu spesial yang ada di restoran tersebut.
"Jadi, apa yang akan kau lakukan dengan uangmu itu?" tanya Sam
"Aku akan menggunakannya untuk terbang ke Qatar. Kau tahu kan, aku sangat ingin bertemu dengan Jungkook. Dan ini adalah kesempatan emas untukku." Alice sudah memesan tiket pesawat secara online. Jadi setelah ini dia akan bersiap karena dua hari lagi dia akan berangkat. Dan untuk pekerjaannya, Dia akan mengambil cuti selama seminggu untuk menikmati liburan nya di Qatar.
"Maaf tidak bisa menemanimu. Aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku." sesal Samuel
"Tidak masalah. Aku bisa sendiri. Aku akan baik-baik saja di sana." Alice termasuk gadis yang pintar. Dia menguasai tiga bahasa sekaligus karena sejak kecil, dia sudah di asah oleh kedua orangtuanya. Jadi dia tidak akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang luar.
...****************...
Waktu berjalan begitu cepat. Akhirnya tiba saatnya Alice akan melakukan perjalanan ke Qatar demi bisa menyaksikan penampilan sang idola.
Alice sudah standby di bandara Soekarno-Hatta. Dia memeluk sahabatnya, Sam dan mengucapkan salam perpisahan.
"Aku akan lama di sana. Jadi jangan merindukanku." seru Alice
"Cih.. Kau terlalu percaya diri. Siapa juga yang akan merindukan gadis jelek sepertimu."
Alice melebarkan kedua matanya dan memukul pelan bahu Sam. "Aku tidak jelek. Lihat saja, aku akan mendapatkan pria tampan di sana."
"Iya, aku percaya kau bisa melakukannya. Tapi dalam mimpi." Sam tertawa keras dan mengacak rambut Alice yang mengerucutkan bibirnya.
"Kau sangat menyebalkan, Sam. Ya sudah, aku berangkat dulu." seru Alice
"Hati-hati!! Dan jangan lupa untuk menghubungi ku."
Alice mengangguk pelan. Dia melambaikan tangan dan mulai pergi meninggalkan Sam.
"Aku pasti akan merindukanmu, Alice. Sangat merindukanmu." lirih Sam
...****************...
Setelah menempuh perjalanan -+ 9 jam, akhirnya Alice sampai di Bandara Internasional Hamad. Alice mencari penginapan yang murah dan dekat dengan Stadion Al Bayt, tempat diadakannya pembukaan piala dunia 2022.
Alice memilih menginap di penginapan Spacious di Al Khawr. Dia berencana untuk menginap dua malam saja. Selain biaya nya yang lumayan mahal, dia juga harus berhemat karena dia akan berkeliling sebentar setelah acara konser pembukaan piala dunia itu di gelar.
"Ah.. Akhirnya aku sampai di titik ini. Masih ada beberapa jam lagi sebelum acara di mulai. Jadi lebih baik aku beristirahat sebentar." Alice memasang alarm di ponselnya dan memejamkan matanya sejenak. Dia akan melihat sang idola, jadi dia harus tampil sempurna nanti malam.
Waktu terus berjalan, dering alarm dari ponsel Alice terdengar begitu nyaring membuat gadis yang masih terlelap dalam mimpi itu terganggu. Dia meraba-raba ponselnya di atas nakas dan melihat sudah pukul 7 malam. Dua jam lagi, acara akan di mulai.
Alice segera bersiap. Dia tidak ingin terlambat menyaksikan sang idola.
"Perfect." ucapnya di depan cermin. Dia memoleskan sedikit make up dan mengurai rambut panjangnya.
"It's time to see my idol." Alice keluar dari penginapan dan berjalan ke stadion Al Bayt.
Cukup dekat jarak penginapan dengan stadion tersebut makanya Alice memilih untuk berjalan kaki. Dia melewati gang yang sepi karena orang-orang sudah berbondong-bondong ke acara yang sama.
"Semoga aku tidak terlambat." Alice mempercepat langkahnya.Tapi dari depan, seorang pria berlari kearahnya dan menariknya untuk bersembunyi.
Alice tersentak kaget. Dia ingin berteriak, tapi pria itu membekapnya dengan tangan.
Dor
Dor
Dor
Alice tersentak kaget mendengar suara tembakan. Tubuhnya bergetar hingga tanpa sadar, Alice menekan bahu pria didepannya.
"Ish.." desis pria itu menahan sakit di bahunya
"Sial!! Dimana pria itu?"
"Lebih baik kita berpencar."
"Baik."
Drap
Drap
Drap
Terdengar derap langkah kaki orang-orang itu yang semakin menjauh. Pria itu menghela nafas lega dan melepas bekapan nya. Dia merosot ke tanah dan mengatur nafasnya yang terengah-engah karena berlari dari kejaran orang-orang yang tidak dikenal.
Alice masih diam membeku. Dia mengangkat tangannya yang terasa lengket, dan ternyata ada darah di sana.
Deg
Alice melihat pria didepan nya yang meringis memegang bahunya yang terluka.
"Ma_maafkan aku, aku tidak sengaja menekan lukamu." seru Alice
Pria itu menatap tak berkedip wanita di depannya. Dia yakin jika wanita itu bukan penduduk asli sini. Terlihat dari bentuk wajah nya, sepertinya wanita ini berasal dari Asia tenggara.
"A_ayo!! Aku akan membawamu ke rumah sakit." ajak Alice
"Tidak!! Jangan ke rumah sakit. Mereka pasti akan mencari ku di sana." seru pria itu
"Lalu aku harus bagaimana?" Alice mengigit ujung kukunya. Dia memikirkan cara untuk menolong pria asing di depannya. Hingga mau tidak mau dia membawanya ke penginapan.
"Ayo kita ke penginapan ku!! Tempatnya tidak jauh dari sini." Alice membantu pria itu berdiri dan memapahnya ke penginapan.
Selama perjalanan, pria itu tidak henti-henti menatap wajah cantik wanita yang menolongnya. Jantungnya tiba-tiba berdetak kencang. Ada getaran aneh yang mengalir didalam dirinya saat berada di dekat wanita itu.
"Ada apa denganku?" batin pria itu
Kini mereka sampai di penginapan. Tidak ada siapa-siapa di sana, kecuali penjaga. Alice membawa pria itu ke kamarnya dan mengobati lukanya.
"Maaf merepotkan mu, nona." seru pria itu
"Tidak apa-apa, Tuan. Tapi kenapa kau bisa di kejar orang-orang itu, Tuan.....
"Alex. Panggil saja aku, Alex. Dan kalau boleh tahu, siapa namamu?"
"Namaku Alice Eleanor. Kau bisa memanggilku Alice."
"Alice!! Nama yang bagus. Tapi sepertinya kau bukan asli orang sini."
"Aku asli Indonesia. Aku datang kesini karena ingin menyaksikan.....
Ucapan Alice tertahan. Dia melihat jam di ponselnya. Dan sialnya sudah jam 11 malam. Pasti konsernya sudah berakhir.
Alice menghela nafas berat dan meletakan kembali ponselnya.
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Alex
"Tidak ada. Sekarang lebih baik kau istirahat. Besok aku akan mengantarmu pulang." seru Alice
"Sekali lagi terimakasih, Alice." ucap Alex
"Sama-sama." Alice membantu Alex berbaring dan menarik selimut untuk menutupi tubuh pria itu. Sedangkan Alice memilih membaringkan tubuhnya di sofa. Dan tidak butuh waktu lama, Alice sudah terlelap mengarungi alam mimpi.
Alex yang sedari awal belum tidur, membuka matanya dan menghubungi seseorang. Dia menatap sekilas wajah damai wanita yang menolongnya dan tersungging senyum manis di bibirnya.
"Alice Eleanor."
...****************...
Keesokan harinya, sesuai janji Alice, dia mengantar Alex menggunakan taksi. Dia menanyakan alamat Alex dan meminta sopir untuk mengantarnya ke alamat yang di sebutkan pria itu.
Taksi yang mereka tumpangi berhenti tepat di depan Gang. Alex keluar dari taksi dan mengucapkan terimakasih pada Alice karena sudah menolongnya.
"Sekali lagi terimakasih, Alice. Besok aku akan membalas semua kebaikanmu karena telah menolongku." seru Alex
"Tidak perlu. Aku ikhlas membantumu. Tapi, kau yakin tidak mau aku antar sampai rumah?"
"Tidak perlu. Aku bisa sendiri.
"Baiklah kalau begitu. Sampai jumpa."
"Sampai jumpa." Alex melambaikan tangan pada Alice yang semakin menjauh. Dan tidak berapa lama, sebuah mobil Rolls-Royce terparkir sempurna di depan Alex.
Seorang pria keluar dari mobil tersebut dan membukakan pintu untuk Alex. "Silahkan, Tuan."
Tanpa mengucapkan apapun, Alex masuk kedalam mobil. Pria yang tak lain adalah asisten Alex, menutup kembali pintu mobil dan masuk di belakang kemudi.
"Kita ke Mansion." seru Alex
"Baik Tuan."
______________________________________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
jangan bilang ada perasaan cinto ke Alice....
2024-10-13
1
Yunerty Blessa
astaga,Alice dalam masalah ni....
2024-10-13
1
Yunerty Blessa
jangan sampai di Qatar,Alice malah ke temu dengan jodoh nya
2024-10-13
1