Sadar

Di sebuah kamar mewah, seorang pria terbaring lemah dengan peralatan yang menempel di tubuhnya. Dia adalah Samuel.

"Bagaimana keadaannya?"

"Lukanya cukup parah tuan. Tapi dia beruntung karena bisa melewati masa kritis. Sekarang kita hanya tinggal menunggu dia sadar saja."

"Berikan perawatan yang terbaik. Dan laporkan setiap perkembangannya padaku."

"Baik tuan Sean."

Sean menatap Samuel yang masih tidak sadarkan diri dan keluar dari kamar tersebut.

Setelah Sam berhasil masuk ke wilayah keluarga Smith, Sean tetap memantau pria itu. Dia mendapat informasi dari mata-matanya jika Sam tertangkap dan di siksa oleh Alexander.

Tapi siapa sangka, Alexander melepaskan Sam begitu saja dan membawanya ke bandara untuk di pulangkan ke Indonesia.

Dan Sean memanfaatkan kesempatan itu untuk menyelamatkan Samuel.

"Kenapa anda menyelamatkan pria itu, tuan?" Tanya Ghani

"Selama dia masih berguna untuk kita, aku rela melakukan apapun termasuk menyelamatkan nya." Sean menatap Ghani dan kembali berkata, "Kita masih membutuhkan nya untuk menghancurkan Alexander. Bukankah wanita yang saat ini menjadi tawanan Alexander adalah kekasih Sam? Dan kita bisa memanfaatkan untuk membuat Alexander hancur secara perlahan."

"Anda memang hebat tuan." Puji Ghani

"Aku memang hebat, Ghani. Otakku ini penuh dengan rencana untuk membuat keluarga Smith hancur."

"Lagipula Sam mempunyai kemampuan yang hebat. Kita hanya perlu mengasahnya lagi. Dan dia akan menjadi senjata kita untuk melawan Alexander." Lanjut Sean

"Anda benar, Tuan."

Sean benar-benar memantau perkembangan kesehatan Samuel. Dia memberikan yang terbaik demi kesembuhan Samuel. Hingga beberapa hari kemudian, setelah mendapatkan perawatan intensif. Sam akhirnya sadar. Dia membuka matanya perlahan dan melihat sekitarnya. "Dimana aku?" Sam mencoba untuk bangun, tapi dia merasa sakit di sekujur tubuhnya di tambah lagi jarum infus yang menancap di punggung tangannya.

"I_ini....

"Kau sudah sadar ya."

Sam menoleh kearah pintu menatap seseorang yang memakai jas putih dengan stetoskop di lehernya. "Kau....

"Namaku Fatima. Aku dokter yang merawat mu selama ini." Seru dokter Fatima. Dia mendekati Sam dan memeriksanya.

"Syukurlah kau sudah membaik. Hanya tinggal memulihkan luka-luka mu saja." Ucapnya pada Sam

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku bisa ada di sini? Bukankah aku....

"Aku yang membawamu kembali, Sam." Sela Sean. Dia masuk dan berdiri di samping tempat tidur Samuel. "Bagaimana keadaan mu?"

"Tu_tuan Sean, anda yang menyelamatkan ku?" Tanya Sam

"Yeah.. Aku menyelamatkan mu saat anak buah Alexander membawamu ke bandara." Terang Sean

Sam terdiam dan mencoba mengingat saat terakhir dia berada di dalam mobil di kawal beberapa orang anak buah Alexander.

Melihat Sam yang terdiam, Sean kembali berkata, "Aku melakukan ini karena jika Alexander berhasil mengirim mu pulang, maka kau tidak akan bisa kembali ke Qatar. Karena Alexander akan menutup akses mu ke luar negeri manapun."

Deg

"Kau masih ingin menyelamatkan kekasihmu, bukan?" Tanya Sean yang di jawab anggukan oleh Sam.

"Jika begitu, kau harus segera pulih dan aku akan membantumu sekali lagi."

"Be_benarkah?"

"Tentu."

"Terimakasih tuan Sean. Terimakasih banyak."

"Sama-sama."

Tok tok tok

Ghani masuk dan membungkuk memberi hormat pada Sean. "Tuan, di luar ada nona Laura." Seru Ghani.

"Bilang padanya aku akan segara kesana."

"Baik tuan." Ghani keluar dari kamar dan menemui Laura.

"Istirahatlah!! Aku akan menemui tamuku dulu." Sean tersenyum dan meminta dokter Fatima untuk memberikan perawatan yang terbaik agar Sam lekas pulih. Setelah nya dia keluar dari kamar tersebut dan menemui Laura.

"Ada apa kau datang kemari?" Tanya Sean saat melihat kedatangan Laura.

"Aku sedang badmood. Aku merindukan Alexander tapi dia tidak masuk ke kantor beberapa hari ini."

"Lalu apa hubungannya denganku, nona Laura? Apa kau berharap aku akan menyeret Alexander kehadapan mu agar kau bisa memeluknya?" ledek Sean

"CK.. bukan begitu. Alexander tidak ke kantor pasti mengurus wanita sialan itu." Gerutu Laura

Sean terdiam sejenak. Dia tahu kenapa Alexander tidak pergi ke kantor. Dan memang benar pria itu sedang merawat wanitanya karena berusaha untuk bunuh diri.

"Ada apa? Kenapa kau diam?" Tanya Laura.

"Sebenarnya aku mengenal kekasih wanita itu dan sekarang dia berada di sini karena terluka."

"A_apa?"

Sean menganggukkan kepalanya. Dia mulai menceritakan bagaimana pertama kali dia bertemu Sam. Dia juga menceritakan jika Sam berusaha masuk ke mansion Alexander dan berakhir tertangkap dan untungnya dia bisa menyelamatkan Sam tepat waktu.

"Boleh aku bertemu dengannya?" Pinta Laura.

Sean mengiyakan. Dia mengajak Laura ke kamar di mana Sam di rawat.

Laura mendekati pria yang saat ini tengah memejamkan mata itu. Dia yakin jika pria inilah yang pernah di ceritakan Alice waktu itu.

"Ada apa?" Sam tiba-tiba membuka matanya yang membuat Laura terlonjak kaget.

"A_aku kira kau sedang tidur." Ucap Laura terbata

"Aku memang sedang tidur, jika saja kau tidak menatapku seperti itu." Seru Sam

Sean tertawa. Dia bertepuk tangan karena Sam mempunyai kepekaan luar biasa. Padahal mereka masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara. Tapi Sam langsung sadar jika ada orang yang masuk ke kamarnya.

"Kau hebat Sam." Sean berdiri di samping Laura dan memperkenalkan wanita itu pada Sam. "Dia adalah Laura Angelina. Dia salah satu bagian dari kita. Tapi dia juga rekan bisnis Alexander."

"Apa?" Sam terkejut karena wanita ini bisa berada di sini padahal dia rekan Alexander.

"Dia menyukai Alexander dan memintaku untuk menyingkirkan wanitanya. Tapi ternyata kau adalah kekasih wanita itu. Jadi kita bisa saling bekerjasama untuk mendapatkan apa yang kita inginkan."

"Laura pernah membantu kekasihmu keluar dari neraka itu, tapi sayangnya gagal." Lanjut Sean

"Benarkah?"

"Yeah.. tapi karena hal itu juga sekarang dia di kawal ketat oleh Alexander." Gerutu Laura

"Tidak masalah. Kita masih mempunyai banyak waktu untuk menyusun rencana ulang." Seru Sean.

Laura mengangguk begitu juga dengan Sam. Tapi tiba-tiba Laura berteriak karena dia baru saja mendapatkan ide.

"Katakan!!" Seru Sean

"Jika kita tidak bisa membawa Alice keluar dari sana, maka kita harus membuat Alexander sendiri yang mengusir Alice." Ucap Laura.

"Mengusir bagaimana?"

Laura mendekat dan membisikan pada Sean dan Sam tentang ide nya itu. Apapun harus mereka lakukan agar Alexander kehilangan kepercayaannya pada Alice dengan begitu dia yakin jika nanti Alexander sendiri yang akan mengusir Alice.

Alexander sangat mencintai Alice, jadi tidak perlu khawatir jika wanita itu akan celaka. Dan saat hal itu terjadi, Sam bisa membawa Alice kembali ke negara nya dan Laura akan mendapatkan Alexander.

Ide yang sempurna.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kau terlalu yakin,Laura 😏

2024-10-15

1

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

yang ada memperalatkan Sam demi tujuan Sean.....

2024-10-15

1

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

jangan terlalu percaya diri Sean 😏

2024-10-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!