Tidak lama setelah percakapan antara Anya dan Kakek Henry, Henry segera kembali ruang makan itu, jelas saja hal itu membuat Henry merasa penasaran tentang apa yang dua orang itu bicarakan, takut-takut Anya malah bicara yang tidak tidak pada kakeknya jelas hal itu bukanlah hal yang baik.
"Apa yang kalian bicarakan?"
Pertanyaan tiba-tiba itu jelas membuat Anya kaget, namu segera Kakek Henry berkata,
"Bukan apa-apa , ini hanya percakapan antara kakek dengan cucu menantunya, Istrimu ini baru saja memujimu."
Henry segera tersenyum dan menatap ke arah Anya, yang hanya diberikan anggukan ringan.
Henry tidak curiga karena dirinya bisa menanyakan soal itu nanti.
Setelahnya tidak ada banyak percakapan yang terjadi karena beberapa orang yang sudah mereka tunggu segera tiba di ruang makan itu.
Ya mereka adalah Keluarga Paman dan Bibi Henry yang baru saja tiba.
Henry sangat tidak suka untuk bertemu dengan mereka berdua apalagi harus melihat wajah sepupunya yang menyebalkan, orang-orang yang selalu saja ingin mengambil kesempatan Dari dirinya jika memiliki kesempatan.
"Selamat datang, Paman Max dan Tante Laura," kata Henry dengan senyum ramahnya.
Pria paruh baya itu setelah mendengar sapaan keponakannya hanya mengangguk setelahnya memberi salam kepada Sang Ayah.
Ya, dia adalah Putra kedua dari Kakek Henry, atau bisa dibilang Adik langsung dari Ayah Henry.
Hal-hal selalu menjadi masalah serius antar saudara ketika itu sudah ada hubungannya dengan Harta Warisan.
"Selamat Malam Ayah, dan keponakanku, Henry juga Istri Barumu,"
Semua orang disana terlihat saling menyapa dengan ramah, diperlukan saja.
Namun, entah apa yang dipikirkan orang-orang di belakang.
Sepupu Henry, Stefan juga ada disana, menatap kesal ke arah sepupunya itu.
Paman Henry, yang pertama berbicara keponakaanya,
"Henry, Paman cukup terkejut melihat kamu tiba-tiba memutuskan untuk menikah, aku pikir kamu hanya menyukai untuk bermain-main dengan wanita diluar sana dan tidak benar-benar serius dalam menjalin hubungan,"
Henry yang mendengar sindiran dari Pamannya itu, hanya menjawab dengan tenang.
"Semua orang selalu bisa saja berubah pikirannya terutama ketika sedang jatuh cinta, cantik itu lah kenapa aku memutuskan untuk menikah karena aku menemukan wanita yang aku cintai, benar bukan Anya?"
Anya yang tiba-tiba ditanya itu segera mengangguk dan tersenyum dengan sopan.
"Tentu saja, Aku juga sangat mencintai Suamiku,"
Tante Henry, Laura lalu mulai menambahkan,
"Owh apakah benar, Istrimu itu mencintai mu Henry? Bukan Uangmu? Kamu itu seharusnya lebih selektif dalam memilih Istri, foto mungkin kamu bisa ditipu oleh wanita yang hanya mengincar hartamu saja,"
"Yang, Tante mu katakan ada benarnya, Aku dengar Istrimu hanya dari Keluarga Kaya Baru, yang tingkat Kekayaaan jauh di bawah Keluarga kita, apakah dia menikah denganmu tidak memiliki maksud terselubung? Meningkatkan derajat keluarganya," tambah Max menyetujui kata-kata Istrinya itu.
"Ya, Kamu itu Henry memang tidak terlalu bisa jika berurusan dengan Perempuan, setidaknya kamu harus mencari wanita yang lebih tinggi yang selevel denganmu,"
Henry yang mendengar itu yang jelas sekali menyinggungnya dan Anya tiba-tiba merasa sedikit marah, segera berkata,
"Owh? Apakah Tante tidak melihat pada kaca? Tentang siapa wanita yang menikah hanya demi Uang, Harta dan Tahta? Bahkan, walaupun Paman Max pernah ketahuan selingkuh, namun Tante tetap bertahan, agar tetap bisa menyandang gelar Nyonya Keluarga Achilles,"
Laura yang disinggung itu, jelas menjadi marah.
"Jaga ucapanmu bocah!"
Henry yang mendengar kemarahan itu, segera tersenyum dan berkata lagi,
"Astaga, Aku benar-benar minta maaf jika menyinggung Tante. Aku benar-benar tidak memiliki maksud apa-apa, Aku hanya mengatakan hal sebenarnya soal Paman Max yang sebelumnya pernah kepergok memiliki Selingkuhan, sampai menjadi berita heboh di mana-mana. Aku dengar, itu seorang Artis kelas C yang dia sponsori, kalau Aku jadi Tante, tentu saja Aku akan merasa sangat tidak terima dan marah bahkan mungkin akan menggugat cerai, jika sampai pasaganku berselingkuh seperti itu,"
Max yang tadi tadi diam dan melihat namanya disebut-sebut akan dijelek-jelekin oleh keponakaanya itu segera menjadi emosi juga.
"Diam, Henry! Itu hanyalah masa lalu, siapa di dunia ini yang tidak memiliki masa lalu dan pernah khilaf melaksanakan hal semacam itu."
Henry yang mendengar itu segera tertawa,
"Wow, tapi Paman benar-benar sangat hebat, Aku dengar Selingkuhan Paman itu sampai hamil segala? Apakah Aku akan segera memiliki Sepupu Baru? Sungguh? Di Umur Paman yang sudah hampir 50 tahun itu...."
"Henry! Kamu semakin ke sini tidak sopan bukan dengan Pamanmu?" Kata Max lagi dengan marah.
Stefan yang tidak menyukai bagaimana Henry mengungkitnya kesalahan Ayahnya itu segera berkomentar,
"Kak Henry, bagaimana dengan mu sendiri? Aku sebenarnya sangat prihatin dengan Kak Anya, melihat banyak skandal antara Kak Henry dengan begitu banyak wanita di luar sana, siapa yang tahu selama pernikahan nanti Kakak Henry akan..."
Suasana di Ruang Makan jelas menjadi ribut dan tidak kondusif.
Kakek Henry yang mendengar keributan itu segera berkata dengan marah,
"Cukup kalian semua berhenti berbicara di meja makan dan mulailah makan dengan tenang!"
Max yang merasa dimarahi itu segera berkata,
"Tapi Ayah, Keponakanku itu sikap tidak sopan padaku!"
"Cukup Max, jangan membuatku marah lagi. Lagi pula dia memang mengatakan hal yang sebelumnya, soal Skandal yang kamu buat, yang hanya membuat malu nama Keluarga kita,"
Max mendengar ayahnya itu benar-benar membela cucunya itu menjadi marah.
"Ayah! Kenapa Ayah selalu membela cucu mu itu? Apakah Ayah tidak tahu soal kelakuannya yang selalu bermain wanita di luar itu? Kenapa hanya menyalahkan ku saja?"
"Paman bicara apa? Aku saat itu belum menikah, dan tidak terlibat hubungan dengan siapapun, hanya mencoba mendekati beberapa gadis, apakah ada yang salah dengan itu? Berbeda dengan Paman, yang sudah memiliki Istri dan anak namun... Yah.."
"Cukup! Aku bilang jangan ada yang bicara lagi! Termasuk kamu Henry!"
Mendengar kata-kata dari Kepala Keluarga Achilles itu, akhirnya semua orang diam.
Anya hanya bisa menonton dengan heran drama keluarga yang baru saja dirinya lihat.
Memang, Para Orang Kaya ini, balapan terlihat terpanjang dan elegant namun terkadang beberapa memiliki kelakuan yang tidak tahu malu di belakang panggung.
Hah, benar-benar Keluarga yang sepertinya merepotkan.
Pantas saja, Kakek Henry khawatir pada Cucunya, dari percakapan ini dirinya bisa melihat bahwa Paman dan Tante Henry ini ingin sekali mencari-cari kesalahan Henry.
Kalau dipikir-pikir, Herny selalu terlibat dengan berbagai macam wanita, namun kenapa tidak benar-benar pernah ada skandal soal dia yang begitu serius?
Anya hanya bisa memikirkannya saja, bagaimanapun juga ini bukan urusannya, selalu malas untuk memikirkan drama keluarga yang dimiliki orang-orang di depannya itu.
Dirinya tidak begitu menyukai menonton drama keluarga semacam itu, apalagi harus terlibat, akan sangat merepotkan.
Dirinya lakukan adalah tetap memasang senyuman dan jangan berkata apapun yang bisa menyinggung salah satu dari orang-orang di meja makan ini.
Tetap tenang, dan tersenyum saja.
Anya benar-benar menjaga ekspresinya disana selama makan malam itu, dan untunglah sampai makan malam selesai, tidak ada lagi pertikaian yang terjadi orang-orang hanya makan hanya tenang.
Dan ketika menu makanan penutup sudah habis semua, Anya merasa cukup lega karena akhirnya bisa keluar dari suasana mencegkang di meja makan ini.
Sayangnya kelegaan itu akan segera berakhir.
"Ayah, Aku ingin membicarakan soal Proyek Terbaru Perusahaan kita, yang akan bekerjasama dengan salah satu perusahaan besar dari luar negeri itu, apakah aku bisa menjadi perwakilan nya?" Kata Max dengan tenang.
Kakek Henry itu segera berkata,
"Kenapa kamu bertanya padaku? Bukankah kamu tahu, jika Posisi CEO sudah Aku berikan pada Henry? Bertanyalah sendiri padanya toh orangnya juga ada di sini."
Max jelas saja, merasa tidak sudi harus memohon dan meminta kepada keponakannya itu, berani berani nya mencuri posisi CEO yang harus menjadi miliknya.
Apalagi, sejak dia diangkat, posisinya di Perusahaan menjadi semakin menurun, walaupun dirinya memiliki porsi saham jika prestasi yang dimilikinya kurang, bagaimana dirinya bisa meyakinkan Anggota Direksi untuk melengserkan Keponakannya itu dari posisi CEO?
Namun bahkan sekarang, jika dirinya ingin terlibat proyek besar saja harus meminta persetujuan CEO, dirinya jelas tidak sudi kita harus menunjukkan kepalanya pada bocah sombong itu.
Henry yang mendengar permintaan Pamannya itu, segera menunjukkan senyumannya dan berkata,
"Benar, Paman. Kenapa tidak memohon padaku sebelumnya jika ingin menjadi ketua project itu? Jika Aku tahu mungkin, Aku akan mempertimbangkan Paman menjadi ketuanya."
Senyuman yang sangat arogan, yang membuat Max semakin marah.
Awas saja nanti, lihat seberapa lama bocah sombong itu tetap berada di posisinya itu!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
ossy Novica
Henry dan Anya mesti hati2 terhadap paman dan keluarganyabisa jadi nanti Anya jadi sasaran mereka .
2023-01-11
1
Alya
ternyata kehidupan tuan muda henry sangat menyedihkan
2023-01-10
1