Istri Mainan Sang Tuan Muda
Hari itu harusnya merupakan hari bahagia untuk Anya Florace, seorang Desainer hebat, yang saat itu sedang melakukan sebuah pameran busana, ini adalah awal dari mimpi yang akhirnya setelah sekian lama berhasil dirinya wujudkan.
Sosok gadis cantik itu, saat ini menatap kearah panggung dimana Busana-busana hasil rancangannya sedang dipamerkan.
Walaupun ini hari yang bahagia, namun ekpersi yang dimilikinya masih sama seperti hari-hari lain, ekpersi dingin sedingin es, yang selalu membuat para bawahannya segan padanya.
Selama pameran berlangsung, Anya terlihat menatap kearah sekeliling ruangan seolah sedang mencari sesuatu.
Bener, Anya saat ini menunggu kedatangan Keluarganya, yang tentu saja dirinya undang untuk acara besar ini, adik perempuannya dan Orang Tuanya.
Dirinya ingin membuat mereka bangga padanya, karena mimpinya untuk mengikuti Pameran Besar seperti ini akhirnya terlaksana.
Namun orang-orang yang dirinya tunggu itu tidak kunjung datang.
Hal ini entah kenapa membuat Anya merasa tidak nyaman.
Jadi dirinya mencoba untuk menatap kearah ponselnya, ingin mencoba menghubungi Adiknya.
Namun, sebelum dirinya bisa memencet tombol, ternyata sudah ada sebuah panggilan di sana.
Itu adalah telepon dari adiknya yang bernama Sherly Florace.
Namun yang membuat Anya terkejut adalah sebuah tangisan yang dirinya dengar begitu mengangkat telepon itu.
Anya jelas segera merubah ekspresinya menjadi cemas.
"Ada apa Sherly? Kenapa kamu menagis?"
"Papa.. Kak Papa..."
Terdengar isak tangis tersedu-sedu dari adiknya itu.
"Kamu tenang dulu dan katakan tentang apa yang sebenarnya terjadi,"
"Papa masuk ke Rumah Sakit, dia terkena serangan jantung,"
Anya hampir saja menjatuhkan ponselnya ketika mendengar itu.
"Sebenarnya, Apa yang terjadi?"
"Aku... Aku tidak tahu... Kakak pokoknya harus segera ke sini,"
"Ya, Aku akan segera ke sana,"
Jelas setelah menutup telepon itu hanya ada raut wajah kecemasan, apa yang sebaiknya dirinya lakukan.
Karena pameran ini jelas penting, nanti di bagian penutupan akan ada sebuah Pidato dari dirinya, yang mungkin akan mempengaruhi kehidupan karirnya di masa depan.
Ini adalah saat yang paling penting.
Anya segera menarik nafas dan menutup matanya untuk mencoba menstabilkan emosi yang sedang memikirkan keputusan terbaik apa yang harus dirinya ambil.
Setelahnya, Anya mendatagi anggota staffnya, dan juga Asistennya.
"Aku akan pergi, aku minta pada kalian untuk mengurus Pameran ini saat Aku pergi, dan aku juga minta tolong salah satu dari kalian mengantikanku untuk Acara Pidato, aku akan mengirimkan teksnya nanti,"
Sang Asisten yang pertama kali bertanya karena menjadi bingung,
"Tunggu, Anya kamu tidak bisa pergi begitu saja kamu tahu sendiri seberapa pentingnya event ini bukan?"
Mendengar rasa cemas dari Asistennya itu, Anya cukup mengerti, ya ini memang sebuah acara yang sangat penting.
Namun dirinya merasa jika dirinya tidak pergi sekarang, mungkin dirinya akan menyesal.
"Keluargaku dalam masalah, Aku harus pergi. Aku percaya diri jika besok-besok aku akan bisa mengurus semuanya, setelah Acara ini berakhir, Aku percaya dengan kemampuan yang aku miliki hanya karena aku tidak ada di sini bukan berarti orang-orang tidak menyukai apa yang telah aku buat,"
Itu adalah sebuah kata-kata penuh dengan kepercayaan dirinya membuat para staf di sana kagum.
Yah, walaupun Bos mereka kadang cukup dingin, namun Bos mereka juga seseorang yang sangat mengagumkan.
"Ya, kami bisa mengandalkan kami untuk mengurus hal-hal yang ada di sini sekarang kamu pergilah untuk mengurus Keluargamu," kata Asisten itu dengan yakin.
Setelahnya, Anya segera pergi dari tempat itu untuk menuju ke Rumah Sakit.
Dan benar saja, yang Anya lihat disana adalah Ibu dan Adiknya sedang menagis.
Sherly yang melihat kakaknya datang itu segera memeluk Kakaknya.
"Bagaimana keadaan Papa?"
"Sekarang, dia sudah melewati masa kritisnya...."
Mendengar itu, Anya merasa sedikit lega, namun segera dirinya bertanya,
"Sebenarnya apa yang terjadi?"
Sherly bingung tentang bagaimana cara menjelaskannya.
Ya, karena awalnya hal-hal ini juga baru saja mereka dengar dengan mendadak.
"Perusahaan Milik Keluarga kita saat ini di ambang kebangkrutan, Rumah Kita akan disita beberapa hari lagi untuk membayar hutang-hutang perusahaan yang menumpuk, Papa cukup pusing mengurusi semua ini dan belakagan memang sakit-sakitan karena memikirkan semua ini," kata Sherly mencoba untuk menjelaskan.
Anya yang baru pertama kali mendengar itu menjadi terkejut,
"Apa? Kenapa kalian tidak pernah cerita padaku?"
"Papa bilang, Dia tidak ingin membuat Kakak cemas, karena Kakak sedang mempersiapkan Acara Besar untuk Karir Kakak,"
Mendengar itu, ada sebuah rasa kesedihan besar didalamnya, betapa Ayahnya sangat menyayanginya.
"Sekarang kamu tenang dulu, Kakak pasti akan menemukan sebuah solusi,"
Ya, Anya and mencoba mencari cara untuk memecahkan masalah ini.
Namun jelas masalah Tidak berlangsung cepat, Ayah Anya segera memasuki masa, yang entah kapan akan bangun.
Belum lagi masalah soal penyitaan rumah mereka karena hutang.
Anya mencoba untuk melihat nilai-nilai dari aset yang dirinya miliki, seperti Butik miliknya, namun jelas ini masih jauh dari cukup untuk membayar semua hutang-hutang itu.
Siang itu, Anya masih bingung di depan ruang rawat Ayahnya.
"Bagaimana ini..."
Dia benar-benar merasa cukup putus asa karena belum menemukan solusi padahal ini sudah beberapa hari, hari semakin berlalu dan itu jelas bukan hal yang baik.
"Anya, kamu bisa ikut denganku?"
Itu adalah suara dingin dari Ibu Tiri Anya, yang juga Ibu Kandung Sherly, mereka berdua memiliki Ayah yang sama namun Ibu yang berbeda.
"Ada apa Ibu?"
"Kamu ikut dulu denganku Aku ingin membicarakan hal yang penting berdua denganmu,"
Anya pun, segera mengikuti kearah Ibu tirinya itu, dan tepat ketika mereka tiba di tempat yang cukup sepi, Ibu Tiri Anya itu segera berkata,
"Aku sebenarnya mendapatkan solusi dari masalah keluarga ini,"
"Apa itu Ibu?"
"Namun Apakah kamu bisa melakukannya?"
Anya yang mendengar itu jelas langsung berkata tanpa pikir panjang,
"Aku... Aku pasti akan melakukan apa saja jika itu demi Keluarga ini,"
"Kalau begitu Menikahlah,"
"Apa maksudmu?"
"Hah, sebenarnya masalah ini dimulai dari adikmu Sherly yang membuat masalah dengan salah satu Tuan Muda Kaya, dan begitulah hingga tuan muda itu mulai membuat masalah dengan Perusahaan Keluarga. sebelumnya aku pernah bertemu dengannya dan dia memberiku sebuah penawaran menarik, jika kami menyerahkan Putri Keluarga kami padanya untuk dia nikahi, dia akan membayarkan semua hutang-hutang keluarga kita dan masalah keluarga kita akan selesai Bahkan dia juga berniat memberikan investasi pada perusahaan. Sebenarnya yang dia inginkan adalah Sherly..."
"Tunggu... Bukankah itu lebih seperti menjual anakmu sendiri?" Kata Anya dengan ekspresi marah.
"Hah, namun aku memiliki sebuah ide, Tuan Muda itu bilang, yang dia inginkan adalah Putri Keluarga Florace, kamu juga Putri keluarga Florace, jelas aku tidak akan membiarkan putriku sendiri yang dijual namun kamu!"
Anya yang mendengar itu segera terdiam sedang memikirkan tentang solusi yang baik.
Ini...
"Anya! Kamu lihat sekarang kondisi Ayahmu? Jika dia sadar dan tahu perusahaannya benar-benar bangkrut menurutmu apa yang terjadi padanya?"
Anya sekali lagi terdiam ketika mendengar itu.
"Dan Apakah kamu benar-benar lebih suka Sherly yang melakukannya?"
Anya lalu segera terdiam jelas dirinya tidak bisa membiarkan hal semacam itu terjadi, lalu dirinya segera berkata dengan yakin,
"Tidak... Biar Aku saja yang menikah."
"Itu bagus, kamu hanya harus menuruti kata-katamu dan keluarga kita semuanya akan aman dan selamat,"
Ya, lagi pula ini adalah cara satu-satunya, dirinya pasti bisa menghadapi ini semua nantinya.
Ini adalah awal dari rencana Ibu Tirinya Anya, hingga dua minggu berikutnya akhirnya hari yang kutunggu segera tiba.
Itu adalah sebuah Pernikahan yang cukup mewah, namun tidak memiliki banyak tamu, sepertinya Pernikahan Private.
Sebenernya Anya masih sedikit ragu dengan rencana Ibu Tirinya itu, soal pernikahan ini...
Tapi Pernikahan ini syaratnya adalah Menikahi Putri Ayahnya, dan dirinya juga Putri Ayahnya?
Jadi harusnya ini tidak apa-apa.
Namun mana tahu, ketika hari H dalam sebuah gedung, ketika Anya sedang di dandani, tiba-tiba ada seorang Pria yang memasuki ruang riasnya.
Seorang Pria muda, yang saat ini mengenakan Jas Pengantin Pria.
Dia memiliki tubuh tinggi, kulit putih, juga wajahnya yang terlihat sangat tampan.
Sebuah penampilan, yang mungkin akan bisa mengoda semua wanita yang di rayunya.
Ketika Anya menatap Pria itu, Anya merasa penampilan itu benar-benar cocok dengan rumornya.
Tuan Muda dari Keluarga Achilles, Henry Achilles.
Namun Pria itu sekarang memiliki wajah yang buruk ketika menatap Anya yang mengenakan pakaian pengantin itu.
"Aku sudah curiga tentang bagaimana keluarga kalian setuju, jadi kalian berniat menipuku? Sialan, kalian benar-benar berani bermain dengan Tuan Muda ini! Kalian menganggap aku remeh bukan?"
Terlihat tanda-tanda kemarahan disana, yang jelas sangat tidak menyukai Anya.
Ketika mendengar nada kemarahan itu, Anya hanya merasa sepertinya akan menjadi hal yang sangat merepotkan harus berurusan dengan Tuan Muda itu, yang nanti akan menjadi Suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
🍁 Fidh 🍁☘☘☘☘☘
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
2024-03-10
0
itu judulnya knp ada revisi?
2023-03-19
0
Diana
👍🏻
2023-03-18
0