"Baik Tuan Muda, Aku akan mematuhi semua perintahmu,"
Mendengar kata-kata dengan nada datar itu, entah kenapa Henry menjadi begitu kesal, terutama melihat wajah wanita yang berlutut dihadapannya itu, sama sekali tidak merubah ekspresinya.
Ya, seolah-olah apa yang dia lakukan saat ini, terlihat bukan hal berat sama sekali.
Hal ini membuat Henry ingin melihat, batas kesabaran wanita itu, mari lihat seberapa patuh dia.
Benar-benar ingin, melihat perubahan ekspresi di wajah dingin yang menyebabkan itu.
"Itu benar, Kamu harus patuh padaku. Jadi sekarang aku akan memberimu perintah pertama," kata Henry dengan nada dinginnya.
Anya yang mendengar itu hanya mengangguk dengan patuh, bu kira-kira perintah tidak masuk akal apa yang akan diberikan oleh Tuan Muda di depannya ini.
Apakah harus bersujud dan mencium Kakinya atau sesuatu?
Namun terkadang, tebakan Anya benar-benar tepat sasaran.
"Sujudlah dan cium Kakiku,"
Hal itu benar-benar terlihat sekali sangat dingin menghancurkan harga diri seseorang, begitu merendahkan.
Ada sedikit keraguan ketika Anya menatap kaki Pria yang ada dihadapannya itu, yang saat ini masih mengenakan sepatu.
Henry jelas melihat perubahan ekpersi kecil itu.
"Lepas sepatuku, lalu lakukan apa yang ku perintahkan,"
Anya lalu segera meraih kaki itu, dan mencoba melepaskan sepatu hitam itu, dan kaus kaki yang melilit kaki itu.
Perlahan-lahan, Anya bisa melihat sosok kaki yang mulus dan putih bersih dari baik sepatu hitam ini.
Kaki yang terlihat sepertinya, sangat jarang di gunakan, mungkin pemiliknya lebih suka duduk dari pada jalan-jalan.
Anya sebenarnya merasa sangat enggan melakukan hal itu, dirinya jelas tidak boleh memujukannya.
Mencoba tetap memasang ekpersi tenangnya.
Dan dengan patuh mencium Kaki itu.
Henry awalnya tidak benar-benar serius dengan permintaan gilanya itu.
Dirinya kira, wanita didepannya itu akan menolak engak bagaimana caranya.
Tepat ketika Anya mencium kakinya, ada perasaan aneh yang timbul dalam diri Henry.
Bahwa wanita yang di Nikahinya ini, sepertinya cukup mengerikan.
Tidak, mungkin hanya cukup membosankan, tentang bagaimana dia begitu patuh melakukan hal-hal yang kurang manusiawi itu, dengan ekpersi tenangnya.
"Cukup, kamu bisa bangun,"
Anya tentu saja, tidak ingin berlama-lama untuk mencium kaki itu, dan segera bangun.
Dan sekarang tatapan mata mereka bertemu.
Anya menebak, Pria depannya ini masih akan memberikan perintah tidak masuk akal lainnya hari ini.
Henry menatap wajah datar itu, dengan ekpersi kesal.
Namun karena Henry begitu lelah dirinya sudah tidak begitu memiliki energi lagi untuk memikirkan hal yang dirinya lakukan berikutnya.
"Pijat Kakiku, begitu lelah berdiri seharian,"
Anya ingin memprotes, tidak hanya kamu yang lelah, Aku juga lelah!
Namun sekali lagi, Anya dek menunjukkan nya hanya memasang wajah datarnya itu, kemudian mengambil kursi di ruangan itu, untuk meletakan kaki Henry disana dan memijatnya sesuai perintahnya.
Henry betulnya cukup menikmati pijatan itu.
Tidak mengira, Istri barunya ini cukup berguna.
Memang, dirinya sudah membeli wanita itu mahal-mahal, jadi dirinya harus memanfaatkan wanita itu sebanyak yang dirinya bisa.
"Ya, sangat nyaman. Pundak ku sekalian,"
Anya menurut, dan mulai memijat pundak Henry sekalian.
Namun permintaan Henry tidak hanya sampai situ.
"Siapkan air hangat di bak mandi, Aku ingin mandi dulu,"
Tentu saja, sebagai Tuan Muda, Henry sudah biasa mendapatkan perlakuan mewah seperti itu, dan biasa dilayani oleh Para Pelayannya.
Namun sekarang, Henry berpikir jika sebaiknya dirinya mengunakan wanita yang dibelinya itu mulai sekarang.
Untuk melayani setiap hal yang dirinya butuhkan, dan bisa dirinya perlakukan semaunya.
Mendengar perintah itu, Anya segera masuk ke kamar mandi, pertama segera menyalakan keran air hangat, lalu sehari menunggu, dirinya mulai membersihkan make up-nya satu demi satu.
Butuh waktu kurang dari sepuluh menit sampai bak mandi penuh.
Tentu saja, Anya memeriksa suhu air, pastikan susah suhunya tidak terlalu dini namun juga tidak terlalu panas.
Memeriksa kira-kira apakah ada kekurangan di kamar mandi itu.
Shower berjalan dengan baik, shampo dan sabun ada, dan memiliki aroma yang cukup harum, memang sudah di duga dari pelayanan di Hotel Bintang 5, apalagi kamar VVIP.
Anya dengar, Hotel ini milik Keluarga Achilles, tidak perlu lagi di pertanyaan seberapa Kaya Keluarga mereka.
Keluarganya, walaupun termasuk kaya dari kebanyakkan orang, namun jelas tidak bisa dibandingkan dengan Keluarga Konglomerat Kaya Raya seperti Keluarga Achilles.
Bahkan di antara orang-orang Kaya pun memiliki kastanya sendiri-sendiri.
Di antara orang-orang Kaya, jelas semua orang paling tahu, dari Keluarga-Keluarga mana yang tidak boleh di singgung, karena konsekuensinya sangat besar.
Dirinya tidak tahu, kekacauan macam apa yang adiknya buat sampai menyinggung Tuan Muda Keluarga Achilles, hingga bisa membawa Keluarganya memasuki krisis.
Dan sekarang, dirinya jelas tidak boleh membuat sedikitpun kesalahan yang bisa menyinggung Tuan Muda itu.
Ya, Anya benar-benar sudah bertekad untuk melakukan apapun dan mematuhi perintah dari Tuan Muda itu, dirinya paham soal dunia.
Di sini tempat uang berkuasa, dan yang tidak memilki uang, tidak bisa berbuat apa-apa.
Yang berkuasa dan memiliki uang lebih banyak yang menang.
Itulah faktanya.
Dan tidak bisa dipungkiri lagi.
Dirinya sudah hidup cukup lama di dunia yang seperti ini, jadi dirinya paham, untuk lebih baik tidak menyinggung orang-orang yang lebih berkuasa, bahkan walaupun sedikit merendahkan dirinya sendiri karena itu semua demi keamanan.
Adiknya masih terlalu muda untuk mengerti.
Dan pada akhirnya Keluarganya menerima akibatnya.
Dan soal pernikahan ini, jadinya sebenarnya cukup banyak bertaruh.
Karena jika Tuan Muda itu menolak tawarannya, dirinya dan Keluarganya pasti makan menjadi lebih sengsara dari sebelumnya.
Tentu saja, dirinya menggunakan trik semacam ini karena tahu gak kondisi Tuan Muda Achilles itu, yang kabarnya memang sudah di desak untuk segera menikah.
Yang di butuhkan adalah Istri dalam nama, namun melihat sikap egois, keras kepala dan tidak masuk akal dari Tuan Muda itu, pasti dia akan membuat masalah dulu sebelum menikah.
Salah satunya, dengan mengincar adiknya.
Entah apa rencana miliknya, namun dirinya kurang lebih mengerti.
Bukan hal yang baik untuk menikah dengannya, kecuali memiliki mental yang kuat.
Adiknya, Sherly masih terlalu muda untuk mengerti dan memahami dunia, dirinya tidak bisa membiarkan adiknya memasuki kandang macam dengan kakinya sendiri.
Namun, dirinya berbeda.
Anya yakin dengan tekad yang dia miliki jika dirinya pasti akan bisa mengatasi semua ini.
Satu atau dua tahun tidak masalah.
Tundukan kepala, jangan membantah dan Tuan Muda itu akan bosan padanya.
Dan begitulah rencana yang Anya miliki.
Sekarang, Anya mulai keluar dari kamar mandi, dan mendatangi Henry yang ini terlihat sedang bermain ponselnya.
"Sudah selesai, Tuan Muda,"
Henry segera mengalihkan tatapannya dari layar ponselnya ke wanita yang saat ini menjadi Istrinya itu.
Sebuah ide lagi-lagi muncul dari benaknya.
"Bantu Aku melepaskan pakaianku," kata Henry segera mulai berdiri.
Dirinya ingin melihat ekpersi malu dari wanita itu, atau mungkin beberapa penolakan?
Namun, Anta lagsung membantu Henry melepaskan bajunya dengan cukup profesional, melepaskan jas, lalu membuka kancing baju satu demi satu, seolah-olah sudah biasa melepaskan pakaian seorang Pria.
Ini membuat Henry makin bertanya-tanya, apakah wanita ini memang terbiasa dengan interaksi semacam itu dengan seorang Pria?
Hah, ternyata wanita ini memang sudah berpengalaman dengan Pria.
Sikapnya yang patuh itu juga benar-benar membosankan, apalagi ekpersinya itu, dan dia yang tidak mengatakan apapun, hanya melakukan apa yang diperintahkan.
Henry mau tidak mau merasa sedikit kecewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
melisa_anna5
ditunggu kelanjutannya Kak
2023-01-06
1
ossy Novica
wajar saja Anya tak grogi pas buka baju Henry secara diakan disainer otomatis bergaul dengan para model . Makanya Henry selidiki dulu siapa istrimu biar tak memandang remeh .
2023-01-05
2