Episode 12: Cukup Mengejutkan

Max pemandangan suara arogan dari keponakannya itu langsung protes kepada Ayahnya.

"Lihat, Ayah! Cucu kesayangan mu itu, tepatnya sangat sombong dan arogan seperti itu bahkan kepada Pamannya sendiri!"

Tidak menunggu Kakek Henry bicara, Henry sudah lebih dulu berkata,

"Apa yang Paman katakan? Bukankah sudah prosedur Perusahaan, untuk mengajukan permohonan berupa proposal pada CEO, jika ingin terlibat dengan beberapa proyek besar? Aku hanya mengatakan prosedur-prosedur nya kenapa Paman begitu marah?"

"Henry benar, itu memang prosedur yang berlaku. Max kamu itu jika di perusahaan setidaknya ikuti saja prosedurnya, karena sekarang Henry sudah menjadi CEO, jadi tidak perlu ribut ribut seperti ini,"

"Cih, Ayah begitu pilih kasih, dulu selalu mementingkan Kakakku, dan sekarang lebih mementingkan Henry ini dari pada Aku?"

"Max! Itu sudah umur segitu kenapa kamu itu masih bersifat egois?"

"Siapa yang egois disini? Bahkan Stevan juga Cucumu, namun Ayah gak memberikan posisi yang layak untuknya,"

Kakek Henry merasa kesal dengan tingkah tidak masuk akal dari putranya itu.

"Kalau begitu, suruh Putramu itu untuk membuktikan dirinya, kamu sendiri juga tahu, Herny ada di posisinya sekarang tidak hanya karena Aku yang memberikannya namun karena prestasi yang dia berikan dan kontribusi nya kepada Perusahaan selama ini!"

"Lalu, bagaimana denganku?"

"Max, kamu dah Aku berikan yang lebih dari cukup! Apakah kurang cukup, Aku memberikanmu juga mengurus Perusahaan Cabang? Itu juga merupakan perusahaan yang cukup besar,"

"Namun aku ingin terlibat dengan perusahaan utama!"

"Cukup! Aku tidak lagi ingin dengar soal masalah ini lagi!" Kata Kakek Henry itu, memilih segera pergi dari ruangan itu.

Max dan Istrinya, juga memilih untuk pergi dari sana juga sepupu Henry, Stefan.

Henry menatap kepergian semua orang dari ruang makan itu dan akhirnya bisa menghela nafas lega.

"Sungguh, sangat merepotkan dan menyebalkan jika harus berurusan dengan dua parasit busuk yang serakah itu,"

Anya yang mendengar keluhan dari Henry, hanya bisa menagapi,

"Apakah mereka selalu seperti itu?"

"Ya, seperti yang kamu lihat mereka itu Keluarga yang serakah, sejak aku kecil mereka memang selalu seperti ini selalu saja mencoba mencari celah untuk menguasai Perusahaan Utama, bahkan sejak Ayahku masih hidup, hubungan Paman dan Ayahku cukup buruk. Sudahlah aku tidak ingin membahas ini lagi mari segera pergi saja dari sini,"

Anya hanya mengaguk setuju, lalu segera bertanya lagi,

"Apakah kita akan kembali ke Hotel?"

Henry yang mendengar itu segera tertawa, dan berkata dengan nada menghina.

"Kamu ingin ke sana? Pasti benar benar sangat menikmati fasilitas di Hotel VVIP itu, apakah kamu tidak pernah menginap di tempat semacam itu?"

Anya yang dituduh itu, hanya menjawabnya tanpa mengelak.

"Ya, tidak buruk untuk menginap di sana aku sangat menyukai fasilitas-fasilitas di sana,"

Herny yang melihat Anya bahkan tidak mengelak itu, entah kenapa merasa kesal.

"Sudahlah, jangan harap kamu bisa menikmati fasilitas mewah itu, sudah kita malam ini kita menginap di Rumah ini,"

"Jika itu keputusmu Aku tidak akan keberatan,"

Henry yang mendengar nada tenang itu segera berkata lagi,

"Jangan harap kamu bisa ber santai-santai lama, setelah malam ini, kita akan pindah ke Apartemenku! Dan tunggu saja hal-hal apa yang akan kamu terima di sana!"

Itu adalah sebuah acaman, Henry berharap wanita dihadapannya itu, setidaknya akan merasa takut.

Namun jelas, Henry tidak melihat perubahan ekspresi sedikitpun di wajah datar itu.

"Apapun yang Tuan Muda inginkan."

Henry yang kesal itu segera berdiri dan pergi dari ruang makan itu, menuju ke arah Kamar tidurnya yang sudah lama tidak ditempati itu.

Itu bener, sejak Henry berumur dua puluh lima, dirinya memutuskan untuk pindah dari rumah keluarga besar ini ke sebuah Apartemen yang letaknya cukup dekat ke kantor.

Jadi, Kamarnya di Rumah ini jarang digunakan, hanya sekali setiap beberapa minggu, dirinya menyalakan waktu untuk menginap di rumah ini untuk menemani Kakeknya.

Awalnya, Kakeknya tidak menyukai tentang dirinya yang tinggal di Apartemen sendiri, namun dirinya sebagai Pria Dewasa berumur dua puluh lima saat itu, jelas saja ingin menikmati kebebasan dan mandiri, dan akhirnya setelah perdebatan panjang dirinya bisa pindah ke Apartemen.

Dan sekarang, ketika Henry memasuki kamarnya, karena sudah cukup lama dirinya tidak menginap di sini, merasakan sedikit perasaan rindu.

Kamar itu, walaupun tidak ditinggali namun jelas selalu dibersihkan oleh Para Pelayan dengan baik, jadi tidak ada debu sedikitpun di sana.

Masih ada banyak barang-barang Henry yang berada di kamar itu.

Anya yang memasuki kamar itu, merasa sedikit kaget, melihat seberapa biasa kamar itu terlihat, tidak ada dekorasi atau hal-hal mewah yang ada di kamar itu, seolah tidak menunjukan kepribadian angkuh dan sombong pemiliknya.

Anya kira, kamar Henry akan menjadi kamar dengan dekorasi mewah, seperti berbagai pajangan guci malah, atau lukisan mahal atau koleksi semacam itu, namun ternyata tidak ada hal-hal semacam itu.

Kamar itu cukup luas, ada almari yang sangat panjang disana, sepertinya menyimpan barang-barang dari pemiliknya.

Rak sepatu juga tertata dengan rapi, dikamar itu ada juga sebuah rak buku, yang sepertinya berisi berbagai macam buku soal ilmu pengetahuan.

Hal ini membuat Anya cukup heran, karena tidak pernah mengira jika Tuan Muda sombong itu ternyata suka juga membaca buku semacam itu, dirinya kira Tuan Muda ini, hanya suka berpesta dan bermain-main dengan wanita.

Ini adalah sebuah pengetahuan baru untuk Anya.

Ada sebuah meja belajar disana, yang berisi beberapa buku juga diatasnya, sepertinya itu tempat Tuan Muda itu belajar ketika dia masih sekolah, ternyata dia cukup rajin juga.

Di meja itu juga ada beberapa foto ketika Henry masih muda, ada juga foto dimeja samping tempat tidur dimana foto Henry saat masih kecil, Anya melihat foto itu, merasa foto itu cukup lucu dan menggemaskan, ternyata Tuan Muda galak ini ketika masih kecil begitu manis!

Herny melihat bagaimana Anya melihat sekeliling ke arah kamarnya seolah sedang memindai dan mengamati semua itu.

Jelas, Henry merasa tidak suka dengan hal itu.

Kamarnya adalah daerah pribadinya, disinya biasanya tidak menyukai orang lain memasuki kamarnya seperti ini.

Namun mau bagaimana lagi?

Anya sekarang Istrinya, tidak mungkin juga dirinya melarang wanita itu masuk.

"Apa yang kamu lihat? Kamu sepertinya menikmati sekali melihat-lihat kamar ini?'

Terdengar nada tidak suka dari kata-kata Henry.

Anya jelas menjadi binggung, sekarang apa lagi kesalahannya sampai membuat Tuan Muda itu kesal lagi?

"Hanya ingin tahu saja tentang hal-hal di Kamar Tuan Muda."

"Bagaimana menurutmu?"

Anya cukup heran ketika ditanya seperti itu.

"Ini cukup mengejutkan, ternyata Tuan Muda suka membaca juga,"

"Hpmh, apakah terlihat aneh jika Aku suka membaca?"

"Tidak, tidak sama sekali!"

"Namun aku jelas melihat dari tatapanmu,"

"Maaf jika tidak sopan."

Anya memutuskan untuk berhenti melihat-lihat, dan segera duduk di tempat tidur karena merasa lelah.

Henry juga memutuskan untuk mengambil baju tidur di almarinya, sangat gerah memakai jas semacam ini.

Anya sendiri juga merasa cukup gerah sekarang karena memakai baju yang cukup tertutup, ingin berganti pakaian dengan yang sedikit terbuka, yang nyaman untuk tidur.

Namun barang-barangnya ada di hotel.

Henry jelas tidak bilang padanya kalau mau menginap disini.

"Tuan Muda, apakah Tuan Muda memiliki Kaos pendek atau sesuatu?"

Henry yang sedang memilih-milih baju tidur itu segera kembali menatap ke arah Anya.

"Ada apa memangnya?"

"Kalau di ijinkan, bolehkah saya pinjam satu? Setidaknya untuk tidur malam ini, sangat tidak nyaman memakai gaun seperti ini saat tidur,"

Henry lalu menatap ke arah Anya dari atas sampai bawah, ya saat ini Anya memakai gaun panjang dengan lengan panjang, terlihat memang sangat tidak nyaman untuk tidur.

Dirinya sebenarnya tidak menyukai meminjamkan barang-barangnya pula, namun Henry tiba-tiba mulai memikiran ketika Anya memakai salah satu kaos miliknya, apakah itu akan terlihat lucu?

Henry segera melihat lagi ke arah lemarinya, dan mengambil salah satu kaos pendek dan celana pendeknya disana, melemparkannya pada Anya.

"Pakai itu hati-hati jangan sampai rusak,"

Anya mengabil kaos itu, tanpa terlalu banyak berpikir.

Berikutnya, Anya segera berganti baju di kamar mandi, sedangkan Henry tidak perlu repot-repot ke kamar mandi, dia langsung ganti baju di kamar.

Tidak lama sampai Anya keluar dari kamar mandi, setelah mengenakan salah satu kaos lengan pendek milik Henry yang tentu saja sedikit kebesaran, dan juga Anya hanya memakai celana pendek yang hanya menutupi sebagian pahanya.

Dari sana, Henry melihat itu dengan pasangan terkesima.

Astaga, terutama setelah melihat Anya memakai kaosnya itu, juga ada tanda merah-merah di tangan Anya dan pahanya, yang sekarang menjadi terlihat setelah memakai pakaian terbuka.

Tanda yang dirinya buat di malam sebelumnya, dan sekarang melihat pemandangan mengoda itu, dimana Anya terlihat sangat seksi dan menggoda membuat Henry terangsang.

Apakah wanita ini memang sengaja ingin mengodanya dari awal?

Terpopuler

Comments

ossy Novica

ossy Novica

keluarga orang kaya memang penuh dengan intrik , berebut harta dan saling menikung . Anya mungkin pusing menghadapi tingkah Henry .

2023-01-11

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Pengantin Pengganti (Revisi)
2 Episode 2: Kemarahan Tuan Muda
3 Episode 3: Jadilah Mainanku
4 Episode 4: Wanita Membosankan
5 Episode 5: Pria Tidak Tahu Malu
6 Episode 6: Pesona Mematikan
7 Episode 7: Manfaat Yang Sepadan
8 Episode 8: Keputusan Anya
9 Episode 9: Berpura-pura
10 Episode 10: Sebuah Janji
11 Episode 11: Keluarga Achilles
12 Episode 12: Cukup Mengejutkan
13 Episode 13: Candu
14 Episode 14: Tidak Terduga
15 Episode 15: Tanda Cinta
16 Episode 16: Jangan berharap!
17 Episode 17: Kekhawatiran
18 Episode 18: Pertemuan
19 Episode 19: Kejutan
20 Episode 20: Teman Lama
21 Episode 21: Cemburu? Tidak Mungkin!
22 Episode 22: Batas Kesabaran
23 Episode 23: Perasaan Aneh
24 Episode 24: Hanya Boleh Denganku
25 Episode 25: Kepikiran
26 Episode 26: Perasaan Hangat
27 Episode 27: Kabar Bahagia
28 Episode 28: Tidak Setuju
29 Episode 29: Kekesalan
30 Episode 30: Permintaan Kakek
31 Episode 31: Seorang Anak?
32 Episode 32: Bertaruh
33 Episode 33: Tidak Apa-apa
34 Episode 34: Rencana Masing-masing
35 Episode 35: Sebuah Niat
36 Episode 36: Rencana Sherly
37 Episode 37: Mulai Terbiasa
38 Episode 38: Rahasiakan saja?
39 Episode 39: Gawat!
40 Episode 40: Tidak Tahu
41 Episode 41: Serius?
42 Episode 42: Huh? Tidak Mungkin
43 Episode 43: Harus Bagaimana?
44 Episode 44: Tidak Marah
45 Episode 45: Perhatian
46 Episode 46: Bagaimana Bisa?
47 Episode 47: Ingin Mengujiku?
48 Episode 48: Kebimbangan
49 Episode 49: Marah
50 Episode 50: Apakah kamu menyukaiku?
51 Episode 51: Tersadar
52 Episode 52: Mengejar Cinta
53 Episode 53: Perayaan
54 Episode 54: Keributan
55 Episode 55: Menjadi Rumit
56 Episode 56: Kelicikan
57 Episode 57: Apakah dia membenciku?
58 Episode 58: Jika itu yang kamu inginkan
59 Episode 59: Yang tidak di ketahui
60 Episode 60: Tanpa Aku
61 Episode 61: Kelicikan
62 Episode 62: Sebuah Nasehat
63 Episode 63: Menunggu
64 Episode 64: Mulai Dari Awal
65 Promosi New Novel
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Episode 1: Pengantin Pengganti (Revisi)
2
Episode 2: Kemarahan Tuan Muda
3
Episode 3: Jadilah Mainanku
4
Episode 4: Wanita Membosankan
5
Episode 5: Pria Tidak Tahu Malu
6
Episode 6: Pesona Mematikan
7
Episode 7: Manfaat Yang Sepadan
8
Episode 8: Keputusan Anya
9
Episode 9: Berpura-pura
10
Episode 10: Sebuah Janji
11
Episode 11: Keluarga Achilles
12
Episode 12: Cukup Mengejutkan
13
Episode 13: Candu
14
Episode 14: Tidak Terduga
15
Episode 15: Tanda Cinta
16
Episode 16: Jangan berharap!
17
Episode 17: Kekhawatiran
18
Episode 18: Pertemuan
19
Episode 19: Kejutan
20
Episode 20: Teman Lama
21
Episode 21: Cemburu? Tidak Mungkin!
22
Episode 22: Batas Kesabaran
23
Episode 23: Perasaan Aneh
24
Episode 24: Hanya Boleh Denganku
25
Episode 25: Kepikiran
26
Episode 26: Perasaan Hangat
27
Episode 27: Kabar Bahagia
28
Episode 28: Tidak Setuju
29
Episode 29: Kekesalan
30
Episode 30: Permintaan Kakek
31
Episode 31: Seorang Anak?
32
Episode 32: Bertaruh
33
Episode 33: Tidak Apa-apa
34
Episode 34: Rencana Masing-masing
35
Episode 35: Sebuah Niat
36
Episode 36: Rencana Sherly
37
Episode 37: Mulai Terbiasa
38
Episode 38: Rahasiakan saja?
39
Episode 39: Gawat!
40
Episode 40: Tidak Tahu
41
Episode 41: Serius?
42
Episode 42: Huh? Tidak Mungkin
43
Episode 43: Harus Bagaimana?
44
Episode 44: Tidak Marah
45
Episode 45: Perhatian
46
Episode 46: Bagaimana Bisa?
47
Episode 47: Ingin Mengujiku?
48
Episode 48: Kebimbangan
49
Episode 49: Marah
50
Episode 50: Apakah kamu menyukaiku?
51
Episode 51: Tersadar
52
Episode 52: Mengejar Cinta
53
Episode 53: Perayaan
54
Episode 54: Keributan
55
Episode 55: Menjadi Rumit
56
Episode 56: Kelicikan
57
Episode 57: Apakah dia membenciku?
58
Episode 58: Jika itu yang kamu inginkan
59
Episode 59: Yang tidak di ketahui
60
Episode 60: Tanpa Aku
61
Episode 61: Kelicikan
62
Episode 62: Sebuah Nasehat
63
Episode 63: Menunggu
64
Episode 64: Mulai Dari Awal
65
Promosi New Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!