Anya juga melihat kearah Henry dari tadi menatap ke arahnya, melihat tatapan itu dirinya tiba-tiba merasa sedikit ngeri, serasa ada hawa dingin, dan dirinya memiliki suatu firasat buruk.
Henry lalu segera berkata,
"Kamu, kesini duduklah di pangkuanku,"
Mendengar perintah yang tiba-tiba itu, Anya masih diam.
Henry melihat wanita itu malah diam jelas segera menunjukkan ekspresi cemberut lalu segera berkata lagi dengan nada kesal,
"Apakah kamu tidak dengar perintahku?"
Anya yang mendengar itu mencoba untuk mengelak.
"Tapi..."
"Apa? Tapi Apa? Kamu sendiri yang bilang padaku bahwa kamu akan menuruti semua perintahku, termasuk melayaniku di tempat tidur kapanpun dan di manapun aku menginginkannya,"
Mendengar itu, Anya merasa dugaannya ternyata benar jika pria yang ada di hadapannya ini akan meminta hal-hal semacam itu.
"Tapi, bukankah baru tadi pagi? Emm, bahkan malam sebelumnya,"
Anya jelas merasa Pria yang ada di hadapannya itu sangat tidak masuk akal.
Setelah hal-hal yang mereka berdua lakukan dari kemarin malam bahkan tadi pagi, apakah tidak membuat Tuan Muda ini lelah?
Padahal dirinya masih cukup lelah, baru saja menikmati santai sebentar tadi di hotel.
"Aku selalu memiliki stamina yang baik, tentu saja hanya melakukan hal-hal tambahan malam ini tidak akan membuatku lelah, kamu harus siap sewaktu-waktu,"
Anya yang mendapat perintah itu akhirnya berjalan pelan ke arah Henry.
Dirinya memang tidak memiliki banyak pilihan selain menuruti kata-katanya.
Padahal, dirinya sungguh adalah dan ingin sekali tidur.
Henry menahan bagaimana Anya menjadi menurut dan segera duduk dipangkuannya.
Ketika melihat wanita itu, ada di pangkuan nya, Henry merasa dirinya penuhi dengan rasa keinginan, untuk segera melahap wanita yang ada di pangkuan nya itu.
Sikapnya yang terlalu terang-terangan itu dan tanpa bergeming sedikitpun, membangkitkan sebuah keinginan dalam dirinya.
Bibir merah muda yang terlihat sedikit pucat itu entah kenapa begitu mempesona.
Tidak tahan untuk dirinya cium.
Herny segera memberikan ciuman pada Anya, Anya mulai membalas ciuman itu sebagai tanda persetujuan.
Keduanya berciuman cukup lama, hal ini jelas membuat Henry tenggelam dalam ciuman itu.
Hal ini terasa sangat manis dan menyenangkan, masih sama seperti kemarin malam.
Setelah melepaskan ciumannya, Henry menatap ketubuh Anya, di mana disana ada beberapa tanda kepemilikan darinya, melihat semua tanda itu entah kenapa membuat dirinya merasa cukup puas.
Ya, wanita ini miliknya.
Kemarin malam, benar-benar terasa sangat menyenangkan.
Dirinya tidak pernah menjadi sepuas itu sebelumnya.
Anya benar-benar bisa menemaninya, berkali-kali, sampai dirinya kewalahan.
Biasanya, pasangannya, hanya akan bertahan sebentar, dan akan memulai mengeluh lelah.
Namun, Anya berbeda, tak pernah mengeluh sedikitpun.
Cara wanita itu, mencoba untuk menahan ekspresinya ketika mereka melakukannya, terlihat sangat lucu.
Wajah dingin itu, ketika menunjukan ekspresi kesenangan benar-benar sangat menggemaskan.
Anya juga memiliki tubuh yang cukup bagus dan cukup ideal, dirinya cukup puas untuk melihat seluruh pemandangan indah itu.
Dan lagi, sekarang Anya memakai baju miliknya, hal itu jelas menambah daya tarik dari wanita itu.
Semakin Henry memikirkannya dirinya makin tidak tahan untuk segera melahap wanita yang ada dihadapannya itu.
Hah, Henry yakin dirinya menjadi seperti ini karena sudah lama tidak berhubungan dengan wanita.
Ini adalah perilaku dari Pria Normal!!
Pria mana yang tidak akan tergoda ketika disuguhi dengan pemandangan seseksi itu?
"Jangan lupa untuk meminum obat mu," kata Henry kemudian.
Yah, setidaknya Henry merasa dirinya masih cukup waras untuk mengatakan dan mengingat hal ini.
Anya segera menunjukkan ekspresi kesal.
"Aku tidak membawanya,"
"Sial. Lain kali kamu harus selalu membawa barang itu,"
Anya benar-benar merasa jika pria yang ada di hadapannya ini semakin dekat masuk akal.
Siapa yang berpikir jika mereka akan melakukannya lagi!!
"Sudahlah lupakan saja,"
"Tidak jadi?" Kata Anya yang saat ini menunjukan ekspresi lega.
Herny last menunjukkan ekspresi tidak senang ketika melihat wajah itu.
"Tidak jadi apa? Tentu saja harus jadi,"
Anya mencoba untuk membuat alasan.
"Jika Aku hamil bagaimana?"
Henry tidak menjawab hanya segera mengambil dompetnya, dan mengeluarkan barang tertentu.
Sesuatu yang ada tulisan 'Extra tipis' Ukuran XL.
"Tidak apa-apa aku memiliki ini jadi semuanya aman terkendali,"
Anya hanya menatap kaget ketika melihat barang semacam itu.
Astaga, Pria di depannya ini, Dia bahkan memiliki barang semacam itu di dompetnya?
Henry yang merasa tidak tahan itu segera mendorong Anya kearah tempat tidur, lalu menatap wanita yang ada di bawahnya itu, yang sepertinya sudah menyerah untuk menolak.
Seolah pasrah dengan keadaan.
Ekpersi pasrah itu, entah kenapa terlihat sedikit manis.
Sial, Henry benar-benar tidak mengerti tentang dirinya, dirinya bukan pencandu hal semacam itu, yang harus melakukannya terlalu sering atau sesuatu.
Hanya saja, ada bagian tertentu dari wanita yang ada di bawahnya ini yang bisa membuatnya merasa ingin melakukan lebih.
Dirinya ingin melihat perubahan ekpersi dari wajah dingin itu, menjadi memerah penuh kenikmatan yang dirinya berikan.
Sebuah ekpersi, yang mungkin angkat sangat jarang dirinya lihat ketika wanita ini dalam keadaannya yang biasa, yang sangat suka memasang ekspresi dingin.
Baiklah, tidak perlu terlalu banyak berpikir, nikmati saja malam ini.
Tentu saja, malam itu jadi salah satu malam yang sangat panas dan mengairahkan untuk mereka berdua.
Sayang sekali, begitu mereka selesai...
"Kamu tidur di lantai ada karpet di lemariku, ambil saja jika kamu butuh,"
Kata-kata dingin yang sama seperti sebelumnya.
Anya hanya bisa menatap kesal kearah Tuan Muda itu!
Sepertinya Tuan Muda itu memang benar-benar berniat untuk menyiksanya!
Apakah dia masih dendam soal dirinya yang mengagalkan rencananya untuk menikahi adiknya?
Sungguh, Tuan Muda pendendam.
Anya mulai menatap kearah jam yang sekarang sudah menunjukkan pukul satu malam.
Hah...
Kurang Ajar, berapa lama waktu berlalu?
Pantas saja, dirinya terasa ingin pingsan dan sangat sulit untuk bergerak karena terlalu kelelahan.
Anya mulai memikirkan soal hal ini.
Astaga, apakah kedepannya dirinya harus melakukan ini terus?
Astaga, berapa lama dirinya akan tahan dengan perilaku semaunya itu?
Hah...
Semakin Anya memikirkannya, dirinya merasa semakin lelah jadi Anya segera mengambil karpet dan selimut di lemari, lalu segera tidur lelap.
Sedangkan Henry, diam-diam menatap Anya yang ada di karpet.
"Hpmh, Jangan karena kita menghabiskan malam bersama, kamu menjadi besar kepala dan ingin bisa tidur ditempat tidur yang sama denganku, tempatmu itu di lantai, itu layak untukmu," katanya dengan nada sombong.
Anya yang baru saja memakai selimutnya itu memutuskan untuk pura-pura tidak mendengar kata-kata konyol itu.
Kalau dipikir, siapa juga yang mau satu tempat tidur dengan Tuan Muda itu?
Hah, memang lebih baik tidur di lantai.
Siapa yang tahu, jika dirinya tidur di tempat tidur sama, hal apa yang akan Tuan Muda itu lakukan?
Bisa-bisa malah minta ronde tambahan!
Tidak, lebih baik berhenti memikirkannya dan tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Alya
kasian anya yg menjadi korban
2023-01-12
1
ossy Novica
karna kurang kasih sayang Henry selalu bersikap dingin dan keras , semoga aja Anya hamil dan pengaman yg di pakai Henry bocor .
2023-01-12
1