Saat itu, jam sudah menunjukkan pukul delapan malam ketika Anya memasuki kamar mandi di perintahkan oleh Henry.
Memang, Pesta Pernikahan itu langsung cukup lama dari siang sampai malam, itu sebenarnya udah sangat melelahkan untuk menyapa para tamu dari siang.
Anya yang saat ini berendam dengan air hangat hanya bisa merasakan otot-otot kakinya yang sedikit nyari karena terlalu banyak berdiri.
Dan bisa-bisanya, Henry itu meminta hal yang aneh-aneh malam ini.
Apakah orang itu tidak lelah?
Hah, Anya sebenarnya merasa sedikit gugup soal malam ini.
Bagaimanapun juga, ini akan menjadi malam pertama kalinya untuknya.
Dirinya jelas sekali tidak memiliki pengalaman soal hal-hal semacam ini.
Lupakan soal hal-hal semacam ini, dirinya saja tidak memiliki pengalaman seperti berkencan.
Jadi mustahil memiliki pengalaman dalam hal semacam ini.
Hah.
Anya hanya segera mencoba menengelamkan sebagian kepalanya, untuk mencoba menenangkan dirinya.
Namun tetap saja dirinya masih merasa cemas.
"Hey! Sialan! Kenapa kamu begitu lama di kamar mandi menurutmu aku ini memiliki kesabaran?"
Ada suara teriakan dan gedoran dari arah pintu, ada nada kemarahan dan tidak sabar dari sana.
Anya yang mendengar itu, jelas segera mempercepat mandinya, karena jelas dirinya tidak ingin Pria itu menerobos ke kamar mandi, dan melakukan hal-hal yang tidak perlu di kamar mandi.
"Maaf Tuan Muda, ini saya akan segera keluar, sudah selesai,"
"Sialan, kamu keluar dan kenapa pintu kamar mandi pakai dikunci segala?"
Jelas alasan Anya mengunci pintu kamar mandi, karena tidak ingin orang seperti Henry masuk!!
Itulah yang Anya pikirkan, bangun jelas dirinya tidak memiliki keberanian untuk mengatakannya.
"Ini kebiasaan, maaf Tuan Muda,"
Sekarang terdengar suara pintu baru saja ditendang.
"Cepatlah kalau begitu, kamu jangan membuang waktuku,"
Tepat setelah mengatakan itu, terdengar langkah kaki yang terlihat menjauh dari arah kamar mandi.
Anya merasa sedikit lega karena setidaknya pria itu tidak mencoba untuk mendobrak kamar mandi.
Namun jelas, Anya tidak bisa benar-benar lega karena adegan berikutnya mungkin akan menjadi salah satu dari sekian mimpi buruk yang dirinya memiliki.
Anya degan cepat memakai bajunya, dan segera keluar dari kamar mandi.
Yang Anya lihat ketika keluar dari kamar mandi, adalah Henry yang sudah duduk di tempat tidur, mengenakan handuk hanya pada bagian bawahnya saja.
Hampir menunjukkan semua bagian tubuhnya.
Henry menatap kearah Anya, yang sudah keluar dari kamar mandi itu, rambutnya sedikit basah, dan air perlahan masih menetes dari arah lehernya, menuju bagian yang tidak terlihat di balik baju.
Henry menatap itu, merasa sedikit terpana dengan pemandangan itu.
Ternyata, Anya ini memiliki tubuh yang bagus juga terlihat sangat cantik seperti ini.
Orang tidak akan pernah mengira jika wanita yang ada di depannya itu berumur 32 tahun.
"Kemarilah, mendekat,"
Anya menuruti perintah itu dan segera mendekat ke arah dia yang ada di tempat tidur.
Jarak antara mereka semakin dekat.
Anya samar-samar bisa mencium aroma harum semerbak dari Pria yang ada di hadapannya itu, mereka berdua harusnya menggunakan sabun dan shampo yang sama, namun kenapa ketika dirinya mencium aroma itu dari pria yang ada di depannya, rasanya menjadi lebih wangi?
Aroma sabun yang harum dipadu dengan aroma alami dari Pria yang ada didepannya membuat jantung Anya tiba-tiba berdebar.
Apalagi, penampilan seksi dari Pria yang di hadapannya itu.
Hanya mengenakan handuk kecil, dan tertutup menghilang diatas tempat tidur.
Rambutnya yang sedikit berantakan, dan masih ada sisa-sisa air di tubuhnya, apalagi dengan wajah tampan itu memberikan pesona yang tidak tertahankan.
Seolah seperti seorang Kaisar yang menunggu untuk dilayani oleh Selir-selirnya, berkuasa dan bisa melakukan apapun yang dia suka, membuat semua wanita bertepuk lutut di hadapannya hanya dengan penampilannya saja.
Wajar, banyak wanita yang mengejar-ngejarnya selama ini bahkan walaupun hanya demi menghabiskan satu malam dengannya.
Anya tidak tahu harus merasa beruntung atau merasa sial.
Ya, dirinya hanyalah wanita biasa, yang mungkin terpesona ketampanannya.
Namun jelas, ada batas dari terpesona, yaitu tidak boleh melibatkan perasaan sedikitpun atau itu hanya akan menyebabkan sakit hati.
Anya lebih memilih hal-hal ini dianggap fungsi biologis dari manusia, yang tentu saja menginginkan melakukan hal-hal semacam itu, kebutuhan untuk tubuh tidak lebih dan tidak kurang.
Henry game menatap kearah wanita yang ada di depannya yang dari tadi menatap ke arahnya.
"Kenapa? Apakah kamu begitu terpesona dengan ku? Kamu harusnya merasa cukup beruntung, Tuan Muda ini ingin menghabiskan malam denganmu,"
Kata-kata itu yang terdengar sedikit nakal.
Anya yang mendengar itu, ingin sekali membantah namun jelas dirinya tidak berani, hanya segera berkata,
"Ya ini adalah keberuntunganku,"
Mendengar kata-kata tanpa penolakan itu, entah kenapa membuat Henry merasa terganggu, wanita didepannya ini masih saja begitu penurut.
"Lalu, pertama ciumlah Aku, buat Aku bergairah lebih dahulu, lagipula aku tidak benar-benar tahu apakah aku bisa bergairah dengan mu, kamu benar-benar memiliki wajah dan tubuh yang sepertinya biasa-biasa saja, tidak ada yang menarik sama sekali,"
Itu adalah kata-kata yang terkesan dingin dan penuh kesombongan.
Anya benar-benar merasa kewalahan dengan kata-kata itu.
Dirinya jelas tidak mengerti bagaimana caranya untuk memulai.
Dengan sisa keberaniannya, Anya segera duduk dipangkuan Henry, lalu mulai meletakan tangannya di leher Henry, dan perlahan-lahan mendekatkan bibirnya pada Pria itu.
Sampai, bibir mereka saling terhubung, namun jelas Anya tidak tahu lagi bagaimana berikutnya.
Henry cukup kaget dengan gerakan surgesif itu, seperti yang dirinya duga dari seseorang yang sudah berpengalaman.
Cara wanita itu, menciumnya namun tidak melakukan gerakan lebih, dan hanya menempelkan bibirnya, sudah bisa menjadi sebuah undangan yang cukup surgesif yang bisa mengodanya.
Henry tidak tahan dengan godaan itu, segera ******* bibir wanita dihadapanya itu.
Keduanya, berciuman cukup lama, sampai keduanya hampir kehabisan napas.
"Tidak buruk," komentar Henry setelah ciuman itu berakhir.
Segera, Henry membalik posisi mereka membiarkan Anya ada di bawahnya, dan berbaring di tempat tidur, kemudian dirinya ada di atas.
Henry bisa melihat wajah wanita didepannya yang sedikit memerah.
Yang entah kenapa terlihat sangat imut.
Henry, yang memang sudah tidak sabar, segera mulai melepaskan ikatan baju handuk yang di pakai Anya.
Malam itu menjadi sebuah malam yang panjang untuk mereka berdua.
Malam yang mungkin menjadi salah satu malam yang tidak terlupakan.
####
Ini adalah pagi yang baru, Henry yang memang memiliki jam biologis untuk bangun di waktu yang tepat, jelas langsung bangun juga ketika jam menunjukan pukul tujuh malam.
Ketika Henry bangun, dirinya tubuhnya cukup lelah, namun juga merasa segar disaat yang sama.
Ini membuat Henry ingat soal kejadian semalam.
Henry segera menatap kearah wanita yang saat ini tidur di karpet yang ada dilantai.
Dirinya memang memiliki kebiasaan untuk tidak menyukai jika tidur bersama seseorang sampai pagi, setelah melakukan hal semacam itu dirinya akan membiarkan wanita yang menemaninya tetap tidur dan dirinya akan pergi kekamar sebelah untuk tidur sendiri.
Kamar ini, hanya memiliki satu tempat tidur jadi tidak ada pilihan selain menyuruh wanita itu tidur disana.
Yah, bahkan walaupun malam mereka sangat menyenangkan semalam.
Henry diam-diam mengingat kejadian semalam.
Di tempat tidur saat ini, ada sedikit noda darah yang sudah kering.
Henry juga mengerti apa artinya.
Ya, dirinya terkejut semalam ketika melakukannya, dan ternyata Anya masih perawan!
Astaga, dirinya kira Anya sudah berpengalaman, ternyata tidak.
Dirinya ingat semalam, dirinya benar-benar menjadi begitu senang ketika tahu hal itu, bahwa dirinya telah menjadi yang pertama dari wanita itu, entah kenapa perasaan ini baru.
Henry diam-diam segera turun dari tempat tidur, lalu segera duduk di karpet menatap Anya yang saat ini masih tertidur pulas, dan tentu saja sudah memakai bajunya, dan memakai selimut.
Jika dilihat sekilas, dari bagian leher Anya, ada beberapa tanda merah di sana.
Henry menatap itu merasa cukup puas entah bagaimana.
Karena wanita ini adalah miliknya, sepenuhnya miliknnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
ossy Novica
semua pikiran buruk Henry tentang Anya tidak terbukti. Ternyata Anya masih ori dan Henrypun merasa puas dan tanpa di sadarinya nanti Henry tidak bisa jauh dari Anya nantinya.
2023-01-06
1